Release Date : 19 August 2011 (USA)
Genre : Action | Adventure | Fantasy
CAST & CREW
Director: Marcus Nispel
Writers: Thomas Dean Donnelly, Joshua Oppenheimer
Stars:
Jason Momoa as Conan
Stephen Lang as Khalar Zym
Rachel Nichols as Tamara
Ron Perlman as Corin (Conan’s Father)
Rose McGowan as Marique
Lee Howard as Young Conan
SNEAK & PREVIEW
Conan The Barbarian adalah sebuah film bertema fantasi dengan sub-genre kepahlwanan serta dibumbui oleh sihir dan pedang.
Pertama kali diciptakan oleh Robert E. Howard di tahun 1932 lewat majalah Weird Tales. Kisah ini kemudian diambil alih oleh Marvel di awal 70'an dan kemudian difilmkan di tahun 1982 dengan bintang di antaranya Arnold Schwarnegger dan Max Von Sydow.
Cerita Conan memang gelap. Zamannya antah berantah, penuh dengan busana minim, dan adegan tarung yang brutal. Sesuai dengan sub-judulnya Barbarian, kaum barbar. Zaman yang diceritakan tidak ada peradaban yang tenang dan tentu saja dipenuhi sihir.
Film tahun 1982nya sendiri yang disutradarai oleh John Millius ( penulis naskah film bagus Apocalypse Now) berhasil mengangkat kekelaman Conan.
Sehingga ketika film ini akan dibuat ulang ( dengan meminjam istilah remake atau reboot), tentunya menarik perhatian.
Seperti apa versi 2011-nya?
Adegan dibuka dengan narasi, seolah menegaskan bahwa Conan The Barbarian adalah sebuah kisah dongeng.
Bercerita tentang sebuah negeri bernama Necromancer,di sebuah zaman yang disebut Zaman Hyborean. Sekelompok penyihir sakti membuat sebuah topeng dan diisi oleh kekuatan jahat.
Syaratnya adalah darah murni milik seorang anak perempuan keturunan raja berkuasa. Dan penyihir jahat pun bisa merajalela dengan kekuatannya di dunia.
Namun, setelah ratusan tahun merajalela sang penyihir berhasil dikalahkan oleh pemimpin suku Barbarian, Corin ( Ron Perlman ) yang kemudian menghancurkan topeng hingga menjadi beberapa pecahan.Layaknya Horcrux di Harry Potter. Dan Corin menyimpan salah satu pecahan untuk dirinya sendiri.
Conan pun bertumbuh menjadi seorang anak yang memiliki naluri petarung dan pembunuh. Dalam suatu kejadian, Conan kecil ( Leo Howard) membuktikan bahwa dia mampu membantai sekelompok suku seperti Indian, saat dirinya mengikuti semacam kompetisi.
Sayangnya kehidupan damai tidak berlangsung lama. Seorang perampok , Khalar Zym ( Stephen Lang ) yang diperkuat oleh putrinya yan penyihir, Marique ( Rose McGowan), kembali menyerang suku Barbarian dalam usaha mereka mengumpulkan pecahan terakhir Topeng Acheron, untuk menguasai dunia.
Conan dewasa ( Jason Momoa ) pun tumbuh sebagai individu yang dipenuhi dendam. Dia mencari terus jati diri pembunuh dan pembantai sukunya. Suatu kebetulan menggiringnya kepada salah satu anak buah Khalar Zym. Dia pun bertemu dengan pencuri ahli kunci, Ella Shan ( Said Taghmaoui),yang diselamatkannya.
Dari pertemuan dengan salah satu anak buah Khalar Zym tersebut, Conan melanjutkan petualangannya hingga bertemu dengan seorang perempuan pemilik darah murni terakhir,Tamara, yang dikejar Khalar Zym.
Menyaksikan Conan The Barbarian versi 2011, tentu akan membuat kita membandingkannya dengan versi 1982 yang dibintangi Arnold Schwarzenegger.
Conan 2011 unggul karena ditopang efek visual dan mencoba menawarkan cerita baru dari awal. Selebihnya? Sama saja.
Adalah suatu resiko ketika mengangkat sebuah proyek daur ulang yang sudah dikenal. Ketika tidak mampu melebihi film aksinya.
Kelemahan Conan The Barbarian versi Marcus Nipel adalah cerita.
Tidak ada hal yang baru dalam ceritanya yang memang klise, tentang balas dendam. Namun, hal yang klise akan berbeda jika ditambahi detail yang baru.
Cerita Conan The Barbarian sangat penuh kebetulan dan kurang bobotnya. Detail masa lalu Conan, memang dijelaskan secara jelas. Namun, detail sang penjahat Khalar Zym seolah dilupakan begitu saja. Memang dijelaskan motif Khalar yang berambisi mengumpulkan pecahan topeng Acheron, tetapi penguatan karakter Khalar terlewatkan begitu saja. Seolah hanya sempalan.
Rangkaian kebetulan banyak terjadi di film ini. Sangat klise layaknya film aslinya dan kita seperti menonton serial televisi berlatar dunia period seperti Xena The Princess Warrior dan Hercules. Bedanya cuma format layar lebar saja.
Tampilan visual Conan The Barbarian didominasi warna coklat tua keemasan, menegaskan bahwa film ini memiliki tone serupa dengan versi aslinya dan film-film zaman periode lain, namun sedikit lebih terang.
Sinematografi besutan Thomas Kloss ( Showtime, 2002) juga tidak terasa istimewa. Memang Kloss bermain dengan perpindahan kamera yang cepat dan juga intens, ketika adegan pertarungan. Darah ditampilkan dengan jelas dalam warna merah yang kental. Tapi, Kloss sekali lagi tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam pengemasan gambarnya.
Efek khusus juga tidak ada sesuatu yang baru. Tim Conan The Barbarian memang menampilkan suatu tampilan megah istana dan suasana perkampungan Barbar yang bagus. Namun, tidak istimewa. Pun dengan efek sihir yang dikeluarkan oleh karakter Marique. Satu-satunya adegan paling menarik di film ini mungkin adalah pertempuran dengan manusia pasir yang diciptakan oleh Marique. Itu pun karena tampilan manusia pasir sangat mencolok, berwarna putih bak dilumuri kapur.
Urusan kostum bisa dikatakan film ini memperhatikan detailnya. Para karakter ditampilkan dalam kostum layaknya kostum-kostum zaman Yunani ataupun Romawi kuno. Tapi, ada beberapa sentuhan etnis Arab ataupun Afrika. Seperti kuku Marique yang mengingatkan akan kuku penari tradisional Thailand dan Palembang. Juga ada sentuhan kain corak Asia dan Afrika dalam kostum film ini. Jangan harap Conan memakai baju utuh. Karena memang Jason Momoa dipilih berkat otot-ototnya yang besar. Dan itu adalah jualan utamanya.
Musik bisa dibilang berhasil di sini. Beberapa musik dengan tempo cepat dan menghentak berhasil mengangkat emosi pertarungan. Untuk urusan drama musik juga dihadirkan sendu dan lirih. Dan sekali musik Conan The Barbarian mendapat sentuhan Arab. Tayler Bates yang pernah menggarap musik untuk Watchmen, Sucker Punch atau 300, tampak menguasai betul genre aksi. Salah satu kekuatan film ini harus diakui berada di musik.
Jangan harapkan akting yang mumpuni di sini. Conan The Barbarian adalah film aksi yang tentu saja menonjolkan pertarungan. Bahkan aktor sekelas Stephen Lang ( Avatar, The Man Who Stare At Goats) juga tidak menampilkan akting brilian.
Jason Momoa sebagai aktor pendatang baru memang mengandalkan pesona fisik dan ketajam mata. Aktingnya sangat biasa. Pun dengan dua aktris wanita Rose McGowan dan Rachel Nichols. Semua dipasang karena punya rupa yang elok dan seksi.
Kredit khusus jutru perlu diberikan kepada pemeran Conan cilik, Leo Howard. Dia pernah tampil di G.I Joe : Rise of The Cobra. Akting Howard berhasil mengejutkan. Dia mampu menampilkan keganasan seorang anak kecil yang terluka. Dia juga menampilkan emosi saat harus menahan ayahnya agar tidak meninggal. Howard kemungkinan akan bisa dilihat di banyak proyek film ke depannya.
Marcus Nispel adalah sutaradara yang sering menggarap proyek remake. Kebanyakan horor seperti The Texas Chainsaw Massacre ( 2003 ) dan Friday The 13th ( 2009).
Itu mungkin sebab kenapa Conan The Barbarian secara gamblang menyajikan darah dan adegan membunuh secara brutal. Serta beberapa adegan penyiksaan.
Tapi, Marcus Nispel lupa akan kekuatan cerita. Marcus memakai jasa Jonathan Eussebio ( 300, Jason Bourne Ultimatum, Pirates of Carribean) sebagai koreografer pertarungan. Dan membuat aksi tarung Conan lumayan menghibur.
Marcus seolah lupa, bahwa saat ini efek aksi dan cerita kebanyakan film aksi sudah mencapai taraf yang tinggi. Sehingga, jika menampilkan cerita ataupun efek yang sudah sering dilihat, akan membuat adrenalin penonton tidak begitu terpacu. Dan hasilnya film akan menjadi terasa sangat biasa.
Inilah yang terjadi di Conan The Barbarian versi 2011.
Marcus juga melakukan kesalahan yang entah kenapa banyak dilakukan sineas saat ini. Adegan akhir yang seharusnya klimaks, justru menjadi sangat datar. Khalar Zym yang dari awal diceritakan memiliki kemampuan dahsyat dan topeng berkekuatan mistis, terlihat terlalu biasa di depan Conan yang superior.
Conan terlihat begitu mumpuni. Inilah yang membuat film ini sedikit membosankan.
Dalam salah satu dialog, Conan digambarkan sebagai karakter dengan the heart of lion, and loyalty of a bloodhound, berhati singa dan memiliki kesetiaan seperti anjing penjaga.
Namun, film Conan The Barbarian 2011 tidak memiliki kepribadian dan karakter yang kuat dalam cerita.
Menonton film ini jangan memasang pengharapan yang tinggi. Cukup nikmati aksi laga dan beberapa adegan nuditas serta seks di sini.
Conan The Barbarian diperuntukkan untuk konsumsi orang dewasa.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !