Home » , » THE HEIRS (2014) EPISODE 8-2

THE HEIRS (2014) EPISODE 8-2

Written By Regina Kim on Wednesday, December 3, 2014 | 11:25 PM


Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs

Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20


CAST : 




SINOPSIS LENGKAP

Sekretaris Yoon memikirkan perkataan Tuan Kim bahkan hingga ia tiba di SMA Jaguk. Di tempat parkir sekolah ia bertemu dengan Ester Lee. Ester memuji Sekretaris Yoon ayah yang baik. 

Ester datang untuk menemui Kepsek karena Tan dan Young Do berkelahi. Sekretaris Yoon berkata Ester ibu tiri yang baik karena mengurus anak tiri dan puterinya sendiri. Ester berkata hari Sekretaris Yoon luar biasa tajam hari ini. 

“Karena aku baru tahu alasan dengan jelas mengapa kita putus. Alasan mengapa kau dan aku tidak bisa bersama, aku mendengarnya dari seratus mulut. Mengapa orang sepertimu tidak bisa mengatakannya sendiri tapi harus melewati seratus mulut? Bukankah itu sangat picik?” 


Ester bertanya apakah Sekretaris Yoon tidak mau tahu bagaimana ia mendapatkan nomor telepon Sekretaris Kim. Sekretaris Kim yang sedang dalam mood jelek menyuruh Ester segera pergi. Telepon Sekretaris Yoon terus berdering. 

“Kau tidak akan mengangkatnya? Siapa?” tanya Ester. 

“Dari wanita.” 

“Bohong,” kata Ester dengan nada meremehkan. 

“Halo, Hyun Joo-sshi, sudah lama tak bertemu,” Sekretaris Yoon mengangkat teleponnya. Ester melotot. 


Tentu saja Hyun Joo yang menelepon adalah Hyun Joo yang kita kenal. Ia sedang makan ramyun di minimarket sebelum pergi ke rumah Hyo Shin untuk mengajar. Ia tak menyadari Hyo Shin sedang melihatnya di luar minimarket. 

Melihat Hyun Joo makan terburu-buru, Hyo Shin mengirim sms pada guru lesnya. Bahwa ia akan terlambat pulang 20 menit. Aww… Hyun Joo bisa makan dengan lebih tenang…


Hyun Joo tiba di rumah Hyo Shin 20 menit kemudian. Ia bertanya mengapa Hyo Shin pulang terlambat. Karena aku ingin menjadi pria baik, jawab Hyo Shin. 

Hyun Joo tidak ingin bercanda dan menyuruh Hyo Shin mengeluarkan buku pelajaran. Hyo Shin bertanya apa yang dimakan Hyun Joo tiap makan malam hingga selalu terlihat lelah. Ramyun? 

“Apa yang kumakan dan pelajaranmu tidak ada….” Hyun Joo berhenti bicara karena Hyo Shin mendekatkan wajahnya ke wajah gurunya. 

“Aku benar mengenai ramyun. Aku bisa mencium baunya,” ujar Hyo Shin tenang. 


Sebelum Hyun Joo marah ia langsung menyodorkan PR-nya untuk diperiksa. Hyun Joo bertanya apa Hyo Shin tidak memiliki pertanyaan. Hyo Shin bertanya jika ada apakah ia boleh menelepon Hyun Joo. 

Hyun Joo menyuruh Hyo Shin menggunakan chat untuk bertanya. Pertanyaan apapun? Saat itu juga? Hyun Joo membenarkan. Hyo Shin tertawa geli, memangnya Hyun Joo itu jin? 


Young Do kembali berhadapan dengan ayahnya di sasana yudo. Young Do menantang ayahnya berduel. Jika ia menang maka acara foto keluarga bersama Rachel dan ibunya akan dibatalkan. 

Ayahnya bertanya apa Young Do memiliki kepercayaan diri untuk menang. Young Do berkata ia ingin tahu bagaimana perbedaannya jika ia bertanding demi mendapatkan sesuatu yang sangat ia inginkan. Ayah Young Do setuju. Jika Young Do menang, acara foto keluarga batal. 

Young Do berusaha sekuat tenaga dan hampir mengalahkan ayahnya. Tapi ayahnya mencekik leher Young Do hingga Young Do akhirnya kalah. What? Itu curang kan? Mana ada pertandingan olahraga seperti itu??? 


“Kau masih belum tahu bagaimana caranya untuk menang,” kata ayah Young Do. 

“Itu curang.” 

“Lalu? Ayah tidak membuat aturan. Ayah hanya menyuruhmu menang. Di atas matras tanpa wasit, ini adalah hasil yang adil. Orang hanya mengingat hasil akhir. Hasil bahwa kau baru saja kalah. Jangan datang terlambat hari Minggu nanti.” 


Dalam suasana hati kacau seperti itu, Young Do muncul di tempat kerja Eun Sang. Eun Sang awalnya tidak mengangkat telepon dari Young Do, karena itu ia kaget melihat Young Do. Eun Sang bertanya darimana Young Do tahu ia bekerja di sini. 

Young Do berkata hal yang paling mengejutkan yang ia temukan mengenai Eun Sang adalah Eun Sang menjadi OKB karena bekerja keras melakukan kerja paruh waktu. 

“Jawaban apa yang ingin kau dengar?” tanya Eun Sang berusaha menutupi rasa gugupnya. 

“Kau tidak perlu mengatakan apapun. Aku datang karena aku kesepian.” 

Eun Sang cukup terkejut mendengar pengakuan Young Do itu. Young Do berkata ia sudah mencabut tuntutan hukumnya pada Joon Young seperti janjinya pada Eun Sang. 


Sayangnya Tan muncul. (Aku tak percaya aku mengatakan ini tapi aku berharap Tan tidak muncul Setelah melihat Young Do dan ayahnya tadi, aku jadi kasihan pada Young Do) 

Young Do mengira Eun Sang memanggil Tan. Ia bergumam pada Eun Sang kalau Eun Sang curang. 

Tan duduk di seberang meja. Ia bertanya bagaimana Young Do bisa tahu tempat ini. Young Do berkata ia tahu tempat ini juga tempat Eun Sang bekerja paruh waktu lainnya: di restoran ayam , kedai pizza, dan kedai lain. 

Eun Sang menunduk mengetahui Young Do tahu semuanya. Hmmm…seharusnya Young Do sadar kalau Eun Sang bukan OKB kan? 


Tapi Tan masih mencoba menyelamatkan Eun Sang. Ia berkata anak pemilik hotel (Young Do) juga bekerja membersihkan kamar dan mencuci piring tiap akhir pekan. 

“Kau tahu apa yang kumaksud,” ujar Young Do. 

Eun Sang terlihat ketakutan. 

“Kau tidak perlu bekerja?” tanya Tan. Eun Sang buru-buru pergi. 

Giliran Young Do bertanya mengapa Tan tahu Eun Sang bekerja di sini.


“Aku selalu selangkah lebih maju darimu,“ kata Tan. 

“Karena itu kau harus berhati-hati. Aku selalu ada di belakangmu.” 

“Untuk menikam Cha Eun Sang dari belakang? Jangan lakukan hal sia-sia.” 

“Kenapa? Apa kalian berpacaran?” 

“Apa kami terlihat serasi?” 

Young Do bergidik. Mengapa Tan menanyakan pertanyaan aneh seperti itu? Mereka berdua mengobrol sambil tersenyum seperti teman tapi ada ketegangan di sana. 

“Kami memang terlihat serasi,” ujar Tan. 


Senyum di wajah Young Do menghilang. Tan memperingatkan agar Young Do tidak dekat-dekat dengan Eun Sang. Young Do menyuruh Tan berhati-hati dengan lututnya. 

“Di matrasku, tidak ada aturan.” 


Tiba-tiba pemilik kedai memanggil mereka menyuruh mereka mengambil minuman. Tan bingung, di mana Eun Sang? Ternyata Eun Sang sudah pulang karena jam kerjanya sudah selesai. 

Maka dua pemuda gagah itu keluar sambil membawa minuman masing-masing. 

Tan berjalan ke mobilnya, sementara Young Do bengong karena mobilnya berubah menjadi…kardus? Hahaha….rupanya mobil Young Do diderek karena melanggar aturan (sepertinya karena aksesorisnya). Tan tidak bisa tidak menggunakan kesempatan ini untuk meledek Young Do. 

“Begitulah caranya menggunakan hukum. Bukan dengan tuntutan palsu,” ujarnya. Hah? Jadi tuntutan pada Joon Young itu tuntutan palsu? 


Won menunggu di mobil di depan apartemen Hyun Joo. Ketika ia mempertimbangkan untuk menelepon, ia melihat Hyun Joo pulang diantar sebuah mobil. Ia juga melihat Hyun Joo berbicara akrab melalui jendela mobil pada pengantarnya. 

Hyun Joo berkata ia akan mempertimbangkan tawaran orang itu dan akan menghubunginya nanti. 

Won menghampiri mereka. Jelas ia marah dan cemburu. Ia ingin tahu dengan siapa Hyun Joo pulang hingga selarut ini. Ia melongok ke jendela untuk melihat siapa orangnya. 


Sekretaris Yoon. 

Keduanya terkejut. Sekretaris Yoon buru-buru turun dari mobilnya. Tampaknya hubungan Won dan Hyun Joo juga hubungan rahasia karena Won berkata ia tidak perlu menjelaskan apapun pada Sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon berkata ia memang tidak perlu tahu. 

Hyun Joo meminta Sekretaris Yoon tidak salah paham. Ia dan Won tidak memiliki hubungan seperti itu. Tapi Won memegang Hyun Joo dan berpamitan pada Sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon pun pergi. 


Won bertanya mengapa Hyun Joo menemui Sekretaris Yoon. Hyun Joo malah heran Won tidak tahu Sekretaris Yoon menemuinya. Ia berkata Sekretaris Yoon mencari guru les untuk puteranya. 

Won bertanya memangnya Hyun Joo satu-satunya guru les yang ada. Hyun Joo berkata bukan itu yang menjadi masalah saat ini. Kenapa Won malam-malam ada di sini? Bagaimana jika Tuan Kim tahu? 

Won berkata Hyun Joo bisa menghidupinya. Hyun Joo berkata berapa banyak yang bisa ia dapatkan dari memberi les. Ia menyuruh Won pergi. Hehe….Hyun Joo ini mirip banget sama Eun Sang. Karakternya, wajahnya juga 

Won berkata ia tidak punya tempat tujuan karena ia sudah meninggalkan rumah dan tidak akan kembali. Bisakah ia tinggal di rumah Hyun Joo? 

Hyun Joo kaget. Won meminta Hyun Joo tidak memarahinya. Seumur hidupnya ia merasa selalu dimarahi. Nah kalau Won mirip banget sama asiknya ;p 

“Karena itu kenapa kau meninggalkan rumah?” 

Diam-diam seseorang mengambil foto mereka berdua. Hm…pasti mata-mata Tuan Kim < 


Tan menunggu Eun Sang ke dapur tapi Eun Sang tidak muncul juga. Ia memutuskan menemui Eun Sang ke kamarnya. Tapi ia ragu saat hendak mengetuk pintu. Tiba-tiba Eun Sang keluar dan melihat tangan Tan teracung. 

“Kenapa? Apa kau mau memukulku?” tanyanya. 

“Kau belum tidur?” tanya Tan. 

Eun Sang hendak melewati Tan. Tan bertanya Eun Sang mau ke mana. 


“Oh, Nyonya,” ujar Eun Sang terkejut. 

Tan cepat-cepat berbalik. Tidak ada ibunya. 

Eun Sang tersenyum geli. 


Tapi tiba-tiba ibu Tan beneran muncul memanggil Eun Sang dan ibunya. Eun Sang dan Tan kaget. 

Tan menarik Eun Sang untuk bersembunyi di dalam lemari barang. Untunglah ibu Tan tidak melihat mereka dan pergi. 

Namun posisi keduanya sangat dekat. Terlalu dekat. 

Tan mendekatkan wajahnya ke wajah Eun Sang. Eun Sang memejamkan matanya dan tidak berani bergerak. 


“Ibuku sudah pergi,” kata Tan. 

Eun Sang membuka matanya. Lalu menginjak kaki Tan keras-keras. Tan mengernyit kesakitan namun tidak berani bersuara. 


Tan terus mengikuti Eun Sang hingga ke gudang wine. Eun Sang mengerjakan PR di sana karena ia tidak mau mengganggu ibunya yang sedang tidur. Jika lampu kamar dibiarkan menyala, ibunya akan bangun dan berpikir hari sudah pagi. 

Tan memberitahu Eun Sang saat Eun Sang salah dalam menjawab PRnya. Eun Sang berkata ia sudah melarang Tan untuk bicara dengannya selama di rumah. 

“Aku bicara pada diriku sendiri. Kalau begitu jangan jawab.” 

Eun Sang menghela nafas kesal. 


Tapi Tan tentu saja tidak bisa tidak bicara pada Eun Sang. Ia bertanya mengapa tadi Eun Sang melarikan diri (sepulang kerja paruh waktu). Apakah karena Young Do? 

“Karena kau.” 

“Sudah kubilang jangan jawab,” ujar Tan. 


Eun Sang meminta Tan tidak datang lagi ke tempat kerjanya. Kenapa, tanya Tan. Apa karena Young Do yang akan ke sana mulai sekarang? Ia bertanya apa yang dibicarakan Eun Sang dan Young Do tadi sebelum ia datang. Wooo….ada yang cemburu nih ;p 

Eun Sang berkata Young Do mengatakan hal-hal aneh. Ia bercerita Young Do bilang ia datang karena kesepian. Dan Eun Sang juga melihat Young Do seperti itu. 

“Jadi kau melihatnya, menjawabnya dan melakukan segalanya untuknya?” 

“Memangnya apa yang kulakukan?” 

“Bagaimana Choi Young Do tahu di tempat mana saja kau bekerja?” tanya Tan. 

“Bagaimana aku tahu? Aku juga baru mendengarnya.” 

Tan berpikir sejenak lalu memejamkan matanya. Eun Sang bingung. Ia berkata ia tidak punya alasan untuk terlibat dengan Young Do. 

“Kau sudah terlibat dengannya. Kurasa ia mengganggumu bukan lagi untuk memperlihatkannya padaku. Ia memang ingin melihatmu.” Tan menyadari Young Do memiliki perasaan pada Eun Sang. 


Young Do memang tidak bisa melepaskan Eun Sang dari pikirannya. Ia teringat saat pertama kali ia melihat Eun Sang dan pertemua-pertemuan mereka selanjutnya. 

Myung Soo heran melihat Young Do seperti itu. Ia bertanya apa yang sedang dipikirkan Young Do sejak tadi. 

“Cha Eun Sang.” 

“OKB? Kenapa kau memikirkan si OKB?” tanya Myung Soo. 

“Iya kan? Aku juga sedang memikirkan kenapa aku memikirkan si OKB.” 

Myung Soo tidak menyimak. Ia asyik bergoyang mengikuti musik. Young Do jadi kesal dan bertanya apa tidak ada lagu lain. 

“Memangnya kenapa dengan lagu ini? Kenapa?” tanya Myung Soo kesal. Hehe…katanya itu salah satu lagu Ze:A, grupnya Hyung Sik pemeran Myung Soo. 


Keesokan harinya adalah hari pemotretan foto keluarga Rachel dan Young Do. Saat bertemu Young Do di luar studio, Rachel terlihat kesal. 

“Kau bilang kau bisa menanganinya. Aku sudah gila karena mempercayaimu.” Ia kesal karena sesi foto ini tidak dibatalkan. 

“Hei, umpatanmu akan merusak gaunmu,” ledek Young Do. 


Keduanya disambut senang oleh Ester. Young Do tersenyum saat mendengar suara langkah hal sepatu wanita di belakangnya. 

Wanita yang baru datang itu langsung menyapa ayah Young Do dengan sebutan Oppa. Haha…baru kali ini aku melihat ayah Young Do bingung 

Ester dan Rachel tidak mengenal siapa wanita itu. Wanita itu berkata Presdir Choi tambah tampan seiring pertambahan usia. 


Ester langsung bisa menerka siapa wanita itu. Presdir Choi melirik puteranya. Young Do menyapa wanita itu dengan ramah. 

“Apa kabar, Ahjumma?” 

“Ahjumma apaan? Sudah kubilang panggil aku Noona,” ujar wanita itu. “Kau sudah tumbuh menjadi pria. Apa ini pertama kalinya aku melihatmu sejak SMP?” HA. Wanita ini mantan kekasih Presdir Choi 


“Aissh...Bukankah kita bertemu seminggu lalu di hotel kami di lift? Bukankah kau datang untuk menemui Ayah?” 

Ayah Young Do langsung keringetan hahaha…Rachel diam-diam tersenyum geli. 


“Apa yang kaubicarakan? Itu kan seharusnya rahasia,” kata wanita itu. Lalu wanita itu bertanya pada Presdir Choi ada perayaan apa hari ini hingga Presdir berdandan seperti itu. 

“Mengapa kita tidak membatalkan sesi foto hari ini karena sepertinya Presdir Choi kedatangan tamu. Karena aku tidak bisa tersenyum,” Ester menarik lepas kalung mutiara yang sejak tadi melingkar di lehernya. Mutiara pun berserakan di lantai, mengiringi langkah sepatu Ester yang meninggalkan tempat itu dengan dagu terangkat 


Wanita itu tersenyum puas. Begitu juga Rachel dan Young Do. Bahkan Young Do sempat mengedipkan mata pada Rachel yang mengikuti ibunya keluar. 

“Kau…” Presdir Choi siap menegur puteranya. 

“Perbuatan curang juga bagian dari permainan. Hal yang terpenting adalah hasilnya. Apapu caranya kau harus menang. Aku diajari begitu. Sekarang orang hanya ingat bahwa aku telah menang, iya kan?” ujar Young Do tenang sambil menatap ayahnya. 

Presdir Choi marah tapi tidak bisa membantah perkataan Young Do. Well…itulah yang kaudapat saat kau mendidik anakmu dengan sembarangan 


Rachel memuji Young Do. Tapi bagaimana Young Do akan menghadapi ayahnya nanti? Young Do pasrah. Sekarang ia meminta Rachel memberikan balasannya. Ia ingin formulir kedatangan Eun Sang. 

Rachel kaget, untuk apa? Apa Young Do dan Eun Sang memang memiliki hubungan? Kenapa mereka berdua ada di hotel waktu itu? Young Do tidak memberitahunya. Ia hanya ingin Rachel memberikan formulir itu sesuai janji. 


“Kim Tan menyukai Cha Eun Sang,” ujar Rachel saat Young Do beranjak pergi. Young Do sesaat kelihatan terpukul mendengarnya. 

“Ia datang padaku dan mengakuinya. Bisakah kau menyelesaikan itu?” tanya Rachel. 

“Lalu apa yang akan kauberikan padaku? Kali ini aku bisa meminta sesuatu yang tidak bisa kauberikan.” 

“Beritahu aku setelah kau menanganinya.” 

“Kau sudah berjanji.” 


Eun Sang duduk di bangku halaman sekolah sendirian pada jam istirahat. Ia memejamkan mata sambil mendengarkan musik melalui earphone. Seseorang duduk di sebelahnya jadi Eun Sang bergeser. 

Tiba-tiba orang itu memegang tangan Eun Sang. Eun Sang kaget dan berteriak. Begitu melihat Tan ia langsung memukul tangan Tan dengan kesal. 

“Kau benar-benar mau mati?!” 

Tan mengaduh-aduh kesakitan sambil memegangi tangannya. Ada yang caper nih ;p 


“Benar-benar sakit!” 

Eun Sang jadi merasa tak enak. Ia memijat lengan Tan. 

“Di situ…lebih ke bawah sedikit…di situ.. atau sebelah lagi?” Tan menarik tangan Eun Sang. 

“Apa kau mau dipukul? Yang lain bisa melihat,” omel Eun Sang. 


Tan berkata tidak akan ada yang melihat karena yang lain sedang makan. Eun Sang bertanya mengapa Tan di sini dan tidak makan. 

“Bagaimana denganmu?” 

“Aku baru saja hendak pergi. Dan kumohon jangan tiba-tiba muncul sesuka hatimu. Kau datang dari mana? Aku bahkan belum menutup mataku selama 10 detik.” 

“Dari cerita dongeng…?”

Ia bertanya karena itukah Eun Sang mengenakan earphone? Eun Sang tidak tahu akan ada seseorang yang mengikutinya sejak tadi. 


Eun Sang kaget, Tan mengikutinya? Tan berkata apa lagi yang bisa dilakukannya karena Eun Sang tidak membiarkannya menempel kata-kata (tidak mau bicara dengannya). 

“Hei! Bukan kata-kata saja yang kautempel (hmm…bibir?),” ujar Eun Sang. 

Tan menatapnya. Eun Sang jadi malu karena ia duluan yang menyinggung kejadian semalam . Tan meledek Eun Sang, apa mereka akan membicarakan hal itu? 


Eun Sang buru-buru berdiri. Ia berkata ia akan pergi ke ruang makan dan Tan bisa menyusulnya 5 menit kemudian. Tan berkata Eun Sang harus membayar waktu 5 menitnya itu. 

“Bagaimana bisa putera chebol hitungan soal uang?” 

“Itulah sebabnya aku chaebol. Karena aku hitungan soal uang. OKB menghabiskan uang mereka tanpa tahu mereka akan jadi bangkrut. Setelah dilihat-lihat, kau boros juga. Tapi kenapa kau bahkan tidak pernah menraktirku?” 

“Aku akan menraktirmu setelah aku mendapat uang dari klub penyiar.” 

Tan bertanya apa Eun Sang masuk klub itu demi uang. Ia terus mengikuti Eun Sang. Eun Sang berkata ia akan membayar 5 menit waktu Tan jadi Tan jangan mengikutinya lagi. Tan berseru apa Eun Sang tahu berapa harga 5 menitnya itu. 

Eun Sang tidak peduli dan terus berjalan ke dalam. 


Tapi tanpa adanya Tan, artinya Eun Sang sendirian. Dan jika ia sendirian namun muncul Young Do….apa yang akan terjadi? 

Saat Eun Sang mengambil makanan, Young Do merebut piringnya dan menaruhnya di mejanya. Ia ingin makan bersama Eun Sang. 

Aku yakin Young Do sebenarnya hanya ingin makan bersama Eun Sang. Tapi Eun Sang masih trauma karena ia melihat sendiri apa yang terjadi pada Joon Young saat duduk di kursi yang sama. Apalagi salah satu kroco Young Do juga ada di sana dan ia yang menggeser kursi agar Eun Sang duduk di hadapan Young Do. 


Tapi Eun Sang terlalu takut untuk duduk. Ia berkata ia tidak mau makan dengan Young Do dan hendak mengambil piringnya. Tapi Young Do menarik piring Eun Sang. 

“Aku akan dipermalukan jika kau bersikap seperti ini hanya karena makanan.” 

Eun Sang semakin takut saat kroco Young Do mendudukkan Eun Sang di kursi. Young Do mempersilakan Eun Sang makan. Bagaimana Eun Sang bisa makan??? 


Bo Na dan Ye Sol juga mengira Eun Sang adalah target bully Young Do berikutnya karena Eun Sang dipaksa duduk di kursi Joon Young. Walau tidak suka pada Eun Sang, Bo Na cukup khawatir dan bertanya-tanya di mana Chan Young dan Tan pada saat seperti ini. 


Young Do makan dengan lahap karena Eun Sang ada di hadapannya. Tapi ia kecewa melihat Eun Sang tidak menyentuh makanannya. 

“Aku duduk di sini…apa artinya?” tanya Eun Sang tanpa berani menatap Young Do. 

“Tidak ada. Aku hanya nyaman di tempat ini.” 

Eun Sang berkata jika Young Do hendak menggunakannya untuk membuat Tan marah maka sebaiknya Young Do berhenti. Karena ia tidak ada hubungannya dengan Tan. 

“Benarkah? Aku juga tidak ada hubungannya dengannya.” 


Tan masuk ke ruang makan. Ia melihat Eun Sang yang menunduk takut dan tidak menyentuh makanannya sementara Young Do makan di seberang Eun Sang. 

Ia menghampiri meja mereka dan melihat Eun Sang gemetar ketakutan. 


“Apa yang kaulakukan?” tanyanya. 

“Tidak bisakah kau lihat kami sedang makan bersama?” tanya Young Do. 

“Berdirilah.” 

Eun Sang tidak berani berdiri dan melirik Young Do dengan takut. 

“Kubilang berdiri!” bentak Tan. 

Eun Sang akhirnya berdiri. Tapi Young Do melempar sumpitnya. Hingga Eun Sang semakin takut. 


Young Do menghampiri Tan. Ia bertanya etiket makan seperti apa itu? Tan berusaha mengendalikan kemarahannya. Ia berkata Eun Sang sudah berjanji makan dengannya lebih dulu. 

Tan menarik Eun Sang pergi tapi Young Do menjulurkan kakinya hingga Eun Sang tersandung dan jatuh. Isi piringnya berhamburan di lantai dan mengotori seragamnya (itu kan seragam satu-satunya). Tan tak tahan lagi dan menarik kerah baju Young Do. 


Untunglah Eun Sang menghentikannya. Ia memohon agar Tan tak berkelahi karena ia yang terjatuh, bukan Tan. Young Do berkata sikap baiknya akhir-akhir ini tampaknya telah salah dimengerti. 

“Aku akan membunuhmu,” kata Tan marah. 

“Bukankah aku baru saja membuat Cha Eun Sang berlutut sebagai ganti dirimu?” ujar Young Do. 

Tan sangat marah dan hendak memukul Young Do lagi. Eun Sang memeganginya dan sambil menangis ia meminta Tan membawanya keluar dari sana. 


Tan akhirnya melepaskan Young Do dan membawa Eun Sang keluar dari tempat itu…melewati Rachel. 

Young Do tidak senang dengan apa yang baru saja terjadi. Sepertinya ia menyesal telah membuat Eun Sang seperti itu. 

Rachel menghampiri Young Do dan menyerahkan formulir kedatangan Eun Sang yang pernah direbutnya di pesawat. Tapi sebelumnya ia berkata Young Do memang sudah membuat Eun Sang berlutut, tapi juga memberikan tangan Eun Sang pada Tan. Young Do menyuruh Rachel percaya padanya. 


Eun Sang menangis dan berusaha menenangkan dirinya di atap sekolah. Tan memperhatikannya. 

“Apa kau tidak terluka?” tanyanya. 

Eun Sang mengangguk. 


“Biar kulihat,” Tan menghampiri. 

“Jangan mendekat! Pakaianku kotor.” 

“Diamlah, biar kulihat.” 

“Kubilang aku tidak apa-apa!” 

“Kubilang diamlah,” kata Tan kesal. Kesal pada dirinya sendiri karena Eun Sang mengalami hal seperti ini. Seandainya saja ia tadi bersama Eun Sang… 


Tan memeriksa tangan Eun Sang. Ponsel Eun Sang berbunyi. Dari Young Do. 

Eun Sang kembali ketakutan. Tan hendak merebut ponsel Eun Sang. 

“Jangan! Aku harus mengangkatnya.” 


“Jangan dijawab.” 

“Kau lihat kan? Walau aku menghindar dan mengabaikannya, tidak mempan padanya. Ia tahu aku bukan OKB. Ia tahu semuanya.” 

Tan berkata tidak apa-apa Young Do tahu, pokoknya jangan dijawab. 

“Bagaimana bisa tidak apa-apa? Choi Young Do sudah tahu!” 

“Sudah kubilang, jangan angkat!” 


Eun Sang menjawab teleponnya. 

“Ha-….” 

Belum selesai ia bicara, Tan sudah membungkamnya dengan ciuman. 


(Bersambung)

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger