Sinopsis/Alur Cerita/Preview
Menyebalkan adalah jika prediksi kita terhadap sebuah film itu ternyata benar, sama seperti ketika saya memprediksi bahwa ATM itu tidak lebih dari sebuah slasher medioker yang sekedar menjual premis menariknya. Ya, ini adalah jenis film yang pantas langsung dirilis ke home video ketimbang tampil di layar lebar. Filmnya sendiri sesungguhnya baru dimulai pada menit ke 15, setelah melewati banyak orbrolan-obrolan tidak penting, karkater pria yang mencoba mengaet rekan kerja wanitanya hingga salah satu temannya yang mabuk bergabung untuk minta diantar pulang. Nah, ketika bilik kecil itu akhirnya muncul di layar saya tentu saja berharap nantinya ATM akan menjadi semakin menarik, sayangnya tidak.
Seperti kebanyakan thriller medioker lainnya, ATM punya cerita yang kelewat corny serta tidak luput dari rentetan kebodohan demi kebodohan, termasuk tipikal karakter pembunuh tanpa motif yang sok misterius dengan jaket tebal ala pembunuh dalam slasher Urban Legend. Tensinya ketegangannya tidak pernah benar-benar mencapai titik puncak, setting minimalis juga tidak banyak membantu untuk membuatnya menjadi semakin mengerikan. Ini seperti menonton sebuah lawakan yang tidak lucu yang dipenuhi dengan bayak plot hole dan kekonyolan yang seakan-akan sedang mengejek logika anda, coba lihat saja, apa yang akan terjadi kepada seorang polisi jika ia datang sendirian? Atau mengapa dari awal tiga orang bodoh ini memarkirkan mobilnya jauh dari bilik ATM di suhu sedingin itu? Sungguh sulit dipercaya ada nama Chris Sparling di sini. Ya. penulis naskah yang sebelumnya bertanggung jawab dengan kesuksesan Buried itu sudah mentah-mentah menipu saya dengan sebuah slasher medioker pointless yang hanya menjual premisnya yang menantang tanpa adanya dukungan eksekusi yang baik. It’s such a waste of time.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !