Home » , , , » MY LOVE FROM THE STAR EPISODE 15 (2014)

MY LOVE FROM THE STAR EPISODE 15 (2014)

Written By Regina Kim on Tuesday, December 30, 2014 | 9:43 PM


Also known as : You Who Came from the Stars,You from Another Star,My Love from the Stars,My Love from Another Star,Man from the Stars,Man from Another Star
Genre : Romance,Comedy,Drama,Sci-Fi
Written by : Park Ji-eun
Directed by : Jang Tae-yoo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 21
Production : Executiveproducer(s) Choi Moon-suk
Producer(s) Moon Bo-mi
Location(s) Korea
Cinematography Lee Gil-bok, Jung Min-gyun
Camera setup Multiple-camera setup, Running time 70 minutes
Productioncompany(s) HB Entertainment
Broadcast : Original channel SBS and regional affiliates
Picture format 1080i (HDTV), Original run 18 December 2013 – 27 February 2014

STARRING : 


SINOPSIS LENGKAP :


Di saat Song Yi dan ayahnya tertidur lelap, Min Joon hadir di kamar itu. Menatap Song Yi dan kemudian mencium keningnya.

Keesokan paginya, Song Yi terbangun dan terkejut melihat sosok yang duduk di samping tempat tidurnya , bahkan menggenggam tangannya.


“Ayah,” Song Yi bangkit dan duduk, tak percaya melihat ayah yang 12 tahun pergi dari kehidupannya, sekarang malah ada di sampingnya. Suaranya bergetar saat bertanya, “Ayah kemana saja? Kenapa baru muncul sekarang?”


Ayah minta maaf. Tapi Song Yi terus bertanya keras, “Apa yang telah Ayah lakukan 12 tahun ini? Apa yang Ayah lakukan selama aku tumbuh dewasa sendirian? Kenapa Ayah baru datang sekarang? Kenapa?”


Ayah hanya bisa berkata maaf. Song Yi terus bertanya sambil terisak, “Kenapa wajah Ayah terlihat sangat tua? Hmm..? Kenapa Ayah jadi seperti ini?”


Ayah tak sanggup menahan tangisnya. Ia tahu nada keras Song Yi itu karena putrinya merajuk dan khawatir padanya. Ia bangkit dan memeluk putri kecilnya erat-erat, menangis tersedu-sedu.


Malam itu salju turun, dan Song Yi mewujudkan impiannya dengan makan ayam dan minum bir bersama ayah. Tapi ayah tak mengijinkan Song Yi untuk minum walau Song Yi ingin minum seteguk saja. Song Yi berkata kalau ia sudah dewasa, hingga ia tak hanya bisa minum segelas, tapi setong pun boleh. “Apa ayah tak pernah merindukanku selama ini?”

“Aku bersyukur karena kau terkenal. Karena aku bisa melihatmu di TV, film dan Koran,” Ayah tersenyum dan menatap Song Yi. Ayah selalu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan Song Yi setiap hari.


“Lalu bagaimana denganku?” tanya Song Yi. “Aku tak tahu apakah ayah masih hidup atau sudah meninggal. Manajerku dulu pernah bercerita betapa sulitnya mengurus ayahnya yang bertahun-tahun ada dirawat di rumah sakit. Aku bahkan iri dengan manajerku. Setidaknya ayahnya masih berada di sisinya.”


“Apa kau benci padaku?”

“Apa Ayah tak mengenalku? Aku ini jenis orang yang langsung merasa menyesal saat aku berbalik pergi setelah marah-marah.” Song Yi bercerita kalau pada malam mereka bertengkar, ia hampir ditabrak truk. Setelah itu ia pulang ke rumah karena ingin bercerita pada ayah tentang kejadian itu dan ada seorang paman yang menyelamatkannya. “Tapi saat aku kembali, Ayah sudah pergi.”


Ayah hanya bisa kembali minta maaf, tapi Song Yi berkata. “Saat aku membuka mata setelah dioperasi, aku bersyukur karena Ayah tak pergi dan tetap berada di sisiku. Karena hal itu, perasaan bersalah yang selama 12 tahun sudah terhapus.”


Ayah mengangguk, tersenyum. Mereka tak menyadari kalau pintu sedikit terbuka namun tertutup kembali saat Song Yi bertanya apakah Ayah sudah menikah kembali dan mungkin ia punya saudara tiri. Ibu menguping dari balik pintu, khawatir mendengar jawaban yang diberikan suaminya.


Ayah terkekeh geli dan berkata kalau ia bukanlah pria yang seperti itu. Ibu tersenyum mendengarnya. Ayah malah balik bertanya tentang kehidupan cinta Song Yi. Apakah Song Yi belum punya pacar?


Song Yi menjawab pendek kalau ia tak punya, walau terus didesak oleh ayahnya. “Aku ini juga mendapatkan turunan sifat ibu, dan standarku pada pria ini benaaar-benar tinggi. Tak banyak pria yang seperti ayah di luar sana.”


Aww… ayah salah tingkah dipuji putrinya seperti itu dan berkata malah jadi masalah besar kalau ada pria yang seperti dirinya. Song Yi tersenyum dan menerawang, “Benarkah? Hmm.. mungkin saja. Walau aku tak bisa menjelaskan apanya yang mirip, ada seorang pria yang mirip dengan Ayah.”


Ayah menatap putrinya yang bercerita dengan wajah sedih kalau pria itu membuatnya merasa takut kehilangan dirinya. Tapi sekarang semuanya sudah berakhir. Song Yi menatapnya dan berkata tabah, “Hanya aku sendiri yang memiliki perasaan itu.”


Sekarang ganti ayah yang seperti melamun, membuat Song Yi heran. Ayah tersenyum samar dan berkata, “Walau aku tak tahu seperti apa orang itu, tapi kupikir yang memiliki perasaan itu bukan hanya kau saja. Bukankah putriku ini sangat spesial? Orang itu mungkin juga sangat menyukaimu.”

Aww.. ayah.. tadi malam Ayah bangun, kan? Ayah melihat orang itu mencium kening Song Yi, kan?

Song Yi meragukan ucapan ayahnya. “Dalam hidup ini aku menarik pelajaran, membuat seseorang mencintaiku itu bukanlah hal yang mudah. Itu adalah sebuah keajaiban.”


Dan seperti membenarkan ucapan Song Yi, kita melihat Se Mi duduk di samping Hwi Kyung, hatinya tampak remuk melihat Hwi Kyung yang belum sadarkan diri dan menangis saat ia keluar kamar perawatan.


Di apartemennya, Min Joon membuka buku hariannya dan menulis : 6 Februari 2014 – Catatan sebulan terakhirku di Bumi.


Detektif Park mencoba menembus pintu ruang pemeriksaan dengan menerjangnya. Ha. Tentu saja gagal. Yang ada malah si Detektif jadi pusing. Jaksa Yoo meminta rekannya untuk berhenti. Tapi Detektif Park masih bersikeras kalau begitulah cara Min Joon menghilang. Pasti ada jalan rahasia di sebuah tempat. “Apa mungkin bukan di pintu?”


Jaksa Yoo tak punya jawabannya. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat Detektif Park sekarang membenturkan dirinya ke dinding dan tertawa terbahak-bahak sambil mengaduh-aduh memegangi kepalanya, “Ternyata juga bukan dinding.”


Tawa Detektif Park berhenti saat melihat Min Joon muncul di ruangan mereka, dari pintu. Ia terbata-bata memanggil Min Joon. “Ap..ap.. apa kemarin kau memiliki urusan mendadak? Iya kan?”


Min Joon meminta maaf karena kejadian kemarin. Ia sekarang ingin meneruskan pengakuannya. “Tapi .. kupikir pengakuanku akan berbeda. Dan mungkin ini adalah sesuatu yang susah kalian percayai juga.” Min Joon melihat ruang pemeriksaan yang ber-CCTV dan meminta agar mereka bicara di sebuah tempat yang tanpa CCTV.


Dan beberapa saat kemudian, kita melihat Detektif Park dan Jaksa Yoo sama-sama termenung, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka dengar.


Min Joon mengakui kalau di malam kematian Yoo Ra, ia memang ada di atas kapal pesiar. Detektif Park bertanya bagaimana Min Joon menjelaskan tentang rekaman CCTV di apartemen Min Joon yang merekam keberadaan dirinya di saat yang sama.


“Itu.. Karena aku bisa teleport.”


Detektif Park tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan Min Joon, mengira Min Joon mempermainkan mereka, abdi hukum. Tapi Jaksa Yoo tak ikut tertawa dan terus menatap Min Joon, “Anda boleh melanjutkan.”


Min Joon menjelaskan alasan ia mengatakan hal ini karena ia sadar kalau ia harus membuka identitasnya dan jujur agar mereka bisa percaya pada seluruh ceritanya. Saat ia ada di atas kapal, ia mendengar pembunuh Yoo Ra berbicara. Saat itu ia tak mengerti arti pembicaraan itu, dan ia baru mengerti setelah pembunuhan itu terjadi.


Jaksa Yoo bertanya siapa pembunuh itu dan Min Joon menjawab Lee Jae Kyung. Ia menyerahkan sebuah USB yang isinya copy file USB milik Yoo Ra. Di dalam USB itu tak ada bukti saat Yoo Ra terbunuh. Tapi isi USB itu ada rekaman kalau Jae Kyung dan Yoo Ra adalah sepasang kekasih.


“Saya harap Anda berdua dapat meneruskan penyelidikan berdasarkan bukti ini. Dan jika kalian mempercayai saya, dalam sebulan ke depan, saya akan membantu kalian dengan semampu saya.”


Di taman, Detektif Park masih belum bisa percaya pada apa yang ia dengar tadi. Apa mungkin Jaksa Yoo tak merasa sama sepertinya? Sedari tadi Jaksa Yoo tetap tenang mendengar ucapan Min Joon. 


Jaksa Yoo akhirnya mengaku kalau ia pun masih sukar untuk percaya, tapi ia tak bisa memungkiri kenyataan kalau Do Min Joon bukanlah orang biasa.

Detektif Park berdiri, frustasi, “Yang membuatku merasa seperti orang gila adalah.. otakku mengatakan kalau itu tak mungkin, itu tak mungkin. Tapi dalam hatiku, aku percaya padanya. Pada orang itu. Si Do Min Joon.”


Song Yi dikunjungi Bok Ja yang membawakan makanan. Tapi Song Yi tak selera makan, malah menyuruh temannya untuk makan. Bolak-balik ia terus memeriksa handphone, membuat Bok Ja bertanya apakah Song Yi sedang menunggu seseorang.


Tentu saja Song Yi membantah dan malah bertanya apa mungkin ada orang yang tak mengetahui kalau ia mendapat kecelakaan. Bok Ja mengatakan tak mungkin. “Tak ada orang di negara kita ini tak tahu kejadian yang menimpamu. Kau ini menjadi berita utama Asia di Jepang, China sampai Malaysia. Bahkan si Bakdooyi di dekat rumah juga tahu kalau kau terluka dan kecelakaan. Popularitasmu itu belum habis.”

Hahaha.. si Bok Ja ini lebay deh. Bakdooyi itu nama panggilan yang umum diberikan pada anjing di Korea.


“Tapi kalau kau tak sering browsing internet, kau mungkin tak mengetahuinya, kan?” tanya Song Yi

Bok Ja langsung menebak, “Siapa? Si Alien?”

Song Yi terbelalak dan menyuruh Bok Ja tutup mulut. Ia menoleh kiri kanan, takut ada yang mendengar, “Ssst…Kau ini gila, ya?”


Bok Ja terheran-heran melihat kelakuan Song Yi yang masih juga percaya kalau pria itu adalah alien. Ia memarahi Song Yi yang masih bersikap seperti sekarang ini. “Kau ini. Kalau bukan karena Hwi Kyung, kau ini sudah masuk ke alam baka!”


Song Yi termenung mendengar ucapan Bok Ja yang mengatakan kalau Hwi Kyung mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Song Yi. “Tapi alien atau ogre itu bahkan tak muncul batang hidungnya saat kau hampir mati! Katamu ia tak menyukaimu?”

Song Yi terpana, “Apa kau pikir ia benar-benar tak menyukaiku? Atau itu hanya ucapan di bibir saja?”


“Kata-kata yang diucapkan pria dan wanita itu berbeda. Wanita bilang tak suka itu bisa berarti banyak hal. Tapi jika seorang pria mengatakan ia tak menyukaimu, memang itu benar-benar yang ia maksud. Ia benar-benar tak menyukaimu.” 

Bok Ja menatap temannya yang terlihat ragu maka ia meneruskan, “Sekarang lupakan alien itu dan mulailah memikirkan hubunganmu dengan Hwi Kyung si pacar fanatic abad ini. Sekarang. Jangan menunggu lebih lama lagi.”

“Siapa yang menunggu?” Song Yi langsung membela diri. “Aku tak menunggu.”


Pintu terbuka dan mata Song Yi langsung jelalatan melihat siapa yang datang. Raut wajahnya langsung kecewa melihat yang datang hanya suster. Bok Ja hanya cengar-cengir, senang karena tebakannya benar dan melanjutkan makannya. 


Song Yi mengunjungi Hwi Kyung. Di kamar ada ibu Hwi Kyung dan Jae Kyung. Ibu Hwi Kyung dengan ketus berkata kalau ia akan pulang dulu ke rumah dan akan kembali lagi. Song Yi hanya bisa memberi hormat dalam diam.


Setelah ibu Hwi Kyung pergi, Song Yi baru berani menatap tubuh sahabatnya yang masih ditopang oleh alat bantu pernafasan. Ia bertanya pada Jae Kyung apakah kondisi Hwi Kyung mengalami kemajuan? “Bukankah dokter bilang operasinya berejala dengan baik, tapi kenapa ia masih juga..”


Suara Song Yi tercekat di tenggorokan, ia tak bisa menahan air matanya untuk tak turun. Jae Kyung akhirnya menjawab, “Jangan terlalu khawatir. Ia akan segera sadar.”

“Kalau bukan karena Hwi Kyung, mungkin aku sudah mati.”


“Benar. Aku juga mendengarnya,” Jae Kyung menepuk pundak Song Yi menenangkan walau dengan ekspresi yang berbeda.


Song Yi menatap Hwi Kyung dan menggenggam tangannya. Tak tahan, ia menunduk dan menangis tersedu-sedu.


Sambil duduk menunggui Hwi Kyung, Song Yi bertanya apakah ada detektif yang mencari Jae Kyung. Ia akhirnya memberitahu tentang hubungan Jae Kyung dengan Yoo Ra karena para penyelidik itu salah duga pada seorang pria yang dikira pacar Yoo Ra.”Apakah aku membuat posisimu menjadi sulit?”


Jae Kyung menjelaskan kalau Song Yi salah paham akan hubungannya dengan Yoo Ra. “Aku tak ingin menjelek-jelekkan orang yang sudah tiada, jadi aku tak akan menjelaskan lebih jauh lagi.”


Song Yi mengerti maksud Jae Kyung. Ia hanya mengatakan apa yang sudah ia lihat dan mungkin ia sudah mengatakan sesuatu yang tak seharusnya ia ucapkan. Jae Kyung bertanya apakah Song Yi pernah memberitahu orang lain? Song Yi menjawab, “Selain Hwi Kyung, tak ada lagi yang tahu.”

Argghhh… Song Yi.. haduhh.. jangan sampai Hwi Kyung kenapa-napa.Tapi dari tatapan Jae Kyung yang aneh sambil memutar-mutar cincinnya, malah semakin mengkhawatirkan.


Song Yi keluar dari kamar Hwi Kyung sambil mengusap air matanya. Dan ada sebuah kamera yang menangkap momen itu.


Berita tentang seorang generasi kedua dari konglomerat Korea yang menyelamatkan Song Yi, sudah menyebar di internet. Dan Se Mi juga membaca berita itu.


Tapi berita itu memang sudah menyebar di seantero Korea, tak terkecuali kampus Song Yi. Para mahasiswa saling bergosip membaca berita itu. “Daebak.. Ada ya orang yang sekeren ini jadi cucu konglomerat di negara ini?” “Benar-benar penyelamatan yang sempurna.” “Saat Song Yi jatuh, orang yang menyelamatkannya adalah pria tampan keturunan konglomerat.”


Dan hati-hati.. ada alien yang menguping pembicaraan mereka. Dari wajahnya, aww.. itu kesal, sebal, atau cemburu?


Ibu Song Yi mencoba membatalkan kontrak agency dengan perusahaan Jae Kyung. Betapa terkejutnya ibu kalau Song Yi harus membayar penalty sebesar 3 x lipat uang kontrak yang sudah disetujui. Ia keluar dari apartemen Song Yi, mencoba menawar uang penalty itu. Tapi ia segera menghentikan pembicaraan di telepon saat bertemu dengan Min Joon di depan lift.


Min Joon, yang pulang bersama Pengacara Jang, mendengar percakapakan itu dan bertanya apakah yang sedang dibicarakan ibu Song Yi adalah Lee Jae Kyung. Ibu membenarkan dengan sinis. “Kenapa? Apa kau tak tahu? Song Yi-ku dan CEO S&C Lee Jae Kyung sudah menyepakati sebuah kontrak manajemen.”

“Apakah Song Yi sudah setuju?”


Ibu tak bisa menjawabnya. Tapi ada yang juga ingin ia tanyakan saat bertemu dengan Min Joon, “Apa yang membuatmu merasa hebat?”


Min Joon terkejut mendengar pertanyaan sinis seperti itu. Begitu pula Pengacara Jang. Tapi tidak dengan ibu Song Yi. Ia terus bertanya, “Apa penglihatanmu itu begitu buruk? Anakku Chun Song Yi! Berani-beraninya kau menolak anakku? Memang kau ini siapa hingga berani melakukan itu?”

Pengacara Jang tak suka mendengar nada ucapan ibu Song Yi, menyela dengan sopan. “Anda sudah berlebihan. Apa yang Anda maksud dengan ‘Memang kau ini siapa’?”


“Dan Anda ini siapa?” nada ibu ketus saat bertanya. Pengacara Jang melirik Min Joon sebelum memperkenalkan diri, “Aku ini ayah Do Min Joon. Kenapa?”

Yak! Pertarungan dua orang tua. 


Min Joon mencoba menyela perdebatan mereka, tapi ibu Song Yi sudah panas, “Anakku itu Chun Song Yi, The Nation Goddess. Wanita yang paling ingin dikencani oleh semua pria. Chun Song Yi!”


“Membuka cerita lama,” sindir Pengacara Jang. Dan dengan nada sama tingginya, ia berkata, “Min Joon-ku ini lulusan Harvard! Dan lihatlah wajahnya. Kau juga bisa melihat kalau anakku itu tak ada kekurangan sama sekali!”


Min Joon menyenggol pengacara Jang pelan, “Ayah..” Tapi Pengacara Jang sudah emosi dan terus berkata tanpa mempedulikan panggilan anaknya. “Apa kau tak melihat betapa berharganya anak yang sudah kubesarkan selama ini?!”


“Apa gunannya lulus dari Harvard sampai 100 kali? Ia tak punya tanggung jawab sama sekali. Tak punya! Jika ia memutuskan untuk menjadi manajer, harusnya ia harus tetap bekreja sampai akhir. Ia malah berhenti di tengah-tengah?!”


“Ahh.. kau menyinggung masalah manajer? Itu bukan permintaan Min Joon, tapi putrimu itu memohon-mohon agar Min Joon menangani masalahnya sementara waktu!” Pengacara Jang benar-benar emosi, bahkan saat Min Joon dengan sopan memintanya agar tenang, Pengacara Jang malah membentak, “Tenang apanya, dasar kau!!”


Min Joon kaget dengan ucapan Pengacara Jang yang biasanya selalu hormat padanya. Dan sekarang malah marah-marah seperti ia adalah anak kecil. Pengacara Jang masih meluapkan emosinya, kali ini pada Min Joon. “Apa maksudnya semua ini! Bukankah sudah kukatakan kalau semua itu tak mungkin, ya kan? Apakah kau ini tak punya pekerjaan atau tak punya uang? Kenapa kau mendadak menjadi manajer Chun Song Yi?”


Ibu Song Yi terbelalak, sementara Min Joon hanya bisa menunduk seperti anak nakal yang sedang dimarahi ayahnya. Si ibu juga sensi, yang dimarahi adalah Min Joon, tapi ia merasa yang disalahkan adalah Song Yi. “Perlu kau tahu, ya.. banyak orang yang mengantri untuk jadi manajer Song Yi.”


“Kalau begitu, pilih saja dari orang-orang yang mengantri itu dan jadikan sebagai manajer,” Pengacara Jang menarik anaknya, menyuruhnya segera masuk rumah. Ibu tak mau kalah dan berkata, “Tak ada yang rugi di sini. Song Yi-ku juga sudah menandatangani kontrak dengan S&C dan akan bertunangan dengan Hwi Kyung juga! Ngeselin!!”


Ibu meninggalkan mereka dan masuk ke dalam lift. Pengacara Jang yang emosinya belum juga turun menyuruh Min Joon, “Kenapa kau masih juga tetap berada di sini?! Ayo masuk!”

Min Joon menatap ayahnya, menegurnya dengan kalem namun tajam,”Pengacara Jang.”


Pengacara Jang langsung tersadar dan ia langsung malu-malu, “Oh.. maafkan aku. Aku terlalu mendalami peran.”


Di dalam apartemen ‘si ayah’ menuangkan teh untuk Min Joon yang melipat tangan dan terus diam. Pengacara Jang bertanya apakah Min Joon masih marah karena kejadian tadi? Ia berdalih kalau ia sebenarnya tak bermaksud seperti itu, tapi ibu Song Yi itu terus memprovokasinya.


Tapi Min Joon tak marah. Ia malah sedang melamun. Pengacara Jang bertanya apakah Min Joon memikirkan tentang kontrak Song Yi dengan S&C? Atau karena pertunangan Song Yi dengan Hwi Kyung seperti ucapan ibu Song Yi tadi?


Min Joon tak percaya dengan ucapan itu karena ia tahu Song Yi tak menganggap Hwi Kyung sebagai pria, tapi hanya sebagai teman. Pengacara Jang pun menunjukkan kenyaataan kalau pria dan wanita itu tak mungkin bisa berteman dekat.


Komentar si jadul? “Itu kan anggapan orang jaman dulu. Orang-orang jaman sekarang tak berpikiran seperti itu. Mereka bisa berteman, antara pria dan wanita. Bebas.”


“Tapi itu kan sebelum Chun Song Yi mengalami kecelakaan,” Pengacara Jang memberi alasan yang tak terbantahkan. “Pria itu telah menyelamatkan Song Yi hingga ia hampir mati, jadi kupikir perasaan gadis itu juga akan berubah.”

“Apa aku tak pernah menyelamatkannya? Apa aku tak pernah?” Min Joon mendelik kesal. "Aku ini sering menyelamatkannya.”

“Kalau begitu..” Pengacara Jang berpikir sebentar, “Mungkin karena itulah ia menyukaimu. Dan pria itu juga menyelamatkan Song Yi, jadi ia merasa lebih..”


“Apa kau selalu menyukai orang yang pernah menyelamatkanmu?” potong Min Joon semakin emosi. “Jadi mestinya polisi dan pemadam kebakaran bisa memonopoli semua cinta di seluruh penjuru negeri!”

Pengacara Jang menatap Min Joon heran, “Tapi kenapa Anda marah?”

“Aku ini tidak marah. Ini karena bicaramu omong kosong.” Min Joon meninggalkan Pengacara Jang dengan kesal.


Haha.. kesal, sebal, atau cemburu?


Dan apakah alien kebal dengan rasa cemburu? Tidak juga. Reaksi yang muncul pun sama dengan manusia lainnya. Ia mulai browsing internet, mencari berita tentang Song Yi yang gosipnya bertunangan dengan cucu konglomerat. 

Alien 400 tahun pun menjadi netizen yang menjadi antifans/fans dengan menuliskan komentar : Apa maksudnya Song Yi bertunangan? Ha ha. Kedengarannya seperti gosip tak berdasar. Jika kau hidup cukup lama, kau akan sering melihat asap yang muncul tanpa adanya api.


Dan seperti para netizen pada umumnya yang sering melakukan fanwar, langsung saja muncul komentar-komentar pedas yang mengkomentari tulisan Min Joon yang aneh dan malah mengusir Min Joon dari postingan itu.


LOL. Min Joon ngomel-ngomel ala Joseon, kesal pada sopan santun anak jaman sekarang.


Tak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya, ia meraih handphonenya dan mulai mengetik pesan Line untuk Song Yi. Dari Apa kau sudah semb.., Apa kau sadar saat bergabung dengan S&C.. , hingga Apa kau memang bertunangan..


Semua itu adalah pertanyaan yang ia ingin tahu jawabannya. Tapi semua itu dihapusnya. Hingga tersisa apa yang paling ia rasakan, yaitu : Aku merindukanmu.

Min Joon menatap tulisan itu. Tak sanggup ia kirimkan tapi tak sanggup ia hapus. Maka ia hanya memegang handphone-nya tanpa melakukan apapun. Namun jempol tangan yang tak melakukan apapun itu ada di area tombol Send.


Min Joon terbelalak, panik melihat kata-kata itu sekarang ada di layar hijau. Ahh… Song Yi bisa membacanya!! 

Bwahahaha.. Kenapa ia tak punya kemampuan menghentikan koneksi data, ya?


Song Yi mendengar suara bunyi pesan masuk dan mengambil handphonenya. Namun belum sempat ia meraihnya, waktu berhenti dan sebuah tangan mengambil handphone itu.


Ha. Tak bisa menghentikan koneksi data, menghentikan waktu pun jadi.


Min Joon mencoba menbuka password handphone Song Yi, tapi tak bisa. Berkali-kali mencoba, berkali-kali pula ia gagal. Dan saat kali kelima gagal, handphone itu otomatis mengunci diri dan baru bisa dibuka 30 detik kemudian.


Saat menunggu, ia melihat ada sesuatu yang tersangkut di rambut Song Yi. Ia membungkuk dan mengambil barang asing dari rambut Song Yi. 

Dan waktu kembali berjalan.


Min Joon lagi-lagi panik karena ketahuan. Tapi ia berpura-pura kalem dan cool dan bertanya, “Uhmm.. apa kau baik-baik saja?”

Bwahaha.. 


Song Yi langsung menepis tangan Min Joon dan bertanya bagaimana Min Joon bisa muncul di hadapannya? Apa Min Joon ini bisa teleport atau semacamnya? 


Tak seperti Min Joon yang percaya diri, kali ini Min Joon tergagap-gagap saat menjawab, “Ya.. kadang-kadang..kalau aku sedang sibuk atau lalu lintas macet, maka aku..”


Dan Song Yi pun melihat handphonenya ada di tangan Min Joon. Min Joon langsung melemparkan handphone itu ke tempat tidur Song Yi, tapi tak membuat Song Yi berhenti mengomel, “Apa yang kau lakukan dengan handphoneku?” Min Joon mencoba menjawab tapi berputar-putar, membuat Song Yi semakin kesal dan menyuruh Min Joon keluar.


Min Joon menuruti perintah Song Yi dengan enggan. Tapi belum juga ia melangkah pergi, ia berbalik dan bertanya apa Song Yi tak mau memeriksa pesan di handphonenya? Sambil ngomel-ngomel menyuruh Min Joon keluar, Song Yi membuka handphone-nya.


Tepat pada saat Song Yi membuka password handphone, Min Joon menghentikan waktu sekali lagi. Kali ini ia berhasil mengambil handphone, membuka pesan dan menghapusnya dengan sukses. Ia kembali lagi ke posisinya dan menjalankan waktu kembali.

Duh.. enaknya kalau bisa seperti itu.


Song Yi terus mengomel dan membuka pesan yang baru saja masuk. Betapa herannya ia karena tak ada satupun pesan yang masuk. Min Joon pura-pura tertarik dengan keanehan itu, dan mendekati Song Yi. Tapi Song Yi tetap ketus dan menyuruh Min Joon untuk segera pergi.


Min Joon belum mau pergi dan malah bertanya tentang hal yang baru saja ia dengar dari ibu Song Yi tentang bergabungnya Song Yi dengan S&C. Song Yi yang jaga gengsi berkata kalau tak ada alasan baginya untuk menolak tawaran itu, bahkan ia harusnya merasa bersyukur.

Min Joon menyuruh Song Yi untuk membatalkan kontrak itu. Tentu saja Song Yi kesal mendengarnya, “Memang apa masalahnya denganmu?”

“Kau sendiri yang mengatakan kalau kau tak mau tanda tangan!”


“Memang, tapi itu saat..” Song Yi menghentikan ucapannya dan menatap Min Joon curiga. “Tapi, darimana kau bisa tahu hal itu?”


Uppss… Min Joon mengalihkan pandangannya dari Song Yi yang terus menuduh, “Saat itu aku sedang bicara dengan Hwi Kyung di dalam rumahku. Jadi bagaimana kau bisa tahu? Hwi Kyung sendiri tak mungkin mengatakan hal itu kepadamu.”


Melihat Min Joon yang salah tingkah, Song Yi langsung menebak, “Apa mungkin.. kau bisa menguping pembicaraan orang lain?”


Uppss lagi.. ketahuan. Tetap tak berani menatap Song Yi, Min Joon berdalih, “Ya.. tapi bukannya aku bisa mendengar semuanya.”


Song Yi terbelalak, menyadari semua umpatannya saat ia di fase Marah, dan apa yang ia ucapkan pada ibunya di lift, semua bisa didengar oleh Min Joon. Ia mengernyit malu karena semua rahasianya terbuka. Tapi ia langsung sadar dengan apa yang mungkin bisa Min Joon lakukan dengan kekuatannya. “Mungkinkah.. apa kau pernah di showerku .. dalam kamar mandi?" Tatapan matanya semakin menuduh. "Do Min Joon-ssi.. apa kau ini seorang yang mesum?”


Bwahahaha… Min Joon mendelik mendengar tuduhan itu. Ia meyakinkan kalau ia tidaklah mesum. “Aku tak selalu mendengarkan semua percakapan yang terjadi. Hanya sekali-kali saja aku mendengarkan, kalau aku peduli akan sesuatu!”

Tapi Song Yi tetap belum bisa yakin. Ia malah menuduh Min Joon sebagai orang mesum yang suka mengintip orang. Min Joon tambah kesal mendengar tuduhan yang menjadi-jadi, “Sudah kubilang aku bukan orang seperti itu.”


“Bagaimana aku bisa yakin, sementara kau ini alien? Kau mungkin berkelana dan mengintip semuanya,” jawab Song Yi yang, terus terang ada benarnya.


Tapi Min Joon tetap membantah. Song Yi pun semakin marah dan terus menuduh. Kali ini ia melempar bantal dan mengusir Min Joon, “Kenapa kau tak segera pergi? Pergi! Pergi kau alien mesum!!”


Min Joon menangkap bantal itu dan berteriak, “Aku tak pernah dituduh hal yang tak masuk akal seperti ini. Sudah kubilang aku tidak mesum!!”


Ayah Hwi Kyung marah-marah pada dokter penanggung jawab. Kata dokter, sekarang Hwi Kyung harusnya sudah sadar. Tapi kenapa ia masih belum sadar juga? Dokter menjelaskan secara ilmiah, penyebab komanya Hwi Kyung.

Ayah tak sabar dan bertanya langsung, “Jadi katakan padaku kapan ia akan membaik?”

Melihat kondisi tubuh Hwi Kyung yang masih muda, maka dokter itu memperkirakan kalau Hwi Kyung akan sadar dalam beberapa hari ke depan. Tapi jika hingga saat itu Hwi Kyung tidak sadar, maka kondisinya akan menjadi lebih serius. Dokter meminta Ayah Hwi Kyung bersabar sedikit lagi.


Min Joon keluar dari kamar Song Yi dan kebetulan melihat Jae Kyung mengantar kepergian orang tuanya.


Jae Kyung kembali ke kamar dan terkejut melihat kamar perawatan Hwi Kyung menjadi gelap. Ia langsung waspada, namun tetap masuk ke dalam kamar.


Di dalam, Min Joon sudah menunggunya. “Kudengar kau membuat perjanjian dengan Chun Song Yi.”

Jae Kyung membenarkan dan berkata kalau ia mengetahui semua jadwal Song Yi dan semua pekerjaan Song Yi. Ia yang mengaturnya semua. “Tapi jangan khawatir. Demi dirimu, setidaknya aku tak akan menyingkirkannya.” Jae Kyung tersenyum melihat ekspresi Min Joon yang tak suka. “Kenapa? Apa kau datang kemari karena ingin mencegahnya?”

“Kalau aku mengungkapkan semua tentang dirimu kepada dunia, kira-kira apa yang akan terjadi? Kecelakaan ini, tak hanya membahayakan Chun Song Yi, tapi juga adikmu.”


Jae Kyung geli mendengarnya, “Lakukan dan ungkapkanlah semua. Tapi kau.. “ raut humor di wajah Jae Kyung lenyap dan menjadi dingin, “..adalah seseorang yang tak dapat diterima di bumi ini. Kalau kau memberitahukan rahasiaku, rahasiamu juga akan terungkap. Dari kita berdua, rahasia mana yang lebih mengejutkan? Bagi orang-orang, kau ini lebih menakutkan daripada seorang pembunuh. Kau ini monster.”


“Ada berapa orang?” Min Joon tak terpengaruh dengan ancaman Jae Kyung. “Chun Song Yi, Han Yoo Ra. Selain mereka, orang-orang yang telah atau akan kau singkirkan. Ada berapa orang lagi? Kenapa kau berani mengambil resiko seperti ini? Kau sudah memiliki banyak hal.”


Jae Kyung kembali tertawa. “Do Min Joon. Dengarkan baik-baik. Memang di dunia ini ada banyak orang, tapii hanya beberapa orang saja yang aku butuhkan. Sisanya itu tak penting, seperti serangga.Tapi kadang-kadang, beberapa serangga menghalangiku. Maka yang bisa kulakukan adalah menyingkarkannya. Agar aku bisa terus maju. Ini bukan keji, tapi demi kepentingan orang banyak.”

Duh.. benar-benar psikopat nih..

Jae Kyung mengakui kalau Min Joon sekarang menjadi penting dalam kehidupannya. Maka ia menawarkan, “Jika kau mau meminjamkan kemampuanmu, aku akan melindungimu. Tentu saja karena kau ingin melindungi Chun Song Yi, maka ia dipastikan aman.”


Min Joon berkata kalau ia akan memikirkannya, tapi dengan syarat Jae Kyung tak membuat masalah dengan orang-orang di sekitarnya. Jae Kyung tahu kalau Min Joon belum percaya sepenuhnya padanya, maka kali ini ia sungguh-sungguh berjanji dan meminta Min Joon memikirkan tawarannya baik-baik.


Song Yi tak bisa tidur malam itu. Ia melihat ke luar jendela, mencari ke dalam kamar mandi, dan membuka pintu kamarnya. Hmm.. mencari Min Joon? Di kamar mandi?

Song Yi menghela nafas saat memandangi langit malam.


Sedangkan Min Joon? Ucapan ibu Song Yi tentang putrinya sudah bertunangan dengan Hwi Kyung, berulang-ulang terngiang di telinganya. Ia mencoba mengenyahkan pikiran itu dan bersiap untuk tidur.


Tapi betapa kagetnya ia melihat Song Yi ada di tempat tidurnya dan mencoba membangunkannya dengan mencium pipinya. Aww.. dan sekarang Min Joon terus bermimpi indah bahkan saat ia tidak sakit?


Haha.. Tidak. Mimpinya sudah menjadi halusinasi. Dalam halusinasinya ia digelitiki oleh Song Yi agar mau bangun pagi dan ia pun berbalik.. tapi itu bukan dirinya? Malah Hwi Kyung?!


LOL. Min Joon mendelik saat mimpi indahnya dulu terputar kembali, tapi dengan pria yang berbeda. Pria yang kata ibu Song Yi akan bertunangan dengan putrinya.


Tak tahan melihat Song Yi dan Hwi Kyung bermesra-mesraan di tempat tidur, ia menarik selimut dan mengibas-kibaskannya.


Bwahaha… Dalam sekejap Song Yi dan Hwi Kyung lenyap dan suasana pagi hari yang intim itu menjadi kamarnya yang suram di malam hari. Min Joon mengusap-usap dadanya yang.. eih.. dadanya terasa sakit, ya?


Min Joon ke ruang tengah dan minum air untuk menenangkan diri. Tapi belum selesai minum, ia disenggol oleh Hwi Kyung yang menuju dapur, membuatnya menumpahkan air.


Wkwkwk.. si Hwi Kyung imajiner ini benar-benar menyiksanya. Min Joon menoleh dan melongo melihat pemandangan mengerikan di hadapannya. Hwi Kyung bermesraan dengan Song Yi!


Song Yi sedang memasak telur dadar tapi lagi-lagi gosong. Tapi bagi Hwi Kyung itu tak masalah. Dengan memeluk Song Yi dari belakang, ia berkata ia malah suka kalau telur dadarnya gosong.


Tangan Min Joon gemetar saking marahnya saat Song Yi kegelian dan menolak digelitiki Hwi Kyung. Tapi Hwi Kyung terus menggelitikinya, membuat Min Joon berteriak, “Hentikan! Ia sudah bilang kalau itu geli. Ia sudah minta berhenti. Jangan lakukan lagi!!”


Song Yi dan Hwi Kyung seakan tersadar kalau ada Min Joon, tapi Song Yi malah berteriak semakin manja seakan mengejeknya, "Ahh.. Jangan lakukan, jangan lakukan..”


Min Joon membanting gelas, tak tahan melihat pemandangan di dapur. Ia pun pindah ke ruang tengah. Tapi ia malah melihat Hwi Kyung yang menyuapkan jeruk ke mulut Song Yi yang berbaring di pangkuannya.


Kali ini ia tak melakukan apapun. Ia pasrah dan membiarkan imajinasinya menjadi liar. Song Yi memeluk Hwi Kyung erat saat Hwi Kyung pergi ke kantor. Song Yi berteriak kegirangan karena Hwi Kyung pulang kerja dengan membawa oleh-oleh ayam goreng favoritnya.


Ha. Terlalu banyak imajinasi? Bisa membuat alien mati. 


Setelah dinyatakan sembuh, Song Yi akhirnya boleh keluar dari rumah sakit. Dokter mengatakan kalau Song Yi bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tapi karena baru saja operasi, Dokter meminta agar Song Yi tak melakukan aktivitas yang berlebihan yang membuat jantungnya bekerja dengan keras.


Sepeninggal dokter, ayah yang menemaninya masih merasa khawatir karena Song Yi langsung mau pergi syuting. Song Yi menenangkan ayahnya, kalau ia harus mulai kerja lagi agar ayah bisa terus melihatnya tiap hari di TV, di bioskop dan di Koran.

Ayah berpikir kalau Song Yi melakukan hal ini karena uang. Tapi Song Yi berkata kalau setelah kejadian yang hampir merenggut nyawanya itu, membuat ia sadar kalau ia tak hidup lama di dunia ini. Maka ia akan menghabiskan waktunya dengan berbuat sesuatu yang memang ia sukai.


Song Yi menggenggam tangan ayahnya. “Kali ini aku ingin menggenggam tangan ayah sepert sekarang ini. Dibandingkan dengan orang lain, kita sudah kehilangan banyak waktu untuk bersama. Aku juga akan terus berakting, sesuatu yang memang aku sukai. Walau harus diet, aku akan mencoba makanan-makanan enak. Saat jatuh dari tali itu, aku berpikir kalau aku sudah pernah mati sekali dan akan menggunakan sisa hidupku dengan bijaksana.”


Ibu muncul dan berkata kalau Sutradara akan menggungakan pemeran pengganti untuk adegan melompat dengan tali dan rencananya, adegan itu akan diulang hari ini. Song Yi mengangguk.


Ia bertanya dimana Yoon Jae karena ia tak melihatnya. Ia menebak kalau Yoon Jae pasti belum menyapa ayah. Ayah dan ibu menjadi canggung dan ayah berkata kalau ia akan pergi sekarang. Song Yi meminta ayah agar berjanji untuk segera kembali.


Pada si manajer baru dari S&C, ibu mencoba menolak fasilitas yang sudah disediakan oleh agency itu. Tapi niat itu luluh saat ibu melihat mobil besar dan empat personil yang akan menemani Song Yi di lokasi syuting (tak termasuk si manajer, loh..). Ia pun melambaikan tangan ke para asisten itu dan berseru, “Hai.. aku ini maminya Chun Song Yi! Jaga dia baik-baik, ya..”


Si Manajer baru itu meminta ibu untuk mempercayakan Song Yi padanya dan ibu tak perlu menemani Song Yi lagi. Ibu pun setuju dan meminta si manajer untuk menjaga Song Yi.


Song Yi yang kena getahnya. Walau ia tetap menolak tawaran itu, tapi Ibu langsung mematikan handphone, tak membiarkan Song Yi bicara lebih banyak lagi.


Song Yi pun keluar dari apartemen. Namun ia tak menemukan mobil dan personil dari agency S&C. Malah sebuah mobil putih berdecit keras saat berhenti di hadapannya.


Min Joon. Ha. What doesn't kill you make you stronger..


Song Yi pun jaim saat melihat Min Joon yang keluar dari mobil itu. Ia pura-pura tak melihat Min Joon yang datang menghampirinya dan menyuruhnya masuk. Ia pun menjawab dengan (terlalu) manis, “Ahh.. ini tetanggaku, Do Min Joon-ssi. Terima kasih atas perhatianmu, tapi sudah ada orang yang akan menjemputku.”


“Mereka sudah pergi.”

“Apa? Kenapa?” Song Yi kaget mendengarnya.

“Aku yang menyuruhnya pergi,” jawab Min Joon kalem.


Dan kita melihat apa yang baru saja terjadi. Min Joon telah membayarkan uang penalty untuk pembatalan kontrak manajemen Song Yi. Ia juga memperkenalkan diri sebagai pengacara Song Yi dan tanpa memberi kesempatan si manajeruntuk bicara, Min Joon mengatakan kalau mereka tak bisa membawa aktris yang tak memiliki kerja sama ke dalam mobil mereka.

“Kalau kalian tetap bersikeras, aku akan meminta surat penahanan. Jadi silahkan pergi sekarang.” Ultimatum itu membuat para star S&C pergi.


Tapi tentu saja hal itu tak diceritakan pada Song Yi. Ketika Song Yi bertanya bagaimana cara Min Joon mengusir mereka pergi, Min Joon malah menarik tangan Song Yi dan menggiringnya masuk ke dalam mobil, “Memang kalau kau sudah tahu, kau mau apa?”

Song Yi berteriak kalau ia membencinya. “Aku akan hitung sampai tiga, jadi lepaskan tanganmu! Satu, dua, tiga, tiga setengah...” Tahu kalau ia tak akan menang, Song Yi pun masuk ke dalam mobil.


Setelah mogok bicara beberapa saat, Song Yi pun tak tahan. Ia melepas kacamatanya dan bertanya, “Sekarang aku ingin mendengarkan alasanmu. Kenapa kau memperlakukan aku seperti ini?”

“Bukankah katamu kau butuh manajer? Aku akan menjadi manajermu.”


Song Yi tertawa menghina, “Kau ingin aku memiliki manajer alien? Kalau begitu, aku harus membayar manajer seperti itu dengan apa? Meteor? Cahaya matahari?”

Min Joon melirik tajam, “Jangan main-main denganku.”


“Main-main?” Song Yi kembali tertawa. “Do Min Joon-ssi. Aku ini sedang menjaga jarak denganmu, jadi aku sekarang menggunakan bahasa formal. Apa kau tak menyadarinya? Kukira kita tak begitu dekat sehingga kau boleh menggunakan bahasa yang tak formal. Kau juga, bicaralah dengan bahasa formal padaku.”


Min Joon malah balik bertanya, “Apa kau tahu berapa tahun aku lebih tua darimu?”


Song Yi diam, tahu jawabannya. Huh. Ia pun kembali ke pertanyaan asal. Kenapa juga Min Joon tiba-tiba mau jadi manajernya? “Apa kau penasaran pada kehidupan selebritis? Apa kau merasa bosan di musim dingin ini? Atau kau masih penasaran akan hubunganku dengan gadis di masa lalumu?”


“Terserah lah apa yang kau mau pikirkan,” jawab Min Joon pendek.

Tapi dari tatapan matanya, saya rasa saya tahu jawabannya. Karena aku merindukanmu. Seperti pesan yang tak tersampaikan itu.


Sesampainya di lokasi syuting, Song Yi meminta Min Joon untuk tak mengikutinya karena ia merasa tak nyaman. Min Joon berkata kalau ia akan menunggu di mobil sampai Song Yi selesai syuting, tapi Song Yi menolaknya dan menyuruh Min Joon untuk pergi sekarang. Min Joon mencoba membantah, tapi Song Yi memotongnya.


“Do Min Joon-ssi, kita tak memiliki hubungan apapun, kan? Bukankah kau bilang kau membenciku?” tanya Song Yi tajam. “Jadi bersikaplah seperti pria yang tak menyukaiku.”


Song Yi berbalik pergi meninggalkan Min Joon yang terus memandanginya. Ia berpapasan dengan Se Mi yang akan syuting. Se Mi menghentikan Song Yi dan bertanya tentang kondisinya dan kondisi Hwi Kyung. Song Yi menjawab pendek penuh keyakinan kalau Hwi Kyung pasti akan segera sadar karena dokter mengatakan hal itu.


Song Yi hendak meninggalkan Se Mi, tapi Se Mi menahan tangannya. Song Yi pun bertanya sinis, apakah Se Mi ingin dirinya terluka hingga tak bisa bangun dan kembali syuting? “Aku merasa capek, tinggalkan aku sendiri,” Song Yi menarik tangannya.


“Sebelum kecelakaan itu terjadi, Hwi Kyung meminta agar kami tak bertemu lagi sebagai teman. Dan sampai sekarang ia tak pernah menemuiku lagi karena katanya ia tak ingin membuatku merasa menderita. Karena ia yang selalu menyukaimu merasa menderita. Jadi bisakah kau memahami aku yang membencimu?” tanya Se Mi.


Song Yi tertegun mendengar ucapan Se Mi. Se Mi menyadari kalau Song Yi mungkin tak memahami perasaan itu karena bagi Song Yi, Hwi Kyung adalah sahabat yang membuat Song Yi merasa nyaman. “Tapi bagiku, ia adalah satu-satunya yang aku inginkan walau aku harus membuang semua yang aku miliki.”


Se Mi menunduk dan berkata kalau di mata Song Yi ia mungkin kelihatan menyedihkan karena selalu benci dan cemburu hanya di belakang Song Yi. Ia terisak saat berkata, “Saat Hwi Kyung menangkapmu ketika kau jatuh, saat itu aku berharap kalau aku bisa mati menggantikannya. Tapi mungkin perasaan Hwi Kyung juga sama denganku, karena itulah ia lari untuk menyelamatkanmu.”


Se Mi menatap Song Yi dan menarik nafas sebelum berkata, “Hatinya membuat hatiku menyerah dan tunduk. Jadi, Chun Song Yi.. aku mohon kau mengabulkan permintaanku. Maukah kau menerima Hwi Kyung?”


“Yoo Se Mi..”

“Hwi Kyung akan menderita jika kau tak bersamanya. Tapi kau tak akan menderita jika bersama Hwi Kyung,” Se Mi menunduk, mencoba menyembunyikan air mata yang menetes, “Ia akan membuatmu bahagia dan mencintaimu selamanya. Di antara kami berdua, bukankah seharusnya ada satu yang merasa bahagia?”


Se Mi pergi meninggalkan Song Yi yang termenung. Di mobil, Min Joon juga duduk termenung.


Detektif Park muncul di depan perusahaan Jae Kyung yang sedang bersama dengan para direktur. Ia meminta Jae Kyung mengikutinya untuk memberi kesaksian.


Ayah Hwi Kyung yang sedang menunggui Hwi Kyung mendapat kabar tentang Jae Kyung dan panik, “Apakah ini berhubungan dengan mantan istrinya? Hubungi jaksa dan gunakan seluruh koneksi yang kita punyai untuk mencegah hal ini menyebar ke media. Kalau sampai ketahuan, kita akan mendapat masalah besar.”


Ayah tak menyadari putra bungsunya membuka mata dan mendengarkan pembicaraannya. Ahh, Hwi Kyung sadar!!


Dan rupanya Hwi Kyung sudah mulai sadar sejak Song Yi menyentuh tangannya dan menangis. Ia juga mendengar saat Song Yi berkata kalau rahasia hubungan Yoo Ra dan Jae Kyung hanya Song Yi beritahukan pada Hwi Kyung saja.


Hwi Kyung juga tahu rahasia Min Joon, karena ia melihat dengan mata kepala sendiri saat Min Joon muncul dari udara kosong. Tapi ia tak sempat terkejut lebih lama karena Jae Kyung sudah mau masuk. Ia mengangkat tangannya, meminta agar tak ada orang yang tahu kalau ia sudah sadar.


Min Joon pun mematikan lampu dan terjadilah percakapan yang sudah kita lihat sebelumnya, yang ternyata juga didengar oleh Hwi Kyung. Untung kamar sangat gelap sehingga tak ada orang yang melihat air matanya saat mendengar kalau kakaknya yang membunuh Yoo Ra dan mencoba membunuh Song Yi.


Song Yi menunggu gilirannya syuting yang tak kunjung tiba. Dan saat salah satu asisten melewatinya, ia bertanya kapan gilirannya. Asisten itu berkata kalau Song Yi harus masih menunggu karena adegan yang disyuting ternyata butuh waktu lebih lama.


Hampir saja Song Yi ngomel, tapi ia sadar diri. Ia pun pura-pura berkata kalau ia baru pertama kali mengalami hal seperti ini, jadi tak masalah baginya. Si asisten itu memberitahu Song Yi agar menunggu gilirannya di dalam rumah.


Song Yi pun masuk ke dalam rumah yang dijadikan ruang baju. Ia mengisi waktu dengan membaca, meregangkan tubuh, dan setelah tak ada lagi yang ia kerjakan, ia pun tertidur.


Syuting adegan Se Mi ternyata memakan waktu hingga malam hari, sedangkan setting waktu Song Yi adalah siang hari. Berarti adegan Song Yi akan ditunda hingga keesokan harinya. Sutradara meminta asistennya untuk memberitahu Song Yi tentang penundaan ini. Tapi karena ada aktor yang bertanya tentang jadwal esok, asisten itu lupa untuk memberitahu Song Yi.


Saat terbangun, lokasi syuting sudah gelap gulita. Song Yi keluar dan memanggil-manggil, tapi taka da seorang pun di sana. Sambil menuruni tangga, ia akhirnya ngomel-ngomel karena tak ada yang memberitahukannya. “Apa aku ditinggal sendirian? Semua sudah pergi? Rriieellyy..? Aku ini Chun Song Yi. Benar-benar tak bisa dipercaya!!”

Song Yi tergelincir dan hampir saja jatuh terjerembab kalau saja tak ada yang menahan tangannya. Min Joon.


Song Yi kaget melihat pria itu masih ada di sana. Ia menarik tangannya, “Sudah kubilang kau harus pergi!”


“Sudah kubilang kalau aku akan menunggu,” jawab Min Joon tenang.

“Kenapa? Kenapa kau menungguku?”

“Karena aku ..” Min Joon diam dan seakan ragu, ia meneruskan, “..harus melindungimu.”


Song Yi mendecih seakan tak percaya pada jawaban Min Joon. “Memang apa yang kau lindungi? Kau harus memberitahukan padaku secara detail agar aku mengerti, karena aku ini bodoh.”

Min Joon mencoba menjelaskan, tapi tak satupun kata keluar dari mulutnya. Song Yi yang tak sabar akhirnya bertanya lagi, apa Min Joon ini playboy atau Min Joon memang suka membuat orang bingung? “Maafkan aku karena aku salah paham. Tapi aku bisa apa? Aku mirip seperti gadis itu. Tapi aku bisa apa? Kau membuatku seperti orang bodoh. ”

Min Joon membuka mulut tapi menutupnya kembali, seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tak bisa. Song Yi pun berbalik pergi. 

Namun hanya beberapa langkah dan ia berbalik lagi, berseru, “Kau bilang kau tak memiliki perasaan sedikitpun kepadaku! Bukankah kau bilang kau tak pernah menyukaiku atau hatimu tak pernah berdebar-debar karenaku atau khawatir padaku atau membayangkan masa depan bersamaku? Bukankah kau bilang aku ini pengganti dari gadis itu?!”

Song Yi berbalik pergi, namun berhenti lagi dan berbalik, kali ini lebih tenang, “Kupikir kau belum mengetahui hal ini, jadi aku akan katakana hal ini dengan jelas. Aku sekarang juga membencimu dan aku sekarang lebih membencimu karena kau seperti ini. Jadi menyingkirlah dari pandanganku.. bukan.. dari hidupku. Kumohon. Dan kuharap kau bisa menyadari betapa egoisnya dirimu sekarang ini.”


Min Joon menatap punggung Song Yi yang kali ini tak berbalik lagi. Dan satu persatu lampu di lokasi syuting tiba-tiba menyala. (heirs, anyone?) Song Yi terkejut melihat lampu warna-warni bersinar menerangi lokasi syuting itu. Tak hanya lampu luar, tapi semua lampu di dalam rumah pun menyala.


Belum pulih rasa kagetnya, Song Yi merasa tubuhnya melayang, terbang menuju Min Joon yang tanpa ragu menangkap dan memeluknya. Ia menatap Min Joon, “Sekarang ini, apa yang sedang kau lakukan?”


“Hal paling egois yang pernah kulakukan padamu,” Min Joon menatap Song Yi dan menciumnya.


(Bersambung)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger