Episode : 24
Network : MBC
Tanggal tayang : 8 April - 25 Juni 2013
CAST & CREW
Sutradara : Shin Woo Chul
Skenario : Kang Eun Kyung
Choi Jin Hyuk sebagai Gu Wol Ryung (ayah Kang Chi)
Lee Sung Jae sebagai Jo Gwan Woong
Lee Seung Gi sebagai Choi Kang Chi
Bae Suzy sebagai Wool Yeo Dam
Yoo Yun Suk sebagai Park Tae Seo
Lee Yoo Bi sebagai Park Chung Jo (cinta pertama Kang Chi)
Lee Hye In sebagai Gob Dan (Pembantu Chung Jo)
Yoon Se Ah sebagai Yoon Seo Hwa (pengganti Ibu Kang Chi yang lama)
Jung Hye Young sebagai Chun Soo Ryun (kepala gisaeng)
Son Ga Young sebagai Wol Sun
Jo Jae Yoon sebagai Ma Bong Chool
Jo Sung Ha sebagai Dam Pyeong Joon
Lee Do Kyung sebagai Guru Gong Dal
Kim Hee Won sebagai Sojung Monk
Yoo Dong Geun sebagai Lee Soon Shin
Sung Joon sebagai GonYi
Jin Kyung Sebagai Guru menjahit Yeo Wool's : Gonita
SINOPSIS BAGIAN 24
Kang Chi menghadap Lee Soon Shin dan bertanya sampai sejauh mana Lee Soon Shin bisa mempercayainya? Ia ingin menghentikan Jo Gwan Woong hari ini karena kelakuan Jo Gwan Woong sudah tak termaafkan.
Lee Soon Shin pun akan mempercayai Kang Chi sepenuhnya, tapi, “Kau juga harus berjanji padaku. Tak peduli apapun yang terjadi, kau tak boleh membunuh orang,” tentu saja Kang Chi protes mendengarnya, tapi Lee Soon Shin akan menghukumnya dengan hukum yang berlaku dinegara ini.
Jika Kang Chi mengotori tangannya dengan darah maka itu akan membuat dirinya sama dengan Jo Gwan Woong, ”Kau harus berjanji padaku. Apakah aku dapat mempercayaimu?”
Kang Chi mengangguk. Maka bersama Gon, Tae Soo dan Bong Chul, penyeranganpun dilakukan. Ia berhasil menyelamatkan Yeo Wool di saat yang kritis. Begitu pula dengan ayah dan Hong Man.
Gon dan Tae Soo lega melihat Yeo Wool selamat. Sedangkan Bong Chul dan anak buahnya sibuk mengagumi bola besi berduri yang seharusnya jatuh dan menghantam Yeo Wool. Kang Chi mengingatkan kalau mereka harus cepat karena sekarang Lee Soon Shin sudah datang.
Ia memberitahu Yeo Wool rencana mereka hari ini adalah untuk mengakhiri kekejaman Jo Gwan Woong, “Semuanya akan ada di sana. Jadi Yeo Wool-ah, kau..”
“Bagus kalau begitu,” ujar Yeo Wool bersemangat, “Aku memang berencana untuk memberinya tendangan berputarku.”
Ha.. kalau Kang Chi saja bisa ditendang, apalagi Jo Gwan Woong yang jadi biang kerok semua ini. Tapi Kang Chi keberatan dan menyuruh Yeo Wool untuk kembali ke Moo Hyung Do, menunggu mereka bersama Guru Dam, “Kau sekarang pasti lelah karena terikat semalaman.”
Tapi Yeo Wool membujuk Kang Chi karena ia baik-baik saja, “Aku ingin pergi bersama. Ini adalah saat yang bersejarah karena Jo Gwan Woong akan digulingkan, dan aku juga ingin berada di sana. Apakah tidak boleh, Kang Chi-ya?”
Lee Soon Shin dikepung dan Jo Gwan Woong pun mengucapkan selamat tinggal dan beranjak pergi. Tapi terdengar suara Kang Chi yang memintanya untuk tak buru-buru.
Kang Chi muncul, ditemani oleh semua temannya. Termasuk Yeo Wool. Ia mengingatkan Jo Gwan Woong akan ucapannya dulu, “Saat aku mendirikan sapu, aku berkata kalau aku akan kembali untuk mengambil Penginapan 100 Tahun. Hari ini adalah harinya, Jo Gwan Woong.”
Pengawal Seo yang sedari tadi membidik Lee Soon Shin, mulai menyulut sumbu senapannya.
Yeo Wool merasakan kehadiran Pengawal Seo yang bersembunyi dan menoleh. Betapa kagetnya ia melihat Pengawal Seo yang bersembunyi dan mengacungkan senjata dari kejauhan. Ia memanggil Kang Chi. Kang Chi pun menoleh.
Tapi terlambat. Terdengar letusan tembakan, mengejutkan semuanya. Termasuk Pengawal Seo. Ia terkejut sekaligus ketakutan karena tembakannya luput. Lee Soon Shin masih berdiri tegak.
Tak percaya, Kang Chi menatap Yeo Wool yang tertembak pundak belakangnya. Ia segera menangkap tubuh Yeo Wool yang akan jatuh, dan memeluknya. Ia terbelalak saat merasakan tangannya berlumuran darah, “Yeo Wool-ah..!”
“Kang Chi-ya..” Yeo Wool menangis menatap Kang Chi. Dengan sisa kekuatannya, ia menggenggam lengan baju Kang Chi, “Jangan kemana-mana.” Dan Yeo Wool pun terkulai dan menutup mata.
Kang Chi terpukul melihat Yeo Wool tertembak. Dengan kesedihan dan kemarahan yang luar biasa, ia pun segera menghampiri Pengawal Seo yang gugup dan segera mengisi mesiu di senapannya. Para pengawal lainnya mencoba menghalangi Kang Chi, tapi Kang Chi menghajar mereka satu persatu. Hingga ia sampai di depan Pengawal Seo.
Pengawal Seo semakin gugup, namun mesiu sudah terisi dan ia pun mulai menarik pelatuknya. Sayang sekali ia lupa menyalakan sumbunya. Senapanpun hanya menjadi tongkat pajangan.
Mata Kang Chi berkilat hijau saat ia merebut tongkat senapan itu dan membuangnya. Ia pun melempar Pengawal Seo hingga terjatuh dan memukulinya. Berkali-kali.
Semua orang terpana dengan kebuasan Kang Chi. Bahkan Jo Gwan Woong pun cukup gentar melihatnya.
Tidak puas dengan memukul, Kang Chi pun mendorong Pengawal Seo ke tembok dan mencekiknya. Matanya menghijau saat ia mencekik Pengawal Seo, “Matilah. Kalian orang yang tak berguna, mati sajalah.”
Pengawal Seo mulai tersengal-sengal kehilangan nafas. Tapi Kang Chi tak mengendurkan cekikannya sedikitpun, malah semakin kuat, menyiksanya. Lee Soon Shin memanggil Kang Chi, tapi Kang Chi seakan tak mendengarnya. Lee Soon Shin memanggilnya lagi, kali ini lebih keras.
Kang Chi menoleh. Menatap wajah Lee Soon Shin, ia teringat akan janjinya yang tak akan membunuh orang karena itu hanya akan membuatnya menjadi orang jahat. Ia pun berkata pada Lee Soon Shin kalau pengawal Seo harus mati, “Tak masuk akal jika dia kubiarkan hidup,”
Dan Kang Chi pun bersiap untuk menghabisi nyawa Pengawal Seo, tak peduli perkataan Lee Soon Shin yang mengatakan kalau darah Pengawal Seo akan membebani kehidupannya kelak. Hanya suara lirih Yeo Wool yang membuatnya berhenti, “Kang Chi-ya..”
Eih.. itu suara Yeo Wool? Ataukah suara roh Yeo Wool yang akan menemani Kang Chi selamanya?
Ternyata Yeo Wool masih hidup, namun kondisinya sangat lemah. Mata hijau Kang Chi meredup melihat Yeo Wool masih hidup. Dan suaranya pun kembali normal saat ia menyebut nama Yeo Wool dan berlari menghampiri Yeo Wool.
Gon berkata kalau kondisi Yeo Wool sudah kritis dan mereka harus segera membawanya pulang. Tapi Jo Gwan Woong tak menghendaki satu orang pun keluar dari penginapannya hidup-hidup dan menyuruh anak buahnya untuk menyerang.
“Hentikan sekarang juga dan mundurlah!” bentak Lee Soon Shin. Ia maju ke depan dengan garang dan berkata kalau Jo Gwan Woong membuatnya muak. Ia pun berteriak, “Jung Woo!”
Dan itulah sandi bagi para prajurit Lee Soon Shin yang sedari tadi mengepung penginapan muncul. Dari pintu depan, pintu samping bahkan di atap bangunan.
Lee Soon Shin memerintahkan mereka untuk menangkap Jo Gwan Woong karena telah bersalah melakukan pembunuhan dan juga mencuri kekayaan negara dan menjualnya. Tak hanya itu, Jo Gwan Woong juga melakukan percobaan pembunuhan padanya, “Karena itu, aku akan menangkapmu. Apakah kau mau menyerahkan nyawamu di sini atau membuang pedangmu dan menyerah?”
Menghadapi pilihan itu, Pil Mo berbisik pada Kageshima tentang kebenaran tawaran Lee Soon Shin semalam yang memberi waktu 3 hari untuk mereka pergi. Kageshima mengiyakan, maka Pil Mok pun memutuskan untuk angkat kaki dari penginapan ini.
Jo Gwan Woong geram melihat sekutunya meninggalkannya. Tapi begitulah karma. Pengawal Seo yang sudah ditahan, berteriak memerintahkan anak buahnya untuk mengawal tuan mereka pergi. Para pengawal itu pun melemparkan bom asap dan mereka pun melarikan diri.
Para prajurit pun mengejar mereka, meninggalkan Kang Chi cs di halaman. Kang Chi menangis dan memeluk Yeo Wool erat.
Aihh.. Kang Chi, cepat bawa Yeo Wool pergi. Jangan cuman dipeluk!
Kabar tentang tertembaknya Yeo Wool sampai juga ke Chunhwagwan dan itu mengejutkan Soo Ryun. Chung Jo yang belum paham tentang senjata baru itu bertanya, senjata jenis apakah itu. Soo Ryun pun juga tak tahu pasti karena ia belum pernah melihatnya, tapi katanya jika orang tertembak dengan senjata pasti akan mati.
Chung Jo terkejut mendengarnya, “Apakah itu berarti Yeo Wool-ssi akan meninggal?” Soo Ryun hanya bisa menghela nafas, “Apa yang harus kita lakukan?”
Guru Dam memandangi putrinya yang terbaring lemah di tempat tidurnya. Guru Gong Dal memberitahu kata-kata tabib kalau hanya tersisa sedikit waktu bagi Yeo Wool.
Guru Dam teringat pada putrinya waktu masih kecil dulu. Saat itu Yeo Wool kecil meminta ayahnya untuk mengajarinya ilmu pedang. Karena dirinya, seorang anak laki-laki terluka dan menangis, “Untuk bisa melindung seseorang, satu-satunya cara adalah menjadi lebih kuat. Karena itulah aku ingin mempelajari ilmu pedang.”
Guru Dam terdiam, hanya mengepalkan tangan. Apakah ia menyesali telah mengajari putrinya ilmu pedang? Tak tahu. Guru Bong Dal dan Guru Yeo Joo hanya bisa memandang sedih pada Guru Dam yang meninggalkan ruangan.
Kang Chi menemui Biksu So Jung dan menanyakan cara untuk menyelamatkan Yeo Wool. Tapi Biksu So Jung menggeleng muram, “Tak ada cara untuk menangkal takdir. Karena ia tak menghindari takdir itu, maka sekarang ia harus menerima resikonya.”
Kang Chi masih tak percaya kalau tak ada cara untuk menyelamatkan Yeo Wool, “Aku harus bisa menyelamatkannya. Yeo Wool tak boleh mati.” Dan Biksu So Jung pun berkata, “Bagaimana jika itu adalah takdirmu juga? Kau tak punya pilihan lain selain menerimanya. Pergi dan temanilah Nona Yeo Wool. Hanya itulah yang bisa kau lakukan.”
Tanpa hasil, Kang Chi kembali ke Moo Hyung Do. Ia hanya mampu memandang kamar Yeo Wool dari kejauhan. Sung datang dan memberitahu kalau Guru Dam membawa para murid ke hutan untuk mengejar Jo Gwan Woong dan membunuhnya.
Guru Dam, Gon dan Tae Soo berpencar di hutan dengan masing-masing membawa sekelompok murid. Pengawal Jo Gwan Woong melaporkan hal ini pada tuannya dan meminta petunjuk apa yang harus mereka lakukan sekarang. Tapi Jo Gwan Woong malah balik bertanya dimana Pengawal Seo sekarang, “Coba tanyakan padanya, apa yang harus kita lakukan. Kita akan melakukan perintah Pengawal Seo.”
Salah satu murid melihat persembunyian Jo Gwan Woong dan ia pun menembakkan panah asap berwarna biru ke udara. Guru Dam, Gon dan Tae Soo pun segera menuju kearah isyarat panah itu ditembakkan.
Jo Gwan Woong pun melihat panah asap itu dan menyadari kalau jejak mereka sudah terlacak. Ia dan pengawalnya pun segera melarikan diri, meninggalkan tempat mereka sekarang.
Tapi mereka sudah terkepung. Guru Dam, Gon dan Tae Soo datang dari ketiga sisi yang berlainan, mengepung Jo Gwan Woong. Pertempuran pun terjadilah. Jo Gwan Woong yang melihat celah kosong, melarikan diri bersama kedua pengawalnya.
Namun betapa kagetnya ia melihat Kang Chi datang dari sisi itu. Mata Kang Chi berubah hijau, membuat Jo Gwan Woong dan kedua pengawalnya yang sudah takut semakin takut. Kang Chi mengancam mereka, “Kalau kalian ingin hidup, buang pedang kalian dan menyingkirlah. Jika tidak kalian akan mati.”
Dan rasanya pengen ketawa melihat kedua pengawal yang sebelumnya garang mengawal Jo Gwan Woong sekarang membuang pedang dan kabur meninggalkan Jo Gwan Woong seorang diri. Ya, seorang diri karena pengawal lainnya sibuk melawan pasukan dari Moo Hyung Do.
Jo Gwan Woong pun memungut pedang yang tadi dijatuhkan dan dengan gemetar ia masih bisa mengancam Kang Chi, “Majulah kalau berani. Akan aku gorok lehermu.”
Tanpa melepaskan pandangannya, Kang Chi maju perlahan-lahan sementara Jo Gwan Woong tetap berkoar-koar, “Apakah kau benar-benar ingin mati? Hahh?”
Secepat kilat, Kang Chi mendekati Jo Gwan Woong, dan menebasnya.
Pedang itu terjatuh dengan cipratan darah. Terdengar raungan keras, membuat semua orang berhenti sejenak. Raungan itu milik Jo Gwan Woong yang memegangi tangannya yang putus berdarah-darah. Dengan dingin Kang Chi bertanya, “Apakah sakit? Sakit yang kau rasa tak sebanding dengan sakit yang kami rasakan selama ini.”
Jo Gwan Woong pun tersungkur setelah sekali lagi meraung kesakitan.
Wol Sun terkejut mendengar informasi dari teman-temannya yang memberitahukan kalau Jo Gwan Woong ditangkap karena terbukti menjual informasi rahasia negara pada orang-orang Jepang dan sekarang ia ditahan di pangkalan Angkatan Laut, “Dan katanya juga tangannya terpotong.”
Wajah Wol Sun pucat pasi, ketakutan karena ia memihak orang yang salah. Chung Jo yang berpapasan dengannya dengan kalem bertanya, “Apa kau sudah mendengar tentang kabar Lord Bi Jo?”
Wol Sun tak bisa menjawab. Hanyalah saya sekarang yang akan menjadi kepala Gisaeng jadi menyingkirlah. Ia hanya dapat minggir dan memberi jalan pada Chung Jo dan Gob Dan
Yeo Wool akhirnya siuman, dan orang yang ia lihat saat membuka mata adalah Kang Chi yang bertanya khawatir, “Apakah kau baik-baik saja?”
Yeo Wool tersenyum dan meminta Kang Chi untuk membantunya bangun. Perlahan-lahan, Kang Chi membantu Yeo Wool untuk duduk. Tapi ia masih tetap khawatir. Yeo Wool menyandarkan kepalanya pada Kang Chi dan mengatakan kalau ia baik-baik saja. Ia juga bertanya tentang ayahnya. Ia merasa bersalah pada ayahnya.
Kang Chi meminta Yeo Wool untuk segera sembuh. Tapi Yeo Wool tahu waktunya hampir berakhir. Maka ia meminta, “Kang Chi, aku memiliki 3 permintaan. Maukah kau mengabulkannya?”
Permintaan Yeo Wool yang pertama adalah makan malam bersama orang-orang terdekatnya. Mereka pun makan malam dengan suasana ceria, hanya Guru Dam yang tertunduk muram mendengarkan Guru Gong Dal yang menceritakan kalau Gon yang setinggi itu ternyata kecil pada saat anak-anak. Yeo Wool membenarkan, “Ia lebih pendek dariku sampai umur 10 tahun.”
Gon malu dan berkilah kalau ia melampaui tinggi Yeo Wool setelah ia berumur 11 tahun. Yeo Wool menggoda Gon kalau ia suka pilih-pilih makanan. Gonita langsung mengernyit, “Kau tak suka apa?” Yeo Wool membantu menjawabnya, “Wortel. Gon tak suka wortel.”
Semuanya tertawa, termasuk Tae Soo. Kang Chi pun berkata pada sahabatnya, “Bukannya kau juga tak suka?” Senyum Tae Soo hilang, dan semuanya pun tertawa. Guru Gong Dal mengatakan kalau dilihat-lihat Tae Soo dan Gon itu mirip, “Sama-sama tak berpikiran fleksibel.”
Sung bertanya apa arti ucapan Guru Gong Dal dan Guru Gong Dal pun menjelaskan. Gon dan Tae Soo berdebat mereka tidak seperti itu.
Mereka tak memperhatikan kalau tangan Yeo Wool mulai gemetar dan menahan sakit. Guru Dam, yang sejak tadi tak pernah menoleh sekalipun pada Yeo Wool, ternyata memperhatikan putrinya. Begitu pula Kang Chi yang selalu mengkhawatirkannya.
Sumpit Yeo Wool terlepas dari tangannya, menimbulkan suara hingga yang lain pun menoleh. Dan menyadari kalau kondisi Yeo Wool bertambah buruk.
Darah mulai menetes dari pundak Yeo Wool. Kang Chi yang melihatnya meminta Yeo Wool untuk tak memaksa diri. Tapi Yeo Wool berkata kalau ia ingin tinggal lebih lama lagi. Semua memandang Yeo Wool dengan khawatir dan iba. Tapi Yeo Wool tetap pada pendiriannya.
“Kembalilah ke kamar dan beristirahatlah,” pinta Guru Dam. Untuk pertama kalinya ia menatap putrinya, matanya berkaca-kaca mencoba menahan air mata.
Tapi Yeo Wool tak dapat menahan tangisnya. Ia hanya bisa meminta maaf dan terus minta maaf pada ayahnya. Guru Dam meraih tangan Yeo Wool dan menggenggamnya, matanya sudah basah, “Bagiku, kau adalah gadis yang paling hebat, Yeo Wool.”
Yeo Wool menangis tanpa suara. Semuanya terdiam mendengar ucapan itu dan ikut menangis. Guru Dam memanggil Kang Chi, “Kang Chi-ya.. kuserahkan Yeo Wool padaku.”
Kang Chi menelan air matanya dan mengiyakan.
Kang Chi menggendong Yeo Wool agar bisa beristirahat di kamar. Tapi Yeo Wool mengatakan permintaan keduanya, “Aku ingin jalan-jalan. Bersamamu. Hanya berdua.”
Kang Chi pun membawa Yeo Wool ke tepi sungai. Dengan bersandar ke bahu Kang Chi, Yeo Wool bertanya mengapa Kang Chi takut pada laba-laba? “Karena punya banyak kaki.” Yeo Wool mengangkat kepalanya, “Hanya karena itu kau takut?”
Kang Chi mengangguk sayang pada Yeo Wool, “Memang tidak boleh?” Yeo Wool tersenyum lemah, “Boleh,”
Dan sekarang ganti Kang Chi bertanya. Masih tetap pada kenangan masa kecil mereka, “Apakah kau ingat ketika aku mengatakan kalau aku akan menjadikanmu sebagai pengantinku? Jika aku menanyakan hal yang sama denganmu sekarang, apa yang akan kau jawab?”
Yeo Wool terkejut mendengar hal itu, “Sejak kapan kau mengingatnya?” Kang Chi tersenyum dan berkata kalau ia ingat sesaat setelah ia mengetahui namanya, Dam Yeo Wool. Tapi mengapa Kang Chi tak mengatakan apapun?
“Karena dari sebelum itu, kau sudah mulai berarti bagiku,” jawab Kang Chi yang melanjutkan dengan pertanyaannya, “Apakah kau mau menikah denganku?”
Sejenak Yeo Wool tak menjawab, tapi kemudian ia berkata, “Aku tak bisa memasak nasi yang enak.”
“Maukah kau menikah denganku?”
“Tapi aku tak bisa menjahit dengan baik.”
“Maukah kau menikah denganku?”
Yeo Wool menatap Kang Chi yang terisak dan berlinang air mata, “Jangan menangis, Kang Chi-ya. Aku tak ingin menjadi kenangan yang menyedihkan. Aku ingin menjadi kenangan yang membahagiakan. Aku juga tak ingin menjadi air matamu. Lebih baik aku menjadi senyumanmu. Aku berharap kau selalu berbahagia. Itulah permintaanku yang ketiga.”
Kang Chi menggenggam tangan Yeo Wool dan meminta, “Kita akan bertemu lagi. Aku akan menunggumu.”
Yeo Wool mengangguk dan mereka pun berkata, “Aku mencintaimu.” Mereka pun berciuman.
Dan butiran cahaya biru muncul mengiringi suara hati Kang Chi, “Ketika kita bertemu lagi.. saat itu aku akan mengenalimu terlebih dulu. Ketika kita bertemu lagi.. saat itu aku akan mencintaimu lebih dulu.”
Tangan Yeo Wool tiba-tiba terlepas dari genggaman Kang Chi dan kepalanya terkulai ke bahunya. Kang Chi memanggil-mangil Yeo Wool, tapi tak ada suara. Kang Chi pun menangis, memeluknya,
“Dan seperti suara nafasnya yang berhenti, saat itu pulalah waktuku juga berhenti.”
Guru Dam termenung didepan jendela melihat jauh menerawang.
Guru Gong Dal termenung sambil memeluk sapu kesayangannya
Chun Soo Ryun pun merenung dimejanya
Chung Jo menatap jauh.
Gon pun ikut menangis mengenang Yeo Wool
Pagi-pagi Kang Chi merenung dibayangi oleh bunga yang ia berikan kepada Yeo Wool yang sudah layu. Tae Soo Menghampirinya dan sudah menduga Kang Chi ada di kamar Yeo Wool. Hanya saja saya tidak bisa mempercayainya, karena Yeo Wool sudah tidak ada disini lagi sekarang ujar Kang Chi sambil menatap bunga yang layu. Orang yang selalu tersenyum dan menangis barusan saja sudah tidak ada. Sebenarnya ia pergi kemana? dan kemana ia pergi? Saya tidak dapat mencarinya atau menemuinya.
Kematian kemungkinan lebih dari sakit dan tidak ada yang bisa kita rasakan, bila tidak ada Kang Chi, Yeo Wool mungkin masih hidup sampai sekarang ini. Apakah ia masih hidup dengan senyumnya? Bila seseorang menanyakan kepada Tae Soo apakah ia bisa hidup di hotel 100 tahun sendirian atau apakah saya bisa hidup di hotel 100 tahun tanpa orang yang dicintainya, maka saya akan memilih hidup 100 hari dengan orang yang dicintainya. Nona Yeo Wool sangat bahagia bersama Kang Chi dibanding dengan orang lain disisinya. Itu cukup buatku.Tae Soo mengajak Kang Chi : Marilah keluar semua orang sudah menunggumu. Mmm. ujar Kang Chi.
Kang Chi membawa tasnya keluar. Diluar seluruh murid Guru Dam, Guru Gong Dal, Gonita, Ayah Angkat Kang Chi Dam Yeo Choi dan Ok Man berbaris menyambut Kang Chi dan ia berkata ia sangat berhutang budi kepada Guru Dam, Guru Dam bertanya apakah Kang Chi akan mencari Buku Keluarga Gu? Kang Chi menjawab: Tidak. Saya pikir untuk hidup didunia ini sebagai Gu Mi Ho untuk beberapa waktu, sampai saya bertemu dengan seseorang yang mau hidup bersamanya dan ia berencana untuk menunggunya.
Guru Gong Dal memberikan obat bila Kang Chi berasa sakit dalam perjalanannya pastikan memakan obat pemberiannya. Itu adalah obat special Gong Dal dan Guru Gong Dal memberikan cincin dari ibu jarinya kepada Kang Chi menyatakan bahwa Kang Chi adalah muridnya. Dam Yeo Choi menghampirinya dan memeluk Kang Chi tanda perpisahan. Jagalah dirimu dengan baik. Ok Man bertanya apakah Kang Chi akan mampir bila-bila waktu? Ia saya akan mampir ujar Kang Chi. Guru Dam memberikan pedangnya kepada Kang Chi, simpanlah ini dari sekarang dan jangan dipotong menjadi dua lagi seperti dulu, jagalah pedang ini dengan baik.Kang Chi berlinang air mata dan mengiyakannya. Sung menangis dan berkata jagalah dirimu baik-baik sambil terisak-isak. Tae Soo juga berkata sampai bertemu lagi. Kang Chi memberikan penghormatan terakhirnya. Gon muncul disaat terakhir dan berkata jagalah dirimu baik-baik dan hiduplah dengan baik dibelakang Kang Chi tanpa menghampirinya namun Kang Chi mendengarnya dan mengangkat tangannya tanda mengiyakan.
Gob Dan memberikan bungkusan kepada Chung Jo, ternyata baju yang di jahit oleh Chung Jo yang rencananya akan diberikan kepada Kang Chi sambil berkata : Cho Ryeon Soo In, Jin Yeon Wan In yang artinya : Cinta pertama menolongnya untuk berkembang dan cinta terakhirnya menjadikannya seseorang
untuk dicintainya didalam hatinya.Kang Chi sepertinya telah berhasil menemukan buah hatinya.
Chung jo berjalan bersama Gob Dan ke sel tahanan dan memberi tip kepada pengawal untuk dapat masuk mengunjungi tahanan. Ternyata tahanan itu adalah Jo Gwan Woong. Jo Gwan Woong Terlihat tangannya buntung dan bertanya siapa yang datang berkunjung. Chung Jo masuk kedalam sel dan memberikan makanan kepada Jo Gwan Woong. Mungkin untuk terakhir kalinya ia memberikan makanan ini kepadanya. Dan mungkin adalah benar kalau Chung Jo menjamunya untuk minum. Apa maksudnya? kata Jo Gwan Woong kepada Chung Jo. Chung Jo menuangkan air kedalam gelas dan berkata itu adalah hari terakhir Jo Gwan Woong dalam kekotoran hidupya. Jo Gwan Woong tertawa sinis dan bertanya kenapa Chung Jo mempunyai pengampunan terhadap dirinya. Chung Jo berkata : ia tidak mempunyai pengampunan terhadap Jo Gwan Woong hanya saja ia ingin mengakhiri hidup Jo Gwan Woong dengan tangannya sendiri.Jo Gwan Woong tidak menyadarinya dan meminum air didalam gelas tersebut. Teruskan tuang ujar Jo Gwan Woong. Hidup ini sangatlah membosankan, sangat menjenuhkan dan menjemukan, itu bukanlah serakah ia hanya ingin merasakan bahwa ia menikmati hidup lalu Jo Gwan Woong muntah darah sekarat dan mati sambil memegang gelas berisi racun.
Kang Chi dalam perjalanannya bertemu dengan Admiral Lee Sun Shin Apakah kamu akan pergi? Sesudah insiden di 100 tahun penginapan, mereka tidak memberikan Admiral 1 kesempatan, Bila itu Kang Chi, Kang Chi pun berbuat sama.Kemana kamu akan pergi tanya Admiral Lee.Kang Chi berkata : ia tidak tahu sebenarnya ia akan kemana. Apakah kamu akan pergi tanpa tujuan pasti? Ia Tuan.jawab Kang Chi. Saya mengerti. Tidaklah benar untuk mengatur kehidupan umat manusia, Kang Chi..Namun untuk menjadi manusia yang berguna kamu sudah berusaha dengan baik janganlah tunduk dari ketakutan, ketahuilah bahwa kamu hidup dengan diri kamu sendiri dan itu akan membuat kamu menjadi kuat untuk menghadapi hidup ini. Semua orang yang telah bertemu dengan Admiral Lee, hanya kamu yang mempunyai hati yang hangat dan berperasaan. Bila sesuatu terjadi pada diri Anda kirimkan api kearah utara dan saya akan datang menolong Anda. Saya ingin bertanya kepada Anda 1 hal, Apa itu ? tanya Admiral Lee. Apakah menurut anda Buku Keluarga Gu itu benar-benar ada? Bila Anda percaya untuk berubah menjadi manusia mungkin buku itu benar-benar ada. Kang Chi memberikan penghormatan kepada Admiral Lee dan melanjutkan perjalanannya.
Saat itu sinar biru kembali keluar dan mengitari bunga yang sudah layu didalam kamar Yeo Wool dan Bunga itu kembali hidup dan mekar.
Kembali ke dunia nyata dalam keadaan hidup yang sudah modern, 422 tahun yang akan datang di Seoul 2013.
Di sebuah penthouse yang tampak modern, terpajang beberapa barang kuno.
Guci obat yang mirip guci obat milik Guru Gong Dal. Pedang yang terpajang di dalam kotak kaca dengan tiga bunga seperti pedang Gon. Selempang bergambar bunga anggrek milik Soo Ryun dan kotak kayu yang saya tebak adalah milik Tae Soo. Dan di atas semua itu, ada sebuah pedang berwarna kebiruan, yang tak pelak lagi adalah milik Yeo Wool.
Di atas meja di dalam sebuah vas ada terpajang bunga ungu, mirip dengan bunga yang pernah mekar kembali 422 tahun yang lalu.
Di dalam kamar mandi ada seorang pria yang sedang bersantai, berendam di bathtub sambil membaca majalah yang menampilkan seorang pria yang mirip Guru Gong Dal menerima penghargaan atas penemuan obatnya. Kotak obat berwarna kuning yang mirip dengan guci yang tadi kita lihat di lemari kaca.
Handphone pria itu berbunyi, namun pria itu tak mendengarnya karena asyik mandi, mengeringkan rambut dan memilih baju. Di ibu jarinya, tersemat cincin yang dulu pernah diberikan Guru Gong Dal pada Kang Chi.
Dan di dalam lemarinya tergantung rompi merah milik Kang Chi.
Ia akhirnya mengangkat handphone yang tak berhenti berdering. Dari Yoo Yeon Seuk (Nama asli Tae Soo). Dan Yeun Seuk pun langsung ngomel karena pria itu belum datang juga, padahal pria itu adalah bintang dalam pesta yang sedang berlangsung.
Kang Chi-kah itu? Atau keturunannya? Atau reinkarnasinya?
Pria itu adalah Kang Chi, karena dari jendela penthousenya, ia menatap bulan sabit dan berkata dalam hati, “Itu adalah bulan sabit yang ke-5221 yang kujalani sendirian.”
Sementara di bawah ada seorang wanita yang berlari terburu-buru, pria itu memandang pedang Yeo Wool dan berkata dalam hati, “Dan ini adalah tahun ke-422..”
Seorang pria memanggilnya, sehingga ia menoleh. Dan benar, itu adalah Kang Chi.
Kang Chi menoleh dan tersenyum pada Pelayan Choi, yang setelah 422 tahun pun tetap menjadi pelayan.
Kang Chi turun dan disambut dengan Eok Man yang juga tetap menjadi pelayan. Mungkin di jaman dulu Eok Man ini adalah yang mengurusi kuda, karena sekarang ia menjadi petugas valet service. Dan Kang Chi pun sekarang memanggilnya dengan Eok Man.
Dan, eih.. si Eok Man ini memanggil kang Chi dengan panggilan Sajang-nim? Berarti Kang Chi punya perusahaan, dong.
Eok Man yang sekarang tak mau dipanggil dengan nama itu karena nama sebenarnya adalah Ki Bang. Tapi Kang Chi tertawa dan mengatakan kalau ia selalu mengatakan hal itu karena ia sudah tua. Ki Bang ikut tertawa, tapi setelah Kang Chi pergi dengan mobil putihnya, Ki Bang pun ngomel, “Becanda, ya.. Dia kan lebih muda dariku.”
Kang Chi menikmati suasana Seoul dan berkata dalam hati, “Kehidupan berlalu dengan cepat. Dan cara manusia hidup pun juga sangat berubah,” ia melewati patung Lee Soon Shin dan tersenyum, “Begitu pula sejarah yang ada.”
Mobil Kang Chi berhenti karena lampu merah, dan saat itu ia melihat ada seorang wanita yang berlari melintas di depannya. Mirip, mirip sekali dengan Yeo Wool, dan itu membuat Kang Chi tertegun. Namun ia tak sempat berpikir panjang karena lampu sudah berganti hijau dan mobil di belakang sudah memburunya dengan klakson.
Kemampuan Kang Chi sepertinya semakin terasah, karena sekarang ia bisa mendengar dari jauh teriakan orang minta tolong. Kang Chi yang baru saja turun dari mobil, mendesah kesal dan mencoba mengabaikan teriakan itu. Tapi teriakan itu terus bergaung di telinganya.
Ternyata yang berteriak adalah Gonita yang sedang ditagih hutang. Bukan hutangnya sendiri, melainkan hutang kakaknya. Oleh siapa? Tak lain dan tak bukan oleh Ma Bong Chul yang sekarang juga menjadi preman plus rentenir.
Eh, ngomong-ngomong sekarang kriting spiral lagi ngetrend, ya? Rambut Gonita itu sekarang dikeriting spiral dan kemudian baru diikat.
Bong Chul merampas tas Gonita, namun tas itu tak bertahan lama ia pegang karena ada seseorang mengambil tas itu. Bong Chul berbalik kesal, dan menantang pria itu.
Kang Chi yang mengambil tas itu. Ia terbelalak kaget namun senang saat melihat Bong Chul dan Guru Yeo Joo ada di hadapannya, “Dan kau masih suka memalak? Bahkan setelah kau lahir kembali pun, bagaimana mungkin..”
Bong Chul tak tahu apa yang Kang Chi bicarakan. Ia tak tahu siapa Bong Chul, ia hanya ingin ta situ. Maka Kang Chi pun berkata, “Pergilah sebelum hitungan ketiga. Satu, dua…. tiga.”
Eih.. bahkan setelah 422 tahun pun Kang Chi pun masih suka menghitung?
Mata Kang Chi berkilat kehijauan sebelum ia melawan Bong Chul cs. Dan seperti 422 tahun yang lalu, ia pun dengan mudah mengalahkan mereka.
Kang Chi mengembalikan tas pada Gonita yang malu-malu menerimanya. Namun terdengar teriakan, “Diam di tempat! Angkat tanganmu!”
Bong Chul pun reflek mengangkat tangannya, tapi sesaat kemudian ia dan kroninya kabur dengan merampas tas Gonita. Gonita pun ikut lari mengejarnya, begitu pula Kang Chi.
Tapi suara itu tetap menyuruhnya untuk diam di tempat atau ia akan menembak Kang Chi. Kang Chi yang akhirnya mengangatkat tangannya lagi, walau dengan menghela nafas, berbalik dan berkata, “Maaf, kau pasti salah sangka. Aku hanya..”
Dan ucapannya berhenti karena ia melihatnya.
Ia melihat bayangan seorang gadis menghampirinya dengan pistol di tangan. Semakin dekat, wajah itu semakin jelas. Wajah milik seseorang yang ia tunggu selama 5221 bulan.
Yeo Wool.
Dan tak sadar, nama itu terlontar dari mulut Kang Chi, membuat gadis itu terkejut, “Bagaimana .. kau tahu namaku?”
Kang Chi tetap diam terpana, dan Yeo Wool pun menurunkan pistolnya dan bertanya lagi, “Bagaimana kau tahu namaku?”
“Jika aku bertemu denganmu lagi, maka saat itu aku akan mengenalimu lebih dulu. Jika aku bertemu denganmu lagi,maka saat itu aku akan mencintaimu lebih dulu.”
“Apakah kau mengenalku?” tanya Yeo Wool ragu.
Mata Kang Chi berkaca-kaca, larut dalam kebahagiaan dan menjawab, “Mungkin aku mengenalmu. Mungkin juga tidak.”
Dan ia menyadari kalau ia menemukan Yeo Wool di sebuah tempat dengan pohon sakura yang berdiri di bawah bulan sabit.
“Dan waktuku yang berhenti itu, sekarang berjalan kembali.”
Ia pun tersenyum. Tanpa keraguan, tanpa ketakutan. (end title)
Bell apartement dibunyikan.
Petugas pemerintah mengecek keberadaan Kang Chi.
Kang Chi kaget campur senang melihat Gon datang dan menunjukkan kartu identitasnya, Bang Sung Joon. (Nama asli Gon.)
Dan ada Lee Soon Shin di sebelahnya.
(TAMAT)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !