Genre : Drama, Fantasi
Episode : 24 (dalam konfirmasi)
Network : MBC
Tanggal tayang : 8 April - 25 Juni 2013
CAST & CREW
Sutradara : Shin Woo Chul
Skenario : Kang Eun Kyung
Pemain:
Choi Jin Hyuk sebagaiGu Wol Ryung (ayah Kang Chi)
Lee Sung Jae sebagai Jo Gwan Woong
Lee Seung Gi sebagai Choi Kang Chi
Bae Suzy sebagai Wol Yeo Dam
Yoo Yun Suk sebagai Park Tae Seo
Lee Yoo Bi sebagai Park Chung Jo (cinta pertama Kang Chi)
Lee Yeon Hee sebagai Yoon Seo Hwa (ibu Kang Chi)
Jung Hye Young sebagai Chun Soo Ryun (kepala gisaeng)
Uhm Hyo Sup sebagai Park Moo Sol (Ayah angkat Kang Chi)
SINOPSIS BAGIAN 6
Kang Chi kecil sangat marah. Walau wajahnya babak belur, tapi kemarahannya sangat nyata di matanya.
Menatap mata kecil yang penuh amarah itu, bukannya marah, Tuan Park malah tersenyum sayang. Di hadapannya tak hanya Kang Chi yang berlutut padanya. Tapi juga lima anak laki-laki yang semuanya juga babak belur. Dengan sabar, Tuan Park bertanya alasan Kang Chi memukuli teman-temannya.
“Karena mereka mengatakan kalau aku adalah anak yang dibuang di sungai!” teriak Kang Chi.
“Apakah kau merasa malu karena kau dibuang di sungai?”
Mata Kang Chi meredup, dan sambil menunduk ia menjawab, “Ya.”
Tuan Park tersenyum dan memahami duduk persoalannya. Dengan berjongkok di depan Kang Chi, ia berkata pelan, “Tapi Kang Chi.. Kurasa itu adalah kejadian yang sangat baik.” Kang Chi mendongak heran dan Tuan Park pun meneruskan, “Jika saat itu kau tak dibuang di sungai .. Aku tak akan pernah bertemu denganmu.”
Mata Kang Chi berkaca-kaca menahan haru mendengar kata-kata itu, “Tuanku..”
“Walau tak berhubungan darah, kita dapat menjadi keluarga karena cinta. Di dalam hatiku, kau sudah kuanggap sebagai anakku. Apakah kau mengerti?”
Kang Chi mengangguk-angguk, tapi air matanya malah mengalir. Tuan Park menepuk bahu Kang Chi, bangkit dan berkata pada teman-teman Kang Chi, “Jadi, kalian jangan pernah lagi mengejek Kang Chi kalau ia adalah anak buangan. Mengejeknya sama dengan mengejekku.”
Anak-anak itu mengkerut segan pada Tuan Park, sedangkan Kang Chi menatap Tuan Park sambil tersedu-sedu. Tuan Park kembali menoleh pada Kang Chi dan berkata, “Apakah kau sudah tak apa-apa?”
Kang Chi tertawa sambil terisak dan mengangguk-angguk bahagia.
Kembali ke kejadian malam itu.
Suara tawa Kang Chi kecil itu terngiang saat Tuan Park menghambur ke depan, menghalangi pedang yang akan menusuk Kang Chi.
Dan suara tusukan pedang itu mengagetkan semuanya.
“Tuanku…!”
Semua diam terpaku, kaget melihat Tuan Park tertusuk pedang. Kang Chi yang lebih dulu pulih dari rasa kagetnya, mengaum dan memukul ninja itu hingga terjatuh. Ia berbalik langsung menangkap tubuh Tuan Park dan memanggil, “Tuanku.. Tuanku..!”
Dengan nafas tersengal-sengal, Tuan Park malah bertanya pada Kang Chi, “Apakah kau baik-baik saja?” Tuan Park membelai pipi Kang Chi yang basah oleh air mata. Terpatah-patah, ia berkata, “Jangan pernah lupa, .. kau sudah kuanggap anakku… Kumohon.., lindungilah .. Tae Soo .. dan .. Chung Jo..”
Nafas Tuan Park tiba-tiba tersentak dan tangan yang tadi membelai pipi Kang Chi sekarang terkulai lemah. Kang Chi shock melihat Tuan Park tak bergerak lagi di pelukannya. Ia menggoncangkan tubuh Tuan Park perlahan dan memanggil Tuan Park, tapi tubuh itu tetap tak bergerak
“Ayaahh..!” teriak Tae Soo memanggil ayahnya, menyadarkan semua kalau Tuan Park sudah tiada.
Chung Jo dan Han No terpaku tak percaya. Nyonya Yoon jatuh ke tanah, tak kuat menerima kenyataan ini. Bahkan Kepala Polisi pun tak percaya melihat Tuan Park terbunuh.
“Tidak, Tuanku. Bangunlah,” pinta Kang Chi, menolak untuk percaya kalau Tuannya sudah meninggal. “Kumohon kembalilah..” Tapi Tuan Park tetak tak bergerak. Menyadari hal ini, Kang Chi hanya dapat berteriak sekeras-kerasnya meluapkan emosinya.
Dan teriakan Kang Chi itu seakan memanggil angin untuk bertiup kencang dan menyuruh awan untuk menutup bulan. Kelopak bunga sakura berterbangan dan api obor pun hampir padam.
Di luar, Biksu So Jung memandangi penginapan Seratus Tahun dengan khawatir. Di dalam Yeo Wool dan Gon heran merasakan perubahan cuaca itu.
Mereka mencoba mengintip dari atap penginapan, dan merasakan angin yang sangat kencang. Gon menutupi Yeo Wool agar tidak tertiup angin secara langsung.
Semua merasakan terpaan angin itu, hanya Kang Chi yang tak mempedulikannya. Matanya menatap Jo Gwan Woong dengan penuh kebencian dan berteriak, “Aku akan membunuhmu!”
Jo Gwan Woon kaget melihat mata Kang Chi yang sekarang berubah menjadi kehijauan. Ia tak sempat menghindar saat Kang Chi melompat menyerangnya sambil berteriak, “AKU AKAN MEMBUNUHMU!!”
Tapi niat Kang Chi terhenti karena tiba-tiba Biksu So Jung muncul di hadapannya dan langsung menohoknya di perut. Tak disangka, tongkat Biksu So Jung itu menahannya sehingga ia tak mampu menggerakkan badannya. Ia mencoba mengerahkan tenaganya tapi sia-sia.
Gelang Kang Chi berpendar lagi, Kepala pengawal dan Jo Gwan Woong melihatnya, membuat mereka penasaran. Namun mereka tak dapat memandangi lama karena angin bertiup semakin kencang. Mereka pun melindungi diri dari terpaan angin yang semakin besar.
Mendadak angin menghilang dan bulan pun muncul kembali. Suasana hening, dan mereka semua menyadari kalau Kang Chi dan Biksu itu telah menghilang! Para tentara itu ribut mempertanyakan hilangnya Kang Chi.
Tapi tatapan Tae Soo dan Chung Jo hanya terpaku pada jasad ayahnya yang terbaring di tanah. Perlahan, Tae Soo mendekat dan memanggil ayahnya. Tapi mata Tuan Park sudah kosong. Tae Soo menangis tersedu-sedu saat menutup mata ayahnya.
Dam Pyung Joon terkejut saat mendapat kabar kalau sahabatnya, Tuan Park, telah tewas. Begitu pula Lee Soon Shin, dan ia semakin terkejut saat mendengar kalau Tuan Park dituduh telah melakukan pengkhianatan.
Kediaman Tuan Park telah berantakan. Tapi dinding rahasia itu masih tertutup. Begitu pula ruang penyimpanan harta masih tak terjamah oleh para tentara.
Bong Chul kaget mendengar Tuan Park dituduh melakukan pengkhianatan. Ia terkejut dan membanting sendoknya saat diberitahu kalau tuduhan itu didasarkan dugaan kalau Tuan Park membiayai para pemberontak. Bong Chul pun bertanya-tanya dimana Kang Chi saat itu?
Para penduduk berkerumun di depan penginapan, dan mereka terkesiap kaget melihat sebuah mayat terbungkus dan digotong untuk dibawa oleh lembu. Mereka semakin kaget saat keluarga dan para pelayan Tuan Park didorong-dorong dengan kasar. Chung Jo yang sudah lemah, terjatuh.
Tapi kepala pasukan malah menyambar kerah baju agar Chung Jo berdiri dan membentaknya, “Jalanlah yang benar!”
Chung Jo bangkit dan menepis tangan tentara itu, “Beraninya kau! Singkirkan tanganmu!” Tapi tentara itu langsung menamparnya hingga Chung Jo terjatuh, “Wanita jalang! Kau ini hanyalah putri seorang penjahat tapi kau malah bertingkah seperti bangsawan?”
Chung Jo bangkit lagi dan menatap penuh rasa marah pada kepala pasukan itu.
Salah satu dari orang yang berkerumun langsung berteriak membela, “Tak mungkin! Bagaiamana mungkin Tuan Park adalah seorang penjahat?”
Pembelaan itu seolah menular, dan teriakan-teriakan protes mulai mengalir dan semakin lama semakin tak terkendali. Kepala pasukan itu langsung menghunus pedangnya, “Siapa yang berani memihak pada pemberontak? Yang akan mengeluarkan sepatah kata, akan langsung dibunuh!”
Dan semua tentara itu berdiri dengan posisi menyerang pada rakyat yang berkerumun. Orang-orang pun terkesiap ketakutan dan langsung mundur. Kepala pasukan itu memerintahkan anak buahnya untuk segera mengangkut jasad Tuan Park.
Tapi gerobak itu tak mau bergerak. Lembu yang menarikpun juga tak mau maju. Bahkan ketika empat orang tentara mendorong gerobak itu dari belakang, roda kereta itu tak maju bahkan sesenti pun.
Orang-orang mulai ramai bergunjing melihat hal itu. Semakin keras para tentara itu mendorong, gerobak itu tetap kembali ke tempatnya. Nyonya Yoon menatap mayat suaminya iba, dan menyuruh para tentara itu untuk minggir.
Nyonya Yoon dengan lembut mengusap tikar jerami yang menutupi tubuh almarhum suaminya dan berkata, “Kurasa kau juga tak ingin pergi.. Apakah kau masih ingin di sini? Semuanya sudah berakhir sekarang.. Jadi..” Nyonya Yoon tercekat dan berkata pelan, “Lepaskanlah semuanya ini, suamiku…”
Tae Soo terisak, menangis tersedu-sedu mendengar kata-kata ibunya, “Lepaskanlah semua kebencian yang kau rasakan. Pergilah..”
Chung Jo menirukan apa yang dilakukan ibunya, meletakkan tangan di badan ayahnya. Begitu pula Tae Soo.
Pelayan Choi dan Han No juga mengikuti langkah Tae Soo. Bersama-sama mereka memegang gerobak itu dan mulai mendorongnya.
Dan keajaiban terjadi. Gerobak itu bergerak perlahan saat didorong oleh keluarga Tuan Park. Kepala pasukan itu terkejut melihat kejadian itu.
Begitu juga orang-orang yang menyaksikannya. Semua terisak, tak peduli pria maupun wanita, rakyat biasa maupun para bangsawan, menangisi kepergian Tuan Park. Suasana haru, tangis pilu dan doa menyertai perjalanan almarhum Tuan Park dan seluruh keluarga yang sekarang menjadi tawanan.
Bong Chul heran karena tak melihat Kang Chi, bahkan ujung rambutnya. Salah satu kroninya menduga kalau Kang Chi melarikan diri. Tapi Bong Chul tak percaya hal itu.
Suara seorang tentara membenarkan dugaan itu. Sambil menempelkan kertas pengumuman, tentara itu mengatakan kalau Kang Chi melarikan diri setelah membunuh Tuan Park. Bong Chul kaget mendengar pernyataan yang tak masuk akal itu. Walaupun imbalan jika bisa menyerahkan Kang Chi sangatlah menggiurkan. 200 nyang.
Yeo Wool marah, tak percaya kalau Kang Chi dituduh sebagai pembunuh Tuan Park. Malam itu, semua orang menyaksikan bagaimana Tuang Park ditusuk oleh pengawal Jo Gwan Woong.
Gon menduga kalau kubu Jo Gwan Woong takut pada kemarahan rakyat Yosu yang menganggap Tuan Park sebagai dewa. Dan dengan hilangnya Kang Chi, kubu Jo Gwan Woong langsung menimpakan tuduhan pembunuhan itu pada Kang Chi.
Begitu mudah gossip menyebar. Orang-orang langsung melihat pengumuman pencarian Kang Chi dan menuduh Kang Chi sebagai orang yang tak tahu berterima kasih dengan membunuh ayah angkatnya sendiri. Mereka juga berkomentar kalau itu sebabnya orang sebaiknya tak memungut anak yang dibuang.
Dari kejauhan, Biksu So Jung mengatai perkembangan ini dengan sedih dan khawatir.
Gon mencoba mencegah Yeo Wool yang berniat untuk mencari Kang Chi. Ia menyarankan agar Yeo Wool untuk tidak membuat kekacauan dan segera kembali ke rumah.
Sambil tetap berjalan, Yeo Wool menolaknya.
“Bicaralah dulu pada Tuan (Dam),” saran Gon kembali.
“Tak mau.”
“Yeo Wool-ssi!,” Gon menarik tubuhnya Yeo Wool. Tapi saat itu Yeo Wool berteriak mengungkapkan kekhawatirannya, “Saat itu pasti sudah terlambat!”
“Jika kita berpikir dan berdiskusi terus, mungkin semuanya akan terlambat,” kata Yeo Wool lebih tenang. “Semalam, kita tak dapat melakukan apapun dan hanya bisa melihat Tuan Park meninggal. Jika anak itu ditangkap dengan tuduhan pembunuhan, jelas ia pasti akan mati.”
Gon bertanya apa yang akan Yeo Wool lakukan jika telah menemukan Kang Chi? Apakah Yeo Wool akan menyembunyikannya? Dan Gon naik darah mendengar Yeo Wool mengiyakannya, “Dan bagaimana jika nona dituduh sebagai kroninya? Tuan dan semua orang kita akan ikut terseret. Apakah nona tak memikirkannya?”
“Saat ini yang akan aku lakukan adalah menemukannya dulu,” tekad Yeo Wool, “Setelah itu aku akan memikirkan langkah berikutnya.” Dan Yeo Wool pun berbalik pergi.
“Mengapa?” tanya Gon menghentikan langkah Yeo Wool. “Mengapa kau sangat peduli padanya?”
Yeo Wol berbalik dan menjawab, “Ia telah menyelamatkan nyawaku. Dua kali. Tentu saja aku sangat peduli padanya. Bukankah harusnya begitu?”
Dan Yeo Wool pun berlalu pergi. Gon hanya bisa mendesah frustasi.
Seluruh anggota keluarga Park termasuk para pelayan dibawa ke kantor polisi. Semua akan dijebloskan ke dalam penjara. Kecuali Tae Soo yang akan diinterogasi.
Chung Jo dan Nyonya Yoon terkejut. Diinterogasi itu sama saja dengan disiksa. Nyonya Yoon berkata kalau anaknya tak tahu apa-apa. Tapi Nyonya Yoon malah didorong hingga jatuh.
Dibantu Chung Jo berdiri, Nyonya Yoon bertanya marah, “Kejahatan apa yang kami lakukan? Kau mengambil nyawa suamiku. Kenapa kau sekarang mengambil anakku? Tak boleh. Bawa saja diriku. Bunuh saja diriku!”
Tae Soo menenangkan ibunya, “Ibu, jangan lakukan ini,” tapi Nyonya Yoon masih belum bisa tenang, sehingga Tae Soo harus menggoncangkan tubuh ibunya dengan lebih keras, “Ibu!”
Menatap wajah ibunya, Tae Seo mencoba tegar dan memaksakan senyum padanya, “Aku akan baik-baik saja. Tak akan terjadi apa-apa padaku selama ibu masih ada di sini. Aku tak akan menjadi anak yang tak berbakti. Jangan khawatir..”
Ibu menangis dan memeluk Tae Soo. Tapi para tentara itu segera menarik Tae Soo dari pelukan ibunya sehingga ibu berteriak histeris, tak rela melepaskan anaknya.
Dan Tae Soo dibawa ke lapangan untuk diinterogasi. Hatinya sedikit ciut melihat alat-alat penyiksaan yang disediakan untuknya.
Kepala polisi muncul dan memimpin interogasi. Tapi dari anggukannya pada ruangan yang tertutup kelambu, menunjukkan kalau pimpinan sebenarnya adalah orang di dalam ruang tertutup itu.
Si Jo Gwan Woong. Ia duduk sambil meminum tehnya. Dan interogasi itupun dimulai.
Di penjara, mereka semua menunggu. Pak Choi, ayah angkat Kang Chi, bertanya-tanya kemana Kang Chi menghilang? Han No hanya bisa mendengarkan tanpa tahu jawabannya juga.
Tiba-tiba terdengar erangan Tae Soo. Ibu mendongak ke atas, mendengarkan asal suara itu. Ia pun berdiri dan meminta penjaga untuk melepaskannya, “Apa yang kalian lakukan pada anakku? Buka pintu ini!”
Penjaga itu menyuruh ibu untuk tak membuat keributan. Tapi ibu terus menangis dan memohon penjaga itu untuk melepaskannya. Penjaga itu tak menggubris kata-kata ibu malah berlalu pergi. Suara erangan itu terdengar lagi.
Chung Jo buru-buru menutup telinga ibunya, “Jangan dengarkan itu. Ibu harus bisa bertahan. Ibu harus bisa menahannya.”
Ibu semakin menangis mendengar erangan Tae Soo lagi. Terus menangis hingga akhirnya badannya tak kuat menahan penderitaan itu. Ibu pun pingsan.
Para pelayan langsung mengerubuti ibu, menangis, tak tahu apa yang akan terjadi pada nyonya mereka. Masih menangis, mereka mencoba membangunkan ibu.
“Diam! Jangan menangis!” perintah Chung Jo. Para pelayan baik pria maupun wanita, memandang nona muda mereka yang bersikap tegar, “Jangan mengeluarkan suara tangisan. Jangan merasa lemah. Kita harus menahannya. Kita harus bisa bertahan.”
Tapi dalam hati Chung Jo menangis, bertanya pada Kang Chi, “Kang Chi, dimanakah dirimu? Kang Chi-ah!”
Dan Kang Chi tiba-tiba tersentak bangun. Dan Ia heran melihat tempat yang belum pernah ia lihat. Masih merasakan efek pukulan tongkat Biksu So Jung, ia pun keluar dari gua dan terheran-heran melihat daerah itu. Taman Cahaya Bulan.
Tiba-tiba Biksu So Jung muncul. Ia membawakan makanan untuk Kang Chi dan bertanya bagaimana sakit di perut akibat tongkatnya.
Kang Chi merasakan sakit di perutnya. Tapi rasa itu juga mengingatkannya pada hal lain, “Tuanku.. “ Ia pun bertanya pada Biksu So Jung, apa yang terjadi pada Tuan Park, Chung Jo dan Tae Soo, “Apa yang terjadi pada yang lainnya? Mengapa aku hanya sendirian di sini?”
Biksu So Jung tak menjawab malah mengajak Kang Chi untuk makan karena ia telah membawa beberapa makanan untuknya.
Tahu ia tak akan mendapat jawaban, Kang Chi berbalik pergi. Tapi Biksu So Jung menghentikannya, “Tak ada hal lain yang dapat kau lakukan sekarang.” Kang Chi berbalik menghadap Biksu So Jung yang berkata, “Bahkan jika kau kembali pun kau tak dapat merubahnya lagi. Jadi lupakan tentang Penginapan Seratus Tahun. Tinggallah di sini dengan tenang selama 10 hari.”
Kang Chi menganggap ucapan Biksu itu tak masuk akal dan merasa sangat kesal. Rumah yang harus ia tinggali adalah Penginapan Seratus Tahun. Keluarganya ya keluarga di sana. “Kau memintaku untuk melupakannya? Dan apa yang akan aku lakukan di sini?”
“Akulah yang seharusnya marah padamu!” Biksu So Jung balas berteriak, “Percuma juga membaca tanda-tanda langit dan meramalkannya untukmu karena kau tak mau mendengarka ramalanku!
Kang Chi mengerutkan kening, heran. Biksu So Jung mengingatkan Kang Chi kalau sebelumnya ia sudah mengingatkan Kang Chi untuk tak memasuki penginapan sampai keesokan harinya, “Jika kau tak di sana, Tuan Park pasti tak akan mati seperti itu.”
Kang Chi terkejut mendengar kata-kata pahit Biksu So Jung. Tapi Biksu So Jung tetap memintanya untuk mendengarkannya dan tetap tinggal di tempat ini sebelum sesuatu yang buruk akan terjadi.
“Tak mau!” Kang Chi berbalik pergi.
“Ini adalah keinginan terakhir dari ibumu.” Kata-kata Biksu So Jung membuat Kang Chi terpaku.
“Apa yang kau bilang?” Kang Chi menatap So Jung tak percaya, “Ibuku? Apakah kau mengenal ibuku?”
“Aku adalah sahabat ayahmu dulu,” kata Biksu So Jung, membuat Kang Chi menatapnya, antara percaya dan tak percaya.
Tae Soo sudah babak belur dan berdarah-darah. Jo Gwan Woon menhampiri Tae Soo dan dengan kipasnya, ia memeriksa wajah Tae Soo yang kemudian hanya bisa mendecakkan lidah, pura-pura menyesali mengapa Tae Soo ragu untuk melaporkan dirinya ke aparat pemerintah.
Tae Soo teringat pertemuan terakhir itu. Saat itu ia mengatakan kalau ia sebenarnya ingin menjebloskan Jo Gwan Woong ke penjara, tapi ayahnya mencoba menghormati Jo Gwan Woong yang pernah menjabat sebagai Asisten Menteri.
Dan seakan menabur luka di hati Tae Soo, Jo Gwan Woong berkata, “Ckckck.. Kelakuanmu itu yang telah membunuh ayahmu.”
Ughh.. si Jo Gwan Woong ini menyalahkan semua orang atas kematian Tuan Park, kecuali dirinya sendiri.
Tae Soo bersumpah akan membunuh Jo Gwan Woong bagaimanapun caranya. Sumpah serapah itu hanya ditanggapi enteng oleh Jo Gwan Woong yang berkata, “Dulu, banyak orang yang mengatakan hal seperti itu padaku.. dan aku telah membunuh mereka yang pernah mengatakan itu padaku. Apa kau mengerti sekarang? Apa artinya kalau kau bertentangan denganku?”
Jo Gwan Woong meninggalkan Tae Soo yang berteriak marah padanya.
Di ruangannya kepala pengawal memberitahukan kalau mereka tak berhasil menemukan Kang Chi walau sudah mencarinya kemana-mana. Jo Gwan Woong merasa terusik dengan Kang Chi karena tatapan Kang Chi yang menggangu. Jo Gwan Woong bertanya pada Kepala penjaganya, apa yang mungkin terjadi.
Kepala pengawal menduga kalau hal itu pasti berkaitan dengan gelang yang Kang Chi pakai. Setiap Kang Chi berkelahi, ia melihat gelang itu bersinar misterius. Ia mendengar kalau ada yang beberapa orang yang memakai aksesoris untuk membantu mereka untuk bertempur.
Dan Jo Gwan Woong pun semakin penasaran atas identitas asli Kang Chi, “Jangan bunuh dia. Bawa dia padaku hidup-hidup.”
Kepala polisi datang menghadap untuk memberitahukan hasil interogasinya yang nihil. Tak ada pengakuan yang dapat diambil dari Tae Soo. Tapi bagi Jo Gwan Woong, semua itu bukan masalah karena mereka sudah memiliki bukti di tangan. Dan Kang Chi yang membunuh Park Mu Sol.
Kepala polisi agak ragu. Ia pun bertanya apa yang akan terjadi pada Penginapan 100 tahun dan keluarga setelah kejadian ini. Jo Gwan Woong tersenyum dan menyuruh untuk melakukan cara yang biasa, “Bunuh ahli warisnya dan jual seluruh anggota keluarga yang lainnya sebagai budak. Dan aku akan membeli penginapan itu dengan harga yang pantas.”
Kepala polisi terbelalak mendengar Jo Gwan Woong sendiri yang ingin membeli penginapan itu. Tapi matanya semakin terbelalak, kali ini penuh antusiasme setelah Jo Gwan Woong berjanji untuk memberikan posisi Kepala polisi di provinsi.
Mata Kepala Polisi semakin berbinar-binar saat Jo Gwan Woong mengatakan, “Selama kita ada di pihak yang sama, aku akan dapat membantumu agar dinaikkan di ranking yang lebih tinggi.”
Terbata-bata, Kepala Polisi menyembah Jo Gwan Woong dan berterima kasih padanya . Ia berjanji untuk menyiapkan segalanya agar Jo Gwan Woong dapat mengambil alih penginapan Seratus tahun itu sebagai miliknya.
Tae Soo dijebloskan kembali ke penjara, berkumpul bersama keluarganya. Kondisinya sangat menyedihkan. Untung ibu masih pingsan, jadi tak tahu betapa menderitanya Tae Soo. Chung Jo bertanya kondisi kakaknya. Tapi Tae Soo malah menanyakan Kang Chi, “Bagaimana dengan Kang Chi? Apa yang terjadi padanya?”
Tak mendapat kabar sedikitpun tentang Kang Chi, membuat para pelayan pria mengira Kang Chi telah meninggalkan mereka dan melarikan diri. Dan mereka juga menyalahkan Kang Chi atas kematian Tuan mereka.
Tae Soo hanya mendengar ucapan para pelayan dengan tatapan kosong.
Sementara di kota, Bong Chul menunjukkan gambar Kang Chi pada orang-orang yang berjualan dan memberitahukan kalau wajah di kertas itu adalah pembunuh Tuan Park. Sepertinya Bong Chul ingin mencari informasi gratis dengan menggunakan tuduhan Jo Gwan Woong. Karena, begitu mereka tahu kalau Kang Chi yang membunuh Tuan Park, maka orang-orang pun emosi dan berkata kalau tanpa hadiah uangpun mereka akan memberitahukan kalau melihat orang seperti Kang Chi.
Yeo Wool dan Gon melihat tindakan Bong Chul dan anak buahnya. Yeo Wool menduga Kang Chi pasti melarikan diri ke gunung. Gon merasa sulit untuk mencari Kang Chi, seperti mencari jarum di dalam jerami. Yeo Wool tersenyum, “Kang Chi itu lebih besar dan lebih ribut daripada jarum. Dia itu ceroboh, jadi kukira ia pasti meninggalkan beberapa petunjuk.”
Gon menatap pasrah pada Yeo Wool, “Bagaimana aku dapat merubah kekeraskepalaanmu?”
“Tak tahu. Mungkin dengan aku mati?” tanya Yeo Wool polos. Dan Yeo Wool terkekeh melihat Gon yang mematung mendengar jawabannya, “Bahkan kalau aku sudah tua pun kau tak akan dapat mengubah keras kepala-ku ini.”
Yeo Wool pun mengajak Gon untuk mulai pergi mencari.
Dan ternyata Bong Chul berada di balik tembok dan mendengarkan percakapan mereka. Ia dan anak buahnya pun mengikuti Yeo Wool dan Gon hingga ke gunung.
Tapi anak buahnya mulai ribut dan mengeluh, sehingga Bong Chul harus menutup mulutnya dan diam. Tetap saja anak buahnya itu terus mengeluh sampai Bong Chul harus mengancamnya agar diam.
Namun jantung mereka hampir copot saat menyadari Gon berdiri di samping mereka dan bertanya apa yang mereka inginkan. Bong Chul tergagap-gagap mencoba berbohong, tapi Gon melihat kertas pencarian Kang Chi. Setelah melihat isinya, Gon pun menyobek-nyobek kertas itu, membuat Bong Chul berteriak panik.
Dari kejauhan Yeo Wool tersenyum melihat kekesalan Bong Chul. Ia melihat ada seseorang bersembunyi darinya. Pengawal Jo Gwan Woong.
Gon menyuruh mereka untuk meninggalkan gunung ini dan beranjak meninggalkan Bong Chul. Tapi Bong Chul berteriak menghentikannya. Gon berbalik dan pandangannya seperti berkata, ‘Apa lagii ini…””
“50/50,” kata Bong Chul sok bergaya pebisnis, “Siapapun yang menemukannya pertama kali, ayo kita bagi uangnya sama rata. Dua lebih baik daripada satu. Dan empat itu lebih baik daripada dua, kan?”
Gon tersenyum menahan sabar dan tetap menyuruhnya untuk pergi. Tapi Bong Chul masih belum mau menyerah. “Jadi 60/40?” Bong Chul tertawa, “60/40? Kau ambil 60-nya dan aku 40. Aku sekarang sedang bermurah hati.”
Tapi tawa Bong Chul berhenti saat Gon menunjukkan pedangnya. Bong Chul pun langsung mengkeret dan berbalik menatap anak buahnya, “Kenapa kau hanya diam? Ayo pergi!”
Gon berbalik dan kaget melihat Yeo Wool sudah menghilang. Ia pun mulai khawatir dan memanggil-manggil Yeo Wool. Tenyata Bong Chul masih belum pergi, ia mengintai Gon di balik pohon.
Yeo Wool mengikuti orang itu. Namun ia merasa kalau ini adalah jebakan dan menyadari kalau jumlah lawan lebih banyak darinya, maka ia pun melarikan diri. Para pengawal Jo Gwan Woon pun mulai mengejarnya. Ia pun semakin cepat berlari.
Namun tiba-tiba ia ditarik dan mulutnya dibekap oleh seseorang. Pedang Yeo Wool terlepas. Namun Yeo Wol segera menelikung orang itu, membantingnya ke tanah, dan medudukinya.
Yeo Wool mencabut pisau kecilnya, hendak membunuh orang itu. Tapi matanya melebar melihat siapa orang yang dibantingnya, “Choi Kang Chi?”
Suara langkah para pengawal itu terdengar mendekat ke arah mereka, dan Kang Chi ganti mendorong Yeo Wool dan tubuhnya menutupi tubuh Yeo Wool agar tak terlihat. Yeo Wool merasa canggung dengan kedekatan fisik mereka, tapi Kang Chi tak menyadarinya.
Para pengawal itu mulai mencari-cari dan salah satu kaki Kang Chi tersembul di balik gundukan tempat mereka bersembunyi. Namun pengawal itu tak melihat kaki Kang Chi karena secara ajaib, muncul tanaman merambat yang menutupi kaki Kang Chi dari pandangan.
Hmm.. kekuatan Kang Chi kan? Atau kekuatan Gunung Jiri yang mengetahui keturunan siapa Kang Chi ini sebenarnya?
Kang Chi pun menghela nafas lega melihat para pengawal itu mulai pergi. Masih memeluk Yeo Wool, Kang Chi menoleh padanya dan mematung. Yeo Wool bertanya kemana Kang Chi menghilang selama ini? “Apa kau bersembunyi?”
Tapi Kang Chi seolah tak mendengarkat pertanyaan Yeo Wool dan malah bertanya, “Apa-apaan ini? Kau kok kelihatan cantik kalau dilihat dari dekat seperti ini? Kalau aku tak mengenalmu, aku pikir kau itu adalah seorang gadis.”
Yeo Wool mengerutkan kening, merasa perlu mengkoreksi. Tapi ada yang lebih mendesak untuk dikoreksi, “Di desa, mereka mencari-carimu. Mereka menginginkanmu hingga menyebar poster dan bahkan imbalan uang. Apa kau tak tahu?”
“Apa kau sibuk belajar bela diri sehingga tak pernah belajar tata karma?” tanya Kang Chi. “Aku selalu menyelamatkanmu, tapi kau tak pernah berterima kasih padaku.”
“Choi Kang Chi!” bentak Yeo Wool.
“Kalau kau selalu melakukan hal itu, nanti akan jadi kebiasaan,” kata Kang Chi menasehati.
Belum sempat Yeo Wool menjawab, kerah baju Kang Chi ditarik oleh seseorang,. Belum sempat Kang Chi bereaksi, ia pun ditonjok keras. Oleh Gun yang berkata marah, “Kau yang harusnya tahu kalau ngelanturmu itu bisa menjadi kebiasaan.”
Kang Chi marah dan mereka pun hampir berkelahi. Tapi Yeo Wool menghentikan mereka karena sekarang bukan saat yang tepat untuk berkelahi apalagi bagi Kang Chi, “Kau seharusnya tak ada disini. Sudah dua hari jasad Tuan Park dipajang di luar. Keluarganya dipenjara dan disiksa setiap saat. Semua orang menganggapmu sebagai pembunuhnya. Semua orang sedang mencarimu dan ingin menangkapmu.”
Mata Kang Chi berkaca-kaca mendengar ucapan Yeo Wool, dan ia pun berteriak meluapkan rasa marahnya. Ia berbalik agar mereka tak melihat air matanya. Yeo Wool menyarankan agar mereka bersembunyi dan memikirkan cara untuk membuktikan kalau ia tak bersalah.
Untuk menutupi perasaannya, Kang Chi mengabaikan ucapan Yeo Wool dan malah berkata pada Gon kalau Gon sedang beruntung karena ia ada urusan dan harus pergi ke suatu tempat. Dan Kang Chi pun beranjak meninggalkan mereka.
Yeo Wool merentangkan tangannya, menuntut untuk tahu kemana Kang Chi akan pergi. Tentu saja tempat satu-satunya bagi Kang Chi, yaitu penginapan. Yeo Wool kesal dan mengingatkan Kang Chi kalau ia itu sekarang sedang buron karena tuduhan pembunuhan. Tapi Kang Chi tak takut, “Bagus. Aku memang berencana untuk membunuh seseorang setelah turun gunung ini.”
“Apakah kau mau menyerah seperti ini?” tanya Yeo Wool heran. Dan kata-kata itu mengingatkannya pada anjuran Biksu So Jung, Hanya 10 hari. Tinggallah 10 hari di sini dan aku akan menceritakan semuanya. Siapa orang tuamu sebenarnya dan mengapa kau dibuang di sungai.
Tapi saat itu Kang Chi berkata kalau ia tak mau tahu alasan orang tuanya meninggalkannya, “Mereka meninggalkanku 20 tahun yang lalu. Demi orang tua seperti mereka, aku harus meninggalkan Tuan Park dan keluarganya yang telah membesarkanku selama 20 tahun?”
Biksu So Jung berkilah kalau orang tua Kang Chi memiliki alasan tersendiri dan takdirnya berhubungan dengan alasan itu. Tapi Kang Chi tak peduli dengan alasan itu. Ia tak peduli dengan takdirnya karena ia hanyalah anak yang dibuang di sungai, “Jadi pergilah dan jangan ganggu aku.”
“Kang Chi-ah!”
“Aku memiliki keluarga yang harus kulindungi!!” seru Kang Chi marah dan pergi meninggalkan Biksu So Jung.
Pada Yeo Wool, Kang Chi berterimakasih sebelum mereka berpisah. Yeo Wool mencoba menghentikan Kang Chi, tapi Gon menghentikannya. Yeo Wool sudah melakukan apa yang ia bisa. Yeo Wool menghela nafas khawatir.
Dan Biksu So Jung yang mengawasi mereka dari jauh pun juga menghela nafas khawatir. Ia melihat Kang Chi berjalan menuruni gunung.
Begitu pula Bong Chul. Tapi ia tak menunjukkan wajah khawatir. Malah mungkin terdengar suara Cring.. Cring..Cring.. di kepalanya dan ia mulai sibuk menghitungnya.
Kang Chi menyelinap masuk ke dalam penginapan. Matanya berkaca-kaca melihat betapa berbedanya kondisi penginapan sebelum kejadian malam itu. Penginapan yang selalu ramai dan meriah, penuh senyum dan tawa, sekarang sepi terabaikan.
“Apakah itu kau, Kang Chi?” terdengar suara Oh Man tak percaya. Oh Man pun segera menghambur memeluknya, “Kau kemana saja? Semua orang dipenjara. Dan kami di sini juga dikungkung di sini selama 2 hari ini.
Kang Chi terkejut mendengar penjelasan temannya yang sama dengan ucapan Yeo Wool.Kang Chi menenangkan Oh Man dan berkata kalau ia sudah kembali dan yang pertama yang akan ia lakukan adalah menyelamatkan orang-orang yang ada di penjara. Oh Man.
Sebelum pergi, Oh Man mengatakan kalau semua yang terjadi ini bukanlah karena Kang Chi, “Meninggalnya Tuan Park bukanlah kesalahanmu.”
Kang Chi mengepalkan tangannya, namun tak ada jawaban keluar dari mulutnya.
Tak dinyana, Chung Jo dikeluarkan dari penjara. Chung Jo menuntut untuk tahu kemana ia akan pergi. Petugas itu menjawab kalau keluarga Park terbukti bersalah dan penerus keluarga (Tae Soo) akan dihukum mati besok pagi dan wanita Park, satu menjadi pelayan dan satu akan dijadikan gisaeng. Sedangkan seluruh pelayan Keluarga Park akan mejadi budak para pejabat pemerintah.
Chung Jo tak mau mengakui putusan itu, karena tak ada bukti yang membuktikan ayahnya adalah pengkhianat, “Kami ingin naik banding. Kirimkan kasus kami ini ke Han Yang dan kami akan buktikan kalau ayah tak bersalah.”
Petugas itu mengingatkan kalau mereka menemukan surat bukti mereka memberontak. Tae Soo pun menyela, “Sungguh keterlaluan! Keadilan macam apa yang bisa menghancurkan sebuah keluarga karena sebuah surat?"
Petugas itu bertanya sinis, “Apa kau masih belum tahu? Hukum ada di tangan penguasa. Jadi karena itulah banyak hal yang berlawanan dengan kenyataan.” Sebelum pergi petugas itu berkata, “Kau akan dihukum mati saat matahari terbit. Bawa gadis itu pergi!”
Tae Soo dan para pelayan berteriak mencegahnya. Tapi sia-sia. Perlahan ibu membuka mata, tapi tatapan matanya kosong. Tae Soo jatuh pingsan setelah memanggil nama adiknya sekali lagi. Para pelayan panik dan mencoba membangunkan tuannya.
Kepala polisi melaporkan kalau ia sudah melakukan apa yang telah Jo Gwan Woong perintahkan. Jo Gwan Woong puas mendengarnya dan mengatakan kalau ia akan menangani sisanya. Ia yakin kalau Choi Kang Chi akan muncul malam ini.
Ternyata keyakinan Jo Gwan Woong ini karena Bong Chul datang menemuinya.
Ugghhh… rasanya pengen ikut ngelempar Bong Chul ke pulau terpencil itu, deh, bareng-bareng 2 orang yang ada di depannya. Apa kamar itu dikunci terus panggil Genie untuk mengecilkan ruangan itu, dan dilemparkan ke laut, ya?
Chung Jo dibawa masuk ke kurungan di atas gerobak, tapi petugas yang membawanya tiba-tiba sakit perut dan berkata kalau ia akan ke toilet sebentar.
Sendirian, ketegaran Chung Jo lenyap. Ia berbisik penuh harap, “Tolong aku. Kang Chi-ah.. tolonglah aku..”
Dan Chung Jo tersentak merasakan ada tangan yang menggenggam kedua tangannya. Ia mendongak dan berseru lega, “Kang Chi ah..”
Kang Chi meminta maaf karena Chung Jo lama menunggu dan pasti sangat ketakutan. Tapi ia akan segera membebaskan Chung Jo sekarang. Kang Chi hendak membuka gembok kurungan itu, tapi Chung Jo menghentikannya. Ia meminta Kang Chi menolong Tae Soo lebih dulu, jika tidak Tae Soo akan meninggal di penjara.
Mulanya Kang Chi tak mau, tapi Chung Jo meyakinkan Kang Chi kalau sudah tak ada waktu lagi bagi Tae Soo, karena saat matahari terbit, Tae Soo akan dieksekusi, “Jika kau tertangkap di sini, kau akan tak akan dapat membantu Tae Soo. Jika kau tertangkap, kita tak akan punya harapan lagi. Jadi.. kumohon tolonglah kak Tae Soo dulu.”
“Chung Jo-ya..”
“Kumohon..” pinta Chung Jo, “jangan biarkan ada yang terluka ataupun terbunuh lagi. Ya?”
Sesaat Kang Chi berperang batin. Tapi setelah itu ia telah memutuskan dan ia menggenggam tangan Chung Jo, “Tunggulah aku. Aku akan segera kembali.”
“Terima kasih, Kang Chi..”
“Apapun yang terjadi,” janji Kang Chi, “Aku akan kembali padamu.”
Chung Jo mengangguk, tegar. Kang Chi pun berbalik pergi. Namun mendadak Chung Jo meraih lengan baju Kang Chi dan menggenggamnya erat.
Kang Chi menatap tangan yang gemetar dan memegang lengan bajunya erat. Ia menyadari kalau Chung Jo sebenarnya sangat ketakutan karena Kang Chi akan meninggalkannya walaupun untuk sementara.
Ia pun mencium kening Chung Jo untuk menguatkan gadis itu. Diusapnya pipi Chung Jo dan ia pun segera pergi.
Chung Jo menatap kepergian Kang Chi dan berkata sendiri, “Cepatlah kembali. Aku akan menunggumu.”
Ternyata ada pengawal Jo Gwan Woong yang mengintai mereka dari atap.
Para pelayan terkejut namun gembira saat melihat kedatangan Kang Chi. Kang Chi sudah memegang kunci sel dan membuka sel penjara pria. Yang pertama kali dilakukan Pelayan Choi adalah menangis bahagia dan memeluk putra angkatnya,
Kang Chi meminta maaf pada ayah angkatnya yang sangat khawatir padanya. Namun betapa terkejutnya ia melihat Tae Soo yang terkapar pingsan. Han No mengatakan kalau mereka tak punya banyak waktu lagi karena racun akibat penyiksaan, telah menyebar di tubuh Tae Soo. Kabar itu membuat Kang Chi bergerak cepat.
Namun seakan baru sadar, ia menghampiri sel kurungan wanita dan membuka gemboknya. Ia menghormat pada Nyonya Yoon dan memintanya untuk naik ke punggungnya. Ia sendiri yang akan menggendong Nyonya Yoon.
Tapi Nyonya Yoon malah memintanya untuk pergi tanpa membawa dirinya, “Jikapun aku mengikutimu, maka aku akan menjadi beban bagimu. Dengan kondisiku yang seperti ini, lebih baik aku menjadi tawanan daripada aku menjadi buronan.”
Semua pelayan yang tadinya bangkit dan berniat untuk melarikan diri bersama Kang Chi, satu per satu duduk dan mengikuti tindakan Nyonya Yoon. Tinggal di penjara dan menjadi tawanan. Nyonya Yoon meminta untuk tak mengkhawatirkannya, “Larilah dan perg ke tempat yang aman. Kumohon hiduplah dan buktikan kalau ayahmu tak bersalah. Buatlah ayahmu beristirahat tenang di sana.”
Kang Chi berlutut di depan Nyonya Yoon dan berkata, “Saya akan melindungi Tae Seo dan Chung Jo dengan sepenuh jiwa saya. Saya berjanji.”
Nyonya Yoon menatap Kang Chi. Tak disangka ia mendengar kata janji itu dari mulut Kang Chi erngiang kembali Kang Chi yang dahulu pernah berjanji padanya, namun ia remehkan karena ia tak tahu janji itu keluar dari mulut manusia atau bukan. Dan sekarang ibu menatap Kang Chi hampir menangis, “Aku sangat memohon padamu, kumohon lindungilah Tae Soo dan Chung Joku.”
Kang Chi pun berjanji. Menyadari sekarang saatnya berpisah, Ibu pun mengalihkan tatapannya ke samping dan menyuruh Kang Chi untuk segera pergi.
Kang Chi pun bersiap. Pelayan Choi memutuskan untuk tetap tinggal untuk menjaga Nyonya Yoon. Walau berat, Kang Chi juga tahu prioritas mana yang dipilih ayah angkatnya.
Han No dan salah satu pelayan membawa Tae Soo yang pingsan, sementara Kang Chi berjalan di depan. Namun di depan mereka dicegat oleh pengawal Jo Gwan Woong yang sudah menunggu mereka. Kang Chi dan Han No pun bertempur, tapi kekuatan mereka tidaklah seimbang.
Kang Chi meminta Han No untuk membawa Tae Soo pergi dan ia akan menahan mereka. Tapi Han No menyarankan yang sebaliknya, Ia yang akan menahan mereka. Kang Chi melihat luka menganga di kaki Han No. Han No juga masih ingin melakukan perhitungan dengan para pengawal itu, “Apapun yang terjadi, jagalah Tuan Muda dengan baik. Hanya dengan itulah kita menghormati almarhum Tuan Park.”
Kang Chi menatap temannya dan berkata, “Mari kita bertemu lagi nanti.” Han No menoleh dan tersenyum pada Kang Chi. Ia pun menghadang para pengawal itu sementara Kang Chi dan pelayan itu membawa Tae Soo.
Kepala pengawal menyuruh anak buahnya untuk mengejar Kang Chi dan ia akan menangani Han No sendiri di sini. Anak buahnya pun mengikuti perintah itu.
Dengan mudah mereka keluar dari tempat itu, menginggalkan Han No dan pemimpinnya untuk berperang. Sementara Kang Chi melarikan Tae Soo, Chung Jo menunggu di kurungan dengan cemas.
Han No melawan namun tombaknya berhasil dipatahkan. Ia mencoba bertahan tapi kepala pengawal itu berhasil menebas dadanya.
Para pengawal itu kehilangan jejak Kang Chi. Mereka pun memutuskan untuk menyebar. Kang Chi bersembunyi di balik tembok, hampir hilang akal tak tahu apa yang harus ia lakukan. Dan ada suara seseorang menyapanya dan bertanya apakah mereka butuh tempat bersembunyi? Ia akan membantu mereka karena ia sangat berhutang budi pada Tuan Park.
Kang Chi ingat wajah orang itu. Orang itu adalah pencuri yang diberi 2 karung beras oleh Tuan Park. Kang Chi tersenyum, mendapat harapan lebih besar.
Namun mendadak muncul salah satu pengawal, bersiap membunuh Kang Chi. Kang Chi terbelalak melihatnya. Tapi tiba-tiba pengawal itu tersungkur dan mati.
Dan di belakangnya, muncul Yeo Wool yang ternyata memanah orang itu. Yeo Wool meminta mantan pencuri beras itu untuk menyembunyikan Tae Soo sementara ia dan Kang Chi akan menarik perhatian para pengawal itu. Ia berjanji akan menyuruh orang untuk menjemput Tae Soo nanti.
Mantan pencuri beras itu mengerti. Bersama pelayan Tae Soo, ia mulai membawa pergi Tae Soo yang pingsan.
Kang Chi menatap Yeo Wool. Ia ingin mengucapkan terima kasih tapi tak bisa berkata-kata. Kali ini ia memanggil Yeo Wool dengan lebih sopan, yaitu Tuan Muda Dam. Tapi Yeo Wool hanya nyengir dan berkata kalau Kang Chi tak perlu berterima kasih, “Kadang kau tak perlu mengucapkan terima kasih itu dengan kata-kata.”
Mereka pun berpisah dengan kelompok Tae Soo. Dan memang benar. Para pengawal itu mengejar Kang Chi dan Yeo Wool yang lari ke hutan. Di tengah jalan, mereka berpisah dan para pengawal itu mengejar Kang Chi.
Di dalam kurungan, Chung Jo masih menunggu dengan cemas. Dan matanya terbelalak ketakutan melihat petugas itu muncul dan menyuruh lembu itu untuk mulai berjalan. Di dalam kurungan yang mulai bergerak, Chung Jo memohon dalam hati, “Kang Chi-ah.. segeralah datang. Kang Chi-ah..!”
Tapi Kang Chi yang Chung Jo harapkan masih berada di gunung dan sekarang dikepung oleh para pengawal itu. Ia mulai bersiap. Dan pengawal itu melihat gelang yang dipakai Kang Chi dan teringat kata-kata atasannya, Ada sesuatu dengan gelangnya. Jika kau ingin mengalahkannya, musnahkan dulu gelang itu.
Pertempuran pun terjadi. Dan target utama pengawal itu adalah gelang Kang Chi yang akhirnya ia berhasil memutuskan gelang itu. Biji-biji gelang itu jatuh berserakan di tanah.
Dan seakan biji-biji itu menghantam bumi, air danau di Taman Cahaya Bulan mulai bergelombang. Burung-burungpun beterbangan, menyadari perubahan alam. Biksu So Jung yang sedang meditasi pun merasakannya. Begitu pula Yeo Wool.
Angin mulai bertiup sangat kencang, jauh lebih kencang daripada saat Tuan Park meninggal. Petir bersahut-sahutan. Bahkan bulan pun berani menutupi matahari, sehingga terjadi gerhana. Siang menjadi malam. Merasakan perubahan alam yang sangat mendadak itu, Biksu So Jung berpaling cemas.
Para pengawal mulai menebas badan Kang Chi. Punggung, kaki, lengan Kang Chi, semua itu ditebas dengan mudah karena Kang Chi tak bergerak.
Kang Chi tersungkur dalam hatinya memohon, “Berhentilah.. berhentilah.! Chung Jo masih menungguku,” tapi bukan pedihnya luka tebasan pedang itu yang ia rasakan, “Sakit sekali. Tubuhku terasa panas seperti terbakar. “
Yeo Wool kembali ke dalam hutan, mencari jejak Kang Chi. Ia akhirnya menemukannya, dan hendak turun membantunya. Tapi ia terhenyak melihat butiran cahaya biru yang muncul, semakin lama semakin banyak.
Butiran cahaya itu sekarang mengelilingi Kang Chi, membuat para pengawal itu juga keheranan dan sedikit gentar.
Mata Kang Chi bersinar kehijauan. Satu persatu lukanya pulih, dan tangannya berubah menjadi cakar. Para pengawal itu mulai mundur perlahan-lahan saat Kang Chi mulai berdiri.
Semua terkesiap kaget dan ketakutan pada sosok Kang Chi. Di hadapan mereka telah berdiri seorang monster yang matanya bersinar kehijauan..
Yeo Wool terbelalak melihatnya dan terhenyak, “Choi Kang Chi..” . Dan monster itu mengaum keras saat ia mulai menyerang.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !