Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
CAST :
SINOPSIS LENGKAP
SINOPSIS LENGKAP
Eun Sang kebingungan melihat ia berada di tengah-tengah kerumunan. Di sebelah kanan, Tan sedang menatapnya. Sementara di sebelah kiri, Young Do melihatnya sambil tersenyum. Young Do bersiul, bertanya-tanya apakah Eun Sang satu set kotak hadiah.
Tan bertanya apakah Eun Sang datang ke sekolah tanpa mengenakan seragam. Senyum Young Do lenyap saat menyadari Tan dan Eun Sang memang saling mengenal.
Untunglah ada Chan Young yang menyelamatkan Eun Sang dari situasi itu. Ia menarik Eun Sang pergi dari sana. Tentu saja Bo Na jadi kesal. Begitu juga Rachel.
Rachel menghampiri Young Do dan bertanya apakah mereka sudah selesai mengucapkan salam. Ia hendak meghampiri Tan tapi Young Do menariknya dengan kasar.
“Oppa belum selesai berbicara, sister,” ujarnya sambil menatap Tan. “Bagaimana bisa kami mengakhiri salam kami tanpa pelukan dan sedikit air mata?”
Rachel meronta berusaha melepaskan diri.
“Pelukan sedikit berlebihan. Tapi jika kau ingin mengeluarkan air mata, katakan padaku. Aku bisa membuatmu menangis,” kata Tan.
“Lihat! Ini sudah mulai menghibur. Aku akan menjadi sangat bersemangat pergi ke sekolah setiap hari,” balas Young Do.
Tan menarik Rachel dari cengkeraman Young Do. Ia berkata jika Young Do bisa pindah sekolah jika tidak suka.
“Aku tidak bisa pergi, bukan? Karena ibuku (oemoni) Kepala Sekolah di sini,” kata Tan. Wew….aku hampir lupa, di mata semua orang, Tan adalah putera Nyonya Jung.
Tapi Young Do tahu kebenarannya. Ia bertanya begitukah cara Tan membedakan keduanya, “omma” (Nyonya Han) dan “omoeni” (Nyonya Jung)?
Wajah Tan mengeras mendengar kata-kata Young Do. Dengan nada meledek Young Do bertanya apakah ia sudah keterlaluan. Ia berkata itu akibat ia terlalu senang karena sudah sangat lama tak bertemu.
Young Do masuk ke dalam diikuti Myung Soo. Rachel mengajak Tan berbicara. Tan mengikutinya dan kerumunan pun bubar.
Kang Ye Sol bertanya pada Bo Na apakah itu Kim Tan yang ia dengar dalam gosip-gosip. Rumor mengatakan Tan lebih buruk dari Young Do, tapi Tan sangat tampan.
“Karena itulah ia iblis, karena ia mengganggu semua anak itu dengan wajah setampan itu,” sahut Bo Na.
“Bagaimana kau bisa mengenalnya?”
“Dia cinta pertamaku, si brengsek itu.”
Ye Sol terkejut sementara Bo Na terus menerus memandang ke arah Kim Tan pergi.
Rachel berkata ia seharusnya mentraktir Myung Soo karena sudah menyebarkan gosip mengenai kembalinya Tan, jika tidak ia pasti hanya bengong di depan murid-murid tadi karena tidak tahu apa-apa. Padahal ia adalah tunangan Tan.
Ia bertanya apakah Tan terlibat dalam pentransferan Eun Sang ke sekolah mereka. Tan berkata ia tidak bisa dikatakan tidak terlibat karena ibunya (Nyonya Jung) yang menandatangani surat transfer.
“Yang kumaksud adalah apakah kau memiliki pendapat mengenai hal ini.”
“Sejak kapan pendapat kita penting dalam keluarga kita? Aku tidak memiliki pendapat mengenai pertunangan kita. Aku tidak ada hubungannya dengan pentransferan Cha Eun Sang.”
Rachel terkejut sekaligus terluka mendengar perkataan Tan. Artinya Tan bertunangan dengannya hanya menuruti keputusan keluarganya. Saat ia mengajak Tan berbicara mengenai mereka, Tan dengan singkat berkata mereka baru saja membicarakannya.
Chan Young berkata seharusnya Eun Sang menghubunginya agar mereka bisa berangkat sekolah bersama. Eun Sang balik berkata seharusnya Chan Young memberitahunya kalau Kim Tan putera Grup Jeguk.
Chan Young berkata apakah ada bedanya jika ia memberitahu Eun Sang. Apakah Eun Sang akan pindah dari rumah itu setelah mengetahuinya? Eun Sang terdiam.
Chan Young berkata inilah sebabnya ia tidak memberitahu Eun Sang. Dibandingkan dengan semua kesulitan yang ada di hadapan Eun Sang, mengetahui identitas Kim Tan tidak lah penting. Karena itu ia akan memberitahu hal-hal penting yang ada di hadapan Eun Sang saat ini. Eun Sang berpikir Chan Young menakut-nakutinya.
Tapi Chan Young sangat serius. Ia meminta Eun Sang memperhatikan baik-baik. Dalam sekolah ioni ada sistem kelas sosial yang ketat.
“Kelas pertama, pewaris grup bisnis. Singkatnya, putera Chaebol, puteri Chaebol ( contoh: Young Do, Rachel)
Kelas kedua, grup pewaris saham. Mereka tidak akan mewarisi bisnis keluarga tapi mereka sudah menjadi pemegang saham besar (contoh: Lee Bo Na).
Kelas ketiga, grup pewaris kehormatan. Menteri, politikus, hakim mahkamah agung, dan pemilik firma hukum. Anak-anak dari keluarga seperti itu (contoh: Jo Myung Soo dan Lee Hyo Shin).
Dan kelas keempat, grup kesejahteraan sosial. Orang-orang sepertimu dan aku. Orang-orang yang mendapat beasiswa.”
Eun Sang berkata dirinya memang seperti itu, tapi Chan Young kenapa masuk grup keempat juga? Chan Young berkata ia memang anak Sekretaris tapi di sekolah ini ia berkasta sudra, kasta terendah.
“Jika kau yang terendah, bagaimana denganku?” tanya Eun Sang mulai panik. Akankah ia sanggup bertahan?
“Setidaknya ada satu orang di pihakmu,” kata Chan Young. “Anak-anak lain sendirian ketika mereka baru tiba, bahkan aku juga.”
Chan Young mendapat sms, ia berkata Eun Sang dipanggil guru ke kantor. Ia berkata Eun Sang bisa menanyakan apapun padanya kapanpun. Eun Sang berterimakasih.
Guru menyuruh Eun Sang mengisi data siswa. Saat mengisi pekerjaan orangtua, Eun Sang terdiam. Lalu ia menulis: ibu rumah tangga.
“Kudengar ibumu pengurus rumah tangga. Itulah sebabnya uang sekolahmu ditanggung, bukan?” kata Guru.
Seorang siswa berkaca mata kebetulan mendengar hal itu. Ia adalah siswa yg di-bully Young Do dan teman-temannya di episode 1, namanya Joon Young. Merasa malu, Eun Sang berkata ibunya juga ibu rumah tangga.
Guru lalu membawa Eun Sang masuk ke kelas. Ia sekelas dengan Kim Tan dan Young Do. O-ow….
Saat memperkenalkan diri, Eun Sang menggunakan bahasa formal hingga murid lain menertawakannya, kecuali Tan dan Young Do. Eun Sang mengulang perkenalannya dengan bahasa kasual.
“Aku Cha Eun Sang. Aku biasa saja dari segala aspek. Aku menolak segala bentuk perhatian karena aku bisa mengerjakan semuanya sendirian. Menerima bantuan akan menjadi beban bagiku. Senang bertemu kalian semua.”
“Oooooh…” begitulah reaksi para murid mendengar perkenalan yang tidak biasa itu.
Seorang murid bertanya bagaimana Eun Sang bisa masuk ke sekolah ini. Eun Sang tak tahu harus menjawab bagaimana. Joon Young juga rupanya sekelas dengan Eun Sang.
Tan mengangkat tangan dan berkata ia juga murid baru di sini. Guru bertanya apakah ada anak yang tidak mengenal Tan. Tan berkata tetap saja ia harus mengucapkan salam.
Young Do melihat dengan tertarik. Ia tahu Tan sedang membantu Eun Sang.
“Bisakah kau minggir? Sekarang giliranku,” ujar Tan dengan nada dingin pada Eun Sang. Seolah-olah ia tidak kenal Eun Sang.
Eun Sang duduk di belakang Joon Young.
Ye Sol sepertinya menyukai Young Do, tapi ia melihat Young Do terus memperhatikan Eun Sang.
“Aku Kim Tan. Walau aku menyebutkan di mana sekolahku yang lama, kalian tidak akan tahu. Aku belum lama kembali dari Amerika. Aku juga ingin menikmati kehidupan sekolah biasa. Dimohon kerjasamanya,” Tan menatap Young Do.
Nyonya Han mencari ibu Eun Sang. Ia menemukan ibu Eun Sang menmbersihkan bath tub dengan pakaian pelayan dan gaya yang persis seperti Jeon Do Yeon lakukan dalam film Housemaid. Nyonya Han bertanya mengapa ibu Eun Sang mengenakan pakaian seperti itu.
“Untuk memperbaiki mood,” tulis ibu Eun Sang. Bwahahaha XD
“Bagaimana dengan moodku?” ujar Nyonya Han. “Apa kau sedang mencoba menjadi bintang film atau semacamnya?”
Ibu Eun Sang menunduk malu.
“Mengapa dari semua film ia harus memilih film itu,” gerutu Nyonya Han. Housemaid adalah film dewasa yang dibintangi Jeon Deo Yeon tentang seorang pembantu yang berselingkuh dengan majikannya.
Nyonya Han menanyakan di mana blusnya yang hanya ada 2 di Korea ini, satu miliknya dan satu lagi milik Jeon Ji Hyun.
“DRY CLEANING ONLY,” tulis ibu Eun Sang. Hihihi…dua ibu ini kadang lucu, kadang prihatin >,<
Nyonya Han berjalan-jalan ke galeri seni Nyonya Jung. Nyonya Jung memarahinya, beraninya Nyonya Han melewati batas dengan datang ke tempatnya. Nyonya Han berkata ia datang sebagai orang tua yang melihat kepala sekolah anaknya.
“Tan kita….ini hari pertamanya kembali bersekolah, kan? Semua orang pasti senang,” kata Nyonya Han.
“Kau gila, ya? Aku membiarkanmu mendapatkan kamar utama (kamar Tuan Kim). Kau sudah mendapatkan apa yang kauinginkan jadi tutup mulutmu dan diamlah di sana, jangan berkeliaran. Tidakkah kau tahu kita tidak boleh terlihat berdua?”
“Tidak bisakah aku keluar menikmati udara segar? Memangnya aku Rapunzel?”
Nyonya Jung berkata mencari udara segar bisa dilakukan di Sungai Han, bukan di galeri seni. Nyonya Han balas berkata jika ia dekat-dekat air, bagaimana ia tahu jika ada yang mencoba untuk mendorongnya.
Nyonya Jung hendak memukulnya lagi. Nyonya Han langsung mengeluarkan surat dokter dan mengancam untuk menuntut Nyonya Jung jika Nyonya Jung memukulnya lagi. Tapi Nyonya Jung tidak takut. Nyonya Han kesal, jika ia tidak bisa menuntut, ia bisa balas memukul. Nyonya Jung mengusir Nyonya Han dengan suara keras sambil melempar surat dokter Nyonya Han. Sigh…dramatic moms…
Tan mengunjungi Hyo Shin di studio penyiaran sekolah. Tampaknya Tan cukup dekat dengan Hyo Shin karena ia bersikap ramah. Hyo Shin menyambutnya dengan ramah juga, berbeda saat ia bertemu Young Do.
Hyo Shin bertanya apakah Tan hanya berkunjung atau tinggal untuk seterusnya. Tan berkata ia datang untuk tinggal. Ia memuji studio penyiaran yang sangat modern. Hyo Shin berkata itu karena ayah Tan memiliki banyak uang. Ia bertanya apakah Tan tertarik menjadi produser di studio itu.
“Wajahku terlalu tampan untuk menjadi produser,” kata Tan.
Tiba-tiba Bo Na masuk. Ia langsung berbalik begitu melihat Tan. Tan menanyakan kabar Bo Na lalu bertanya di mana Chan Young sekarang.
“Chan Young tidak salah apa-apa!” ujar Bo Na kesal lalu pergi dari sana.
“Kalau begitu apa salahku?” tanya Tan pada Hyo Shin. Pffft….
Bo Na curhat pada Ye Sol, mengira Tan akan bertengkar dengan Chan Young untuk memperebutkan dirinya. Ia berpikir Tan masih memiliki perasaan padanya. Ia sudah melupakan masa lalunya dan sangat membenci Tan, tapi ia tidak bisa memungkiri Tan sangat hot.
Ye Sol berkata ia menganggap Young Do lebih menarik.
Myung Soo menghampiri mereka dan menanyakan pendapat mereka mengenai anak pindahan, Eun Sang. Myung Soo merasa tidak asing dengan wajah Eun Sang.
Saat itulah Eun Sang berjalan melewati lorong. Myung Soo memanggilnya. Ia bertanya apakah Eun Sang masih mengingatnya.
“Jo Myung Soo,” Eun Sang membaca nametag Myung Soo.
“Ooo..kau pintar. Aku juga tahu namamu. Cha Eun Sang, bukan? Kau berada di pihak mana?”
Eun Sang bingung, apa maksudnya? Myung Soo berkata orang-orang yang tidak bersekolah di sekolah ini saat SMP lalu mendadak muncul seperti ini bisa berasal dari dua grup, grup kesejahteraan sosial atau grup OKB (orang kaya baru). Eun Sang yang mana?
Eun Sang melirik Bo Na.
“Kenapa melihatku? Jawab saja sendiri,” kata Bo Na ketus. Hmmm.. Bo Na tahu ngga ya kalau Eun Sang itu anak pembantu rumah tangga? Chan Young sih tahu.
“Kau mengenalnya?” tanya Rachel pada Bo Na.
“Walau aku mengenalnya, apa aku harus memberitahumu?” ujar Bo Na. “Apa kau memberitahuku kalau Kim Tan kembali ke Korea?”
Ye Sol merasa Eun Sang agak aneh. Baru saja pindah ke sekolah ini tapi sudah mengenal Kim Tan, Young Do, juga Bo Na. Chan Young juga menarik lengan Eun Sang dan Rachel membenci Eun Sang begitu melihat Eun Sang. Ia bertanya siapa Eun Sang sebenarnya.
Eun Sang ragu harus menjawab apa.
“Uang baru,” ujar Tan dari belakang mereka.
Myung Soo langsung berpikir Eun Sang termasuk grup OKB. OKB yang terlihat miskin karena belum tahu cara membelanjakan uangnya. Bo Na berkata ia tidak setuju dengan kesimpualn OKB ini, tapi menurutku ia cukup baik dengan tidak mengatakan siapa Eun Sang. Atau ia memang tidak tahu? Setidaknya ia tahu Eun Sang bekerja paruh waktu kan?
Tan mengajak Eun Sang bicara. Tapi Eun Sang malah berjalan ke arah sebaliknya.
Eun Sang berjalan menyusuri jembatan sambil melamun. Young Do melihatnya dan sengaja menjulurkan kakinya hingga Eun Sang tersandung. Ia menangkap tangan Eun Sang.
“Kau tidak apa-apa?” tanyanya sambil tersenyum.
“Kau yang menjulurkan kakimu,” ujar Eun Sang kaget.
“Jika kau tidak membuatmu tersandung, aku tidak akan bisa memegangmu dan mencegahmu terjatuh,” kata Young Do sambil terus memegangi tangan Eun Sang.
Eun Sang menarik tangannya. Ia berkata Young Do anak yang aneh.
“Hanya aneh? Kau tidak merasa aku menakutkan?”
“Kenapa aku harus takut padamu?”
“Karena aku akan membuatmu sering terjatuh.”
Eun Sang terpaku. Young Do menanyakan apa hubungan Eun Sang dengan Kim Tan. Ia ingin Eun Sang menjawabnya dengan betul. Eun Sang berkata jika Young Do penasaran mengenai Kim Tan, tanyakan saja sendiri pada orangnya.
“Ah…aku tidak memperkenalkan diriku. Mulai hari ini, kau milikku. Dengan kata lain, “shuttle” (sasaran bully, yang dilempar ke sana sini untuk melakukan perintah). Jika kau tahu artinya, jawab aku. Bagaimana kau mengenal Tan?” kesabaran Young Do mulai habis.
“Mengapa kau peduli ia mengenalku atau tidak?” ujar Tan menghampiri mereka. “Tanyakan langsung padaku.”
Lalu Tan bertanya pada Eun Sang mengapa Eun Sang terus pergi di saat ia mengajaknya bicara. Lalu ia menyuruh Eun Sang pergi. Eun Sang berjalan pergi. Young Do berkata ia hanya mencoba berteman dengan anak baru tapi Tan ikut campur.
“Kau lebih cocok tidak memiliki teman,” ujar Tan. “Jika kau akan menyingkirkan mereka dengan cepat, untuk apa repot-repot berteman?”
Tan akhirnya bisa berbicara dengan Eun Sang. Ia bertanya apakah Eun Sang akan terus menghindarinya.
“Bagaimana bisa aku terus menghindarimu? Bahkan ketika aku pulang, kau ada di sana,” kata Eun Sang sedih.
Tan berkata ia tidak sengaja menyembunyikan identitas dirinya pada Eun Sang. Eun Sang berkata senagja atau tidak, Tan sudah mengetahui keadaannya yang berada pada titik terendah.
“Apa kau menangis?” tanya Tan.
“Aku minta bantuanmu. Bisakah kau berpura-pura tidak mengenalku? Aku benar-benar ingin lulus dari sekolah ini. Aku membutuhkan ijasah dari sekolah ini. Tapi sejak hari pertamaku aku sudah memulai dengan buruk. Mengapa kau membuat semua orang mengira aku OKB?”
Tan bertanya apakah Eun Sang tidak suka menjadi OKB. Haruskah ia menjadikan Eun Sang seorang chaebol (orang yang sangat kata, konglomerat).
“Jangan bercanda.”
“Apa kaupikir aku menganggap remeh hal ini? Aku menolongmu mendapat kehidupan sekolah yang biasa dan normal.”
Eun Sang bertanya bagaimana jika orang mengetahui kebenarannya.
“Tinggallah di sisiku. Jika kau ada di sisiku, kau tidak memiliki alasan untuk khawatir. Juga hindarilah bertemu dengan Choi Young Do.”
“Tidak, alasan Choi Young Do berbicara denganku dan mengapa semua gadis menatapku …..adalah karena kau. Bahkan saat ini semua orang melihatku karena kau. Orang yang harus kuhindari bukan Choi Young Do., tapi kau.”
Eun Sang pergi meninggalkan Tan. Tan menelepon seseorang dan mengajaknya bertemu seusai sekolah. Chan Young.
Mereka bertemu di tempat persembunyian Myung Soo , yang seharusnya menjadi ruang persiapan kuliah. Tan bertanya apa yang sedang Chan Young lakukan. Chan Young sedang memperbaiki komputer Myung Soo. Ia bertanya apa yang hendak Tan bicarakan.
“Kau tahu Cha Eun Sang tinggal di rumahku, kan?”
“Eun Sang juga tahu ia tinggal di rumahmu.”
Tan meminta Chan Young merahasiakan siapa Eun Sang sebenarnya, dan apa hubungan Eun Sang dengan keluarganya. Chan Young tersinggung, ia sudah berteman dengan Eun Sang selama 10 tahun, tanpa Tan memintanya pun ia akan melakukannya.
“Teman berpotensi menjadi musuh. Karena kalian berdua terlalu saling mengenal. Setidaknya, itulah yang kualami,” kata Tan.
“Chan Young-ah!” Bo Na masuk mencari pacarnya. Ketika melihat Tan, ia langsung berbalik keluar sambil pura-pura menelepon. Chan Young tersenyum geli.
“Sepertinya Lee Bo Na masih memiliki perasaan padaku.”.
“Untuk apa seseorang menghindari mobil pup karena menyesal?” ujar Chan Young. Maksudnya, untuk apa Bo Na menghindari Tan (mobil pup).
“Apa?! Mobil pup?!”
Eun Sang kembali ke kamarnya di rumah keluarga Kim. Ibunya menanyakan keadaan di sekolah, apakah para murid bersikap baik pada Eun Sang? Eun Sang tidak mau menjawab hingga ibunya penasaran.
“Ibu, mari kita pindah dari rumah ini. Tidak bisakah Ibu mendapat pinjaman atau meminjamnya dari seseorang?”
“Pergi ke mana? Jangan bicara macam-macam dan bersekolahlah dengan baik,” ibu Eun Sang memberi isyarat.
“Siapa peduli mengenai sekolah? Daripada bersembunyi di sini seperti penjahat, mari kita pergi! Aku bisa mengambil tambahan dua pekerjaan paruh waktu. Jika aku melakukannya, aku bisa membayar uang sewa.”
Ibunya melarang Eun Sang berpikir seperti itu. Ia sudah mencoba berbagai pekerjaan tapi ia selalu dipecat tidak lebih dari 3 bulan karena ia bisu. Tidak ada tempat lain yang mau menerimanya bekerja.
“Apakah ini salahku karena Ibu tidak bisa bicara?”
“Kalau begitu apa ini salah Ibu?” tanya ibu Eun Sang dengan bahasa isyarat.
Sambil menangis Eun Sang berkata ini tidak adil. Mengapa hidup mereka seperti ini tanpa ada jalan keluarnya? Ia sudah tak tahan lagi. Ibu Eun Sang hanya termangu sedih.
Tan mondar-mandir di gudang wine, berpikir untuk menelepon Eun Sang. Saat ia mendengar ada yang datang, ia buru-buru bersembunyi. Eun Sang masuk, masih dengan sisa isak tangisnya.
Ia duduk lalu menyalakan netbooknya, tanpa menyadari Tan duduk di balik rak di belakangnya. Eun Sang mencari “seragam sekolah Jeguk bekas” di internet. Namun perasaan marah dan putus asa kembali timbul hingga ia akhirnya duduk merenung sambil mendengarkan alunan lagu dari netbooknya. Demikian juga Tan di belakangnya.
Akhirnya Tan mengirim sms pada Eun Sang dan bertanya apakah ia bisa menemuinya sebentar.
“Kau di mana?” Eun Sang membalas sms Tan.
“Di sini.” Tan tiba-tiba muncul hingga Eun Sang berteriak kaget.
Eun Sang bertanya mengapa Tan bersembunyi. Tan membalas Eun Sang yang buta, apakah Eun Sang tidak melihat ada yang bersinar di sana (tempat ia tadi duduk)?
“Sejak kapan kau di sana? Apa kau pernah pura-pura tidak ada di sana sebelumnya?”
“Kenapa tanya? Tentu saja.”
“Kapan?”
“Kenapa? Apa kau melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan di sini?” Tan meraih tangan Eun Sang dan mendekatkannya ke mulutnya….eh salah, hidungnya.
“Bukan merokok,” ujar Tan setelah membaui tangan Eun Sang. “Apa kau membicarakanku di belakangku?”
Eun Sang cepat-cepat menarik tangannya. Tan mengajak Eun Sang makan siang bersama di sekolah besok.
“Apa kau tidak mendengar apa yang tadi kukatakan? Aku yakin aku tidak akan mendapat masalah jika saja kau bekerjasama.”
Tan menyuruh Eun Sang kembali ke sekolah lama. Pilihan lain adalah, Eun Sang berpura-pura menjadi OKB dan bersembunyi di bawah bayangan Tan sampai lulus.
“Walau kau tidak menyukai dua pilihan itu….makan sianglah bersamaku besok,” kata Tan.
Saat makan siang keesokan harinya di sekolah (yang seperti makanan buffet di hotel berbintang), Eun Sang memilih duduk sendirian di sebuah meja kosong.
Joon Young menghampirinya dan menyuruhnya minggir karena ini tempatnya. Eun Sang mencopot earphonenya dan berkata mana ada “tempatku” atau “tempatmu” di kantin. Joon Young berkata ia tahu Eun Sang tidak mendengarkan musik.
“Atas dasar apa?” tanya Eun Sang ketus.
“Rendahkan suaramu,” kata Joon Young sambil melihat sekeliling. “Sepertinya anak-anak di sini mengenalmu berbeda dengan siapa kau sebenarnya, tapi aku mendengarnya di kantor guru. Bahkan pekerjaan ibumu. Aku mengatakannya untuk kebaikanmu, jangan pernah mengatakan siapa kau sebenarnya.”
Joon Young menasihati agar Eun Sang jangan pernah merelakan diri untuk dipukul pertama kali. Hati nurani? Tidak ada yang peduli pada hati nurani di tempat ini. Satu-satunya yang membuat mereka tertarik adalah penderitaan yang akan dialami Eun Sang. Ia menyemangati Eun Sang untuk bertahan, walau ia sendiri tidak bisa bertahan dengan baik.
Joon Young berkata ia akan pindah sekolah. Tiba-tiba ia mendorong Eun Sang berdiri dan pergi. Ia berkata itu tempatnya. Eun Sang masih berdiri kebingungan.
Young Do dan teman-temannya duduk di meja itu. Joon Young makan cepat-cepat dengan wajah takut. Kedua teman Young Do memegangi Joon Young. Eun Sang memperhatikan mereka.
“Anak baru, kau mau bergabung?” tanya salah seorang dari mereka.
“Aku setuju,” kata Young Do.
Eun Sang berjalan pergi. Tapi ia bisa mendengar kedua murid teman Young Do membully Joon Young. Melempari Joon Young dengan kacang polong dan kentang.
“Hei, apa yang kau….” Eun Sang hendak menegur mereka.
“Sudah kubilang kau makan siang denganku,” Tan menarik Eun Sang pergi. Eun Sang protes tapi Tan menggiringnya pergi. Hal ini tidak lepas dari pengamatan Young Do.
Tan berkata apa Eun Sang ingin berada di tempat Joon Young.
“Jika kau ingin bersekolah dengan tenang, makanlah.”
“Itukah sebabnya kau ingin aku makan siang denganmu?” tanya Eun Sang, masih shock.
Tan berkata karena itu alangkah bagusnya jika Eun Sang menuruti perkataannya.
“Bagaimana kau bisa memperkirakan itu? Kau juga murid pindahan kan?”
“Karena aku yang membuatnya. Waktu itu, kami melakukannya bersama,” kata Tan. Ada nada penyesalan di sana.
Seseorang duduk di samping Eun Sang. Young Do.
“Berandalan itu mem-bully seorang teman,” katanya sambil tersenyum. “Tidak apa-apa aku duduk di sini kan?”
Eun Sang diam terpaku. Sepertinya ia mulai merasa takut pada Young Do.
“Makanlah di tempat lain. Kami perlu menikmati makanan kami,” kata Tan. “Kau. Dan aku.”
Young Do berkata nafsu makannya sudah kembali. “Karena aku duduk di samping anak baru.”
“Aku akan pergi lebih dulu,” Eun Sang bangkit berdir.
“Jangan berdiri lebih dulu,” Young Do menarik Eun Sang duduk kembali.
Tan berkata ia dan Young Do bisa makan berdua. Tapi Young Do berkata ia tidak bisa makan tanpa Eun Sang. Jika mereka makan berdua, bagaimana jika anak lain salah paham dan mengira mereka sedang bertengkar.
Tan melempar sendoknya ke meja hingga semua murid melihat.
“Makan yang banyak, murid pindahan,” kata Young Do tersenyum pada Eun Sang.
“Benar, mari makan. Kau juga makan yang banyak,” ujar Eun Sang tegas. Lalu ia mulai makan.
“Lihat dia, bagaimana bisa aku tidak tertarik pada gadis sepertinya?” kata Young Do. Kim Tan speechless.
Sebagian murid-murid beristirahat di ruang musik. Termasuk Myung Soo dan Tan. Myung Soo bercerita mengenai tempat persembunyiannya. Sejak dulu ia gemat memotret.
“Sepertinya ada fotomu bersama Lee Bo Na. Juga dengan Young Do….” Myung Soo tidak berani menyelesaikan kalimatnya.
Tan berkata Myung Soo bisa memperlihatkan semua foto-foto itu padanya nanti.
Pintu terbuka. Young Do dan dua temannya masuk. Ia meminta semua murid keluar karena ia harus membicarakan sesuatu dengan Tan. Termasuk Myung Soo dan kedua rekan Young Do.
Setelah tinggal berdua, Tan berkata Young Do kekanakkan. Untuk apa menyuruh semua murid itu keluar.
“Anak-anak itu tidak bisa mendengar apa yang akan kukatakan,” kata Young Do. “Karena kau tinggal di Amerika, sepertinya kau sudah lupa sejarah kita, kebudayaan dan norma sosial kita.”
Ia berkata di Korea, mereka harus menyelesaikan masalah demi kedamaian. Sepertinya yang biasa mereka lakukan dulu. Tan bertanya apa maksud Young Do.
“Kau ingin berkelahi?”
“Kita bukan berusia 8 tahun, tapi 18 tahun.”
“Kalau begitu apa yang kauinginkan?” tanya Tan kesal.
Young Do berkata mereka tidak bisa bersekolah di tempat yang sama. Salah satu dari mereka harus pindah.
“Aku baru pindah kemarin.”
“Pindahlah lagi. Aku memberimu kesempatan. Sebelum kata “anak wanita simpanan” keluar dari mulutku, aku memberimu kesempatan untuk pergi.”
Mendengar itu, wajah Tan berubah gelap. Ia menghampiri Young Do.
[Bersambung]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !