Home » , , , » MY LOVE FROM THE STAR EPISODE 19 (2014)

MY LOVE FROM THE STAR EPISODE 19 (2014)

Written By Regina Kim on Wednesday, December 31, 2014 | 1:12 AM


Also known as : You Who Came from the Stars,You from Another Star,My Love from the Stars,My Love from Another Star,Man from the Stars,Man from Another Star
Genre : Romance,Comedy,Drama,Sci-Fi
Written by : Park Ji-eun
Directed by : Jang Tae-yoo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 21
Production : Executiveproducer(s) Choi Moon-suk
Producer(s) Moon Bo-mi
Location(s) Korea
Cinematography Lee Gil-bok, Jung Min-gyun
Camera setup Multiple-camera setup, Running time 70 minutes
Productioncompany(s) HB Entertainment
Broadcast : Original channel SBS and regional affiliates
Picture format 1080i (HDTV), Original run 18 December 2013 – 27 February 2014

STARRING : 


SINOPSIS LENGKAP :

Prolog episode 19: 

Pada jaman Joseon, Min Joon kedatangan seorang tamu. Ia adalah Bangsawan Heo Gyun (cameo oleh Ryu Seung Ryeong), seorang sarjana dan penulis terkenal jaman itu, yang juga memberikan hadiah vas porselen untuk Min Joon (dan vas itu telah hancur lebur oleh Song Yi). 

Heo Gyun menemui Min Joon karena ia saat ini sedang menulis novel. Tokoh utamanya bernama Hong Gil Dong (tokoh ini pernah dibuat dramanya dengan pemeran utama Kang Ji Hwan^^). Hong Gil Dong dikatakan menguasai sihir Taoisme, dan menggunakan kemampuannya itu untuk membantu orang-orang yang kesulitan. 

“Saya dengar Anda menggunakan sihir Taoisme. Walau karakter dalam novel saya bersifat fiktif, saya ingin melihat sendiri seseorang yang bisa memperlihatkan sihir sebagai inspirasi. Karena itu saya bersusah payah datang ke sini.” 

Min Joon tersenyum lalu menghilang. Heo Gyun ternganga kaget bagaikan melihat hantu. Ia melihat sekeliling mencari Min Joon. 


“Anda menakuti saya,” katanya gemetar. 

“Seperti ini?” tiba-tiba Min Joon muncul di dekat pintu. 

Hwo Gyun melompat kaget. Lalu ia berdecak kagum melihat kemampuan Min Joon. 

“Benar-benar luar biasa. Bisakah saya memeriksa apakah ini mimpi belaka?” Ia mencubit pipi Min Joon. Lho, kalau mengecek mimpi atau bukan biasanya dengan mencubit pipi sendiri ya? XD 


Heo Gyun berkata ia sudah meneliti mengenai perubahan bentuk, teleportasi, dan telekinesis, tapi apa yang baru saja dilakukan Min Joon tadi? Muncul di sini muncul di sana? 

“Saya tidak menggunakan sihir Taoisme,” kata Min Joon. 

“Jika itu bukan sihir, maka Anda pasti bukan manusia. Anda memiliki banyak kemiripan dengan tokoh novel saya.” 

“Itu tidak benar. Tokoh novel Anda sangat menjunjung keadilan dan membantu orang lain. Saya tidak seperti itu.” 

Heo Gyun nampak kecewa dan bertanya apa alasannya. Kenapa Min Joon menyembunyikan kemampuannya dan bersembunyi seakan-akan Min Joon tidak ada di dunia ini, padahal Min Joon bisa menggunakan kekuatannya untuk membantu orang lain dan memberi harapan? 

Min Joon berkata ia pernah beberapa kali membantu manusia dengan memperlihatkan kekuatannya pada mereka. Tapi tetap saja, bagi mereka ia hanyalah seorang monster. Jadi ia bertekad untuk mengulangi kebodohan yang sama. 


Heo Gyun tersenyum mengerti. 

“Bagaimana jika itu untuk menyelamatkan orang yang Anda cintai sepenuh hati? Apakah Anda tidak akan mengungkapkan identitas Anda dan tidak membantunya?” 

“Sayangnya saya tidak memiliki orang yang saya cintai sepenuh hati.” 

“Mungkin saja sekarang itu benar. Tapi ketika Anda hidup dalam waktu yang lama di bumi, Anda akan bertemu dengan begitu banyak orang. Dia mungkin salah satu dari orang-orang tersebut.” 

“Itu tidak akan terjadi. Satu lagi, saya tidak bisa tinggal di sini selamanya. Bila saatnya tiba, saya akan kembali ke tempat saya berasal. Artinya, tak peduli berapa lama saya tinggal atau berapa banyak orang yang saya temui, saya tidak akan mengungkapkan jati diri saya hanya demi satu orang. Saya tidak sebodoh itu.” 

Heo Gyun mengangguk. 


Sinopsis Episode 19: 

“Jika aku kehilangan kesempatan untuk kembali, maka aku mungkin menghilang di sini. Akhirnya, aku akan mati.” 

Song Yi menangis membacanya. Ia teringat ketika Min Joon berkata ia akan tinggal dan Song Yi bertanya apakah tidak apa-apa jika Min Joon tinggal. Ketika itu Min Joon tersenyum dan berkata tidak apa-apa. Song Yi sadar ketika itu Min Joon sebenarnya sudah tahu bahwa ia akan mati jika ia tinggal. 

Song Yi memeluk buku diari Min Joon sambil menangis. 


Lalu ia pergi menemui Pengacara Jang. Mereka berbicara di mobil. 

“Ayah (panggilan sopan untuk ayah teman)…” panggil Song Yi. 

“Aku bukan….kau sudah tahu aku bukan ayahnya.” 

“Do Min Joo –sshi mengatakan padaku kalau Anda adalah seseorang yang dianggapnya ayah. Anda pernah mengatakan padaku ketika ia sakit, bahwa ia akan kembali dalam waktu 3 bulan. Kenapa waktu itu Anda mengatakannya? Ke mana ia akan kembali?” 

“Bukankah kau sudah tahu?” 

“Aku belum bisa menerimanya. Aku sudah melihat Do Min Joon-sshi menghilang ke udara dan selalu kembali. Tapi tetap saja…. Seseorang dari planet lain? Aku masih belum bisa menerimanya. Dan yang lebih buruk adalah, ia akan kembali ke planetnya?” 

“Itu benar,” jawab Pengacara Jang. 

Song Yi terkesiap begitu kebenaran itu menghantamnya. 


“Do Min Joon-sshi berkata ia tidak akan kembali. Dan ia bilang tidak apa-apa jika ia tidak kembali. Tapi aku tak sengaja membuka diarinya. Di situ tertulis bahwa ia akan mati jika ia tidak kembali.” 

“Dia sudah berubah begitu banyak. Sebelumnya ia tidak bisa merasakan panas atau dingin. Tapi akhir-akhir ini ia terus merasa kedinginan. Kemampuannya memudar.” 

“Jadi jika ia benar-benar tidak kembali, ia akan mati? Lalu bagaimana bisa ia bilang ia akan tinggal denganku meski tahu ia akan mati?” tanya Song Yi. 

“Sebesar itulah ia menyukaimu. Jauh sebelum kau mulai menyukainya, ia sudah menyukaimu. Ia menyukaimu lebih dari yang kau tahu. 

Ia tidak ingin menyakiti perasaanmu. Karena itu ia berusaha keras agar akhirnya tidak seperti ini. Aku berusaha menghentikannya berulang kali. Tapi tidak ada gunanya. Ia ingin tinggal bersamamu dengan mengorbankan nyawanya.” 

Song Yi menangis mendengar penuturan Pengacara Jang. 


Min Joon mengetuk pintu hotel namun tidak ada yang membuka pintu. Setelah memastikan tidak ada orang di sana, ia berteleport ke dalam kamar hotel itu. Di sana duduk Hwi Kyung yang sepertinya sedang minum-minum. Ia bertanya kenapa Hwi Kyung tidak membuka pintu padahal Hwi Kyung yang memintanya datang. 

“Hai, Do Min Joon-sshi,” sapa Hwi Kyung sedikit mabuk. Ia berkata Min Joon hebat bisa masuk menembus pintu. “Sebenarnya kau ini apa? Tukang sihir?” 

Min Joon bertanya itukah alasannya Hwi Kyung memintanya datang. Hwi Kyung bertanya sampai di mana batas kemampuan Min Joon. 


“Wajahmu tidak berubah meski sudah 12 tahun. Kau bisa bergerak dalam kecepatan luar biasa. Kau bisa menembus pintu tanpa menyentuhnya. Aku gagal mendapatkan hati Chun Song Yi setelah berusaha selama 15 tahun, tapi kau memenangkannya. Kau memiliki segalanya, Do Min Joon-sshi. Aku iri padamu.” 

“Aku iri padamu,” kata Min Joon sungguh-sungguh. 

Hwi Kyung tertawa pahit. 

“Padaku? Aku? Kakakku mencoba membunuh wanita yang aku cintai. Dan ia membunuh kakakku yang lain.” 

Ini adalah hal yang baru diketahui Min Joon. 

Hwi Kyung berkata pada hari itu, pada hari kakaknya dibunuh, Jae Kyung menyuruhnya membawakan air jeruk untuk Han Kyung. Dan tanpa curiga, Hwi Kyung melaksanakan permintaan kakak keduanya itu. 

“Aku…dengan kedua tanganku….membawanya pada kakak,” Hwi Kyung menangis dengan penuh penyesalan. 


“Itu bukan salahmu.” 

“Saat semua orang mengetahu semuanya, Ayah dan Ibuku akan sangat tersakiti. Apa yang akan terjadi pada keluargaku?” 

“Aku mengerti perasaanmu. Tapi aku tidak bisa menutupi hal ini. Lee Jae Kyung pasti sudah memiliki niat buruk padamu saat ini. Dan itu berarti ia mungkin mencoba untuk melukai Chun Song Yi lagi.” 

“Karena itu aku memanggilmu. Apa yang harus kulakukan? Kenyataan bahwa kau satu-satunya orang yang bisa kumintai pendapat benar-benar membunuhku. Tapi jawab aku, apa yang harus kulakukan?” tanyanya dengan sungguh-sungguh. 


Ketika Min Joon pulang ke apartemennya, Song Yi tidak ada di sana. Ia menemukan secarik pesan di atas meja. Isinya: Hari ini aku terlalu lelah. Do Min Joon-sshi, kita akan bertemu besok. 

“Benar. Sampai besok, Chun Song Yi…” gumam Min Joon. 

Ia mengeluarkan kotak cincin yang selama ini dibawanya dalam saku celananya. 


Teringat pada perkataan Pengacara Jang bahwa Min Joon selama ini menyukainya bahkan sebelum ia mulai menyukai Min Joon, dan menyukainya lebih dari yang bisa Song Yi bayangkan, membuat Song Yi menangis. Ia menyalakan air keran untuk meredam suara tangisnya, agar tidak terdengar Min Joon. 


Dua orang gadis membicarakan pewaris S&C yang saat ini sedang berlari di treadmill sebuah pusat kebugaran. Jae Kyung populer di kalangan gadis-gadis karena ia seorang chaebol, selain itu ia juga dikenal berperangai baik. Andai mereka tahu….. 

Jae Kyung menjawab telepon. 

“Tolong aku…” terdengar suara Han Kyung. 

Jae Kyung langsung mematikan treadmill dan menoleh ke sana kemari. “Siapa kau?” tanyanya pada si penelepon. Ia mengira Min Joon yang meneleponnya. 

“Bukan, ini aku Lee Hwi Kyung, adik dari pria yang telah kaubunuh, Lee Han Kyung.” 

“Hwi Kyung-ah,” Jae Kyung tersenyum. “Apa yang ada di tanganmu? Aku akan menjelaskan semuanya, Adik. Kau di mana?” 


Jae Kyung pergi ke hotel tempat Hwi Kyung tinggal. Tentu saja ia tidak bisa menembus pintu hingga harus menunggu Hwi Kyung membukakan pintu. Hwi Kyung membuka pintu dan terlihat mabuk. Jae Kyung langsung masuk ke dalam. 

Hwi Kyung terhuyung-huyung menuju sofa. Jae Kyung berkata ia tidak pernah tahu adiknya suka minum. 

“Adikku, apa wanita itu yang memberikannya padamu? Yang Min Joo? Dari mana kau mendapatkan benda seperti itu? Aku benar-benar tidak habis pikir. Aku menghukumnya selama 7 tahun namun dia tetap berhasil menipuku. Inilah sebabnya kenapa aku tidak boleh bersikap baik. Tidak langsung membunuh selalu menimbulkan celah.” 

“Itukah sebabnya kau melakukannya? Itukah sebabnya kenapa kau membunuh kakak, Han Yoo Ra, dan entah berapa banyak lagi?” 

Jae Kyung tertawa. 


Min Joo mondar mandir gelisah di kamar Se Mi. Ketika Se Mi masuk membawakan makanan, ia bertanya apakah Se Mi dekat dengan Hwi Kyung. Ia berkata ia khawatir Hwi Kyung dalam bahaya karena hal-hal yang ia katakan pada Hwi Kyung. 


Jae Kyung membelai kepala Hwi Kyung. Hwi Kyung diam tanpa ekspresi. 

“Kakak tidak kesal padamu. Selama kau menjadi anak baik, aku tidak akan melakukan apapun padamu.” 

Ia berjalan melewati Hwi Kyung, lalu mengeluarkan pistol dari jasnya dan mengarahkannya pada Hwi Kyung. 

“Rekaman apa yang tadi kudengar? Di mana rekaman itu?” tanya Jae Kyung dengan nada mengancam. 


“Tidak tahu,” jawab Hwi Kyung. 

“Anak kecil, jika kau tidak menurut pada kakakmu, maka kau akan menjadi Pangeran S&C yang bunuh diri saat mabuk. Aku membeli senjata ini atas namamu. Aku akan menjadi orang yang terlambat datang menemuimu dan melarikanmu ke rumah sakit. Tapi saat itu akan sudah terlambat. Di mana rekaman itu? Dan Yang Min Joo?” 

Hwi Kyung hanya menatap kakaknya. 

“Baiklah, aku akan mencarinya setelah kau tidak ada lagi,” Jae Kyung siap menarik picu senjata itu. 


Tiba-tiba senjata di tangannya lenyap. Jae Kyung terkejut dan menoleh. Senjata itu kini teracung ke arahnya oleh Min Joon. 

“Ah, adikku memanggil bala bantuan.” 

Hwi Kyung bangkit berdiri. Sama sekali tidak nampak mabuk. 

“Serahkan dirimu,” ujarnya. 

Jae Kyung tertawa geli seakan itu saran yang tidak masuk akal. 


“Jika kau menyerahkan diri, setidaknya kau tidak akan dipenjara sampai mati. Dan jangan pernah kembali pada keluarga kami lagi.” 

Jae Kyung tidak mempedulikan Hwi Kyung. Ia malah menoleh pada Min Joon dan mengingatkan janji mereka. 

“Kau sudah membuat kesalahan besar,” ujarnya. 

“Simpan kata-katamu untuk nanti, di hadapan orang-orang.” 

Min Joon menarik kerah Jae Kyung lalu menghilang. Mereka keluar dari lift. Min Joon mendorong Jae Kyung… ke hadapan Yoo Seok dan para polisi yang sudah menanti. 


“Lee Jae Kyung-sshi, Anda ditahan untuk pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan penyekapan,” kata Yoo Seok. 

“Kau membuat kesalahan. Hubungi pengacaraku. Kau tidak memiliki bukti.” 

“Ada CCTV terpasang di kamar tempatmu berada tadi. Lee Hwi Kyung yang memasangnya. Tentu saja semuanya telah terekam.” 

Meskit terkejut, Jae Kyung berusaha menutupinya. Ia dengan tenang berkata kalau tadi ia hanya menakut-nakuti adiknya. Itu hanya pertengkaran antar saudara dan ia tidak membahayakan adiknya. Bagaimana bisa ia dituduh membunuh dan dituduh percobaan pembunuhan? 


Detektif Park menyeret seseorang ke hadapan Jae Kyung. Asisten Jae Kyung. Ia ditangkap berdasarkan bukti yang diajukan Hwi Kyung: daftar nama para pekerja paruh waktu di hari kecelakaan Song Yi. Mendengar itu, Jae Kyung tidak mengatakan apa-apa lagi. Hwi Kyung turun ke lantai dasar dan menatap kakaknya. Mungkin Jae Kyung sama sekali tidak menduga akan menemui kejatuhannya di tangan adiknya sendiri. 


Ketika mereka keluar dari hotel, para wartawan sudah menanti dan langsung mengerubuti. Melihat kedua tangan Jae Kyung diborgol, mereka bertanya kejahatan apa yang sudah dilakukan Jae Kyung. 

Jae Kyung malah tertawa dan menoleh pada Min Joon dan Hwi Kyung. Sigh…seharusnya Min Joon jangan tinggal di situ >,< 

“Apa kau menghubungi wartawan? Bagus sekali. Apa ada wartawan bagian berita? Akan ada rekaman video (bukan hanya foto). Hwi Kyung, aku tidak pernah berniat menembakmu. Sebagai gantinya, aku sudah mempersiapkan hal lain. Sesuatu yang membuatmu tidak mungkin menolak tawaranku.” 


Hwi Kyung menatap Jae Kyung dengan curiga. 

“Wine kesukaan Chun Song Yi. Chateau Petrus ’93,” ujar Jae Kyung penuh arti. 

“Apa yang kaubicarakan?” tanya Min Joon. 

Jae Kyung berkata ia sudah memesan tempat di wine bar favorit Song Yi atas nama Min Joon, lengkap dengan karangan bunga. Saat ini Song Yi pasti berada di sana karena mengira itu adalah undangan Min Joon. Song Yi memang berada di sana, dan tanpa ia sadari seorang pelayan mengambil ponselnya yang terletak di meja. 

“Wine itu seharusnya sudah berada di hadapannya saat ini,” Jae Kyung melihat jamnya, lalu ia tertawa,” Itu wine kesukaannya. Ia pasti sudah meminumnya. Tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ia meminumnya.” 


Dalam sekejap Min Joon mendorong Jae Kyung ke tembok. Para wartawan tidak melewatkan kesempatan ini untuk mengambil gambar. Detektif Park berusaha menghalangi mereka. Yoo Seok berusaha menenangkan Min Jon. 

Jae Kyung tertawa. 

“Apa kau punya waktu untuk ini?” tanyanya meledek. “Dia pasti sudah meminumnya saat ini.” 

Hwi Kyung menelepon Song Yi, tapi tidak diangkat karena Song Yi tidak mengetahui ponselnya tidak ada. 


“Ada satu hal yang paling kaukuasai. Menghilang. Kurasa itu satu-satunya cara untuk menyelamatkannya. Oh ya…mungkin tidak. Terlalu banyak orang yang melihat,” Jae Kyung melirik para wartawan. 

Min Joon melempar Jae Kyung ke arah para wartawan. Di saat para wartawan heboh merubungi Jae Kyung, Min Joon menghentikan waktu. Kemudian ia melompat dan menghilang. Waktu berjalan kembali. 

Namunt tentu saja, bagi orang-orang yang ada di sana, Min Joon menghilang dalam sekejap. Para wartawan langsung mendapat berita lebih besar dibandingkan berita tertangkapnya pewaris S&C. 


Jae Kyung yang masih duduk di lantai tertawa sinis pada Hwi Kyung. Ia berkata Min Joon tidak akan sanggup menyelamatkan Song Yi. Hwi Kyung sangat marah. Ia menghampiri Jae Kyung dan meninjunya. Yoo Seok langsung memeganginya. 

“Kau sebut dirimu manusia?! Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu!!!” seru Hwi Kyung. 


Min Joon mendarat di wine bar tempat Song Yi menunggu. Ia mendarat menghantam meja hinga meja itu roboh. Orang-orang di sana terkejut karena Min Joon nampak jatuh dari atap. 

Tapi Min Joon tidak mempedulikan mereka. Ia menghampiri Song Yi. Song Yi tersenyum melihat Min Joon. 


“Apa kau baik-baik saja?” tanya Min Joon. 

“Bagaimana kau bisa tiba-tiba muncul di sini? Orang-orang melihat,” kata Song Yi sedikit mabuk. 

Min Joon melihat ke meja. Gelas wine Song Yi kosong, Song Yi telah meminum habis wine di gelasnya. Song Yi nampak pusing. Ia berkata ia merasa tidak enak badan. Ia mencoba bangkit namun terjatuh ke dalam pelukan Min Joon. 

Orang-orang mengenali Song Yi dan mengambil ponsel mereka untuk memotret. Tiba-tiba Song Yi dan Min Joon lenyap dari hadapan mereka. 


Min Joon membawa Song Yi ke rumah sakit. Ia berkata pada perawat kalau Song Yi keracunan dan lambungnya harus segera dikosongkan. Perawat berkata dokter sedang tidak ada dan meminta Min Joon menunggu. 

“Kita tidak punya waktu!” bentak Min Joon. Ia mengambil peralatan medis yang ia butuhkan. Perawat melarangnya. Min Joon menggerakkan meja-meja peralatan untuk menghalangi perawat itu. 

Dokter datang dan menegur Min Joon. Tanpa berkata apa-apa, Min Joon menggerakkan semua peralatan dan tempat tidur, membuat benteng antara dirinya dan Song Yi dengan orang-orang di ruangan itu. Dokter memerintahkan perawat untuk memanggil polisi. 

Min Joon bersiap untuk merawat Song Yi. 


Se Mi melihat berita bahwa Song Yi menghilang di restoran. Ia menyuruh Beom untuk membawanya pergi ke rumah sakit tempat Song Yi dirawat. 

Polisi berusaha menghalangi para wartawan yang berebut ingin masuk ke rumah sakit. Pengacara Jang melihat berita mengenai Min Joon dan Song Yi. Di sana tertulis Min Joon menghilang dari restoran bersama Song Yi. Dan identitas Min Joon dipertanyakan. 

Yoon Jae memberitahu ibunya kalau Song Yi masuk ruang gawat darurat. 

“Lagi? Berapa kali ia pergi ke ruang gawat darurat tahun ini?” ujar ibunya kaget. “Ada apa lagi kali ini?” 


Min Joon telah selesai merawat Song Yi. Ia tidak peduli meski sejak tadi orang-orang terus mengambil foto mereka. Ia hanya menatap Song Yi, menunggu Song Yi membuka matanya. 

Song Yi akhirnya sadar. “Do Min Joon,” panggilnya begitu melihat Min Joon. 

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Min Joon. 

Song Yi melihat sekelilingnya penuh wartawan yang memotret. Mereka bertanya-tanya bukankah Min Joon adalah manajer Song Yi. 


“Terlalu banyak orang di sini,” kata Song Yi. “Terlalu ribut. Mari pergi ke tempat di mana tidak ada orang.” 

“Benar, mari lakukan itu.” 

Min Joon membantu Song Yi duduk dan memeluknya. Lalu di hadapan orang-orang, mereka menghilang. 


Mereka mendarat di sebuah taman yang indah. Song Yi tidak mengenal tempat itu. Min Joon kelelahan karena ia berkali-kali mengerahkan kekuatannya hari ini dan ia mendarat dengan sangat keras barusan. 

“Do Min Joon-sshi, kita di mana?” tanya Song Yi sambil terus mengamati keadaan sekelilingnya. 

“Kita datang ke tempat yang tepat. Tadinya aku khawatir karena aku tidak pernah teleport sejauh ini sebelumnya.” 

“Kita di mana?” 


“Kaubilang kau ingin pergi ke tempat tidak ada orang. Di sini tidak ada orang. Hanya ada kau dan aku. Tidak ada seorangpun yang bisa menemukan kita di sini.” 

“Apa ini planetmu? Dunia lain? Planet lain?” tanya Song Yi. 

Min Joon mengangguk dengan terus mengamati ekspresi Song Yi. 


Min Joon memperhatikan reaksi Song Yi ketika ia mengatakan mereka mendarat di planetnya. Song Yi terdiam selama beberapa waktu. Lalu dengan ragu-ragu, ia mulai melangkahkan kakinya. Menjejakkan kakinya di “planet” Min Joon. 

“Tapi apa aku tidak apa-apa? Aku tidak melayang di udara atau semacamnya. Aku benar-benar tidak apa-apa,” kata Song Yi bersemangat. “Aku bisa bernafas, dan tidak melayang di udara. Aku baik-baik saja, Do Min Joon-sshi!” 


Min Joon tersenyum melihat tingkah Song Yi. Ia bertanya apa Song Yi bodoh. Bagaimana bisa ini disebut planet lain? Apa Song Yi tahu seberapa jauh planetnya? Dengan raut wajah kecewa Song Yi duduk di sebelah Min Joon. 

“Jadi bukan?” 

“Tentu saja bukan. Dan lagi, bagaimana jika ini memang planet lain?” 

“Apa lagi? Tentu saja hidup di sini. Selama aku bisa bernafas, aku bisa hidup di sini. Aku bisa beradaptasi dengan cepat. Dan aku yakin kecantikanku juga tidak kalah di planetmu. Aku akan populer juga di sana. Aku yakin aku bisa menjalani hidup di sana. Kalau begitu, ini di mana?” tanyanya melihat sekeliling. 


Song Yi berteriak gembira ketika ia menyadari mereka berada di sebuah pulau kecil yang saat ini tidak dihuni orang lain. Sepertinya ini salah satu pulau di kepulauan Jeju dan memiliki beberapa bangunan, namun saat ini anggap saja memang tidak ada orang di sana ;p 

“Hanya ada kami di sini???!!” teriaknya . “Tidak ada polisi dan wartawan! Tidak ada orang, tidak ada siapapun di sini! Aku Chun Song Yi! Cobalah menangkapku!” 


Song Yi berteriak sekuat tenaga sementara Min Joon tersenyum di sisinya. Mereka merasakan kebebasan itu di tempat ini. Song Yi merangkul pundak Min Joon. 

“Dia alien! Cobalah menangkapnya juga!” teriak Song Yi. Min Joon tertawa lebar. 

“Kami di sini bersama! Kami akan hidup di sini bersama! Hanya kami berdua! Kami akan hidup dengan baik di sini!” 


Mendengar kata-kata Song Yi, pelan-pelan tawa Min Joon memudar. Song Yi menyikutnya dan menyuruhnya berteriak seperti yang baru saja ia lakukan. Awalnya Min Joon ragu dan malu-malu. Tapi ia melakukannya. 

“Kami berdua akan hidup dengan baik di sini!” teriaknya. 

Lalu ia menggenggam tangan Song Yi. Tersenyum memandang lautan luas yang terbentang di hadapan mereka. Jauh dari hiruk pikuk dunia ini. Hanya mereka berdua. 


Song Yi mengajak Min Joon berpotret bersama. Mereka berfoto menggunakan ponsel Min Joon. Lalu mereka berjalan-jalan di pulau itu. Song Yi melihat sebuah pohon yang aneh. 

Min Joon berkata sebenarnya itu dua pohon yang berbeda, namun akarnya saling membelit di dalam tanah hingga mereka tumbuh terlihat seperti hanya satu pohon. 

“Oooo…mereka species yang berbeda. Tapi mereka tetap bisa bersama. Aku iri,” kata Song Yi. “Mereka tinggal bersama hingga mereka mati.” 


Min Joon sadar perkataan Song Yi juga ditujukan untuk hubungan mereka berdua. Song Yi mengajaknya berfoto lagi. 

“Lagi?” 

“Selain foto tidak ada lagi yang bisa menjadi kenangan.” Maka mereka pun kembali berpotret bersama. 


Song Yi berkata saat ini pasti sedang kacau di Seoul. Ia berkata sama seperti waktu Min Joon dan waktu bumi yang berbeda, anggap saja waktu di pulau ini pun berbeda. 

“Di sini, aku bukan orang yang paling dibenci. Kau bukan alien yang harus menutupi identitasmu. Semua itu tidak berarti. Jadi selama kita di sini, mari kita tidak pedulikan apa yang terjadi di luar sana.” 


Min Joon mengangguk setuju. Ia berdiri menatap Song Yi. 

“Do Min Joon-sshi…” 

“Ya, Chun Song Yi.” 

“Aku mencintaimu….” 

Min Joon terpaku mendengar kata itu. 

“Jika kau berkata kau akan hidup di planet ini, maka aku ingin tinggal di sini. Dan jika kau ingin pergi ke planet lain, aku ingin pergi bersamamu. Aku mencintaimu.” 

Song Yi menyentuh wajah Min Joon. 


“Aku takut suatu waktu kau akan menghilang. Tapi jika aku bisa menghentikan waktu agar kita bisa bersama selamanya, aku bersedia menjual jiwaku. Karena sangat berat bagiku memiliki perasaan seperti ini, aku pernah berharap aku tidak pernah berjumpa denganmu. Tapi jika aku bisa mengulang waktu kembali, aku akan bertemu denganmu lagi. Kita akan mempertengkarkan hal yang sama lagi. Kau akan jatuh cinta padaku lagi. Aku akan mencintaimu lagi.” Air mata membasahi wajah Song Yi. 

Min Joon menghapus air mata Song Yi. 

“Benar,” katanya singkat. 

“Apa ini? Setelah semua yang kukatakan, hanya itu tanggapanmu?” ledek Song Yi. “Hanya itu? Ketika seorang gadis mengatakan semua kata-kata yang memalukan, setidaknya kau bisa memberiku jawaban yang baik.” 


Min Joon menjawabnya dengan ciuman. 

Dan berakhir dengan Song Yi lagi-lagi memapah Min Joon yang sakit berat XD 


Berita mengenai teleport Song Yi dan Do Min Joon menjadi peringkat teratas hal yang dicari di internet. CEO Ahn melihat berita itu dan berkata ia sudah merasa kalau Min Joon bukan orang biasa. 

Beom mengatakan ada berita lain yang tertutupi oleh berita mereka. Yaiut berita pewaris S&C Lee Jae Kyung ditangkap karena membunuh Han Yoo Ra. Ia berkata Song Yi bisa kembali lagi. 

Tapi CEO Ahn tidak nampak senang. Asistennya berkata orang –orang pasti sangat bersimpati pada Song Yi saat ini. Dan lagi saat ini Song Yi menjadi pusat perhatian. Orang-orang berpikir Song Yi masih bergabung dengan agensi mereka, jadi tawaran iklan mengalir deras. Mendengar tawaran iklan mengalir deras, sama saja dengan uang mengalir deras. CEO Ahn langsung tertarik. 


“Song Yi noona memang berada di level berbeda meski dengan skandal-skandal yang menerpa. Kekasihnya memiliki kekuatan super. Benar-benar misterius,” kata Beom kagum. 

“Kalau begitu di mana Song Yi kita? Ketika aku dengan ia tidak memiliki seorang staf pun di lokasi syuting, aku mengkhawatirkannya. Saat ia kembali, aku harus meneleponnya saat itu juga,” kata CEO Ahn. 


Pengacara Jang melihat berita yang terus menerus menyiarkan menghilangnya Song Yi dan Min Joon di rumah sakit. Bahkan ada rekaman video yang memperlihatkan menghilangnya mereka berdua. Publik berspekulasi bahwa Min Joon bisa saja alien atau tukang sihir. Sementara ilmuwan berkta hal itu tidak mungkin dan sedang meneliti fenomena ini. 

Pengacara Jang mematikan TV. 

“Apa kau puas sekarang? Apa kau bahagia?” tanyanya. 


Min Joon menatap Song Yi yang tidur dalam pelukannya. Mereka beristirahat di sebuah pondok kosong di pulau itu. Song Yi terbangun. Min Joon menyuruhnya tidur lebih lama jika merasa lelah. 

Song Yi menggeleng. Ia meraba dahi Min Joon untuk mengecek temperaturnya. 

“Demammu sudah membaik. Tapi kali ini lebih baik dari yang pertama. Mungkin tubuhmu sudah beradaptasi,” kata Song Yi. 

Mereka melihat hari sudah sore dan memutuskan untuk makan. 


Mereka menyantap makanan yang bisa ditemukan di manapun. Ramen instan dan kimchi. 

“Ngomong-ngomong, Do Min Joon-sshi. Kau ingin memiliki berapa anak?” tanya Song Yi tiba-tiba. 

Min Joon langsung tersedak. Hah? 


“Kita harus mulai merencanakan. Berapa banyak yang kauinginkan? Berapa?” 

“Tujuh,” jawab Min Joon setelah berpikir sejenak. 

Gubrakk deh *tepok jidat* 

“Tujuh? Apakah itu tidak terlalu banyak?” 

“Jaman dulu seperti itu. Rata-rata memiliki 7-8 anak. Banyak keluarga yang memiliki 12 anak.” 

“Benarkah? Kalau begitu 4 anak perempuan, 3 anak laki-laki?” 

“Tujuh anak perempuan.” Udah gitu 7 anak perempuan Do Min Joon dan Chun Song Yi turun ke bumi….ketemu Joko Tarub XD 

“Kenapa tujuh anak perempuan?” tanya Song Yi. 

“Aku suka anak perempuan. Anak laki-laki terlalu berisik.” 

“Baiklah, aku akan memikirkannya.” Tapi setelah Song Yi berpikir, ia berkata mereka tidak bisa memilih anak perempuan atau anak laki-laki yang mereka peroleh. Bagaimana jika mereka mendapat anak laki-laki di antara tujuh itu? Min Joon tersenyum dan berkata mereka tidak punya pilihan, mereka harus membesarkan anak laki-laki itu. 


Song Yi berkata tempat tinggal mereka sekarang terlalu kecil untuk 7 anak. Ia mengusulkan rumah di pinggir kota, dengan halaman yang luas. Ia bercerita kalau bibinya memiliki rumah di Pyeongtaek dengan taman. Mengurus rumah seperti itu membutuhkan kerja keras, lebih susah dari mengurus apartemen. Ia bertanya apa Min Joon ingin memelihara anjing. 

Min Joon mendengarkan sambil tersenyum menatap Song Yi. 

“Ada apa?” tanya Song Yi saat melihatnya memandag seperti itu. 

“Tidak, aku juga ingin memiliki halaman. Aku suka anjing.” 

“Betul, kan? Do Min Joon-sshi, tidak adakah yang ingin kaukatakan padaku?” 

“Hmm?” 

Song Yi berkata Min Joon tidak pernah mengatakan perasaannya secara langsung. Seperti: aku menyukaimu, atau aku mencintaimu. Song Yi melirik Min Joon. 

“Makan saja ramen-mu,” kata Min Joon. 


Song Yi jadi kecewa. Ia sudah beberapa kali menyatakannya tapi Min Joon tidak pernah. Min Joon cuek melahap ramennya meski Song Yi protes. 

Song Yi memotret Min Joon yang sedang makan. 

“Kau terlihat seksi saat makan ramen,” kata Song Yi. 

“Kau memotret seharian,” kata Min Joon. Song Yi hanya tersenyum. 


Jae Kyung mendekam di penjara. Dan jelas ia tidak bahagia. 

Sementara itu ayah Jae Kyung berusaha agar puteranya dibebaskan dari tuduhan. Ia menggunakan pengaruh dan kekuasaannya untuk menghalangi penahanan Jae Kyung. Ia begitu yakin kalau putera kesayangannya itu dijebak. Ia juga memerintahkan agar berita mengenai Jae Kyung dihentikan. Jika surat kabar dan televisi tetap memberitakannya, ia akan menarik semua iklan. Ia berkeras Jae Kyung adalah pewarisnya dan tidak boleh ada berita buruk mengenai dirinya. 


Hwi Kyung masuk menemui ayahnya membawa sebotol wine. Chateau Petrus ’93. 

“Kau pikir kau bisa mengambil tempat kakakmu karena kau melakukan ini?” tanya ayahnya marah. “Kakakmu sudah mencapai banyak hal dan kau mengugunakan sedikit kelemahannya untuk membuatnya jatuh? Kau pikir siapa dirimu?!” 

Hwi Kyung terluka mendengar tuduhan ayahnya itu. 

“Meski kau memfitnah kakakmu, kau tidak akan mendapatkan apa-apa,” kata ayahnya. Hmm…jika melihat ayahnya seperti ini, bisa diduga seperti apa perlakuannya pada Han Kyung dulu hingga membuat Jae Kyung iri dan sakit hati. 

“Aku tidak memerlukan apapun. Aku hanya meminta Ayah tidak menutupi kejahatannya. Kakak sudah melakukan terlalu banyak (kejahatan). Hari ini ia berusaha membunuh Song Yi.” 


“Tidak mungkin!!” bentak ayahnya. “Ia sudah memiliki begitu banyak, untuk apa ia melakukan hal seperti itu?!” 

Sigh…. 

Hwi Kyung menuang wine yang dibawanya. Ia berkata ini adalah wine yang digunakan kakaknya untuk membunuh Song Yi. Untungnya Song Yi tidak minum dalam jumlah mematikan. Ayahnya malah tertawa sinis. 

“Aku akan meminumnya,” kata Hwi Kyung. “Jika aku meminum habis gelas ini, maka percayalah padaku. Lee Jae Kyung tidak ragu membunuh orang untuk kepentingannya. Seorang monster.” 

Ayahnya tertegun mendengar kata-kata Hwi Kyung yang keras itu. Hwi Kyung meraih gelas dan meminumnya. Tapi belum sempat ia minum, ayahnya merebut gelas itu dan membantingnya. Berarti ayah juga tidak sepenuhnya percaya pada Jae Kyung namun ia menyangkal kenyataan pewarisnya orang mengerikan seperti itu. 


“Jika kakakmu mencoba mencelakakan Chun Song Yi, maka ia pasti memiliki alasan yang bagus. Wanita itu pasti melakukan sesuatu. Dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu tanpa alasan bagus.” 

“Tolong aku…Jae Kyung-ah…” terdengar suara Han Kyung. 

“Apakah Ayah mengenali suaranya?” tanya Hwi Kyung. Ia menggenggam erat bolpen perekam Han Kyung di tangannya. 

“Apa yang kaulakukan?” tanya ayahnya marah. 

Hwi Kyung berlutut meminta maaf pada ayahnya. Lalu ia memutar rekaman itu. 


“Kakak tidak mabuk. Itu adalah kelumpuhan.” 

“Apa?” 

“Tangan dan kaki kakak akan menjadi kebas. Kakak akan sulit berjalan. Kesulitan bernafas. Lidah akan jadi kebas. Dan akhirnya kakak akan tidur lama.” 

Tangan ayah Hwi Kyung mulai gemetar. 

“Apa yang kau bicarakan?” 

“Lalu kakak akan ditemukan di tengah jalan tol. Kematian kakak akan terlihat seperti kecelakaan karena mengemudi saat mabuk. “ 

“Jae Kyung-ah…” 

“Aku sudah lama berharap kakak tidak ada. Kakak selalu menghalangi jalanku. Hanya karena aku terlahir setelah kakak, Ayah tidak pernah memberiku kesempatan.” 

Terdengar suara orang terjatuh. “Tolong aku, Jae Kyung-ah…” 


Ayah Hwi Kyung shock dan terduduk lemas di kursinya. Melihat ayahnya terpukul seperti itu, Hwi Kyung menangis meminta maaf. Rekaman itu jelas menunjukkan siapa Jae Kyung, tapi juga menyatakan penyebabnya. Perlakuan ayahnya yang tidak seimbang pada putera-puteranya. 


Ibu Song Yi mengkhawatirkan puterinya yang tidak pulang juga. Ia menyuruh Yoon Jae menelepon Song Yi tapi teleponnya dimatikan (karena ponsel Song Yi sudah diambil pelayan anak buah Jae Kyung). Ibu marah pada Min Joon yang sudah membawa Song Yi pergi. 

“Jangan khawatir, Ibu. Kakak Min Joon ku tidak akan mencelakakan Song Yi,” kata Yoon Jae yakin. 

“Benar, aku juga sudah bertemu dengannya. Sepertinya ia pria yang baik,” kata ayah Song Yi. 

“Kalau begitu kenapa ia menghilang bersama Song Yi?” ujar ibu tak mau kalah. “Kenapa mereka tidak menelepon?” 


“Apakah Ibu tidak melihat berita? Ia menolong kakak dengan memompa lambungnya ketika kakak hampir mati. Mereka harus melarikan diri karena terlalu banyak orang.” 

“Memangnya dia itu siapa? Dokter?” ujar Ibu kesal. 

“Dia adalah pria yang disukai Song Yi kita. Kita percaya saja kalau mereka akan kembali dengan selamat dan menanti mereka,” Ayah menyarankan. 

Ibu malah menoleh pada Ayah dan bertanya apakah Ayah hanya memiliki satu setel pakaian.


Jauh dari semua keributan itu, Song Yi dan Min Joon berjalan-jalan di tepi pantai. Song Yi melihat ke langit dan bertanya di mana bintang Min Joon. Min Joon berkata mereka tidak bisa melihatnya dari sini. 

Song Yi bertanya di mana mereka bisa melihat bintang itu. Min Joon heran kenapa Song Yi menanyakannya. Aku hanya ingin tahu, jawab Song Yi. 


Mereka duduk dekat api unggun. Song Yi menyandarkan kepalanya di pundak Min Joon. Tangan mereka saling bertautan. 

“Do Min Soon-sshi…mari kita pergi ke sini setiap musim panas.” 

Min Joon terdiam sejenak lalu ia menyetujui usul Song Yi. 

“Dengan ketujuh anak dan lima anjing, lalu dengan cucu-cucu kita. Apa gunanya pergi ke luar negeri. Kita ke sini saja.” 

Min Joon tersenyum dan mengiyakan. 


Song Yi berkata itu akan menjadi keluarga yang sangat besar. Mereka harus bekerja keras untuk memberi makan keluarga mereka. Min Joon harus mengajar lebih banyak kelas dan ia harus berakting baik itu menjadi pemeran utama maupun pemeran pembantu. 

Min Joon tertawa. “Baik, mari kita lakukan itu.” 

“Janji ya...” 

“Iya… aku berjanji.” 

Song Yi meminta Min Joon menyanyi untuknya. Ia meminta Min Joon menyanyikan sebuah lagu yang akan membuatnya teringat pada Min Joon, dan membuat Min Joon teringat padanya. Lagu yang akan mereka ingat sepanjang hayat mereka. 

Min Joon menyanyi (lagu Promise -Im Byung Soo) 

Bintang bersinar lebih terang malam ini 

Ketika waktu ini berlalu 

Perkataan untuk meninggalkanmu membuatku sedih. 

Malam kian berlalu 

Aaah….hari-hari bahagia kita.. 

janji-janji kita terngiang di telingaku.. 

..dan memberiku kesedihan. 

Ini bukan kesalahanmu… 

Aku hanya ingin menangis. 

Aku bermimpi mimpi biru… 

“Terima kasih,” kata Song Yi tersenyum. 


Min Joon berlutut di hadapan Song Yi. 

“Chun Song Yi…walau aku tidak bisa mengatakan semua hal yang ingin kaudengar, adalah benar bahwa aku ingin menjadi bagian masa depan yang kauimpikan.” 

Min Joon menyerahkan kotak cincin yang selama ini dibawanya pada Song Yi. Song Yi membukanya dan tersenyum saat melihat sebentuk cincin di sana. 


“Pakaikan padaku,” katanya. 

Min Joon memakaikannya di jari manis Song Yi. Air mata mengalir di pipi Song Yi melihat cincin itu melingkari jarinya. 

“Aku selalu ingin seseorang melamarku seperti ini.” 

“Aku tidak pernah berpikir akan melamar seseorang seperti ini.” 


Song Yi tersenyum dan berusaha menahan air matanya yang terus mengalir. 

“Kebahagiaanku sempurna. Do Min Joon…” 

“Ada apa, Chun Song Yi,” tanya Min Joon lembut. 

“Do Min Joon yang kucintai….” 

“Ada apa?” 

“Sudah waktunya bagi kita untuk bangun dari mimpi kita. Hiduplah di suatu tempat…untukku. Jangan mati….untukku. Pergilah hidup di tempat lain. Maksudku adalah….pergilah. Kembali ke tempat dari mana kau berasal.” 

Min Joon terpana menatap Song Yi. 


Epilog: 

Heo Gyun telah selesai mencatat semua informasi yang diberikan Min Joon untuk penulisan bukunya. Ia berterima kasih pada Min Joon dan bertanya bolehkah ia mengatakan sesuatu pada Min Joon sebelum ia pergi dan kembali untuk menulis bukunya. 

“Walau saya tidak bisa melihat masa depan, saya percaya Anda akan menemukan seorang wanita yang Anda cintai sepenuh hati sebelum Anda pergi. Dan Anda mungkin membuang segala sesuatu demi wanita itu.” 

“Apa yang membuat Anda mengatakan hal itu?” tanya Min Joon. 

“Cinta itu licik. Mereka yang tidak percaya cinta biasanya menerima pukulan paling berat karenanya.” 


(Bersambung)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger