Home » , , , » MY LOVE FROM THE STAR EPISODE 4 (2014)

MY LOVE FROM THE STAR EPISODE 4 (2014)

Written By Regina Kim on Sunday, December 28, 2014 | 11:13 PM


Also known as : You Who Came from the Stars,You from Another Star,My Love from the Stars,My Love from Another Star,Man from the Stars,Man from Another Star
Genre : Romance,Comedy,Drama,Sci-Fi
Written by : Park Ji-eun
Directed by : Jang Tae-yoo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 21
Production : Executiveproducer(s) Choi Moon-suk
Producer(s) Moon Bo-mi
Location(s) Korea
Cinematography Lee Gil-bok, Jung Min-gyun
Camera setup Multiple-camera setup, Running time 70 minutes
Productioncompany(s) HB Entertainment
Broadcast : Original channel SBS and regional affiliates
Picture format 1080i (HDTV), Original run 18 December 2013 – 27 February 2014

STARRING : 

SINOPSIS LENGKAP :


Dari kotak telepon umum, Min Joon melihat layar plasma yang menampilkan Song Yi yang menghadiri pernikahan selebriti Park Joong Ha dengan memakai sepatu peraknya yang persis seperti dalam mimpi.


Ia menceritakan hal itu pada pengacara Jang yang bertanya, “Apa kau ingin berkata kalau ia sengaja pergi ke kapal dengan menggunakan sepatu itu?” Min Joon mengiyakan dan Pengacara Jang bertanya dengan nada tinggi, “Dan kau masih di sini?!”


Min Joon menatap temannya yang segera sadar kalau reaksinya sedikit berlebihan dan dengan suara lebih pelan ia bertanya apakah Min Joon tak apa-apa jika ia tak pergi? Min Joon menjawab, “Aku sudah hidup selama 400 tahun. Banyak yang telah terjadi, dan sebagian sangat susah untuk dilupakan.”


400 tahun yang lalu, Min Joon mengantarkan Yi Hwa ke rumah orang tuanya. Ibu dan ayahnya terkejut sekaligus gembira melihatnya. Ibunya menangis dan memeluknya. Ayahnya bertanya apakah Yi Hwa terluka?


Yi Hwa menggeleng namun menceritakan kalau ia memang akan dibunuh oleh keluarga mendiang suaminya agar ia menjadi ‘wanita yang mulia. Yi Hwa memperkenalkan Min Joon sebagai orang yang telah menyelamatkannya dan membawanya pulang ke rumah.


Ayah Yi Hwa menjamu Min Joon sebagai rasa terima kasihnya pada Min Joon yang telah menyelamatkan Yi Hwa. Ia mempersilakan Min Joon untuk makan dan istirahat selama Min Joon berada di rumahnya.


Ia meninggalkan Min Joon dengan hidangan yang tersaji di meja. Min Joon yang sedari tadi melirik kiri kanan, memperhatikan kamar itu, sekarang memusatkan perhatian pada makanan yang di depannya. Untung Ayah Yi Hwa tak ada di ruangan, karena Min Joon makan tak menggunakan sumpit, hanya menggunakan tangannya, mencomoti satu per satu makanan yang sepertinya terasa lezat baginya.


Yi Hwa terbangun karena lehernya dicekik seseorang. Ia membuka mata dan melihat ibunya yang mencekik lehernya. Ia mencoba melepaskan diri, tapi tangan ibu Yi Hwa sangat kuat mencekiknya.


“Hidup dengan berlaku nista itu tak lebih baik daripada mati secara bersih. Itu yang selalu kuajarkan padanya. Kau telah menodai tubuhnya dan mengotori kehormatan keluarga ini dengan tindakan yang memalukan. Kau tahu itu, tapi kenapa kau malah kembali ke rumah ini?” ibunya menangis, berteriak marah.


Yi Hwa menggelengkan kepalanya, menangis dan memohon, “Tolong selamatkan aku! Selamatkan aku!”


Ayah Yi Hwa mendengar semua tangisan Yi Hwa dan ucapan istrinya itu dari luar. Ia nampak berperang dengan dirinya sendiri, sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar itu.


Mengetahui suaminya sudah pergi, ibu Yi Hwa melepaskan cekikannya dan menyuruh Yi Hwa untuk pergi melarikan diri, “Jika ayahmu datang, kau dan aku bisa mati di tangannya. Kukatakan padanya jika ada yang membunuh anak kita, aku yang akan akan melakukannya. Jadi pergilah sekarang!”


Yi Hwa tak segera pergi, hanya terus menangis, shock. Ibu meletakkan sekantung uang di tangannya dan berpesan, “Hiduplah diam-diam seperti kau itu sudah mati.” Yi Hwa memohon ibunya, tapi ibu juga menangis menyesali Yi Hwa yang membawa pria asing ke rumah mereka, “Bagi ayahmu, kehormatan keluarga jauh lebih penting daripada nyawa anaknya sendiri. Apa kau benar-benar tak tahu mengetahuinya?”


Ucapan ibunya membuat Yi Hwa tersadar dan bertanya panik, “Ibu! Bagaimana dengan orang itu? Apa yang terjadi dengan orang itu?”


Orang itu, Min Joon, sekarang terbaring dan terikat di gudang, terlalu lemah untuk bisa bangkit. Tapi hal itu adalah suatu hal yang luar biasa. Ayah Yi Hwa yang masuk ke dalam gudang itu mendapat laporan dari pelayannya kalau pria itu tidak mati walau sudah mengkonsumsi bubur beracun. Seharusnya pria itu sudah mati, tapi pelayan itu tak tahu kenapa pria asing itu masih hidup. Bahkan apoteker pun tak tahu sebabnya.


Dalam kondisi yang belum pulih sepenuhnya, Min joon melihat pesawat yang membawanya ke bumi, sekarang meninggalkannya.


“Sakit yang kupikir tak kan pernah hilang, hilang dengan berjalannya waktu,” ujar Min Joon masih dengan tatapan menerawang.


Pengacara Jang mengaku tak mengerti hal itu karena ia tak pernah hidup selama itu. Tapi dalam hidupnya, ia mendapat sebuah pelajaran yaitu orang hidup dan mencintai seolah-olah tak ada hari esok. Ia terkekeh sendiri dengan tingkah manusia yang kekanak-kanakkan itu. “Tapi.. walaupun masa depan itu penting, tapi bukankah masa sekarang juga sama pentingnya?”


Pada Min Joon, Pengacara Jang bertanya sekali lagi, “Dan apakah kau percaya kalau kau akan merasa baik-baik saja jika sesuatu hal yang buruk terjadi pada orang itu?”

Kapal yang digunakan sebagai tempat pernikahan Noh Sae Yeon itu sudah mulai bergerak.


Di apartemen, tak sengaja Min Joon menonton acara Song Yi yang memperlihatkan Song Yi sebagai aktris cilik, yang menjadi terkenal karena iklan coklatnya dan akting yang hebat.

Min Joon melihat Song Yi kecil yang berakting di drama sageuk juga menjadi karakter anak-anak dalam drama yang sepertinya mirip dengan Autumn Love Story-nya Song Hye Kyo. Song Yi membuat drama yang ia perankan selalu menjadi hits dan hingga saat Song Yi dewasa, ia dijuliki sebagai satu-satunya dewi nasional.


Dan Min Joon melihat tayangan yang kita lihat di epilog episode 2. Song Yi ditanya mengenai cinta pertamanya dan sambil tersipu Song Yi menjawab kalau ia belum punya seseorang yang bisa ia sebut sebagai cinta pertamanya.


Saat Song Yi mendeskripsikan pria yang pernah menyelamatkan saat ia hampir mengalami kecelakaan, sebagai pria yang tinggi dan walau misterius, terlihat berkepribadian hangat dan menyenangkan. Min Joon langsung teringat kejadian saat ia menyelamatkan gadis yang mirip dengan foto di dompet Song Yi.


Min Joon bersedekap dan berpikir. Ia pun mematikan televisi dan beranjak pergi.

60 jam setelahnya…


Min Joon seperti biasa, berangkat dengan menggunakan sepedanya. Di pinggir sunga, ia menghentikan sepedanya saat melihat kerumunan orang dan polisi yang menyelidiki semuanya. Peristiwa hilangnya aktirs Chun Song Yi telah mmembuat seluruh Korea Selatang tak beristirahat selama 3 hari, mencari di sekitaran sungai Han hingga ke universitas Seo Gang.


Dan sekarang, polisi telah menemukan sebuah mayat. Kita tak melihat siapa mayat itu, tapi mayat itu memakai sepatu perak di kakinya.


Para wartawan langsung mengerubuti salah satu polisi yang keluar, bertanya apakah polisi sudah mengidentifikasikan mayat itu.


Di dalam, polisi yang tadi dikejar-kejar itu menolak untuk menangani kasus ini, karena terlihat jelas kalau ini adalah kasus bunuh diri semata. Aktris yang mati ini selalu minum obat penenang. Dan aktris itu juga pernah men-twit beberapa saat yang lalu : Apa yang harus kulakukan kalau susah sekali untuk hidup. Si korban juga benar-benar mabuk saat itu.

“Jadi jawaban akan keluar dengan mudahnya. Seorang aktris top tak dapat mengatasi depresinya, dan bunuh diri karena alkohol,” kata si polisi menarik kesimpulan. Ia menggerutu, heran mengapa kasus seperti ini harus muncul di area pengawasannya. Handphonenya berbunyi dan mengetahui kalau itu dari wartawan, ia berkata pada rekannya, “Aku tak dapat bekerja karena para wartawan ini. Kita harus segera menutup kasus ini.”



Tapi tidak bagi jaksa yang menangani kasus ini. Ia ingin tahu semua yang bisa ia temukan sekarang. Muncul seorang pria membawa tiga kopi dan menyapa si polisi itu dengan panggilan Detektif Park.


Ia ingin memperkenalkan diri, tapi Detektif Park meminta jaksa itu untuk langsun menutup kasus ini. Keluarga korban tak menginginkan otopsi dan menurut pihak forensik, tak ada tanda perlawanan dari si korban atau korban mengalami pemukulan.


Dengan wajah polos, jaksa tersebut bertanya apakah itu yang dikatakan Detektif Park itu adalah yang terjadi? Detektif Park meyakinkan rekan barunya itu. Ia sudah akan menceritakan pendapatnya dari pengalamannya bertugas, tapi jaksa itu malah mengusulkan hal lain, “Apakah sebaiknya kita memeriksa CCTV?”


Detektif Park menjawab kalau ia kurang lebih sudah memeriksanya. Tapi jaksa itu tak mau kurang lebih. Mereka harus benar-benar memeriksa CCTV itu. Melihat keteguhan itu, Detektif Park pun akhirnya mau melakukannya. 


Mereka mulai memeriksa CCTV dimulai dari ruang makan. Dan pada pukul 19.35, Song Yi muncul dengan gemetar kedinginan dan duduk semeja dengan Hwi Kyung dan Se Mi. Hwi Kyung buru-buru menutupi tubuh Song Yi dengan mantelnya, “Siapa juga yang menyuruhmu untuk memakai sesuatu yang sangat terbuka? Pakailah lengan panjang dan turtlenecks hingga ke leher.”\


Song Yi bertanya tentang aturan yang melarang para manajer untuk ikut. Se Mi menjelaskan kalau pihak pengantin khawatir kalau foto-foto pernikahan ini akan tersebar. Song Yi mengeluh karena penganti terlalu membesar-besarkan.


Hwi Kyung pun nyamber, “Benar. Nanti kita tak perlu besar-besaran dan lakukan semua ini dengan diam-diam seperti di gereja. Jadi nuansanya akan lebih terasa.”


Song Yi menyetujuinya, “Lakukanlah seperti itu. Nanti aku akan datang untuk menghadiri pernikahanmu dan membawa banyak uang.” 


Song Yi melihat Jae Kyung muncul dan menyapanya. Mereka sepertinya memang kenal dekat, karena Se Mi pun juga menyapa kakak Hwi Kyung. Kebetulan bertemu dengan Jae Kyung, Song Yi pun bertanya apakah Jae Kyung punya pacar? Jae Kyung tak menjawab malah balik bertanya, mengapa?


"Han Yoo Ra pernah berkata kalau ia akan menikahi seorang pria dari SC Group. Dan hanya ada dua anak laki-laki di keluarga kalian. Kau dan Hwi Kyung,” Song Yi menjelasikan. Hwi Kyung langsung berkata kalau yang pasti bukan dia karena ia tak mengenal Han Yoo Ra.


Jae Kyung menjelaskan kalau ia mengenal Han Yoo Ra hanya karena Han Yoo Ra adalah model tetap untuk Department Store SC Group. Song Yi merasa senang karena dugaannya benar. Dengan suara keras ia bertanya, “Bagaimana mungkin ia bisa berbohong dnegan mudahnya?”

Para tamu berbisik-bisik mendengarnya. Se Mi mengingatkan Song Yi untuk memelankan suaranya, “Hei.. orang-orang melihat kita. Ada gosip kalau hubunganmu tak begitu baik dengan Han Yoo Ra.”


Tapi Song Yi tak peduli karena itu memang kenyataan. Ia melepas jaketnya yang segera diterima oleh Hwi Kyung dan berkata kalau ia ingin pergi untuk menemui mempelai.

Jae Kyung hanya tersenyum, tapi senyumnya terlihat basa-basi.


Pukul 19.41, Song Yi muncul di ruang mempelai wanita, Noh Seo Young. Song Yi menyapa Seo Young yang ia panggil dengan eonni, dan memuji kecantikannya sekaligus bertanya, “Dengan kesibukanmu mengurus pernikahan, kapan kau masih bisa menyempatkan diri ke rumah sakit? Bagian itu benar-benar bagus. Aku harus menirunya.”

Seo Young tersenyum sambil menyentuh rahangnya. “Aku memang merubahnya sedikit. Apakah kelihatan bagus?”


“Kau kelihatan sangat muda sehingga Suzy pun akan datang dan ingin berteman denganmu,” puji Song Yi dengan bercanda, membuat semua yang hadir tertawa.

LOL. Jadi kalau di Korea, kalau memuji cantik itu kayak gitu, ya?


“Halo.. Seo Young aa..”


Mood Song Yi langsung drop saat mendengar suara menyapa Seo Young. Siapa lagi kalau bukan Yoo Ra. Tak menoleh pada Song Yi, Yoo Ra meminta Seo Young untuk melempar buket untuknya. Seo Young terbelalak dan bertanya apakah Yoo Ra mempunya seseorang yang spesial? “Apakah kau akan menikah?”


Yoo Ra hanya tersenyum rahasia dan bertanya, “Kau akan membuat kembang api tengah malam nanti, kan? Nantikan saja. Akan ada pengumuman yang mengejutkan saat itu.”

Song Yi kesal melihat Yoo Ra dan menyindir, “Apakah kau akan mengadakan sebuah acara di pernikahan orang lain?”

Yoo Ra akhirnya berbalik menghadap Song Yi dan menilai penampilan Song Yi dari ujung rambut sampai ujung kaki dan balik menyindir, “Kau bahkan sekarng juga meniru sepatu orang lain juga?”


Song Yi marah melihat sepatu mereka sama dan ia akan mulai adu mulut jika saja Seo Young tak turun tangan dan meminta mereka berdua untuk berfoto bersamanya.


Maka dari adu mulut pun berubah menjadi adu pose. Pose siapa yang lebih baik. Dan ya ampun.. gayanya itu loh.. Seo Young saja sampai bengong melihat kelakuan kedua temannya itu.


Pukul 21.28, mempelai wanita melempar buket bunga ke arah Yoo Ra yang segera menangkapnya dan melemparkan senyuman rahasia pada Jae Kyung. Dan Song Yi melihat hal tersebut.


Song Yi kembali ke meja makan dan bertanya apakah ada yang melihat Han Yoo Ra. Hwi Kyung tak melihatnya dan bertanya mengapa. Song Yi menjawab, “Aku tadi bertemu dengannya di toilet dan ia meninggalkan tasnya.”

Se Mi bertanya khawatir apakah Song Yi dan Yoo Ra bertengkar lagi. Sambil memasukkan tas Yoo Ra ke dalam tasnya, Song Yi menjawab kalau ia bukanlah orang yang selalu berkelahi setiap hari.


Pukul 00.01, kembang api bertebaran di langit. Para tamu menikmati pemandangan yang mengesankan itu, termasuk Se Mi. Ia melihat seorang sutradara dan menyapanya. Ia tahu kalau sutradara itu akan menggarap film baru dan berharap sutradara itu meneleponnya jika ada peran yang cocok untuknya.

Sutradara itu tersenyum penuh arti dan menjawab kalau ia akan menghubungi Se Mi lagi, “Nanti kau harus datang dan minum denganku, ya.”

“Apa?” tanya Se Mi bingung.

“Kau kan tadi menyuruhku untuk meneleponmu. Aku akan meneleponmu nanti, jadi datanglah, ya.” Eww.. sutradara kaya gini nih yang harusnya lenyap aja.


Se Mi bingung harus menjawab apa. Tapi ada suara yang muncul, “Apakah film itu yang nantinya akan tenggelam?”


Hwi Kyung muncul dan memeluk bahu Se Mi, “Kau hanya bisa melakukannya jika ada orang yang mau investasi di filmmu. Sutradara Park Yoo Kon. Filmmu hanya bisa dibuat jika S&C Entertainment mau berinvestasi di dalamnya. Kalau mereka tak mau berinvestasi, maka kau tak akan bisa melalukannya.”

Sutradara Park itu marah dan bertanya siapa Hwi Kyung. Hwi Kyung pun memperkenalkan diri sebagai anak kedua dari grup S&C, “Kakakku ingin berinvestasi, tapi karena ia tak punya jiwa seni, maka ia selalu bertanya padaku untuk menanyakan apakah film atau drama itu menarik atau tidak. Dan aku membaca skenarionya, benar-benar membosankan. Jadi kukatakan padanya untuk tidak menginvestasi.”


Sutradara itu kesal bukan main, namun tak berani cari gara-gara. Ia pun memilih pergi. Se Mi heran melihat Hwi Kyung. Apa yang baru saja Hwi kyung lakukan?


Sekarang Hwi Kyung yang kesal pada Se Mi. Ia memeluk Se Mi lebih erat dan bertanya balik mengapa juga Se Mi mengajak bicara sutradara itu, “Ia itu seperti mafia. Jangan berhubungan dengan pria seperti itu. Mengerti?”


Se Mi salah tingkah dengan pelukan Hwi Kyung. Ia meminta Hwi Kyung untuk melepaskannya. Hwi Kyung pun menuruti tapi ia mengacak-acak rambut Se Mi dan memberi nasihat, “Selain aku, semua pria adalah serigala. Kalau kau punya pacar, kau harus ceritakan padaku dulu. Setelah aku melihatnya dan setuju, kau baru boleh pacaran dengannya.”

“Memang kau pikir siapa dirimu?” tanya Se Mi.


“Aku..” Hwi Kyung berpikir mencari jawaban dan kemudian tersenyum riang, “.. adalah calon suami sahabat baikmu. Tapi ngomong-ngomong mana sahabat baikmu itu?”

Se Mi menjadi lesu mendengar jawaban Hwi Kyung dan berkata kalau Song Yi pergi mencari minum. Hwi Kyung kesal mendengarnya dan bertanya-tanya apakah Song Yi ini dewa mabuk atau semacamnya.


Se Mi akhirnya melihat Song Yi yang sedang mabuk dan hendak menuruni tangga. Ia hendak berteriak mengingatkan Song Yi tapi perahu bergoyang, membuat para penumpang berteriak panik. Hwi Kyung segera menangkap tubuh Se Mi agar tidak jatuh.

Pukul 00.07, perahu tergoncang sangat keras.


Se Mi gugup karena Hwi Kyung lagi-lagi menyentuhnya. Setelah ia berdiri lagi, ia melihat ke arah Song Yi, tapi ia tak menemukan gadis itu di sana. Ia bingung dan bertanya, “Kemana Song Yi pergi?”

“Katamu dia tadi pergi cari minum.”


“Ia tadi ada di sana beberapa saat yag lalu,” jawab Se Mi bingung masih mencari-cari sosok Song Yi.


Pukul 01.26, kapal berlabuh dan para tamu mulai turun. Para manajer bingung melihat kapal berlabuh lebih cepat satu jam dari rencana. Se Mi muncul dan mereka bertanya apa yang sedang terjadi.


Se Mi menjawab kalau Song Yi menghilang dari kapal. Dan begitu pula dengan Yoo Ra. Sekarang orang-orang sedang mencari mereka. Kedua manajer artis itu sangat khawatir mendengarnya. 


Pukul 01.31, Hwi Kyung mencari ke setiap kamar di dalam kapal tersebut. Akhirnya ia menemukan Song Yi yang tertidur pulas di dalam kamar.


Pukul 01.42, Hwi Kyung memapah Song Yi yang masih mabuk untuk keluar kamar.


Detektif Park mengatakan kalau Song Yi adalah orang terakhir yang turun dari kapal. Pada saat itu, Han Yoo Ra belum ditemukan. Jaksa Yoo, nama lengkapnya Yoo Seok, bertanya kapan waktu kematian Yoo Ra.


Detektif Park membuka catatannya dan berkata Yoo Ra terlihat terakhir kali bersama dengan Chun Song Yi dan katanya mereka bertengkar. Menurut saksi saat itu terjadi sekitar pukul 23.30 dan orang-orang menyadari Yoo Ra menghilang sekitar pukul 12.30, “Jadi kejadian itu pasti terjadi di antara waktu tersebut.”


Handphone Detektif Park berbunyi lagi dan melihat siapa peneleponnya, ia mengeluh. Lagi-lagi wartawan yang mencari keterangan apakah Han Yoo Ra menjadi seperti ini karena Chun Song Yi. Jaksa Yoo heran, bagaimana mungkin kematian Han Yoo Ra karena Chun Song Yi?

Detektif Park pun tak tahu. Ia tahu kalau hubungan keduanya tak begitu baik. Tapi begitulah menurut gosip.


Dan menurut dosen Do Min Joon, semakin buruk sebuah gosip, maka semakin kuat gosip tersebut. Jika jaman dulu gosip menyebar ke seluruh kota dan dimulai di sumur bersama, sekarang gosip berawal dari kafe, pub, vending machine, rest area, blog internet dan yang lainnya. “Dimanapun orang berkeliaran dan beristirahat, gosip itu mulai bermula. Hingga bisa membunuh seseorang.”



Para mahasiswa berkumpul di kantin, mojok di vending machine dan menggosip kalau Han Yoo Ra sudah muak dengan Song Yi dan bunuh diri karena depresinya semakin memburuk. Salah satu mahasiswa menambahkan kalau ia mendnegar kalau Song Yi sering mengganggu Yoo Ra.


Di kafe, para dosen menggosipkan video Song Yi yang ada diupload di Youtube. Video itu tentang adu mulut Yoo Ra dan Song Yi di salon. Tapi video itu telah diedit sehingga hanya ada kata-kata pedas Song Yi yang menghina drama Yoo Ra yang 4%.


Di warnet, Yoon Jae menonton berita tentang jasad Yoo Ra yang ditemukan di sungai dan wartawan mengasumsikan kalau kematian ini disebabkan oleh perseteruan Yoo Ra dengan Miss C.


Manajer Yoo Ra yang diwawancarai pun juga membenarkan kalau kondisi depresi Yoo Ra diperburuk oleh Chun Song Yi, “Siapa yang tak marah jika dihina dan direndahkan oleh orang yang lebih muda? Bahkan di hari kematiannya, ia berkata kalau semua ini karena ******.”

Yoon Jae menonton wawancara itu dengan marah Ia menendang tempat sampah, membuat para murid wanita yang datang berseru kagum. 


Di kafe manga, kedua pengangguran itu juga menggosipkan Song Yi yang benar-benar jahat. Tapi Hae In langsung membela Song Yi. Song Yi memang jahat, tapi bukan jahat seperti itu, karena ia benar-benar mengenalnya. Tapi kedua pengangguran itu menertawakan Hae In, tak percaya.


Presdir Ahn juga frustasi dengan adanya kasus ini. Ia mencoba mencegah gosip tersebar tapi tak bisa. Wartawan Choi yang biasanya dekat dengannya juga tak mau menerima teleponnya. Ia menyuruh Manajer Song Yi yang bernana Bom untuk segera pergi ke rumah Song Yi dan melindunginya.


Bom pun segera pergi ke apartemen Song Yi. Tapi di depan apartemen ternyata sudah penuh dengan wartawan. Ia pun menelepon Song Yi dan memintanya untuk turun ke tempat parkir.


Song Yi baru saja bangun dan bertanya apakah syutingnya dijadwal ulang? Bom bertanya apakah Song Yo belum melihat berita? “Mayat Han Yoo Ra-ssi ditemukan.”


Song Yi benar-benar bangun dari tidurnya, “Ia mati?” Bom membenarkan dan Song Yi semakin terbelalak, “Bagaimana bisa? Apakah kecelakaan? Apa yang terjadi?”

Bom mengaku tak tahu. Tapi yang pertama harus Song Yi lakukan adalah keluar dari rumah segera karena reporter akan segera naik ke atas.


Song Yi pun terburu-buru keluar. Ia akan menekan tombol lift, tapi Bom melarangnya karena papra wartawan itu juga naik lift. Ia menyuruh Song Yi untuk keluar lewat pintu darurat.


Song Yi berlari menuju pintu darurat, tapi Bom kembali melarangnya. Ia melihat ada beberapa yang pergi melalu pintu darurat. Ia menyuruh Song Yi untuk masuk ke dalam apartemennya lagi. Song Yi bergegas untuk masuk. Tapi ia segera tersadar, ‘Hei! Kenapa aku harus melarikan diri?”


Bom tak ada waktu untuk menjelaskan, dan meminta Song Yi untuk menuruti ucapannya saja. Song Yi pun buru-buru memencet passwordnya. Tapi saking paniknya, ia tak tahu berapa kode passwordnya itu. Ia bertanya pada Bom. Tapi Bom tak tahu karena Song Yi baru saja menggantinya.


“Jadi aku mengubahnya ke nomor berapa?!!” teriak Song Yi tambah panik.


Ia mencoba terus, tapi tetap gagal. Pintu itu tak mau terbuka. Ia berlari ke lift, menatap horror pada angka di lift yang angkanya semakin membesar mendekati angka 23. Ia mondar-mandir kebingungan.


Terdengar suara pintu terbuka. Song Yi melihat Min Joon membuka pintu. Ia pun buru-buru mendorong Min Joon agar masuk ke dalam rumah. Bersamanya.


Sepersekian detik setelahnya, pintu lift terbuka dan para wartawan muncul seperti rombongan lebah menemukan bunga. Mereka memencet bel apartemen Song Yi dan berteriak-teriak memanggil Song Yi keluar.


Song Yi menguping dari belakang pintu. Min Joon hendak bertanya, tapi Song Yi meletakkan telunjuk di bibir Min Joon, menyuruhnya diam. Min Joon menangkap telunjuk Song Yi dan dari wajahnya, tampak ia tak suka.


Dengan berbisik, Song Yi meminta agar Min Joon membiarkannya tinggal di sini sekali ini saja. “Aku akan digigit hingga mati oleh orang-orang itu.”


Sesaat ruangan hening karena Min Joon diam, hanya memandang Song Yi. Namun keheningan itu pecah karena terdengar suara dari Song Yi. Dari perutnya.

Haduhh… masih sempat-sempatnya laper.

Masih berbisik, Song Yi berkata, “Aku minta maaf karena mengucapkan kata-kata ini dalam situasi seperti ini,” Song Yi menatap ruangan di dalam apartemen Min Joon, “.. tapi apakah kau masih punya ramen atau nasi? Aku tak makan banyak kemarin malam, jadi aku sedikit lapar.”

“Keluar!” kata Min Joon.

Song Yi menatap Min Joon, memohon agar menolongnya. Min Joon tak ambil pusing, ia tetap menarik handle pintu di belakang Song Yi.


Tapi Song Yi kembali menahan tangan Min Joon, dan aww.. siapa yang tahan ditatap aktris Song Yi yang sekarang sudah mengeluarkan tatapan sendu dan memohon Min Joon untuk menyembunyikannya.


Min Joon hampiiiiirr.. saja terbujuk dengan tatapan itu. Tapi akhirnya Min Joon tetap menarik Song Yi dan mendorongnya masuk ke dalam ruang tengah. Song Yi menutup mulutnya, mencegah teriakan kaget keluar dari mulutnya.


Min Joon pun keluar dengan cuek. Walau ia akhirnya melihat lobi lantai 23 sudah penuh oleh wartawan. Ada yang duduk, ada yang berdiri, bahkan ada reporter yang melakukan syuting di depan pintu apartemen Song Yi.


Reporter itu menekan bel apartemen Song Yi untuk membuktikan tak ada orang di apartemen. Melihat kemunculan Min Joon, reporter itu segera mengejarnya untuk dimintai keterangan.


Di balik pintu, Song Yi menahan nafas, menunggu jawaban Min Joon saat ditanyai tentang keberadaannya. Ia akhirnya bernafas lega saat Min Joon menjawab dengan ketus, “Singkirkan kamera itu.” Dan ia pun pergi. Song Yi menghela nafas lega.


Dari si Manajer, Song Yi mengetahui kalau masyarakat percaya kalau Han Yoo Ra meninggal karenanya. Bahkan menurut si Manajer, situasi di luar tidaklah kondusif sehingga lebih baik Song Yi tak meninggalkan rumah, “Untuk beberapa hari jangan keluar rumah dan tetap tinggal di rumah saja, ya?”


Song Yi belum sempat berkata apapun karena baterai handphone-nya habis. Ia mencari-cari telepon di rumah Min Joon, dan betapa herannya ia karena rumah sebesar itu tak ada telepon rumah. Sudah tak punya handphone dan hanya memakai pager. “Aishh.. orang ini. Apa ia pikir ia hanya tinggal sendirian di dunia ini?”

Dan ia melihat ke layar CCTV, bergumam tak percaya, “Dan aku terperangkap di dalam rumah ini?”


Se Mi pulang ke rumah, tak dapat menyembunyikan kekesalannya karena ibunya sendiri bahkan menariknya dan bertanya tentang Song Yi. Ia menerima banyak telepon menanyakan Song Yi hingga ia akhirnya mematikan handphone-nya. “Aku juga tak bisa menghubunginya.’


Begitukah? Itu sangat mengkhawatirkan,” kata ibu tanpa nada khawatir. Ia kemudian malah bercerita tentang kunjungannya ke ‘orang pintar’, “Katanya ketenaran Chun Song Yi hanya sampai tahun lalu. Ia akan menghadapi sesuatu yang sangat dahsyat tahun ini dan setelah itu gelap, seperti ia tak dapat melihat apapun. Tapi berbeda denganmu, kau akan mengalami kebalikannya. Setelah keberuntungan Song Yi menghilang, keberuntunganmu akan naik.”


Se Mi menegur ibunya yang membuatnya kecewa. Ia adalah teman Song Yi. Walau ia sering tak menyukai Song Yi, tapi pertemanan mereka sudah berlangsung selama 10 tahun lebih. “Apa Ibu pikir aku akan senang saat aku mendengar hal seperti itu?”


Ibu menarik tangan Se Mi, menghentikannya pergi. “Kalau begitu, sampai kapan kau hidup dengan selalu menjadi yang kedua? Apa kau suka selalu menjadi yang kedua? Aku tak menyukainya. Karena anakku selalu menjadi yang kedua, aku juga diperlakukan seperti itu.”


“Ibu..”
“Kau.. tahukah kau apa yang membuat hidup itu menarik? Karena kau tak tahu apa yang ada di depanmu,” Ibu menggenggam tangan Se Mi dan menasihati putrinya, “Tak ada yang tahu bagaimana masa depanmu, bagaimana semuanya mungkin akan berbalik. Hwi Kyung yang selalu kau sukai, kau dapat memilikinya, dan semua perhatian akan tertuju padamu. Aku ingin anakku hidup seperti itu sekali saja.”


Ibu Song Yi menghadap Manajer Ahn dan protes akan kekisruhan yang terjadi, padahal kematian itu dipastikan bunuh diri atau kecelakaan. Manajer Ahn mencoba menenangkan ibu Song Yi, tapi dari wajahnya, tak dapat dipungkiri kalau ia pun juga tertekan karena masalah ini.


Manajer Ahn semakin stress saat ia mendapat laporan dari bawahannya kalau produk-produk yang diiklankan Song Yi, sekarang membatalkan kontrak karena citra Song Yi sekarang tercoreng. Begitu pula dengan drama Song Yi yang ratingnya drop sekarang karena kasus Song Yi.


Ia pun meminta ibu Song Yi untuk pulang dulu. Saat ibu Song Yi sekarang menawarkan untuk menandatangani perpanjangan kontrak yang selama ini ia nanti-nantikan, ia malah berkelit kalau hari ini ia tak bisa melakukan hal itu karena ia harus buru-buru pergi.


Ibu Song Yi tak bisa berkata apa-apa karena Manajer Ahn bergegas meninggalkannya. Ia mencoba menelepon putrinya, tapi tetap saja, handphone Song Yi mati. Ia mengomel, kesal pada putrinya yang menghilang entah kemana.


Putri yang hilang itu sekarang sedang berbaring di sofa sambil mengusap-usap perutnya dan menyumpahi Min Joon yang tak punya hati, malah pergi meninggalkannya kelaparan.


Tapi ia langsung duduk tegak saat melihat kedatangan Min Joon. Dengan dagu terangkat tinggi ia berkata, “Kata orang, harimau akhirnya datang dengan kakinya sendiri.” Min Joon menangkis sindiran itu dengan menjawab, “Dia mungkin datang setelah diminta dengan penuh sangat.”


Min Joon melemparkan kantong plastik yang dibawa dan pergi meninggalkan Song Yi. Song Yi masih melipat tangan dengan penuh harga diri, sampai Min Joon menghilang dari ruangan. Setelah itu, ia membongkar kantung plastik itu, dan senang melihat jeruk dan ramen instan di dalamnya.


Ia pun mengetuk pintu Min Joon dan masuk walau belum mendengar jawaban Min Joon. Melihat Min Joon berbaring di tempat tidur, ia mengajak Min Joon untuk makan ramen bersama. Tanpa membuka mata, Min Joon melambaikan tangan, mengusir Song Yi. Song Yi tetap bersikeras, “Kalau begitu duduk saja di depan saya.”


Min Joon menghela nafas kesal, “Dan kenapa aku harus melakukannya?”

“Karena kalau saya makan sendirian, saya kehilangan nafsu makan.”

Tentu saja, akhirnya Song Yi tetap makan sendirian. Song Yi makan sambil ngomel-ngomel karena kelakuan Min Joon yang seperti alien. “Ada orang memintamu baik-baik, tapi kau malah cuek pada orang itu?” Song Yi membanting sumpit dan menghabiskan kuah ramen hingga tandas.

Ha, itu ya yang namanya nggak punya nafsu makan kalau makan sendirian?

Song Yi sendiri juga kaget dan stress melihat mangkoknya licin, padahal biasanya ia akan berhenti makan setelah 3 suap.

Min Joon duduk, dan sepertinya ia juga tak mungkin bisa tidur. Pendengaran super + ocehan Song Yi = ?


Song Yi berkeliling rumah, mencari-cari kamar mandi. Tapi ia malah mendorong pintu/dinding yang menuju perpustakaan. Ia terkesima melihat buku dan koleksi Min Joon lainnya. Bahkan ada lukisan kuno yang pastinya palsu tapi kelihatan seperti asli. Ada pulu penghargaan dari berbagai lembaga, termasuk Harvard. Song Yi akhirnya mengambil buku di rak paling ujung dan mulai membukanya.


Min Joon mendengar suara lembaran buku dibuka, dan ia menjadi waspada.


Song Yi mulai membaca. Catatan 3 bulan terakhir aku ada di Bumi.

“Apa yang sedang kau lakukan?”


Song Yi menjerit kaget mendengar suara itu. Ternyata Min Joon yang sekarang berjalan menghampiri Song Yi dengan sikap mengancam, “Kapan dan kenapa kau masuk ke ruangan ini?”


Suara Song Yi hampir mencicit saat menjawab kalau ia sedang mencari-cari kamar mandi. Tapi ketakutannya itu dikalahkan oleh rasa ingin tahunya tentang ruang Min Joon yang baru saja ditemukan dan bertanya, “Apa Anda mempunyai dua pekerjaan? Seperti kolektor buku dan lukisan jaman dulu? Sebagai investasi untuk bayar hutang? Atau sesuatu yang seperti itu?”


Tak menjawab, Min Joon malah menyeret Song Yi dengan kasar, dan melemparnya, “Keluar!”


“Maafkan saya karena masuk ke dalam kamar Anda,” suara Song Yi merajuk dan membujuk, “Tapi bagaimana mungkin saya sekarang bisa keluar?”

“Memang aku harus peduli?”

“Semua orang berpikir bagaimana caranya untuk membunuh saya. Haruskah aku mencincangnya sampai mati? Haruskah aku menyeretnya sampai mati? Semua orang pasti ingin seperti itu. Apalagi jika mereka melihat saya keluar dari rumah seorang pria. Saya pasti jadi abu dan mati,” Song Yi mencoba mengais rasa iba dari Min Joon.


“Itu bukan urusanku,” jawab Min Joon dingin.


Song Yi tahu usahanya gagal, maka ia mencoba hal lainnya. “Kurasa sudah tugas dari seorang guru yang menjaga muridnya. Walau masyarakat kita sudah tak memiliki nurani, tapi hubungan antara guru dan murid tak seharusnya seperti ini. Kalau murid sedang ada masalah, maka guru dapat sedikit memberi bantuan.”


“Memang siapa gurumu? Aku sama sekali tak pernah menganggap kau adalah muridku. Tak pernah sama sekali,” Min Joon mendorong Song Yi lagi. “Keluar sekarang jika kau tak mau diseret pergi.”


“Hehh!!” bentak Song Yi kesal. Hilang semua bahasa sopan pada Min Joon, membuat Min Joon mendelik marah mendengar kekurangajaran Song Yi. Ia semakin mendelik mendengar ucapan kurang ajar Song Yi berikutnya, “Lepaskan aku sekarang juga!”


Song Yi menepis tangan Min Joon dan berbalik. Hilang semua bahasa inggil yang ia gunakan, “Katamu kau bukanlah guruku. Sia-sia aku berbahasa sopan padamu. Seharusnya aku bicara dengan biasa saja.”

“Dengarkan aku, Chun Song Yi-ssi..”

“Memang kenapa, Do Min Joon-ssi?!” balas Song Yi dengan nada yang sama. “Kalau dipikir-pikir, kenapa kau tak menunjukkan KTP-mu padaku? Memang berapa umurmu? Kau ini lebih muda dariku, kan?”


Dan Song Yi pun mengeluarkan cakarnya, “Jika aku keluar dari rumah ini, bukan aku saja yang akan mati. Kau pun juga akan mati. Kenapa? Karena akan ada berita tentang kau sebagai kekasih gelapku muncul di luar sana. Semua orang akan mengenal wajahmu. Apa kau ingin hidup di dunia yang hingar binger seperti itu? Setiap tindakanmu akan diawasi oleh orang-orang. Hal itu jauh lebih mengerikan daripada yang pernah kau duga.”


Dari ekspresi Min Joon, jelas ia tak suka dengan ancaman Song Yi. Song Yi pun di atas angin dan dengan sombong ia berkata, “Jadi biarkan aku tinggal di sini untuk sementara waktu. Kumohon padamu.”


Min Joon menghela nafas, kalah. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menjelaskan aturan dan larangan di rumahnya. “Satu, jangan sentuh apapun di rumah ini. Kedua jangan tanya padaku, apapun itu.”


Song Yi berbinar-binar dan menjawab kalau ia tak akan melakukan itu. Ia mengulurkan tangan, “Kalau begitu sebagai bentuk terima kasih, kita berjabat tangan?”


“Ketiga,” Ha, Min Joon ternyata belum selesai, "jaga jarak dariku, setidaknya 1 meter.”


Min Joon langsung meninggalkan Song Yi yang berseru padanya, “Hayahh.. jaga jarak? Memang kau tahu dengan siapa saja aku pernah main film? Jung Woo Sung, Kang Dong Won, Won Bin. Dengan orang-orang hebat –“


Brak! Dan Song Yi bicara pada tembok, membuat Song Yi heran. Benar-benar hal yang mustahil, ada pria yang tak menyukainya dan curiga, “Apa mungkin seleranya itu beda (gay)?” 


Jae Kyung puas saat menerima laporan dari asistennya tentang kemungkinan keluarga Yoo Ra menerima dugaan bunuh diri dan menutup kasus ini.

Tapi Jae Kyung menjadi waspada saat mendengar laporan asistennya yang menemukan beberapa rekaman video dan rekaman telepon dari laptop Yoo Ra dan petunjuk kalau Yoo Ra membuat copy-nya ke USB. Dari rekaman black box di mobil Yoo Ra, terbukti kalau USB itu disimpan di tas yang dibawa Yoo Ra ke kapal pesiar.

Jae Kyung menyuruh asistennya untuk mencari jejak clutch itu dan siapa yang mengambilnya.


Percakapan mereka terhenti karena Hwi Kyung menyerbu masuk. Setelah menyuruh asistennya pergi, ia mendengar rentetan masalah yang sedang menghinggapi Hwi Kyung.


“Kau sudah lihat beritanya, kan? Kenapa kematian Han Yoo Ra menjadi kesalahan Song Yi-ku?” Hwi Kyung benar-benar hilang akal dan meminta kakaknya untuk mengumpulkan wartawan dan menjelaskan kalau kematian itu mungkin bukan bunuh diri. “Mungkin itu adalah kecelakaan. Oh.. atau bisa saja sebuah pembunuhan! Di luar negeri juga banyak kasus seperti itu.”


Jae Kyung tersenyum dan menenangkan adiknya. Polisi sekarang sedang melakukan penyelidikan dan kebenaran sebentar lagi juga akan muncul.

Tapi Hwi Kyung benar-benar tantrum karena kesal dengan hal yang terduga seperti ini.


Maka ia pun pergi ke apartemen Song Yi. Betapa kagetnya melihat banyak wartawan yang stand by di depan apartemen. Bahkan karena tak mau meninggalkan tempat, mereka pesan antar makanan.


Hwi Kyung pun berjalan menembus para wartawan yang duduk di lantai. Tak ada yang mengenali Hwi Kyung sebagai putra konglomerat malah menganggapnya sebagai wartawan yang juga mencari berita. Hwi Kyung memencet bel tapi tak ada yang membuka pintu.


Salah satu wartawan memberitahukan kalau tak akan ada yang membuka pintu. Ia malah menawari Hwi Kyung untuk makan bersama mereka. Sambil makan, Hwi Kyung mendapat informasi kalau Song Yi masih ada di dalam karena manajer Song Yi mencoba mengeluarkannya tapi gagal.


“Jadi dia..” Hwi Kyung jadi panik. Tapi ia langsung menurunkan nada bicaranya karena para wartawan itu menatapnya curiga, “Maksudku Nona Chun Song Yi, apakah dia tak kelaparan?”


Tentu saja tidak. Song Yi sekarang malah berleha-leha makan jeruk sambil nonton TV. Min Joon datang dan bengong melihat betapa joroknya Song Yi, membuat ruang tengahnya menjadi berantakan. Ia pun bertanya tentang pokok masalah yang membelit Song Yi. Apakah Han Yoo Ra benar-benar bunuh diri karena Song Yi.


Song Yi langsung membantahnya. Min Joon pernah bertemu dengan Yoo Ra di salon. “Apakah wanita seperti Yoo Ra adalah tipe wanita yang menceburkan dirinya ke sungai Han? Ia tak akan pernah melakukan itu.”


Song Yi baru memperlihatkan perasaannya sebenarnya sekarang. Matanya berkaca-kaca mengenang saingan sekaligus temannya, “Saat aku melihatnya untuk terakhir kali, ia menyombongkan diri kalau ia akan menikah segera,”air mata mengalir walau Song Yi berusaha menelannya, “Ia baru berumur 30 tahun. Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi? Aku tak bersalah, tapi kenapa perasaan ini menggangguku? Kenapa aku merasa bersalah?”


Min Joon memahami perasaan Song Yi dan bertanya kapan Song Yi terakhir melihat Yoo Ra. Song Yi pun menceritakan.


Pukul 23.30, Song Yi sedang mencuci tangan di toilet saat mendengar suara Yoo Ra yang bernada tinggi, membuatnya penasaran. Ia pun mengintip keluar dan melihat Yoo Ra sedang menuntut penjelasan pada seseorang apakah hubungan mereka ini hanya sekedar hubungan gelap.


Betapa kagetnya Song Yi saat mengintip siapapria yang diajak Yoo Ra bicara. Jae Kyung. Ia mendengar ucapan Yoo Ra yang akan membuat pengumuman yang mengejutkan nanti malam. Pengumuman yang akan membuat Jae Kyung pasti juga terkejut.


Bukannya menanggapi ucapan Yoo Ra, Jae Kyung malah bertanya tentang depresi yang selalu diderita Yoo Ra. Yoo Ra menjawab kalau tingkat depresinya itu bergantung pada Jae Kyung dan ia sudah tak minum obat lagi sejak beberapa saat yang lalu.

Song Yi menutup pintu saat Jae Kyung meminta Yoo Ra untuk menjaga kesehatannya. Ternyata ucapan Yoo Ra sebelumnya itu benar dan malah Jae Kyung yang berbohong.


Ia kaget saat pintu terbuka. Ternyata Yoo Ra yang masuk ke dalam toilet. Yoo Ra langsung menuduh Song Yi menguping pembicaraanya. Tapi tak seperti biasa, ia tak marah. Ia malah memberitahukan kalau ia akan mengumumkan pernikahannya dengan Jae Kyung.


Song Yi heran mengapa Yoo Ra seperti menempel terus pada Jae Kyung yang sepertinya tak tertarik untuk menikahi Yoo Ra. Walau ia tak menyukai Yoo Ra, tapi ia tahu kalau banyak pria yang mau bersanding dengan Yoo Ra.


Yoo Ra berkata kalau ada yang tak diketahui Song Yi, alasan mengapa Jae Kyung tak bisa memintanya untuk menikahinya. Tentu saja Song Yi penasaran, tapi Yoo Ra tak mau mengatakan. Ia malah mengatakan kalau setelah ia menikah, Song Yi bisa bertahta di puncak menggantikannya.


Dengan santai Song Yi berkata kalau sekarangpun ia sudah cukup tenar. Sontak, percakapan yang tadinya biasa-biasa saja langsung berubah seperti percakapan kucing dan anjing yang bulunya sudah berdiri, siap untuk cakar-cakaran.

Untunglah muncul seseorang yang akan menggunakan toilet, sehingga tak terjadi perang. Yoo Ra pun pergi meninggalkan Song Yi.


Song Yi yang kemudian juga akan meninggalkan toilet, melihat kalau Yoo Ra meninggalkan tas clutch-nya. Ia pun mengambil tas clutch milik Yoo Ra dan keluar mencarinya.


Itulah kali terakhir ia melihat Yoo Ra. Ia berusaha mencari Yoo Ra, tapi tak ketemu. Dan setelah itu ia terlalu mabuk sehingga ingatannya sedikit membingungkan. Song Yi pun menoleh pada Min Joon, “Sebenarnya hari itu terjadi sesuatu yang aneh…”


Detektif Park sudah bosan melihat rekaman CCTV terus-menerus dan minta berhenti karena hari sudah malam. Tapi Jaksa Yoo tak mau. Ia terus memandangi satu per satu orang yang ada di atas kapal pesiar hingga ke sebuah wajah yang tak tercantum di dalam daftar tamu, “Itu siapa?”


Detektif Park pun menghentikan ocehannya dan memperhatikan lebih jelas. Ia melihat ada Chun Song Yi. Tapi bukan itu yang ditunjuk Jaksa Yoo, melainkan orang yang sedang menatap Chun Song Yi.


Dan kita tahu kalau pria itu adalah Min Joon.


Song Yi menceritakan kalau malam itu ia tertidur di kapal dan bermimpi. “Dalam mimpiku, kau muncul. Dan mimpi itu kelihatan sangat jelas, seakan-akan bukan mimpi.”


Detektif Park membuka daftar tamu, tapi tak satupun tamu yang cocok dengan wajah itu. Ia terus sibuk meneliti daftar tamu saat Jaksa Yoo berseru kaget. Jaksa Yoo baru saja memencet tombol play. Pria yang sedang mereka identifikasi itu tiba-tiba menghilang.


Detektif Park merasa merinding melihat pria itu tiba-tiba hilang, “Hantu. Apa itu hantu?” Ia pun yakin kalau orang itu hantu karena video ini belum dirubah sama sekali.


Tatapannya Jaksa Yoo tiba-tiba tertuju pada pojok layar dan ia terkesiap, “Tapi.. keduanya menghilang!” Detektif Park tak paham maksud Jaksa Yoo, maka ia pun menjelaskan, “Saat pria itu menghilang, begitu pula dengan Chun Song Yi.”

Mereka berdua terdiam, tak tahu jawaban apa yang bisa menjelaskan dari apa yang mereka lihat barusan.


Min Joon tetap diam walau terlihat dari ekspresinya kalau ia berpikir cepat saat mendengar Song Yi berkata, “Karena mimpi itu sangat jelas, aku hampir percaya kalau mimpi itu adalah nyata.” Ia merasa tatapan Song Yi mengarah padanya saat bertanya, “Apa mungkin.. kau datang pada hari itu?”


Min Joon segera membantah dan Song Yi pun percaya, tapi tetap bertanya, “Kalau begitu, apa yang kau lakukan pada hari itu?”


Min Joon teringat apa yang ia lakukan. Mematikan TV dan membuka sebuah pintu.


Dan whoa… ia masuk ke salah satu kamar di kapal pesiar. Ia segera keluar lagi dan mematikan kamera CCTV yang merekam kehadirannya. Satu persatu kamera yang ia lihat dan lewati, semua ia matikan dengan kekuatannya.


Sampailah ia di geladak kapal. Semua tamu menatap ke langit, pada kembang api yang berpendar di angkasa. Hanya Min Joon yang mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru, mencari Song Yi. Dan ia melihat sosok itu sekarang sedang menuruni tangga dengan terhuyung-huyung mabuk.


Namun dalam mabuknya, Song Yi masih bisa mengenali Min Joon. Sesaat Song Yi menatap Min Joon, terkejut, membuat Min Joon membuang muka.


Gelombang menerpa, membuat kapal sedikit oleng. Song Yi kehilangan keseimbangan dan akan jatuh. Min Joon segera menghentikan waktu. Dan ia pun menghampiri Song Yi.


Min Joon membawa Song Yi ke kamar yang kosong dan membaringkannya di tempat tidur. Ia mencoba melepaskan tangannya yang tertindih badan Song Yi. Bukannya terlepas, tapi dalam tidurnya, Song Yi malah mengalungkan tangannya ke leher Min Joon dan menariknya.


Dan mendekat hingga bibirnya menyentuh bibir Song Yi.


(Bersambung)



Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger