Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
Eun Sang melihat Rachel memeluk Tan. Ia pun berbalik pergi. Tapi Tan melihatnya dan berteriak memanggil namanya. Eun Sang terpaku bimbang.
Rachel melepaskan pelukannya dan terkejut saat melihat Eun Sang berdiri membelakangi mereka. Lagi-lagi?
Akhirnya Eun Sang berbalik menoleh ke arah mereka.
“Selamat jalan. Telepon aku (bila sudah sampai),” kata Tan pada Rachel, lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
Tan menghampiri Eun Sang dan bertanya mengapa Eun Sang tidak membalas teleponnya, apa Chan Young tidak memberitahunya?
“Aku dengar.”
“ Jika kau dengar maka kau seharusnya menelepon!” kata Tan kesal. “Apa kau kembali ke Korea sekarang?”
Eun Sang bertanya apa yang ingin dibicarakan Tan dengannya. Tan menyodorkan ponselnya dan meminta nomor telepon Eun Sang.
Eun Sang melirik Rachel yang memperhatikan mereka dengan wajah kesal. Ia mengingatkan Tan kalau ia sudah mengucapkan “terima kasih” dan “selamat tinggal”.
“Aku sudah mengatakan semuanya, jadi jangan tinggalkan tunanganmu sendirian hanya untuk menanyakan hal seperti itu.”
Eun Sang pergi meninggalkan Tan dan berjalan melewati Rachel yang nampak begitu membencinya. Dan Rachel semakin marah saat melihat Tan sedih ditinggal Eun Sang.
Kemarahan itu tak kunjung reda hingga Rachel menemui Eun Sang di pesawat. Ada apa, tanya Eun Sang. Rachel berkata ia menunggu Eun Sang mengisi formulir kedatangannya. Ia memiliki firasat buruk mereka akan bertemu lagi.
“Itu tidak akan terjadi,” kata Eun Sang.
“Kau mengatakan itu karena kau tidak mengenalnya (Tan ) dengan baik. Saat sesuatu yang menyedihkan terjadi, kuasa kau orang pertama yang akan dicarinya. Tapi aku tidak tahu apapun mengenai dirimu. Karena itu anggap saja ini perkenalan kita,” Rachel mengambil formulir kedatangan Eun Sang dan membawanya ke kelas utama.
Eun Sang mengikutinya tapi pramugari melarangnya masuk ke kabin kelas utama. Eun Sang memberitahu pramugari kalau Rachel telah mengambil formulirnya. Pramugari masuk ke dalam untuk menanyakannya pada Rachel. Tentu saja Rachel tidak mengaku.
Young Do menjemput Rachel dengan membawa tulisan “Selamat datang adik tiriku.”
Rachel tak mempedulikannya dan berjalan ke arah berlawanan. Young Do menghampirinya dan menaruh kertas itu di troli barang yang didorong Rachel hingga orang-orang bisa melihat tulisannya.
“Jika kau bosan, pergilah mencuci piring. Kau bilang kau tidak mau datang, jadi mengapa kau datang dan membuat masalah!” ujar Rachel kesal.
“Kau yang membuatku datang ke sini. Kau yang memberitahu ibumu bahwa kau mengubah jadwal penerbanganmu. Tidak bisakah kau kembali tanpa membuat keributan?”
“Seharusnya kau tidak kalah pada ayahmu.”
“Kecuali kau ingin jalan kaki sampai ke rumah, mari kita pulang dengan tenang. Tanpa bicara,” kata Young Do.
Rachel berkata ia akan memberitahu ibunya Young Do datang menjemput, jadi sebagai gantinya ia menyuruh Young Do mendorong trolinya barangnya. Speechless….Young Do mendorong troli “adiknya”.
Di mobil, tingkah dua calon kakak beradik ini dilanjutkan. Young Do menyetel musik rock keras-keras sementara Rachel mematikannya. Untung sudah ada remote control hingga pertengkaran mereka lebih anggun, tidak seperti anak-anak yang berebut menekan tombol radio >,<
Rachel tahu kelemahan Young Do. Kim Tan.
“Kau pasti sangat penasaran…Tan baik-baik saja. Tan juga menanyakanmu, apakah kau baik-baik saja. Kubilang kau jahat seperti biasanya, kau juga makan dan hidup dengan baik. Seperti serigala yang bersikap seperti raja, dalam gua kosong yang ditinggalkan harimau.”
Young Do menyuruh supir menghentikan mobil. Rachel menatap Young Do bingung.
“Pernahkah kau bertanya-tanya mengapa sang harimau tidak ada dalam guanya? Apa ia hanya berpura-pura menjadi harimau? Apa ia takut kebenaran itu diketahui? Itukah sebabnya ia melarikan diri?” ujar Young Do.
Rachel tak mengerti apa yang dikatakan Young Do. Tapi Young Do tidak mau menjelaskan dan turun dari mobil.
Mengapa Young Do berkata seperti itu? Dalam deskripsi karakternya, Young Do dan Kim Tan awalnya bersahabat dan mereka menjadi Gu Jun Pyo bersama-sama. Young Do menganggap Tan sama seperti dirinya, teman seperjuangan dan tempatnya bergantung karena mereka memiliki beban dan tuntutan yang sama sebagai ahli waris. Namun semua berubah ketika Young Do tahu Tan sebenarnya anak haram (anak di luar nikah). Tidak ada yang tahu kebenaran itu kecuali Young Do, dan tentu saja keluarga Kim.
Seperti yang kita ketahui, ibu kandung Tan (Nyonya Han) hanyalah wanita simpanan yang tidak tercantum dalam daftar keluarga. Karena itu Tan seharusnya tidak masuk dalam daftar keluarga karena pernikahan ayah Tan dan Nyonya Han tidak pernah disahkan. Tan dimasukkan dalam daftar keluarga, dengan dicantumkan sebagai anak Nyonya Jung yang merupakan istri sah ayah Tan. Dan hal inilah yang diketahui orang banyak. Mereka mengira Tan pewaris sah, sama seperti Won. Padahal tidak demikian.
Begitu mengetahui kebenarannya (yang sepertinya dikatakan Tan sebelum keberangkatannya ke Amerika), Young Do merasa tertipu. Ia kecewa karena Tan ternyata tidak seperti dirinya. Tidak selevel dengannya. Inilah yang menyebabkan persahabatannya dengan Tan putus.
Eun Sang pulang ke rumah. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati rumahnya kosong melompong. Ibunya tidak ada, demikian juga seluruh barang-barang mereka. Untunglah ahjumma pemilik rumah masuk dan memberitahu Eun Sang kalau ibu Eun Sang telah pindah.
Eun Sang kebingungan. Pindah ke mana? Ibu Eun Sang menjadi pelayan yang tinggal di rumah majikan (alias rumah keluarga Kim). Eun Sang meminjam telepon ahjumma untuk menelepon ibunya.
Ibu Eun Sang berkata keadaan di rumah keluarga Kim saat ini sedang tidak baik karena Tuan Kim sakit. Jadi ia menyarankan agar Eun Sang menginap di sauna malam ini dan datang ke sana besok pagi. Eun Sang memilih tidur di kamarnya yang lama.
Sementara itu Tan kembali pada hidupnya yang lama, berpesta dengan teman-temannya. Tapi ia semakin tidak bisa menikmati pesta itu, karena yang ada di pikirannya hanyalah Eun Sang. Ia terus menerus memandangi foto Eun Sang bersama Chan Young yang diposting di SNS.
Lee Hyo Shin mendengar suara ibunya sedang berbicara dengan seseorang saat ia pulang ke rumah. Rupanya ibunya sedang berbicara dengan guru lesnya, Jeon Hyun Joo.
“Minggu kemarin aku melihatmu datang ke sini mengenakan celana jins dan kau bertelanjang kaki. Walau ini musim panas, aku benar-benar tidak menyukainya.”
“Saya akan lebih berhati-hati.”
“Kau bilang kau akan berhati-hati, tapi kau mengenakan rok pendek hari ini. Dan minggu sebelumnya lagi kau mengenakan celana pendek. Aku minta padamu sekali lagi. Mulai sekarang, sementara kau mengajar, harap tidak mengenakan pakaian yang terbuka. Kerah V-neck juga tidak diperbolehkan. Juga, harap tidak mengenakan parfum dan memanicure kukumu.”
Whoaaa….Kenapa tidak mempekerjakan guru pria saja sekalian >,<
Tapi Hyun Joo hanya tersenyum mengiyakan.
Hyo Shin menunggunya di kamar. Hyun Joo yang baru masuk terkejut saat melihat Hyo Shin yang sudah pulang. Ia tidak mendengar kedatangannya. Hmm…apa ibu Hyo Shin khawatir anaknya berduaan dengan guru cantik di dalam kamar?
“Tidakkah keluargaku menyebalkan?” tanya Hyo Shin.
“Menyebalkan,” Hyun Joo mengakui.
Hyo Shin bertanya mengapa gurunya tidak berhenti saja. Hyun Joo berkata ia mendapat bayaran banyak dan ia membutuhkan uang itu. Hyo Shin berkata ia menyukai semua hal yang tidak disukai ibunya (rok pendek, celana jins, kuku yang dimanicure….ehm…bahkan gurunya?)
“Aku juga menyukai semuanya tapi tidak akan melakukannya. Orang yang memberikan uang selalu benar. Jadi apa yang disukaimu tidak membantu pendapatanku. Apa kau mengerti?”
Mereka pun memulai pelajaran. Ada panggilan masuk ke ponsel Hyun Joo. Dari Kim Won. Hyun Joo hanya memandangi ponselnya lalu me-reject telepon itu.
Hyo Shin bertanya mengapa Hyun Joo tidak mengangkat teleponnya. Apakah dari kekasihnya? Hyun Joo mengabaikan pertanyaan itu.
Won menutup teleponnya. Ia berbalik pada pelayan toko perhiasan yang sedang menantinya.
“No rings. Necklaces , please,” katanya. Hmmm….apakah tadinya ia hendak membeli cincin lalu mengubahnya karena Hyun Joo tidak menjawab telepon?
Won melihat kalung dengan liontin berbentuk wishbone. Pelayan toko berkata kalung ini akan membuat mimpi Won menjadi kenyataan.
Eun Sang pergi ke kediaman keluarga Kim dan bertemu ibunya di depan gerbang rumah. Eun Sang kaget alasan mereka pindah adalah karena uang yang dibawa Eun Sang ke Amerika adalah uang deposit untuk apartemen mereka. Dengan begitu mereka tidak bisa tinggal di sana lagi.
Eun Sang tak habis pikir bisa-bisanya ibunya memberikan semua uang itu pada kakaknya. Akhirnya ia mengatakan pada ibunya kalau pernikahan itu semua adalah kebohongan. Lebih parah lagi, ibu Eun Sang ternyata sudah tahu karena Eun Suk sudah meneleponnya.
Di telepon, Eun Suk meminta maaf pada ibunya dan bertanya apakah Eun Sang sudah pulang dengan selamat.
“Itu saja? Dan Ibu membiarkannya begitu saja?”
“Apalagi yang bisa kulakukan selain membiarkannya? Aku hanya bisa mengetuk telepon.”
“Karena itu Ibu seharusnya tidak memberikan semua uang itu! Ia gadis jahat yang meninggalkan ibunya dan adiknya agar ia bisa hidup sendirian!” kata Eun Sang kesal. “Apa Ibu tidak punya harga diri?”
Plakk! Ibu Eun Sang memukul tangan puterinya dan memarahinya karena telah menyebut kakaknya sendiri gadis jahat. Eun Sang bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang? Hidup di jalanan?!
Ibu Eun Sang meminta Eun Sang menunggu sebentar di luar. Lalu ia masuk ke dalam.
Tak berapa lama kemudian sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah itu. Nyonya Jung turun dari mobil dengan wajah masam seperti biasanya. Ia sempat melihat Eun Sang yang berdiri di depan pintu. Eun Sang cepat-cepat menunduk. Nyonya Jung masuk ke dalam rumah.
Di dalam, Nyonya Han sedang berbicara dengan ibu Eun Sang. Ibu Eun Sang menunjukkan catatannya. Ia bertanya apakah fotografer yang diperintahkan untuk mengikuti Nyonya Jung berjalandengan baik? Nyonya Han berkata ia baru menyewa mereka dua hari yang lalu jadi mana bisa sudah ada kemajuan.
“Apa Nyonya mempercayai saya?” tulis ibu Eun Sang.
“Apa maksudmu? Omo..omo..omo…apa aku sedang diancam?”
“Ya, dan saya juga merasa tidak enak karenanya,” tulis ibu Eun Sang lagi. Hahaha….pemerasan paling sopan sepertinya^^
Nyonya Han bertanya apa yang diinginkan ibu Eun Sang. Belum selesai mereka bicara, seorang pelayan mengabarkan kedatangan Nyonya Jung. Nyonya Han kaget, untuk apa tiba-tiba Nyonya Jung datang lagi. Apa jangan-jangan…
“Belum,” tulis ibu Eun Sang cepat-cepat. “Tapi karena sekarang ia ada di sini…”
Ibu Eun Sang berjalan pergi seakan-akan hendak mengadukan Nyonya Han pada Nyonya Jung. Nyonya Han cepat-cepat menahannya dan bertanya apa yang ibu Eun Sang inginkan.
“Ayo katakan. Kau bisa menulisnya. Tuliskan.”
Nyonya Han melihat apa yang ibu Eun Sang tulis. Hehe…dua ahjumma ini lucu^^
Berikutnya, ibu Eun Sang menyuruh Eun Sang berganti dengan pakaian rapi dan mengganti kaus kakinya dengan kaus kaki bersih. Mulai sekarang mereka akan tinggal di rumah keluarga Kim.
“APAAA?!” seru Eun Sang kaget.
Ibu Eun Sang membawa Eun Sang (yang telah berganti pakaian) masuk ke dalam rumah. Eun Sang ternganga melihat besarnya rumah itu. Di ruang tengah, tanpa sengaja mereka melihat Nyonya Jung dan Nyonya Han yang sedang bertengkar.
Nyonya Jung marah karena Nyonya Han tidak memberitahunya bahwa Tuan Kim jatuh sakit lagi. Nyonya Han berkata Tuan Kim selalu sakit seolah-olah itu memang pekerjaannya. Bagaimana bisa ia melapor terus menerus? Dan lagi sebenarnya apa yang diharapkan Nyonya Jung? Kematian Tuan Kim atau Tuan Kim terus hidup?
Ia berkata tidak baik datang ke rumah orang pagi-pagi dan membuat keribukan.
“Apa? Rumah orang? Orang yang tidak termasuk dalam keluarga ini adalah kau, orang yang tinggal di sini. Kau bahkan tidak masuk daftar keluarga. Siapa kau berani-beraninya berkata seperti itu.”
“Daftar keluarga bodoh itu. Kau bahkan tidak bisa melahirkan anak!” balas Nyonya Han.
“Kau tidak pernah gagal membuatku kecewa. Daftar keluarga bodoh itu? Baik, kau melahirkan seorang anak. Tapi anak yang kaulahirkan itu…apa ia ada di tanganmu sekarang?”
“Apa?!”
“Itulah daftar keluarga! Kau dan aku sama. Kita sama-sama tidak memiliki anak.”
Nyonya Han berkata hidup itu panjang. Hanya karena puteranya tidak ada di tangannya saat ini, bukan berarti besok ia tidak ada di sana. Karena itulah darah lebih kental dari air.
“Jadi, Nyonya besar, jaga kekuatanmu. Jangan sampai kau diseret keluar saat namamu dihapus dari daftar keluarga. Bahkan berjalan sendiri…”
Plakk! Nyonya Jung menampar Nyonya Han dengan keras. Eun Sang terkesiap kaget.
Nyonya Jung menantang Nyonya Han untuk terus berbicara. Sementara Nyonya Han tak percaya Nyonya Jung baru saja memukulnya. Nyonya Jung bertanya perlukah ia memukul sekali lagi. Ia mengayunkan tangannya.
Untunglah seorang pelayan memberitahukan kedatangan Won. Dengan segera kedua Nyonya membereskan rambut mereka dan bersikap biasa saja. Hingga ketika Won masuk, ia sama sekali tidak menghirup aroma pertengkaran di antara keduanya.
Keduanya berebut berbicara manis di depan Won. Nyonya Jung menanyakan perjalanan Won ke Amerika. Nyonya Han baru tahu Won pergi ke Amerika.
Won tidak mempedulikan kedua ahjumma itu. Ia naik ke lantai atas dan sempat melirik Eun Sang sekilas.
“Hidup itu panjang, dan darah lebih kental dari air,” gumam Nyonya Jung. Ia mengingatkan kalau Tuan Kim dan Won juga memiliki hubungan darah. Ia ingin melihat bagaimana Tan bisa melindungi ibunya dari kakaknya, Won.
Nyonya Han tak bisa membalas kali ini. Nyonya Jung berjalan keluar sambil sengaja mendepak Nyonya Han hingga terjatuh ke sofa. Nyonya Han buru-buru bangkir berdiri lagi, menolak untuk dijatuhkan. Ia bergumam apa ia bisa ditakut-takuti seperti itu. Ia memegangi pipinya dan meminta es pada ibu Eun Sang yang masih berdiri di sana.
Alarm ponsel ibu Eun Sang berbunyi, waktunya bagi Tuan Kim minum obat. Tapi karena ibu Eun Sang harus membawakan es untuk Nyonya Han, ia meminta Eun Sang menggantikannya membawakan obat itu ke kamar Tuan Kim.
Eun Sang naik membawa baki obat ke atas, tapi ia kebingungan di mana kamar Tuan Kim. Won melihatnya dan memberi isyarat untuk masuk ke kamar ayahnya.
Eun Sang menaruh baki obat di meja di hadapan Tuan Kim. Ia menjelaskan ibunya sedang membantu Nyonya Han.
“Apa kau puteri Park Hee Nam?” tanya Tuan Kim sambil tersenyum. Eun Sang mengangguk memberi hormat lalu cepat-cepat pergi.
Tuan Kim menyuruh puteranya duduk. Won beralasan ia harus segera ke kantor, tapi ayahnya tahu Won sedang beralasan. Won mengaku ia bertemu Tan. Tuan Kim berkata ia memiliki hubungan yang lebih dalam dengan orang-orang yang menghadiri pesta (di Amerika) dibandingkan dengan Won., tapi tidak seorangpun mengatakan sesuatu mengenai Tan. Artinya Tan tidak hadir dalam pesta itu.
“Sudah cukup. Bawa kembali adikmu dari pengasingan. Jika tidak, Ayah yang akan melakukannya. Ayah mengerti kau telah terluka. Jadi Ayah bersikap adil dan membiarkanmu melukai Tan. Tapi kau keterlaluan, lebih dari yang Ayah kira. Ini tidak adil.”
“Rasa sakit kami sama, itukah yang disebut Ayah adil?”
“Ayah tidak ingat pernah memeluk Tan, karena ayah selalu berhati-hati untuk tidak melukai perasaanmu. Jika Ayah membiarkan ini terus berlanjut, Ayah pikir Ayah akan menyesalinya.”
Won berkata kata-kata ayahnya barusan seakan-akan menyatakan kalau selama ini ayahnya membesarkannya dengan cinta.
“Apa Ayah yakin ayah tidak pernah menyesali apapun untukku?”
“Apa sekarang ini Ayah sedang menanyakan pendapatmu?”
Won tidak meneruskan pembicaraan ini dengan ayahnya dan pamit pergi.
Nyonya Han menempelkan kantung es di pipinya. Ia mengomel baik ia maupun Nyonya Jung sama-sama bukan isteri pertama.
“Benar. Ada buku berjudul: Rasanya Sakit, karena itu Aku Wanita Simpanan,” tulis ibu Eun Sang.
Nyonya Han menghela nafas panjang. Saat ini di mata ibu Eun Sang, apa yang terjadi di rumah ini pastilah menggelikan. Ibu Eun Sang mengangguk.
“Ahjumma beruntung karena miskin. Kau tidak perlu melalui semua ini,” kata Nyonya Han. Tiba-tiba ia ingat Won baru saja ke Amerika. Artinya Won baru bertemu dengan Tan.
Buru-buru ia pergi ke kamar Won untuk menanyakannya. Tapi Won dengan dingin menyuruh Nyonya Han menanyakan perihal Tan pada ayahnya.
“Apa kau bertemu Tan? Apa yang ia katakan? Apa ia baik-baik saja? Ia tidak sakit, bukan? Ia tidak menanyakan tentang aku?”
Won kesal, bukankah Nyonya Han tahu nomor telepon Tan? Nyonya Han berkata Tan tidak pernah mengangkat telepon darinya. Ia lalu bertanya sampai kapan Won akan menghalangi Tan kembali.
“Apa kau harus begitu kejam? Apa yang bisa dilakukan anak berumur 18 tahun?”
“Saat aku seusianya, aku ditunjuk menjadi pewaris Grup Empire dan menjadi pemegang 8% saham. Dan aku berpengaruh dalam membuat keputusan.”
“Baiklah, aku tarik perkataanku. Tapi, Presdir Kim…aku benar-benar tidak memiliki hak untuk menemui Tan. Aku ibunya tapi aku membiarkannya kesepian…” Nyonya Han curhat dengan sedih.
“Di sini bukan gereja Katolik, jadi ucapkan pengakuanmu di tempat lain,” ujar Won.
“Aku beragama Buddha!” sergah Nyonya Han kesal. Pffft….this ahjumma >,<
Rasa kesepian semakin menggigit Tan. Ia teringat percakapannya dengan Won di kebun almond. Saat itu Won menyuruhnya tetap melakukan apa yang selama ini ia lakukan. Artinya, tetap di Amerika.
Eun Sang mempelajari seluk beluk keluarga Kim dari ibunya saat mereka makan malam di dapur. Siapa di antara kedua ahjumma yang bertengkar tadi yang paling kuat? Di antara istri dan selir, mana yang memegang kekuasaan? Ibu Eun Sang menjelaskan kedua ahjumma tadi adalah isteri kedua dan selir. Isteri pertama sudah meninggal. Dan Presdir (Won) yang dilihat Eun Sang tadi adalah putera dari isteri pertama. Eun Sang bengong, tak menyangka pria tua ramah yang tadi ditemuinya ternyata….
“Jadi apakah ayah Chan Young membantu Ibu pindah?” cepat-cepat Eun Sang mengalihkan pembicaraan saat melihat Nyonya Han menghampiri mereka.
Eun Sang memberi salam. Nyonya Han bertanya Eun Sang kelas berapa. Kelas 11, jawab Eun Sang. Nyonya Han mengingatkan agar apa yang terjadi di dalam rumah ini tidak sampai keluar melewati pintu pagar. Eun Sang mengerti.
“Karena ibumu tidak bisa menyebarkan gosip meski ia ingin, maka aku mempercayainya,” kata Nyonya Han tanpa memikirkan perasaan Eun Sang dan ibunya.
Ibu Eun Sang menggeleng kecil, memberi isyarat agar Eun Sang tidak marah dengan kata-kata itu. Eun Sang menurut dan berterima kasih pada Nyonya Han.
“Kami akan pindah secepat kami bisa. Sementara saya di sini, saya akan tinggal seakan saya tidak ada di sini. Jika Nyonya tidak merasa nyaman, harap beritahu saya, saya akan memperbaikinya.”
Dengan sikap nyonya besarnya, Nyonya Han berkomentar seharusnya ibu Eun Sang memberi Eun Sang makanan yang lebih baik. Eun Sang menyuruh ibunya beristirahat, ia yang akan membersihkan bekas makan malam mereka. Nyonya Han malah menyuruh ibu Eun Sang mengambil wine di gudang wine. Eun Sang kesal karena ibunya tidak diberi kesempatan beristirahat padahal sudah waktunya.
“Diam dan bersikap hormat,” ibu Eun Sang memberi isyarat sebelum pergi.
Eun Sang terpaksa menahan kekesalannya. Nyonya Han bertanya apa yang tadi diisyaratkan ibu Eun Sang.
“Ia bilang Nyonya orang yang baik,” Eun Sang berbohong.
“Bohong, aku tidak memperlakukan ibumu dengan baik,” ujar Nyonya Han. “Tapi puterinya pintar juga.” katanya sambil tersenyum.
Eun Sang pergi ke kamar dan melihat ibunya menyetrika sambil terkantuk-kantuk. Eun Sang menyuruh ibunya tidur, ia yang akan meneruskan pekerjaan ibunya. Ibu Eun Sang berbaring dan dengan ucapan tanpa suara ia mengatakan” Gomawo (terima kasih)”.
Eun Sang melihat ibunya dengan sedih dan melihat sekeliling kamar mereka yang sempit.
Keesokan paginya ibu Eun Sang tersenyum senang saat melihat Eun Sang sudah menata kamar mereka. Eun Sang memberikan oleh-oleh dari Amerika untuk ibunya. Almond.
“Apa kau menyuruhku minum dan makan ini saat memikirkan kakakmu?” gurau ibunya.
Eun Sang berkata kacang itu bagus untuk diet. Mulai sekarang sementara ia sibuk dengan kerja part timenya, ibunya harus makan kacang itu dan menurunkan berat badan untuk memikat pria kaya. Itu adalah cara tercepat untuk mereka keluar dari sini.
“Benar, ayo lakukan!” ibu Eun Sang memberi isyarat.
Eun Sang tersenyum. Tapi ia tak bisa lagi menahan tangisnya.
“Maafkan aku, Ibu. Maafkan aku karena telah meninggalkanmu. Aku benar-benar minta maaf, Ibu.”
Ibu Eun Sang memeluk puterinya dan menepuk-nepuk punggungnya, seakan mengisyaratkan ia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi itu semakin membuat Eun Sang sedih. Ia terus meminta maaf pada ibunya. Ibu Eun Sang ikut menangis.
Eun Sang kembali melakukan pekerjaan paruh waktunya. Tan melihat papan pengumuman sekolahnya, tapi catatan yang ditulis Eun Sang tertutup brosur-brosur lain. Sepertinya Tan tidak melihatnya.
Eun Sang melihat kaus I love Californianya dan tersenyum. Itu adalah bukti ia pernah ke Amerika dan bertemu dengan Tan. Tan duduk sendirian di rumahnya memandangi dreamcatcher pemberian Eun Sang.
Hari demi hari berlalu, akhirnya Eun Sang berhasil mengumpulkan uang untuk mengembalikan uang Chan Young. Ia lalu menelepon sahabatnya itu. Chan Young memberitahu Eun Sang kalau ia akan kembali ke Korea karena sekolah akan segera dimulai.
[Bersambung]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !