Home » , » GU FAMILY BOOK (2013) EPISODE 23

GU FAMILY BOOK (2013) EPISODE 23

Written By Regina Kim on Wednesday, June 26, 2013 | 1:49 AM


Genre : Drama, Fantasi
Episode : 24 
Network : MBC
Tanggal tayang : 8 April - 25 Juni 2013

CAST & CREW
Sutradara : Shin Woo Chul
Skenario : Kang Eun Kyung

 Choi Jin Hyuk sebagai Gu Wol Ryung (ayah Kang Chi)

 Lee Sung Jae sebagai Jo Gwan Woong

 Lee Seung Gi sebagai Choi Kang Chi

 Bae Suzy sebagai Wool Yeo Dam

 Yoo Yun Suk sebagai Park Tae Seo

 Lee Yoo Bi sebagai Park Chung Jo (cinta pertama Kang Chi)

Lee Hye In sebagai Gob Dan (Pembantu Chung Jo)

Yoon Se Ah sebagai Yoon Seo Hwa (pengganti Ibu Kang Chi yang lama)

Song Young Kyu sebagai Pil Mok

David McInnis as Kageshima

 Jung Hye Young sebagai Chun Soo Ryun (kepala gisaeng)

Son Ga Young sebagai Wol Sun

Jo Jae Yoon sebagai Ma Bong Chool

 
Jo Sung Ha sebagai Dam Pyeong Joon

Lee Do Kyung sebagai Guru Gong Dal

 Kim Hee Won sebagai Sojung Monk

 Yoo Dong Geun sebagai Lee Soon Shin

Sung Joon sebagai GonYi

Jin Kyung Sebagai Guru menjahit Yeo Wool's : Gonita

SINOPSIS BAGIAN 23


Kilas balik pada Park Mu Sol yang tersenyum. Seo Hwa tersenyum sambil menggenggam tangan Kang Chi dengan kehangatan seorang ibu.


Wol Ryung menaruh tangannya di pundak Kang Chi lalu tersenyum sedih dan pergi meninggalkan puteranya. 

“Aku tidak ingin lagi mengucapkan selamat tinggal. Dia satu-satunya orang yang berani kunyatakan sebagai milikku. “ 

Kilas balik pada ucapan Kang Chi di hutan, bahwa ia takut kehilangan Yeo Wool. Lalu kata-kata So Jung bahwa salah satu dari mereka akan mati, karena itu ia harus meninggalkan Yeo Wool. Dan malam ini, Yeo Wool terluka karena tidak sengaja terkena cakar Kang Chi. 

“Aku ingin memastikan ia tidak akan mengeluarkan air mata yang dipenuhi kesedihan. Tapi…Yeo Wool mungkin akan mati.” 


Maka Kang Chi mengatakan pada Yeo Wool bahwa hubungan mereka berakhir di sini. Air mata menetes di pipi Yeo Wool, setengah tak percaya dengan apa yang baru saja Kang Chi katakan. 

“Ini adalah keinginanku yang ketiga, Dam Yeo Wool,” Walau hatinya terasa sangat sakit, Kang Chi mengucapkan kata-kata itu dengan tegas. Lalu ia berbalik pergi. 


“Mengapa kau seperti ini?” sergah Yeo Wool. “Jika kau bilang berakhir maka semuanya berakhir? Jika kau memutuskan hubungan perasaan maka semuanya berakhir begitu saja? Bagaimana bisa begitu? Apa kau bisa?” 

“Apa lagi yang bisa kulakukan? Kau mungkin akan mati!” Kang Chi tak tahan lagi mengungkapkan isi hatinya. 

 

“Semua orang pasti mati. Beberapa orang panjang umur lalu mati secara alami. Beberapa orang mati lebih awal karena penyakit. Seperti ibuku, orang bisa mati saat melahirkan. Seperti Park Mu Sol, orang bisa mati karena melindungi seseorang. Kau mungkin tahu kapan kau dilahirkan, tapi tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu kapan mereka akan mati.” 

“Tapi ini kau!! Dari semua orang, kau mungkin akan mati. Dan dari semua alasan, kau mungkin akan mati karena aku! Bagaimana aku bisa tinggal di sisimu? Hidupmu yang menjadi taruhan di sini. Bagaimana bisa….” 

Yeo Wool berkata mengapa mereka harus seperti ini untuk hal yang bahkan belum terjadi. Kang Chi berkata So Jung sudah memberinya peringatan sebelum Tuan Park meninggal. Ia mengabaikan peringatan itu dan karena itulah Tuan Park meninggal. 

“Itukah sebabnya kau hendak pergi dariku sekarang?” tanya Yeo Wool. 



 

Kang Chi meraih tangan Yeo Wool yang terluka. Apa Yeo Wool tidak melihat akibat perbuatannya? Jika ia meleset sedikit saja, ia mungkin sudah merobek jantung Yeo Wool. 

“Apa kau tahu saat ini kata-katamu lebih merobek hatiku?” tanya Yeo Wool pedih. 

“Luka akan menutup dan sembuh seiring berjalannya waktu. Tapi kematian bukanlah sesuatu yang bisa dipulihkan. Jika aku benar-benar harus kehilanganmu…jika itu karena aku… aku tidak akan bisa menanggungnya. Aku tidak akan bisa hidup dengan baik.” 

“Kang Chi-ah..” 

“Karena itu Yeo Wool, lakukan seperti yang kukatakan. Esok pagi aku akan berpamitan pada Guru dan aku akan pergi dari sini,” Kang Chi memegang pundak Yeo Wool. 


 

Kang Chi menguatkan hatinya lalu pergi meninggalkan Yeo Wool. Setelah Kang Chi tak lagi terlihat, barulah tangis Yeo Wool pecah. 

Gon melihatnya dengan sedih. Seseorang berdiri mengawasi di balik pohon. Gon bisa merasakannya dan berbalik, tapi orang itu tidak ada. 


Kang Chi pergi ke kediaman Lee Soon Shin. Saat Lee Soon Shin menemuinya, ia sendiri tidak tahu harus mengatakan apa. Lee Soon Shin mengajaknya berjalan-jalan. 

“Tuan, ada yang membuatku penasaran. Seandainya seorang yang paling Tuan cintai mungkin akan mati karena Tuan, apa yang akan Tuan lakukan? “ 

“Aku akan melakukan yang terbaik agar hal itu tidak terjadi.”

“Bagaimana jika itu artinya aku harus meninggalkan orang itu? Jika orang itu hanya bisa hidup jika aku pergi, yang terbaik adalah aku meninggalkannya. Iya kan?” 

Lee Soon Shin bertanya apa yang paling Kang Chi takuti. 

“Kehilangan orang itu. Bahwa akan terjadi sesuatu padanya karena aku.” 

“Kalau begitu apa yang paling orang itu takutkan? Apa yang paling ditakuti oleh orang yang paling kaucintai?”

Belum sempat Kang Chi menjawab, tiba-tiba muncul beberapa orang ninja mengepung mereka.


Jo Gwan Woong meminjam 10 ninja pada Pil Mok untuk membunuh Lee Soon Shin. Pil Mok tidak mau meminjamkan karena misi mereka hanyalah membuat peta dan mengumpulkan informasi. Ia tidak mau terlibat dalam pembunuhan Lee Soon Shin. 

Jo Gwan Woong berkata Pil Mok tidak perlu turun tangan sendiri untuk melakukan itu. Ia menyuruh seseorang masuk. Seseorang berpakaian hitam melangkah masuk. Ia adalah Senior Yoon. Senior yang paling membenci Kang Chi sejak awal karena Kang Chi bukan manusia. Rupanya ia telah didekati oleh Pengawal Seo dan telah disogok uang. 


Tugas pertamanya saat itu adalah membuat Kang Chi dan Wol Ryung bertempur. Karena itu ia yang melaporkan penemuan banyak mayat di hutan pada Kang Chi, dengan tujuan agar Kang Chi mencari Wol Ryung (episode 19). 


Pil Mok bertanya apa sebenarnya rencana Jo Gwan Woong. 

“Lee Soon Shin akan dibunuh Choi Kang Chi,” ujar Jo Gwan Woong.


Kang Chi melindungi Lee Soon Shin. Ia berkata ia akan menghadapi para ninja ini dan Lee Soon Shin diminta menyelamatkan diri. 

“Tidak perlu melakukan itu, Kang Chi,” kata Lee Soon Shin tenang. “Aku yang mengundang mereka.” 

Kang Chi bingung. Samurai bodyguard Seo Hwa muncul. Lee Soon Shin menyapanya. 

“Pejuang Goon Bon, Kageshima Lojyo. Benar, bukan?” 

Kageshima menunduk hormat. Ia bertanya ada apa Lee Soon Shin memanggilnya. 


“Untuk memberimu nasihat,” kata Lee Soon Shin. “Aku memberimu waktu 3 hari. Dalam 3 hari ini tinggalkan tempat ini. Jika kau tidak pergi dalam 3 hari, tidak ada satupun dari pedagang Goon Bon yang akan kembali ke Jepang hidup-hidup. Dan juga mulai sekarang, selama aku menjadi laksamana Jeolla, pedagang Jepang dengan nama Goon Bon tidak akan menginjakkan kakinya di propinsi selatan dan aku juga tidak mengijinkan kegiatan mata-mata dalam bentuk apapun. Aku Lee Soon Shin pasti melakukannya. Jadi kembalilah ke negaramu sekarang.”



Kageshima melaporkan kata-kata Lee Soon Shin pada Pil Mok. Pil Mok berang, beraninya Lee Soon Shin mengancam mereka padahal bukan dalam keadaan perang. Kageshima berkata jika mereka dalam keadaan perang, Lee Soon Shin tidak akan memberi peringatan dulu pada mereka dan akan langsung menyerang. Ia menyarankan agar mereka mundur. Tapi Pil Mok tidak setuju. Ia dan Jo Gwan Woong telah membuat kesepakatan. 


Kang Chi dan Lee Soon Shin kembali ke kediaman Lee Soon Shin. Kang Chi bertanya bagaimana bisa Lee Soon Shin menemui orang-orang itu tanpa pengawalan sedikitpun. Untung saja ia ada di sana, apa yang akan terjadi jika tadi ia tidak datang? 

“Mati tidaklah semenakutkan itu, Kang Chi. Apa yang benar-benar kutakutkan adalah bagaimana jika aku mengambil keputusan yang salah saat aku hidup. Dan melukai orang-orang tak bersalah. Itulah yang kutakuti. Jika perang terjadi., ratusan hingga ribuan, bahkan puluhan ribu jiwa akan menjadi taruhannya. Karena itu keputusan yang kubuat haruslah dengan sangat berhati-hati dan sungguh-sungguh. Aku berada dalam jurang kesendirian dan ketakutan, tapi ada satu alasan mengapa aku tidak menghindari tugas ini. Aku ingin melindungi.” 

Lee Soon Shin berkata para prajuritnya diminta untuk mengorbankan nyawa mereka demi negara ini. Karena itu ia ingin melindungi beban nyawa mereka. Dan untuk melindungi mereka, pilihan terbaik adalah berada di sisi mereka. 


Mendengar itu, Kang Chi tersentak. Ia teringat percakapannya dengan Yeo Wool beberapa waktu lalu. Saat itu ia menanyakan apa yang paling ditakuti Yeo Wool. 

“Hal yang paling kutakutkan?” Yeo Wool terdiam sejenak. “Kau.” 

“Aku?? Aku yang paling menakutkan?” 

“Hmm..Satu hari nanti kau akan menghilang dari sisiku. Itulah yang paling kutakutkan.” 


Saat itu Kang Chi tersenyum dan bertanya mengapa Yeo Wool mengkhawatirkan hal semacam itu. Saat itu ia sama sekali tidak terpikir akan meninggalkan Yeo Wool seperti sekarang. 

“Biasanya kau akan seperti itu jika kau menyukai seseorang. Kau mengkhawatirkan mereka sebesar kau menyukai mereka. Juga banyak rasa takut,” kata Yeo Wool. 

“Contohnya?” 

“Bagaimana jika kau bosan padaku suatu hari nanti? Satu hari nanti aku akan menjadi tua dan lemah, dan kau mungkin akan mengabaikan aku karena aku telah menjadi perempuan tua.” 

Kang Chi tertawa. 


“Tidak saja aku tidak bisa hidup tanpamu, tapi aku juga putera Wol Ryung. Siapa itu Wol Ryung? Seorang lugu yang menemukan cinta pertamanya setelah seribu tahun. Dan setelah menjadi iblis seribu tahun, ia tetap mengingat ibuku. Seorang romantis sejati. Ini turunan keluarga. Kami hanya bersama satu wanita tak peduli bagaimanapun juga.

Karena itu pastikan kau tidak akan bosan padaku. Karena mataku hanya akan tertuju padamu….selamanya.” 

“Beneran beneran?” tanya Yeo Wool. 

“Beneran beneran.” 

“Janji janji?” 

“Janji janji,” ujar Kang Chi sambil tertawa melihat kelucuan Yeo Wool. Saat itu Yeo Wool tersenyum dan tertawa sangat bahagia. 


Kang Chi keluar dari kediaman Lee Soon Shin. Hanya satu nama yang keluar dari mulutnya. “Yeo Wool-ah…” 



Yeo Wool hanya berbaring tanpa melakukan apapun. Gonita bertanya mengapa Yeo Wool seperti ini. Tiba-tiba Yeo Wool duduk. 

“Choi Kang Chi si brengsek itu. Bagaimana bisa ia melakukan itu? Bukankah begitu, Nyonya?” 

“Ya?” tanya Gonita bingung. 

“Lupakan saja,” Yeo Wool kembali berbaring. Gonita bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi. 

“Dia bahkan bilang “beneran beneran” dan “janji janji”. Bagaimana bisa hanya dengan satu kata dari biksu, ia melakukan ini padaku? Bukankah begitu, Nyonya?” 

“Kau harus bilang apa yang terjadi supaya aku bisa mengerti, Nona,” protes Gonita. “Aku tidak tahu apapun, benar-benar membingungkan. Ya?” 


Yeo Wool berkata lupakan saja. Ia merasa hatinya seakan hendak meledak. Ia akan keluar berlatih pedang. Yeo Wool mengambil pedangnya lalu keluar dari kamar. 

Di luar, ternyata Senior Yoon sudah menunggunya. Si pengkhianat itu berkata ada yang hendak ia katakan pada Yeo Wool dan meminta Yeo Wool mengikutinya. Nooo!!! 


Untunglah Gonita mendengar mereka. Ia pergi keluar mencari Yeo Wool dan berpapasan dengan Gon. Ia bertanya apa Gon sempat melihat Yeo Wool. Bukankah sekarang sudah waktunya bagi Yeo Wool untuk beristirahat, tanya Gon. 

“Seorang murid bernama Yoon mengajaknya keluar karena ada hal penting yang hendak dibicarakan. Tapi ia belum juga kembali.” 

Gon heran untuk apa Yoon memanggil Yeo Wool malam begini. Ia bertanya sudah berapa lama Yeo Wool pergi. Sekitar kurang dari setengah jam yang lalu. Gon berpikir sejenak. Lalu ia meminta Gonita membangunkan Sung dan mencari Yeo Wool dan Yoon di dalam sekolah. Ia sendiri akan mencari di sekitar sekolah. 


Yoon membawa Yeo Wool ke hutan. Yeo Wool mulai bosan, sebenarnya apa yang hendak dikataka Yoon padanya. 

“Ini mengenai Choi Kang Chi,” kata Yoon. 

Yeo Wool terkejut, ada apa dengan Kang Chi? 


Sementara itu Kang Chi kembali ke sekolah. Sung menyapanya. Kang Chi bertanya apa yang Sung lakukan malam-malam begini. Sung menceritakan ia sedang mencari Yeo Wool. 

“Apa yang kaubicarakan?” tanya Kang Chi s. 

“Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi. Senior Yoon membawa Guru Dam (Yeo Wool) ke suatu tempat, kami tidak bisa menemukan mereka,” jawab Sung. Karena itu ia mencarinya bersama Nyonya Gonita. Sedangkan Gon mencari di sekitar sekolah. 


“Ada apa dengan Kang Chi? Apa terjadi sesuatu padanya?” tanya Yeo Wool panik. 

“Lihat, kau selalu saja berada di pihaknya dan melindungi si brengsek Choi Kang Chi yang bahkan bukan manusia. Kurasa aku tidak bisa mengikutimu lagi.” 

Yeo Wool terkejut. Belum selesai ia berbicara, ia merasa ada orang lain di dekatnya. Ia berbalik tapi wajahnya dilempar bubuk putih lalu perutnya dipukul dengan gagang pedang. Yeo Wool jatuh tak sadarkan diri. 


Orang yang melempar bubuk putih ternyata ninja. Dua ninja lainnya muncul. Mereka menutupi kepala Yeo Wool dengan kain hitam lalu memanggulnya. 

Merasa tugasnya beres, Yoon beranjak pergi. Alangkah terkejutnya ia ketika Gon tiba-tiba muncul. Yoon pura-pura tidak terlibat dan berkata Yeo Wool hendak dibawa ketiga ninja itu. 


Gon maju menghadapi ketiga ninja itu dan menyuruh mereka menurunkan Yeo Wool. Tak disangka, Yoon yang berdiiri di belakangnya mengeluarkan pedang. Lalu menusuk pinggang Gon. 

Gon terkejut. Ia berbalik tak percaya telah dikhianati muridnya sendiri. 

“Melihat kalian semua membela Choi Kang Chi yang bahkan bukan manusia, lebih dari saudara kalian yang manusia, aku muak pada kalian. Matilah, Senior Gon!” Yoon kembali mengayunkan pedangnya. 


Untunglah Gon lebih cepat. Ia menebas Yoon hingga Yoon mati. Ketiga ninja buru-buru hendak membawa Yeo Wool pergi tapi Gon menghalangi mereka. 

Para ninja bermunculan untuk menghalangi Gon. Gon berusaha menghentikan ketiga ninja yang membawa Yeo Wool. Tapi lukanya terlalu parah dan ninja yang dihadapinya terlalu banyak. Dengan sekuat tenaga ia melawan para ninja itu. 

Satu per satu ninja berjatuhan. Gon semakin lemah tapi ia bertahan. Tiba-tiba seorang ninja menebas punggungnya. Gon jatuh berlutut. 

“Nona….Nona Yeo Wool…Nona Yeo Wool…” hanya Yeo Wool yang saat itu berada dalam pikirannya. 


Seorang ninja mengayunkan pedangnya hendak membunuh Gon. Kang Chi muncul tepat pada waktunya dan membunuh ketiga ninja yang tersisa. Ia menghambur ke hadapan Gon yang semakin melemah. 

“Cepat…selamatkan Nona Yeo Wool..,” gumam Gon. Ia lalu jatuh pingsan. 

Kang Chi menyembuhkan luka Gon dengan darahnya. Ia lalu berlari mengejar penculik Yeo Wool. Tapi ia kehilangan jejak mereka karena para penculik itu melempar bom asap untuk menhilangkan bau mereka. 


Bong Chul dan anak buahnya sedang buang air kecil ketika sanak buahnya melihat ada ninja memanggul Yeo Wool. Bong Chul melihat mereka lalu buru-buru bersembunyi. 


Gon terbangun di tempat tidurnya. Guru Dam dan Guru Gong sedang menungguinya. Gon langsung berlutut di hadapan Guru Dam. 

“aku minta maaf. Aku gagal melindungi Nona Yeo Wool. Aku benar-benar minta maaf,” ujar Gon sedih. 

Guru Dam berkata Tae Soo yang menemukan Gon di hutan. Ternyata Tae Soo juga ada di kamar Gon. GuruDam berkata ia dengar di pakaian Gon terdapat banyak darah. 

“Apa Kang Chi yang menyelamatkanmu?” 

Gon membenarkan. 

“Kalau begitu ke mana Kang Chi pergi?” tanya Guru Dam. 


Kang Chi pergi ke Penginapan Seratus Tahun. Jo Gwan Woong sudah menunggunya. Kang Chi bertanya di mana Yeo Wool. Apa yang Jo Gwan Woong lakukan padanya? 

“Entahlah…” jawab Jo Gwan Woong tersenyum licik. 

Kang Chi dengan marah bergerak cepat menuju Jo Gwan Woong. Tapi ia berhenti saat sebilah pedang terhunus di depan lehernya. Pedang Kageshima. 


“Berhati-hatilah, kepalamu mungkin terpenggal,” ujar Pil Mok. Ia berkata Kang Chi setengah manusia. Jika kepala Kang Chi dibuang ke laut, tidak mungkin Kang Chi akan tetap hidup walau Kang Chi berdarah abadi. 

“Apa kaupikir kau bisa membunuhku?” 

“Aku yakin pedang Kageshima bisa,” jawab Pil Mok. 

“Jika kau melukaiku, kau tidak akan bisa melihat Dam Yeo Wool dalam keadaan hidup.” 

“Lepaskan Yeo Wool sekarang juga!!” 

“Jika kau ingin ia kembali dengan selamat maka pertama, bunuhlah Lee Soon Shin. Jika kau membunuh Lee Soon Shin, aku akan menyelamatkan Dam Yeo Wool. Tapi jika kau tidak bisa membunuhnya, Dam Yeo Wool akan mati. Bukan hanya itu…”



Choi dan Ok Man diseret dalam keadaan terikat. Mereka diperhadapkan pada Kang Chi. 

“Ayah! Ok Man!” seru Kang Chi. 

Jo Gwan Woong berkata tadinya ia hendak membunuh keduanya karena telah menjadi mata-mata Kang Chi. Tapi ia memberi kesempatan terakhir pada Kang Chi untuk menyelamatkan mereka. Jika Kang Chi membunuh Lee Soon Shin, maka nyawa ketiga orang yang terdekat dengan Kang Chi akan selamat. 

“Bukankah cukup untuk ditukar dengan nyawa Lee Soon Shin?”



“Tidak, Kang Chi. Kau tidak boleh melakukannya, ya,” kata Choi. “Kau akan selamanya dikenal sebagai orang yang membunuh Laksamana. Bagaimana kau bisa hidup seperti itu? Tidak, walau kami dipukuli, kau tidak boleh membunuh Laksamana.” 

Ninja Seo langsung memukuli Choi. Kang Chi sangat menderita melihat ayahnya dipukuli. 

“Apakah kekejamanmu tidak ada akhirnya?!” serunya marah pada Jo Gwan Woong. 

“Kekejaman?” 

“Jika menukar nyawa orang untuk membunuh orang lain bukan kekejaman, maka apa namanya?” 

“Apa macan yang kuat memakan kucing kecil disebut kejam? Elang memangsa tikus, apa itu juga disebut kekejaman?” 

“Kau mungkin terlihat manusia, tapi di dalam kau adalah monster!” 


“Siapa yang kau sebut moster padahal kau sendiri adalah monster,” ujar Jo Gwan Woong sinis. Duh pengen banget jitak nih orang pake kebo supaya sadar >,< 

Jo Gwan Woong memberi waktu pada Kang Chi sampai matahari terbit esok hari. Jika besok pagi Kang Chi tidak membawa kepala Lee Soon Shin, nyawa Yeo Wool-Choi-Ok Man akan lenyap selamanya. 

Kang Chi terdiam. Dalam hatinya ia memanggil Yeo Wool. 

“Kang Chi-ah…” panggil Yeo Wool dalam hati. Ia disekap dalam sebuah peti tertutup di sebuah gudang. Tangan, kaki, dan mulutnya terikat. Yeo Wool masih dalam keadaan lemah. 


Pil Mok menyuruh samurai penjaga untuk terus menyalakan dupa agar Kang Chi tidak bisa mencium bau Yeo Wool. 

Kang Chi diusir dari penginapan Seratus Tahun. Kata-kata Lee Soon Shin terngiang di benaknya. 

“Karena aku ingin melindungi mereka. Untuk melindungi mereka, berada di sisi mereka adalah pilihan terbaik.” 

“Yeo Wool, apa yang kulakukan padamu,” kata Kang Chi dengan penuh penyesalan dalam hatinya. Ia mengerti kata-kata Lee Soon Shin. Jika ingin melindungi orang yang kita cintai, kita harus berada di sisi mereka, bukan meninggalkan mereka. 



Gisaeng Chun dan Chung Jo pergi ke sekolah Guru Dam. Mereka telah mendengar mengenai menghilangnya Yeo Wool. Tae Soo menyambut mereka dan melaporkan keadaan Guru Dam saat ini sangat sedih. 

Gisaeng Chun dan Tae Soo pergi menemui Guru Dam yang menyendiri di kamar Yeo Wool. Guru Dam bertanya apakah Gisaeng Chun sudah mendapatkan informasi. Gisaeng Chun berkata Jo Gwan Woong dan orang-orang Goon Bon sudah jelas sedang sibuk mengerjakan sesuatu tapi ia belum mendapatkan petunjuk mengenai Yeo Wool. Ada kemungkinan Yeo Wool tidak dibawa ke penginapan. 

Mendengar itu, Guru Dam semakin putus asa. Jika Gisaeng Chun saja kehilangan jejak Yeo Wool, maka tidak tertutup kemungkinan Yeo Wool sudah mati. 


Guru Dam menyuruh Tae Soo memanggil Kang Chi yang saat ini berada dalam pengawasan Gon. Kang Chi sudah tidak sabar menunggu. Ia berkata nyawa Yeo Wool saat ini dalam bahaya, tidak ada waktu lagi. 

“Aku lebih tahu dari siapapun! Karena itu aku hampir gila lebih dari orang lain! Tapi…saat ini yang paling terluka di antara kita semua adalah Guru Dam. Apa kau mengerti?” ujar Gon. Yang berhak memutuskan adalah Guru Dam. 


Baru kali ini melihat wajah Guru Dam begitu putus asa. Ia telah mengumpulkan semua orang. Gisaeng Chun, Guru Gong, Gon, Tae Soo, dan Kang Chi. Kang Chi berkata tidak ada waktu lagi. Ia akan pergi mencari Yeo Wool sekarang juga. 

“Walau aku berterima kasih untuk itu, tapi hentikanlah. Aku tidak bisa lagi menerima kelicikan dan kekejaman Jo Gwan Woong. Karena itu, menyerahlah akan Yeo Wool.” 

Kang Chi tertegun. Bahkan Gon dan Tae Soo pun tidak percaya Guru Dam hendak mengorbankan puterinya sendiri. 


“Saat ini keselamatan Laksamana lebih penting. Jika kita terguncang karena ancaman seperti ini dan menjadi lemah, Jo Gwan Woong akan terus menggunakan ancaman yang sama untuk membuat kita dan Laksamana menderita. Karena itu kita tidak boleh terpancing olehnya. Ini adalah keputusanku,” Guru Dam mengepalkan tangannya kuat-kuat. 

“Tapi, Guru…” protes Kang Chi. 

“Dan juga kau, Kang Chi. Bukankah ini sudah waktunya bagimu untuk memulai perjalananmu? Temukan Buku Keluarga Gu. Bukankah itu tujuanmu sejak awal?” 

“Jangan katakan hal seperti itu pada saat seperti ini. Meninggalkan Yeo Wool begitu saja? Omong kosong!” 

“Lakukan saja!” 

“Aku tidak mau. Aku tidak bisa menyerah atas Yeo Wool. Yeo Wool adalah puteriku satu-satunya. Walau begitu aku tetap harus memutuskannya. Turuti saja, Kang Chi.” 

“Yeo Wool juga satu-satunya bagiku!!” 


Semua langsung menoleh melihat Kang Chi. 

“Jika aku tidak bisa melindungi satu-satunya orang yang kumiliki, untuk apa aku menjadi manusia? Aku tidak menghadapi semua kesulitan itu hanya untuk menjadi manusia menyedihkan, Guru!” 

Tae Soo dan Gon terpaku mendengar ucapan Kang Chi. 

“Aku tidak apa-apa jika tidak menjadi manusia atau apapun itu. yang pasti aku tidak akan menyerah atas Yeo Wool. Aku tidak bisa menyerah,” tanpa sadar Kang Chi menangis. 

Gon berdiri di sisi Kang Chi. Ia meminta maaf pada Guru Dam. Untuk kali ini, ia setuju dengan Kang Chi. Tae Soo bediri di sebelah Gon dan mengatakan hal yang sama. 

“Kami akan pergi dan menemukan Yeo Wool. Tolong berikan ijinmu,” kata Kang Chi. 


Guru Dam menatap mereka. Gisaeng Chun berjanji akan mencari informasi lagi mengenai keberadaan Yeo Wool. Guru Dam bertanya mengapa Gisaeng Chun juga menentangnya. 

“Mengapa kita melayani negara ini?” tanya Gisaeng Chun. “Pada akhirnya, bukankah untuk melindungi orang-orang yang kita cintai? Orang terpenting bagi Guru Dam adalah Nona Yeo Wool. Karena itu kita harus melindunginya.” 

“Terkadang tidak apa-apa kita mengabaikan beban tugas kita demi hal yang lebih baik, Guru Dam,” Guru Gong ikut menasihati. 

Guru Dam memandang mereka semua. 

“Guru…” panggil Kang Chi dengan tatapan memohon. 


Chung Jo mendengar percakapan mereka dari luar. Lalu ia pergi ke kamar Kang Chi. Rompi merah buatannya masih terlipat rapi di meja. Kata-kata Kang Chi tadi masih terpatri dengan jelas. 


“Aku tidak bisa menyerah atas Yeo Wool. Yeo Wool juga satu-satunya bagiku!” 

“Begitukah? Nona Yeo Wool begitu berarti bagimu, Kang Chi?” gumam Chung Jo sedih. “Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya saat aku masih berada di sisimu?” 

Chung Jo menangis penuh penyesalan. 


Bong Chul diam-diam menyelinap ke sekolah. Sung memergokinya. Bong Chul memperkenalkan namanya. Ia ingin bertemu dengan Kang Chi dongsaengnya. 

Chung Jo melihat Bong Chul berbicara dengan Tae Soo, Gon, dan Kang Chi. Bong Chul berkata ia melihat Yeo Wool dipanggul orang-orang berpakaian hitam dan dibawa ke bagian kanan penginapan. Tae Soo menyadari itu adalah bagian tempat gudang-gudang yang disewa pedagang Goon Bon. Jika benar apa yang Bong Chul lihat, mungkin Yeo Wool disekap di salah satu gudang itu. Bong Chul yakin ia melihatnya. 


Mereka berempat pergi ke penginapan. Bong Chul menunjukkan ke arah mana para ninja itu membawa Yeo Wool pergi. Tae Soo berkata pedagang Goon Bon menyewa sekitar 6 gudang. Tiga gudang di dekat pintu timur, dan tiga lagi di dekat pintu utara. 

Kang Chi menyarankan agar mereka berpencar. Tae Soo langsung pergi bersama Gon. Sementara Kang Chi menarik Bong Chul untuk ikut bersamanya. Sayangnya mereka tidak menyadari seorang ninja telah memantau gerak gerik mereka. 


Semua gudang rupanya telah dipasangi dupa untuk mengecoh mereka. Yeo Wool yang telah sadarkan diri mulai menendangi peti. 

Yeo Wool mendengar suara ribut. Ia diam karena tidak tahu yang datang kawan atau lawan. Kang Chi membuka peti-peti. Lalu ia melihat peti yang berlubang. Ia membuka tutup peti. 

Yeo Wool melihat pintu petinya dibuka. Ia terbelalak kaget. 


Kang Chi kecewa saat melihat isi peti itu hanya jerami. Yeo Wool melihat para penyekapnya adalah samurai Jepang dan ninja. Yeo Wool ditarik keluar dari peti. 

Gon dan Tae Soo memeriksa sebuah gudang. Mereka menemukan sebuah peti yang terbuka. Mereka terlambat. 


Ninja Seo melapor pada Jo Gwan Woong bahwa seperti yang Jo Gwan Woong perkirakan, mereka akan mencari Yeo Wool. Jo Gwan Woong tersenyum. 

Keempat sekawan berkumpul di pasar setelah pencarian mereka tidak membuahkan hasil. Bong chul tak mengerti mengapa Yeo Wool tidak ditemukan. Ia benar-benar melihatnya. Ia menyesal ia sedang mabuk saat itu. Jika saja ia tidak minum, ia pasti melihat lebih jelas. Ia minta maaf pada Kang Chi. 

Gon berkata para penculik itu benar-benar sudah mempersiapkan segalanya. Mereka bahkan membakar dupa untuk mengelabui indera penciuman Kang Chi. Tae Soo bertanya pada Kang Chi apa yang harus mereka lakukan sekarang. 


Kang Chi berkata ia harus menemui Lee Soon Shin sekarang. Tae Soo tidak setuju. Mereka tidak boleh melibatkan Lee Soon Shin dalam hal ini. 

“Apa kau percaya padaku?” tanya Kang Chi pada Tae Soo. “Sebagai teman, seberapa besar kau mempercayaiku, Tae Soo?” 

Tae Soo menatap Kang Chi. 

Kang Chi menemui Lee Soon Shin. 


Ninja Seo bertanya apakah Jo Gwan Woong yakin Kang Chi akan membunuh Lee Soon Shin. Jo Gwan Woong sendiri tidak tahu. Jika Kang Chi membunuh Lee Soon Shin, maka akan sempurna. Tapi seandainya tidak, Lee Soon Shin juga akan betindak. Jo Gwan Woong menyodorkan senjatanya pada Ninja Seo. 

“Jika kesempatan itu datang, tembak dia (Lee Soon Shin) dengan senjata ini. Mengerti?” 


Lee Soon Shin bertanya mengapa Kang Chi datang menemuinya. Kang Chi berkata ia datang untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi. 

“Apa yang kauinginkan dariku?” tanya Lee Soon Shin. 

“Apa Tuan percaya padaku? Sejauh apa Tuan bisa mempercayaiku?” tanya Kang Chi. 


Yeo Wool dipindahkan ke tempat lain. Untunglah kali ini salah satu pelayan mata-mata Gisaeng Chun melihatnya dan melaporkannya pada Gisaeng Chun. Gisaeng Chun memerintahkan kepala pelayan untuk memberitahu hal ini pada Guru Dan. 

Chung Jo menawarkan diri untuk memberitahu Kang Chi dkk mengenai informasi ini. Ia tahu saat ini Kang Chi dan yang lainnya sedang bersama Bong Chul dan ia tahu di mana Bong Chul biasa berkumpul. 

 

Yeo Wool diikat di sebuah kursi di dalam gudang. Choi dan Ok Man juga diikat di sana. Yeo Wool mendongak dan kaget saat ia melihat sebauh bola besi berduri tergantung di atas kepalanya. Ia melihat bola besi itu terhubung dengan sekarung beras. 

Ninja penyekapnya melubangi karung beras itu. Beras tercurah keluar. Ninja itu berkata begitu setengah karung beras itu keluar, bola besi itu akan jatuh menghancurkan kepala Yeo Wool. 

Yeo Wool meronta-ronta. 


Chung Jo memberitahukan keberadaan Yeo Wool pada Tae Soo, Gon, dan Bong Chul. Yeo Wool pasti dipindahkan saat mereka berempat mencari di gudang. Gon berkata itu artinya para penculik tahu mereka mencari Yeo Wool. 

Kang Chi bergabung bersama mereka. Tae Soo bertanya apakah Kang Chi sudah menemui Lee Soon Shin. Kang Chi mengiyakan. Tae Soo berkata kalau begitu mereka juga harus bergerak. Hmmm…sepertinya mereka memiliki rencana.


Mereka segera bergerak. 

“Kang Chi,” panggil Chung Jo. “Pastikan kau menyelamatkan Nona Yeo Wool.” 

Kang Chi mengangguk. Tampaknya Chung Jo bisa menerima kalau saat ini Kang Chi bukan lagi miliknya. 


Lee Soon Shin pergi menemui Jo Gwan Woong. Sendirian??? 

Jo Gwan Woong pergi menemuinya dan bertanya ada apa Laksamana mencarinya. 

“Kudengar kau menyandera orang tak bersalah untuk mendapatkan aku. Aku minta kau lepaskan mereka sekarang juga.” 

“Kau datang ke sini sendirian hanya untuk mengatakan itu?” sindir Jo Gwan Woong. 

“Benar.” 


Three Musketeers pergi menuju tempat Yeo Wool disekap. Tapi mereka dihadang oleh pengawal Jo Gwa Woong juga para ninja. Mereka bertiga bertempur melawan para ninja itu.


Sementara itu, beras terus mengalir keluar. Bola besi lambat laun turun seiring bertambah ringannya karung beras itu. Yeo Wool meronta-ronta panik. Ok Man dan Choi juga berusaha meronta tapi mereka tidak berdaya menyelamatkan Yeo Wool. 


Tiba-tiba Kang Chi merasa angin bertiup. Ia bisa merasakan keberadaan Yeo Wool dalam keadaan bahaya. Tae Soo menyuruh Kang Chi pergi menyelamatkan Yeo Wool. Ia dan Gon yang akan melawan para ninja ini. Kang Chi setuju. Untunglah Bong Chul juga datang membantu bersama para anak buahnya. 


Kang Chi membuka pintu gudang. Alangkah leganya saat ia melihat Yeo Wool masih hidup. Choi berteriak agar Kang chi bergegas, bola besi akan segera jatuh. 

Kang Chi berlari pada Yeo Wool dan berusaha melepas tali yang mengikat Yeo Wool. Untunglah ia sempat menarik Yeo Wool tepat saat bola besi itu jatuh menghantam kursi dan menghancurkannya. 


“Kang Chi, apa kau tidak apa-apa?” seru Choi. 

Kang Chi menatap Yeo Wool yang saat ini berada dalam dekapannya. 

“Yeo Wool….” 


Yeo Wool malah mendorong Kang Chi lalu bangkit berdiri. 

“Yeo Wool?” Kang Chi kebingungan. 


Duaaakk! Yeo Wool menendang wajah Kang Chi. Kang chi terkejut. Yeo Wool mulai memukuli Kang Chi. 

“Jahat! Kau jahat!” Yeo Wool mulai menangis. “Jahat! Jahat!” 


Kang Chi memegang tangan Yeo Wool. 

“Kau jahat!” Yeo Wool menangis terisak-isak. 


Kang Chi menarik Yeo Wool dalam pelukannya. 

“Maafkan aku,” ujarnya lembut. “Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku benar-benar minta maaf, Yeo Wool.” 

Yeo Wool memeluk Kang Chi sambil terus menangis. 


Dan lagi-lagi dunia hanya milik berdua. Choi dan Ok Man hanya bisa pasrah menunggu mereka dilepaskan

“Seharusnya aku lebih sering mengatakannya padamu…” 

“Seharusnya aku lebih sering memelukmu…bahwa aku sangat menyukaimu,” 

Kang Chi menghela nafas sambil memeluk Yeo Wool lebih erat. 

“Bahwa aku sangat mencintaimu…” batin Yeo Wool. 


Ninja Seo bersembunyi di balik tumpukan jerami dan mulai mengarahkan senjatanya ke arah Lee Soon Shin. 

Jo Gwan Woong membantah ia telah menyandera orang. Lee Soon Shin berkata ia ingin menanyakan sesuatu pada Jo Gwan Wong. 

“Mengapa kau hidup?”


Sebenarnya apa yang coba dilindungi Jo Gwan Woong dengan mengambil begiitu banyak nyawa orang tak bersalah. Apa itu kekuasaan? Kekayaan? Atau hal lain? 

“Diriku sendiri,” jawab Joo Gwan Woong. Ia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Melakukan apa yang ia mau, mengambil apa yang ia inginkan. Jika ia ingin membunuh, maka ia membunuh. Ia hanya setia pada keinginannya. 

“Aku hanya melihat seorang pria yang egois, kesepian, dan kotor yang terobsesi dengan nafsu kotornya. “ 

Jo Gwan Woong berkata setidaknya ia hidup lebih sederhana dan jujur dibandingkan dengan seorang munafik seperti Lee Soon Shin. 

“Itukah sebabnya kau menjual negaramu sendiri?” 

“Aku akan menguasai propinsi selatan sebagai gantinya. Itu bukan kesepakatan buruk untukku.” 

“Apa ini artinya kau mengaku sebagai pengkhianat negara di hadapanku?” 

“Dan lagi kau akan mati, tidak ada masalah mengungkapkannya,” kata Jo Gwan woong. 

Lee Soon Shin melangkah maju. Para pengawal Jo Gwan Woong menghunus pedang mereka. Ninja Seo siap membidik dengan senapannya. 


“Selama ini cukup menyenangkan. Selamat tinggal, Laksamana,” ujar Jo Gwan Woong. Ia berbalik pergi. 

“Ini belum selesai!” seru Kang Chi. 

Kang Chi dan kawan-kawannya, termasuk Yeo Wool, berdiri melindungi Lee Soon Shin. 

“Apa kau baik-baik saja, Yeo Wool?” tanya Lee Soon Shin. 

“Ya, Tuan. Aku minta maaf telah membuat Tuan cemas.” 


Tae Soo berkata mulai sekarang mereka akan melindungi Laksamana. 

“Apa kau ingat apa yang pernah kukatakan? Aku menancapkan sebatang sapu di lantai dan kukatakan padamu aku akan kembali untuk mengambil kembali Penginapan Seratus Tahun. Dan itu adalah hari ini, Jo Gwan Woong.” 


Anehnya, Jo Gwan Woong malah tersenyum. Ninja Seo menyalakan senjata, siap menarik pelatuk. 

“Selamat tinggal, Choi Kang Chi,” kata Jo Gwan Woong. 

Kang Chi menoleh. Yeo Wool dan yang lainnya juga. 


Ninja Seo menembak. 

Semua terkejut. Siapa yang tertembak? 

“Kang Chi-ah….” batin Yeo Wool. 

“Yeo Wool-ah…” 


(bersambung)
Share this article :

4 comments:

  1. Yaampun seru banget gw baca nya.. Episode terakhirnya gimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. silakan simak diepisode2 lainnya y..thanks 4 komentarnya

      Delete
  2. Yaampun seru banget gw baca nya.. Episode terakhirnya gimana?

    ReplyDelete
  3. Yaampun seru banget gw baca nya.. Episode terakhirnya gimana?

    ReplyDelete

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger