Home » , » THE HEIRS (2014) EPISODE 20-1

THE HEIRS (2014) EPISODE 20-1

Written By Regina Kim on Monday, December 15, 2014 | 3:54 AM

 

Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs

Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20

CAST :


SINOPSIS LENGKAP

Berbeda dengan keramaian mobil yang lalu lalang dan meriahnya lampu berwarna-warni yang menghiasi kota yang ada di hadapannya, atap hotel Zeus begitu sunyi. Hanya Young Do dan Tan yang berada di sana. Masing-masing tenggelam dalam lamunan mereka. 

“Cuaca di sini dingin,” akhirnya Young Do buka suara. 

“Dingin,” Tan membenarkan, “Dan gelap….” 

Seperti keadaan yang sedang mereka hadapi saat ini. 


Tan pergi menemui ibu Myung Soo yang merupakan seorang pengacara. Ia ingin mengganti wali sahnya dan memberitahu ibu Myung Soo kalau saat ini ayahnya dirawat di rumah sakit. Ibu Myung Soo tahu betul semua hak suara Tuan Kim akan dilimpahkan pada istri sah. Ia bertanya apakah keinginan Tan ini ada hubungannya dengan pertempuran hak manajemen perusahan. 

“Untuk mempertahankan hak manajemen,” jawab Tan. Ia menginginkan kakaknya sebagai wali sah. 

Ibu Myung Soo berkata ia mengenal semua penasihat hukum di Grup Jeguk. Ibu Myung Soo sendiri sepertinya tidak bekerja untuk Grup Jeguk, jadi jika ia memenuhi permintaan Tan sama saja dengan melangkahi pekerjaan para pengacara yang bekerja untuk Grup Jeguk. 

Tan tahu itu, tapi ia tidak bisa mempercayai satupun pengacara di Grup Jeguk. Karena itu ia memohon bantuan ibu Myung Soo. Mereka harus mengubah wali sahnya sebelum rapat pemilik saham. Ibu Myung Soo menghela nafas panjang. 


Wapresdir Yoon mendata jumlah saham yang dimiliki Nyonya Jung. Saat ini Nyonya Jung memegang gabungan saham Tuan Kim (yang otomatis dimilikinya sebagai istri sah), sahamnya sendiri, dan saham kakak beradik Tuan Kim dengan jumlah total 23,5%. Sementara gabungan saham Tan dan Won dan saham-saham lainnya mencapa 28,5%. Berarti sisanya yang merupakan saham yang dipegang orang luar dan saham luar negeri yang bisa menjadi penentu hasil akhir. Jika Won bisa menarik dukungan dari pemegang saham luar maka ia kemungkinan bisa menang dari Nyonya Jung. 

Langkah awal, mereka mengumpulkan dewan direksi yang setia pada ayahnya. Tapi saat mereka menunggu, tidak ada satupun yang muncul. Tan bertanya pada Wapresdir Yoon, bukankah mereka semua pegawai setia ayahnya. 

“Antara keuntungan dan kesetiaan, sepertinya mereka memilih keuntungan,” jawab Yoon. Won tertunduk lesu. 


Namun akhirnya dua anggota dewan direksi menemui mereka. Mereka telah bekerja selama 20 tahun pada Tuan Kim dan menunjukkan kesetiaan mereka. Tapi tentu saja, saham yang dipegang mereka tidak akan membantu banyak. 

Nyonya Jung juga mengumpulkan pada pemegang saham lain untuk menarik dukungan mereka. Ester salah satu di antaranya. Nyonya Jung berkata hatinya terasa lebih ringan karena Ester bersedia datang. Tapi Ester berkata ia belum menentukan pilihan. Ia ingin menjadi lawan Tuan Kim, tapi ia tidak yakin apakah ia ingin menjadi lawan Won. Senyum di wajah Nyonya Jung menghilang. 


Chan Young memberitahu perihal kolapsnya Tuan Kim. Eun Sang terkejut. Ia menyadari itulah sebabnya Tan belum menghubunginya. Ia bertanya di rumah sakit mana Tuan Kim dirawat. Chan Young berkata Tan tidak ada di rumah sakit. Tan sedang pergi bersama Wapresdir Yoon ke luar negeri selama 10 hari. Mereka akan menemui para pemegang saham di luar negeri untuk mendapatkan tanda tangan mereka. 

“Apa terjadi sesuatu pada Grup Jeguk?” tanya Eun Sang. 

“Sepertinya begitu. Ayahku menyebutnya perang, bukan perjalanan bisnis,” kata Chan Young. Saat ini mereka sudah berada dalam pesawat. 


Di dalam pesawat, Wapresdir Yoon melihat Tan terus berdiam diri. Ia bertanya apa Tan tegang. Sedikit, jawab Tan. 

“Kau tahu alasan kenapa kau harus ikut denganku, kan?” tanya Yoon. 

“Ya, aku anak malang yang mungkin akan kehilangan ayahnya tiap saat dan juga anak kesayangan ayahku.” 

Yoon mengangguk. Ia berkata pada akhirnya bisnis adalah mengenai menggerakkan hati orang lain dan membuat mereka tanda tangan. Tan bertanya-tanya bagaimana ayahnya bisa menjalani perang ini selama 20 tahun. 


Walau tidak bisa menemui Eun Sang, Tan meninggalkan surat untuknya. Juga sebuah boneka burung hantu yang diinginkan Eun Sang, sebagai permintaan maafnya karena tidak pamit. 

“Ada kemungkinan aku tidak sempat meneleponmu. Aku pergi dalam perjalanan bisnis. Jangan pikir kau bisa berselingkuh ketika aku tidak ada. Aku akan membunuhmu. Aku akan kembali. Aku akan sangat merindukanmu, Cha Eun Sang.” 


Young Do makan malam bersama ayahnya. Ketika ia hendak menanyakan masalah yang dihadapi ayahnya saat ini, Presdir Choi berkata pihak Penuntut akan mengajukan perintah penahanan dirinya, jadi ia akan mengajukan diri untuk diperiksa secara sukarela. 

“Lalu apa yang akan terjadi? Apa Ayah akan dipenjara?” 

“Dengarkan yang kukatakan. Jangan percaya pada siapapun. Mengenai hotel, hanya percaya pada Wakil Presdir. Jika kau ada pesan untukku, atau jika ada orang yang menanyakan pendapatmu, kau harus selalu berbicara melalui Pengacara Choi. Apa kau mengerti?” 

Young Do mengangguk. Namun wajahnya mneyiratkan rasa takut. Ia telah kehilangan ibunya. Apakah ia akan ditinggalkan ayahnya juga? 


“Jika aku tidak bisa keluar dengan cepat, pergilah ke rumah bibimu. Jangan sendirian di rumah. Mengerti? Juga jangan abaikan tugasmu di dapur selama aku tidak ada,” Presdir Choi berusaha bercanda. 

Tapi melihat ekspresi puteranya, ia menenangkan bahwa ia akan segera keluar (jika ia sampai ditahan). 

Young Do melihat melalui berita bahwa ayahnya dituntut telah melanggar kontrak bisnis. Ia melihat ayahnya dikerumuni wartawan dan berjalan masuk ke tempat pemeriksaan. Young Do tak sanggup melihatnya dan mematikan TV-nya. 


Para pengacara ayahnya menemui Young Do. Young Do langsung menanyakan perihal kasus ayahnya. Para pengacara itu menenangkan Young Do. Mereka akan mengurus masalah ini dengan baik. Young Do hanya perlu terus menjalani hidupnya seperti biasa dan pergi ke sekolah. Sementara hotel akan diurus oleh Wakil Presdir. 

Salah satu dari mereka menyampaikan pesan dari Presdir Choi untuk Young Do: “Harus ada peraturan. Tidak boleh ada kecurangan.” Pelajaran berat yang harus diterima Presdir Choi. 


Young Do pergi ke sekolah di mana Joon Young (anak yang dibully Young Do pada awal-awal episode) bersekolah sekarang. Jun Young sekarang bahagia dan memiliki banyak teman. Namun ia tertegun melihat Young Do berdiri di depan sekolahnya. 

Ketika Young Do mendekatinya, dengan takut-takut ia bertanya ada apa lagi. Apa Young Do masih ingin mengganggunya? 

“Bukan begitu. Aku datang untuk minta maaf. Aku ingin mengatakannya. Maaf, dengan setulus hatiku aku meminta maaf.Aku benar-benar minta maaf.” 

“Aku terkejut seseorang sepertimu tahu bagaimana meminta maaf. Tapi jika kau benar-benar merasa bersalah padaku, maka kau harus menjalani sisa hidupmu dengan perasaan bersalah itu.” 

“Baik, aku akan melakukannya.” 

“Aku tidak akan pernah menerima permintaan maafmu. Jangan cari aku lagi.” 


Walau Joon Young tidak menerima permintaan maafnya, setidaknya Young Do sudah meminta maaf. Ini perubahan besar bagi Young Do. 

Eun Sang mengirim pesan pada Tan. Sementara Tan terus berkeliling bersama Yoon untuk mendapatkan tanda tangan para pemegang saham luar negeri. 

“Seoul lebih dingin dari biasanya tanpa kehadiranmu. Aku baru saja melihat berita mengenai ayah Young Do. Aku berpikir seberapa berat rasanya melihat wajah keluargamu dalam berita televisi. 


Dalam duniamu, Young Do, dan anak-anak lain, yang diinginkan semua orang, sebenarnya seberapa jauh kalian telah terluka? Selalu menjadi orang pertama yang tiba di sekolah setiap pagi, aku sempat menyaksikan seseorang menggambar garis mayat. 

Aku terkejut. Pelakunya lebih dari 1 orang. Sekali waktu mungkin saja kak Hyo Shin pelakunya. Sekali waktu Ye Sol pelakunya. Sekali waktu pelakunya adalah seseorang yang tidak akan kaucurigai karena ia selalu terlihat gembira. Myung Soo. Dan di hari lain…Rachel. 


Hari ini…..Young Do yang menggambarnya. Apakah mereka melakukannya setelah mereka tahu sesama mereka yang menggambarnya? Aku tidak bisa lagi iri atau benci pada mereka seperti sebelumnya. 

Tan, apakah pada pagi seperti ini kau sendiri pernah menggambarnya?” 


Young Do memutuskan pergi ke alamat café yang tertera dalam kartu nama itu. Dan ia melihat ibunya. Ibunya melayani pelanggan sambil tersenyum. Nampak damai dan bahagia. Tiba-tiba ia merasa tidak percaya diri. Ketika ibunya menoleh, ia bersembunyi. 


“Meski terlalu berat, terlalu keras, dan walau kau sangat sedih, kuharap yang kaulakukan adalah sesuatu lain selain tersakiti. Kuharap beban berat itu tidak menghancurkan semua orang. Aku merindukanmu, Kim Tan.” 

Tan tidak selalu mendapatkan tanda tangan yang ia inginkan. Ada kalanya ia mengalami penolakan. Akhirnya ia kembali ke Korea. 


Tan langsung menemui ayahnya yang masih terbaring koma. Won berkata keadaan Tuan Kim membaik. Pembengkakkan di otaknya pun mengecil. Won menanyakan hasil perjalanan mereka. Yoon berkata ada yang belum memutuskan, ada yang menolak, tapi mereka juga mendapatkan beberapa tanda tangan. Yoon berkata ini berkat peran Tan. Won memuji usaha Tan. 

Tan bertanya bagaimana keadaan di Korea. Won berkata dewan direksi mengajukan mosi untuk memecat Tuan Kim. Jika mosi itu dikabulkan maka Jeguk Grup akan mengalami pergantian pemilik, diikuti rangkaian tuntutan hukum yang tiada akhirnya. 

Tan berkata ia sudah siap apapun hasilnya. Won berkata rumah mereka tidak boleh dibiarkan kosong. Selama ayah mereka tidak di rumah, mereka harus menjaga rumah itu. Won mengajak Tan pulang. 


Mereka berdua pulang. Won berkata masih adahal yang harus dilakukan oleh Tan. Ia meminta Tan menemui Young Do. Saat ini Presdir Choi sedang diinvestigasi polisi hingga tidak mungkin menghadiri rapat pemegang saham. Siapa tahu hak suaranya dialihkan pada Young Do. 

Tan bersedia menemui Young Do, namun ia meminta pada kakaknya agar tidak memutus kontrak bisnis dengan Hotel Zeus meski ayah Young Do ditahan. Won berjanji ia akan tetap berbisnis dengan Hotel Zeus selama ia menjadi Presdir. 


Tapi sebelum menemui Young Do, ada orang lain yang ingin ditemui Tan. Siapa lagi kalau bukan Eun Sang. Ia merentangkan kedua tangannya ketika melihat Eun Sang, dan Eun Sang langsung menghambur dalam pelukannya. Keduanya tersenyum melepas kerinduan mereka. 


Eun Sang mengajukan rentetan pertanyaan pada Tan. Apakah Tuan Kim masih belum sadar? Apakah akan ada rapat pemegang saham? Apakah perjalanan Tan berhasil dengan baik? Semua itu dijawab Tan dengan berdehem dengan wajah sedikit muram. 

“Aku tidak berselingkuh!” ujar Eun Sang. 

Tan akhirnya tersenyum. Ia meledek Eun Sang yang jadi bersikap hangat padanya karena sekarang ia dalam kondisi menyedihkan. 


“Karena itu peganglah tanganku,” Tan mengulurkan tangannya. 

Eun Sang menaruh tangannya dalam genggaman Tan. Tan berkata bagaimana bisa Eun Sang menggenggam tangannya kuat-kuat. Seharusnya Eun Sang menggenggam dengan penuh perasaan. 

“Perasaanku juga kuat,” kata Eun Sang. “Jadi berdirilah teguh.” 

“Kau pasti khawatir. Maafkan aku,” kata Tan. 

Eun Sang menggeleng sambil tersenyum. Tan meyakinkannya ia akan melalui masalah ini dengan baik. Dan ia merindukan Eun Sang. Eun Sang tersipu. 

“Tetaplah kuat, Kim Tan,” katanya memberi semangat. 


Barulah Tan menemui Young Do. Ia meminta maaf karena datang di saat Young Do juga sedang berada dalam masalah. Ini mengenai rapat pemegang saham. Awalnya Young Do bingung. Tapi ia bisa menduga ini mengenai pemecatan Tuan Kim oleh Kepsek. 

“Punya ibu dan tidak punya ibu ternyata sama-sama bermasalah,” ujar Young Do. 

“Bantulah aku. Walau kita bukan teman, aku akan membalas bantuanmu.” 

“Balaslah sekarang. Selama ini aku mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak kukatakan pada ibumu. Anggap saja impas.” 


Tan mengangguk. Ia berkata Young Do tidak perlu menghadiri rapat pemegang saham, cukup pengacaranya saja yang datang membawa surat kuasa. 

“Bagaimana dengan ayahmu? Apa ia baik-baik saja?” tanya Young Do. 

“Khawatirkan dirimu sendiri.” 

“Saat aku mengkhawatirkanmu, kau malah protes,” gerutu Young Do. 

Tan tersenyum. Ia berterima kasih. 

“Pergilah, aku harus cuci piring,” kata Young Do. 

“Cuci piring?” 

“Satu-satunya hal yang bisa kulakukan saat ini adalah mencuci piring,” jawab Young Do muram. 


Ester terkejut Yoon mencarinya ke kantor. Tapi Yoon mendatangi Ester sebagai Wakil Presdir. Walau sedikit kecewa, Ester mempersilakan Yoon duduk. Yoon langsung pada intinya. Ia berkata ia datang untuk meminta bantuan Ester dan memerlukan janjinya. 

“Kau datang mengenai rapat pemegang saham?” 

“Hal ini terjadi begitu aku menjadi Wakil Presdir. Aku pasti membawa kesialan.” Pfft… 

“Jadi strategimu hari ini adalah untuk membangkitkan rasa kasihan?” 

“Asalkan berhasil, aku bersedia melakukan apapun.” 

Ester tertawa geli. Bagaimana bisa Yoon menggunakan pesonanya secara cuma-cuma untuk keperluan bisnis? 


“Rasanya lega mengetahui setidaknya pesonaku masih berhasil,” kata Yoon. 

Ester mendadak terlihat murung. Ia bersedia tanda tangan. Namun ia tidak bisa menghadiri rapat itu karena ia sibuk. Yoon menyodorkan berkas yang dibawanya. 

Ester menunduk. Ia berharap Yoon selalu baik-baik saja. Kau juga, kata Yoon. Tampaknya ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka. 


Won menemui Nona Yang, puteri perusahan telekomunikasi yang dijodohkan dengannya. Won meminta bantuan Nona Yang agar ayahnya mendukungnya dalam rapat pemegang saham nanti, karena hak suaranya cukup penting. 

“Kau sadar bahwa permintaan ini sama saja dengan menyetujui pernikahan mereka, kan?” tanya Nona Yang. 

“Iya. Apa kau akan menghadiri rapat?” 

“Apa kau tidak apa-apa menikahiku?” tanya Nona Yang. 

Won terdiam. 


Rapat Pemegang Saham. Barisan pendukung Ji Suk telah duduk di bangku mereka. Sementara pendukung Won dan Tan hanya sedikit. Won dan Tan nampak tegang. Sementara Nyonya Jung nampak percaya diri. 

Kemudian pendukung Won mulai berdatangan. Di antaranya Nona Yang dan pengacara Young Do. 

Hasil pemungutan suara diumumkan. Mereka yang setuju pemecatan 44%, abstain 4%, sementara yang tidak setuju 52 %. Pemecatan Tuan Kim ditolak. 


“Jangan terlalu senang karena kau menang. Jangan merasa lega dan tenang. Kau mungkin menang melawanku hari ini. Tapi ini baru awal perang,“ kata Nyonya Jung. 

“Terima kasih karena sudah menunjukkan siapa sebenarnya sekutuku dan musuhku,” sindir Won. 

“Jangan berlagak. Kau akan segera lihat, entah apa yang akan terjadi dalam sebulan? Setengah bulan? Setahun?” Nyonya Jung berjalan pergi. 

Yoon menyampaikan pada Won dan Tan bahwa Tuan Kim telah sadar dan sedang dijadwalkan untuk dioperasi. Nyonya Jung mendengar hal itu. Ia terkejut karena ia menyangka Tuan Kim tidak akan pernah sadar dari komanya. 


Nyonya Han, Tan, Won, dan Yoon menunggu di depan ruang operasi. Dokter keluar membawa kabar operasi berjalan dengan baik walau masih ada sedikit pembengkakan. 

Tangis Nyonya Han langsung pecah karena lega. Tan meminta ibunya berhenti menangis. Apa bagusnya kekasih (mm..agak geli juga sih bilang Tuan Kim kekasih hahaha…tapi suami juga bukan ;p) yang sudah mengusirnya? Tapi dengan ini, Won bisa melihat bahwa Nyonya Han benar-benar sayang dan peduli pada ayahnya. 


Young Do akhirnya menemui ibunya. 

“Young Do-ya….” panggil ibunya. 

Young Do terpaku di tempatnya, tanpa berani menatap ibunya. 


“Annyeonghaseyo…” gumamnya. 

“Apa kau baik-baik saja selama ini?” tanya ibunya menahan tangis. 

“Tidak,” jawab Young Do. Air mata mengalir di wajahnya. 

Ibu Young Do menangis. Ia mendekati Young Do lalu mengusap air matanya. Memperhatikan puteranya yang telah tumbuh besar. 


“Kau tumbuh begitu tinggi…Puteraku, kau sangat tampan.” 

“Omma….” Young Do akhirnya menatap ibunya. 

Ibunya mengangguk. 

“Omma…” panggil Young Do dengan suara tercekat. 

Ibu Young Do memeluk puteranya sambil menangis. Ia meminta maaf. 


“Ibu minta maaf karena tidak bisa menunggumu lama-lama. Tadinya Ibu ingin langsung pergi untuk melihatmu tapi maaf Ibu tidak bisa.” 

Young Do menangis sambil memeluk ibunya erat-erat. 


Hyo Shin menaruh setumpuk buku berikut tab-nya di pangkuan Eun Sang. Buku-buku itu adalah kumpulan soal ujian untuk latihan miliknya. Eun Sang sangat senang. Ia berterima kasih pada Hyo Shin. 

“Aku yang berterima kasih. Terima kasih Cha Eun Sang, karena telah mengisi hari-hari dalam kehidupan sekolahku yang keras.” 

“Ada apa ini? Kakak bersikap seperti orang yang akan pergi.” 

“Belajarlah dengan baik. Kuharap kau memiliki cinta indah romantis bersama Tan. 

“Apa kakak benar-benar akan pergi?” tanya Eun Sang curiga. 

Hyo Shin tersenyum lebar. 


Rachel pergi menemui ibunya di tempat kerja. Ester baru saja meluncurkan rangkaian desain terbarunya dengan saran Rachel. Ia memuji Rachel memiliki bakat dan insting bagus dalam hal desain. Ia meminta Rachel memberikan pendapat untuk koleksi terbarunya. 

Rachel berkata semuanya bagus karena terlihat hangat. Ia sangat benci dingin. Ester bertanya apakah mereka berdua sebaiknya pergi berlibur ke tempat hangat. 

“Aku dan ibu pergi bulan madu? Tidak, terima kasih.” 


“Tidak bisakah ini menjadi perjalanan dua wanita single?” 

Rachel bertanya mengapa ibunya tiba-tiba menyuruhnya datang dan mengajaknya berlibur. Ester berkata ia tahu akhir-akhir ini Rachel memakan obat tidur miliknya. 

Rachel berkata ia memakannya hanya saat ia tidak bisa tidur. Ia tidak kecanduan, jadi ibunya tidak perlu khawatir. Tapi Ester tahu yang sebenarnya. Ia meminta Rachel menemui dokter untuk memeriksakan diri dan mendapat resep yang benar. 


[Bersambung]
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger