Home » , » THE HEIRS (2014) EPISODE 8-1

THE HEIRS (2014) EPISODE 8-1

Written By Regina Kim on Wednesday, December 3, 2014 | 11:19 PM


Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs

Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20


CAST : 




SINOPSIS LENGKAP

Eun Sang terpana mendengar Tan mengakui kalau ia menyukainya. 

Tan berkata mulai sekarang ia akan mencampuri urusan Eun Sang di sekolah. Eun Sang bertanya apakah tidak ada hal lain yang lebih baik untuk Tan lakukan selain mengurusinya. Tan berkata Eun Sang tidak bisa berpura-pura tidak mendengar pengakuannya tadi. 

Eun Sang berusaha menghindar tapi Tan memintanya untuk menjawab lebih dulu. Eun Sang menatap Tan. 

Tiba-tiba telepon berdering. 


Ternyata Tuan Kim menelepon Tan, tapi Tan tidak mau menjawab teleponnya. Sedetik kemudian telepon Eun Sang yang berdering. Nyonya Han. 

Sigh….belum apa-apa mereka sudah diingatkan ada dua tembok besar yang akan menjadi penghalang hubungan mereka berdua 

Eun Sang hendak menjawab teleponnya tapi Tan melarangnya. Eun Sang berkata Nyonya Han yang meneleponnya. Tan tetap melarangnya. 

“Kau bisa mengabaikannya, tapi aku harus menjawabnya. Itulah perbedaan kau dan aku. Dan itulah jawabanku.” 

Tan malah merebut ponsel Eun Sang dan menjawab telepon dari ibunya. Ia berkata pada ibunya kalau saat ini ia sedang membicarakan hal penting dengan Eun Sang dan Eun Sang akan meneleponnya nanti. 


“Perbedaan bisa dikurangi. Sekarang, berikan aku jawaban lagi,” ujar Tan. 

“Berikan ponselku!” 

“Jawab aku!” 

“Aku tidak mengerti perkataanmu,” Eun Sang mulai putus asa dan hampir menangis. 

“Mulai sekarang sukai aku. Aku mulai menyukaimu. Bagian mana yang sulit (untuk dimengerti)?” tanya Tan. 

Tapi Eun Sang tidak mau menjawab dan terus meminta ponselnya dikembalikan. Tan bersikeras meminta jawaban dari Eun Sang. Eun Sang malah mengoceh ponsel itu masih dalam periode kontrak dan ponsel itu barang mewah baginya. Dengan ponsel itu ia berkomunikasi dengan ibunya dan dengan rekan kerjanya. 

“Kembalikan ponselku!!” serunya. 

Tan menatap Eun Sang. 

“Apakah aku akan menjadi pria gila jika aku ingin memelukmu sekarang ini?” 

“Kau akan mati!” 


Tan menarik Eun Sang dalam pelukannya. 

“Jangan menangis. Juga jangan katakan kau tidak menyukaiku. Paling tidak katakan kau akan memikirkannya. Kumohon….” 

Eun Sang menangis tanpa suara dalam pelukan Tan. 


Menarik bahwa Eun Sang tidak bisa langsung menolak Tan. Tadinya aku pikir ia akan menolak karena menyadari jurang perbedaan mereka yang terlalu lebar. Artinya Eun Sang tidak bisa memungkiri ia menyukai Tan, namun juga tidak berani menerima dan hanya bisa mengakui mereka sangat berbeda. Sepertinya Tan juga menyadari hal itu, karena itu ia hanya bisa menatap Eun Sang dengan sedih ketika Eun Sang berceloteh mengenai ponselnya. 

Begitu pulang ke rumah, Tan langsung direcoki ibunya yang bertanya mengapa Tan menemui Eun Sang. Tan beralasan ia membutuhkan bantuan Eun Sang. 

“Aku memukul seseorang di sekolah jadi aku memintanya untuk tidak melaporkan pada Ibu.” 

“Siapa yang kaupukul? Apa ia lebih kaya dari kita?” tanya ibunya. 

“Apa Ibu tidak ingin tahu kenapa aku memukulnya?” tanya Tan kesal. 

“Oh…harusnya aku menanyakan itu dulu?” tanya Nyonya Han polos. 

Tan berkata sepertinya ayahnya sudah tahu hingga meneleponnya. Nyonya Han berkata tentu saja Tuan Kim sudah tahu, tidak mungkin Nyonya Jung tidak melaporkannya. Tan pergi menemui ayahnya diiringi nasihat ibunya untuk meminta maaf pada ayahnya. 


Nyonya Han lalu meminta Eun Sang menemuinya. Ia bertanya siapa yang dipukul Tan di sekolah, tapi Eun Sang tidak mau memberitahunya dan meminta Nyonya Han menanyakannya sendiri pada Tan. 

Nyonya Han jadi kesal dan memarahi Eun Sang. Ia juga mengingatkan Eun Sang untuk tidak menemui Tan di luar rumah. Jika Eun Sang terus bersikap seperti ini, maka Eun Sang dan ibunya tidak bisa lebih lama tinggal di rumah ini. Eun Sang meminta maaf pada Nyonya Han. 


Sementara itu Tan juga diinterogasi ayahnya mengenai alasan Tan memukul Young Do. Tan berkata sudah terlambat bagi ayahnya untuk tertarik pada masalahnya. Sebelum ke Amerika dan setelahnya, ia melakukan hal yang lebih buruk. Tapi ayahnya tidak pernah tertarik sebelumnya. Setiap kali ia menelepon ayahnya, ayahnya selalu beralasan sibuk. 

Tuan Kim berkata ia sibuk menjalankan perusahaan. 

“Berkat Ayah, aku dan kakak menerima lebih banyak warisan daripada perhatian,” ujar Tan. Ia lalu pamit pada ayahnya. 

Tuan Kim mengingatkan kalau ibu Tan (Nyonya Jung) adalah kepsek di sekolah itu. Jadi Tan jangan melakukan apapun yang akan menjadi bahan pembicaraan orang lain. 

“Ibuku bukan Kepsek, tapi wanita yang tinggal bersama Ayah.” 

Wow…. Tan sepertinya tidak akan berdiam diri lagi menerima semuanya Dan Tuan Kim….siapa yang menabur, ia yang akan menuai… 


Tan keluar dari ruangan ayahnya dan berpapasan dengan Eun Sang yang baru keluar dari kamar ibunya. Ia langsung bertanya apa yang dikatakan ibunya. Ia khawatir Eun Sang dimarahi. Tapi Eun Sang berkata ibu Tan berhak untuk marah. Ia meminta Tan untuk tidak berbicara dengannya selama mereka di rumah. Ia tidak ingin lelah lagi. Eun Sang lalu pergi tanpa menghiraukan panggilan Tan. 


Tapi Tan tidak bisa membiarkan hal itu. Ia mengikuti Eun Sang ke dapur dan bertanya apa yang dikatakan ibunya pada Eun Sang. Jika ia meminta maaf untuk ibunya, apakah Eun Sang mau menerimanya? 

Tapi Eun Sang tidak ingin lagi membicarakannya. Ia menyuruh Tan pergi karena ia gugup kalau-kalau Nyonya Han melihat mereka. Tan berusaha bercanda dengan bertanya apakah Eun Sang gugup karena itu, bukan karena sedang bersamanya saat ini? 

“Aku sedang tidak ingin bercanda.” 

“Kalau begitu kita bercanda saja. Aku ingin membuatmu merasa lebih baik.” Ehm..apa ngga ada cara lain? 

“Pergilah…” 

“Kenapa kau terus menyuruhku pergi,” protes Tan. “Ini kan rumahku.” 

“Benar. Kalau begitu aku yang pergi.” 

Tan berkata ke manapun Eun Sang pergi, itu tetap rumahnya. Apakah Eun Sang tidak tahu betapa senangnya ia karena Eun Sang ada di rumahnya? Untuk sesaat Eun Sang tersentuh dengan perkataan Tan, tapi ia menahan dirinya dan mengucapkan selamat malam lalu pergi. 


Tan kembali ke kamarnya. Ia menemukan sebuah buku di tempat tidurnya. Itu adalah buku puisi berjudul “Seakan Kita Hidup Bersama”. 

Sementara itu Eun Sang tidak bisa memejamkan mata. Ia teringat kebersamaannya dengan Tan di Amerika, juga saat mereka naik taksi pergi ke sekolah pagi ini. Eun Sang lalu menyetel alarmnya setengah jam lebih pagi. 

Tiba-tiba ada pesan masuk ke SNSnya. Tan mengiriminya foto buku yang ada di tempat tidurnya. 

“Seakan Kita Tidur (kata ‘hidup’ diganti oleh kata ‘tidur’) Bersama” Judul yang sekarang tertera pada buku itu. Diikuti ucapan selamat malam dari Tan. Eun Sang tersenyum sedikit membacanya. 


Eun Sang berangkat lebih pagi lagi dari biasanya agar tidak bertemu Tan. Tapi ternyata Tan sudah duduk dengan manis menunggunya di halaman sekolah. 

Tan berkata ia tidak bergurau saat ia mengatakan akan ikut campur urusan Eun Sang mulai sekarang. Ia memberi isyarat agar Eun Sang duduk di sebelahnya. Eun Sang duduk dan berkata ia juga sudah mengatakan pada Tan memangnya tidak ada hal yang lebih baik untuk dilakukan. 


“Aku tidak mendengarnya.” 

“Kau dengar.” 

“Aku tidak ingat,” jawab Tan ringan. 

Ia melihat Eun Sang membawa sebotol air minum dan sepotong kue. Ia berkata tidak mungkin sepotong kue cukup untuk sarapan. Eun Sang memelototinya. Tan berkata ia akan pergi sekarang setelah melihat Eun Sang datang ke sekolah. 

“Kenapa? Apa kau pikir aku tidak akan datang?” 

“Aku memikirkan semua hal, semalaman.” 

Ia mengacak sayang rambut Eun Sang dan mengajaknya bertemu saat istirahat. “Pastikan kau mendengar pelajaran dengan baik.” 


Sekretaris Yoon menemui Won di kamar hotelnya karena Won semalaman sulit dihubungi dan tidak ada di kamar. Won berkata semalam ia menemui seseorang dan tidak membawa ponselnya. Memangnya apa yang begitu penting? 

Sekretaris Yoon berkata Presdir Choi dari hotel Zeus (ayah Young Do) ingin mengajak Won sarapan bersama.Tapi Won tidak menganggap Presdi Choi orang sepenting itu dan sedekat itu. 

“Katakan padanya aku berhenti makan.” 

Sekretaris Yoon tertawa namun menyarankan Won menemui Presdir Choi. Karena mungkin saja ada suatu saat mereka harus mendekati Presdir Choi dan ganti mengajak bertemu. 


Won menghadiri rapat dewan direksi Grup Empire (Jeguk). Dewan direksi melaporkan Union Hotel yang ingin mengubah kontrak. Won bertanya-tanya Union Hotel mendapat dukungan dari mana hingga berani mengajukan permintaan seperti itu. Dewan direksi melaporkan Hotel Union mendapat investasi dari Cina dan juga Union merasa percaya diri karena Empire menghapus Hotel Zeus dari daftar partner potensial Jeguk. 

Won memerintahkan agar dewan direksi mengevaluasi ulang jaringan hotel internasional yang berencana ekspansi ke Korea dan memasukkan kembali nama Hotel Zeus sebagai calon partner. 

Sekretaris Yoon bertanya bagaimana dengan undangan sarapan Presdir Choi yang telah dibatalkan oleh Won. Won tidak merisaukan hal itu. Empire akan bersikap jual mahal hingga Hotel Zeus kembali menghubungi. Ia juga memerintahkan agar Hotel Union tahu bahwa Hotel Zeus kembali menjadi kandidat potensial partner Jeguk. 


Setelah rapat, Won bertanya pada Sekretaris Yoon mengenai tes kesehatan yang akan dilakukan Tuan Kim hari ini. Ia mengura Sekretaris Yoon akan mendampingin ayahnya. Sekretaris Yoon bertanya apakah ia tidak perlu pergi? Won balik bertanya memangnya Sekretaris Yoon tidak akan pergi jika ia tidak memintanya. 

Hehe…aku jadi bingung, Won ini cemburu karena Sekretaris Yoon begitu dipercayai ayahnya atau ia cemburu karena Sekretaris Yoon tampaknya lebih menurut pada ayahnya >,< Bahkan Sekretaris Yoon juga bingung dengan sikap Won. 


Nyonya Han mengeluh sakit kepala saat ia bangun tidur. Ibu Eun Sang memarahi Nyonya Han melalui tulisanya bahwa itu karena kebiasaan buruk Nyonya Han minum minuman beralkohol. Tapi ia lalu menyadari tidak sopan menegur majika seperti itu. Karena itu ia tidak meneruskan menulis dan menyembunyikan notesnya. 

Tapi Nyonya Han yang sempat melihatnya menulis dan melihat ekspresi gugup ibu Eun Sang, langsung menduga ibu Eun Sang sedang mengata-ngatainya lewat tulisan. Ia hendak merebut notes itu dari ibu Eun Sang. Keduanya rebutan. 


Ibu Eun Sang lalu mengambil bantal sebagai tameng. Nyonya Han tak menyerah. Sekarang mereka rebutan bantal. Bantal pun sobek, dan isinya berhamburan. 


Keduanya terpana. 

“Ahjumma…” 

“Ya, Nyonya….” ujar ibu Eun Sang dalam hati, sambil tersenyum melihat hujan bulu. 


“Kukira isinya bulu angsa….ternyata bulu ayam. Aku telah ditipu.” LOL XD 

Namun tidak mungkin mengembalikan bantal itu sekarang (karena belinya sudah lama). Tapi melihat bulu ayam, Nyonya Han jadi ingin makan ayam dan minum bir. 

“Nyonya belum sadar juga,” tulis ibu Eun Sang di notesnya. 

“Ada apa, ahjumma?” tanya Nyonya Han. 

Ibu Eun Sang buru-buru kabur. 


Eun Sang heran melihat Tan berdiri di luar studio penyiaran dan bertanya sedang apa Tan di sana. Tan berkata ia mendengar Eun Sang berbicara dengan Hyo Shin di telepon. Apakah Eun Sang diterima? 

Eun Sang tidak tahu ia diterima atau tidak. Hyo Shin tidak mau memberitahunya lewat telepon. Tan bertanya apakah Eun Sang membutuhkan pendekatannya, ia cukup dekat dengan Hyo Shin. 

“Pendekatan apa?” 

“Pendekatan tubuh,” gurau Tan sambil membuka sedikit jas luarnya. 


Ia bertanya apakah Eun Sang sudah memikirkan apa yang ia katakan. Bukannya menjawab, Eun Sang meminta Tan logout dari SNS-nya. Hah? Jadi Tan belum logout? Dasaaar ;p 

Bo Na keluar dari studio penyiaran dan langsung berbalik masuk begitu melihat Tan. Di saat yang sama Chan Young hendak menjemput Bo Na dan memanggilnya. Bo Na terpaksa menghadapi kekasihnya (Chan Young) dengan mantan kekasihnya (Tan) berdiri di belakangnya. 

Chan Young memberi sekaleng minuman dan berkata ia fans Bo Na. Bo Na berterima kasih, dan berkata ia tidak bisa memberi tandatangan. 


Tan bergidik mendengar ke”cute” an pasangan itu. Eun Sang mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri dari Tan dengan menghampiri Chan Young dan meminta bantuannya untuk memberitahu bahan UTS. Sekaligus memberi isyarat lewat mata agar Chan Young membantunya. 


Bo Na dan Tan tentu saja jadi kesal ditinggal begitu saja. Bo Na berkata pada Tan kalau ia merasa tidak nyaman Tan muncul begitu saja. 

“Kau bukannya masih punya perasaan padaku, kan?” 

“Masihkah?” tanya Tan jahil. 

“Aku tahu kau akan seperti ini. Hei, Kim Tan! Aku benar-benar bahagia bersama Chan Young.” 

“Kau juga dulu bahagia bersamaku. Apa kau masih menyukaiku?” 

“Apa maksudmu? Aku hanya pernah menyukaimu,” gumam Bo Na tak yakin. O-ow… 

Tan berkata Bo Na masih cute. Bo Na berkata ia ingin membuatnya jelas, ia tidak menyukai Tan lagi. 

“Aku menyukaimu.” 

“Hei, aku sudah punya pacar!” 

“Kalau begitu apa pacarmu tahu bahwa aku menyukaimu?” seloroh Tan. Hihi…jailnya lagi kumat XD 

“Bagaimana mungkin ia tahu? Ah yang benar saja…pokoknya lupakan aku!” Bo Na bergegas pergi. 


Chan Young bertanya apakah terjadi sesuatu antara Eun Sang dan Tan. Kenapa Eun Sang menghindari Tan? Eun Sang berkata alasannya tidak hanya satu. Ia adalah anak pelayan sedangkan Tan adalah seorang pangeran. 

Chan Young berkata ayahnya (Sekretaris Yoon ) bertanya apakah Eun Sang baik-baik saja di sekolah. Eun Sang jadi ingat dulu saat di sekolah yang lama (mungkin waktu SD atau SMP, saat ia satu sekolah dengan Chan Young), Chan Young menjadi perbincangan banyak murid karena ayahnya bekerja di perusahaan besar. Chan Young berkata ia menyadari saat ia datang ke sekolah ini, teman sekelasnya adalah pemilik perusahaan besar itu. 

Eun Sang berkata ia berniat memberitahu semua murid kalau ia sebenarnya bukan OKB setelah UTS berakhir. Tapi Chan Young melarangnya. Ia menyarankan Eun Sang berbohong sebaik mungkin jika bisa dan lulus dari sekolah ini. 

Eun Sang heran mengapa Chan Young bahkan menyuruhnya terus berbohong. Chan Young berkata Joon Young pindah sekolah hari ini. Bukan tidak mungkin Eun Sang bernasib sama jika mengaku siapa dia sebenarnya. 


Eun Sang melihat kepergian Joon Young dengan sedih karena ia belum sempat mengucapkan terima kasih atas bantuan Joon Young. Ye Sol datang bersama teman-temannya. Mereka bertanya apa yang Eun Sang lihat. Eun Sang tak berani menjawab ia melihat Joon Young. 

Salah satu dari mereka melihat Joon Young. Dan seorang dari mereka berkomentar akan lebih baik jika semua murid yang bersekolah karena tunjangan dikeluarkan dari sekolah ini. Mendengar itu Eun Sang bagai mendapat pukulan telak di dadanya. 

Sigh….anak-anak yang tidak sehat cara berpikirnya. Tapi masalah seperti ini sebenarnya terjadi juga di sekolah-sekolah kita dan seharusnya menjadi perhatian banyak pihak :( 


Eun Sang dengan lesu berjalan ke lokernya. Ponselnya bergetar. Eun Sang melihat peneleponnya: “Jangan Dijawab” 

Eun Sang ragu sesaat namun memutuskan tak menjawab telepon itu. Young Do muncul di belakangnya. Sangat dekat hingga Eun Sang terkejut dan berseru kaget. 

“Jangan dijawab apa? Perasaanku?” tanya Young Do. 


“Minggir,” ujar Eun Sang. 

Young Do berkata sungguh disayangkan, bagaimana bisa Eun Sang menamainya “Jangan Dijawab” padahal ia sudah menraktir jjajangmyun. 

“Apa kau akan mengubahnya, chingu (teman)?” 

“Kenapa kita jadi teman?” 

“Kalau begitu kau ingin jadi bunga?” 

Eun Sang menyuruh Young Do minggir karena ia harus masuk kelas. Young Do meminta Eun Sang tidak bersikap seperti itu. Ia jadi penasaran dengan nama apa Eun Sang menyimpan nomor telepon Tan. 

“Bisakah berikan ponselmu?” tanyanya. 

Eun Sang langsung mengubah nama “Jangan Dijawab” menjadi “Choi Young Do”. Namun Young Do jadi berpikir ia tidak bisa menyelesaikan apapun dengan Eun Sang tanpa membawa-bawa Kim Tan. 


Young Do berkata nama Eun Sang terpampang di papan buletin sekolah. Ia memberi selamat pada Eun Sang. 

Eun Sang kaget. Kenapa namanya ada di papan sekolah? 

Young Do bertanya mengapa Eun Sang sekaget itu. Apa Eun Sang membuat kesalahan? Ya iyalah…kalau Young Do yang memberitahu mau tidak mau langsung berpikir buruk 


Eun Sang bergegas pergi ke buletin sekolah dan mendapati ia diterima oleh Hyo Shin menjadi PD di JBS (Jeguk Broadcasting Studio?). Bo Na ikut melihatnya dan mencabut pengumuman itu karena merasa Hyo Shin terlalu membesar-besarkan diterimanya Eun Sang dalam studio mereka. Di balik pengumuman itu Eun Sang melihat secarik kertas lain. Ia terpaku. 

Bo Na menasihati Eun Sang untuk berusaha menjalani kehidupan di sekolah ini dengan tenang (tidak menonjol), apalagi Eun Sang sudah berbohong mengenai keadaan sebenarnya. Tapi Eun Sang tidak mendengarkan perkataan Bo Na. Matanya tetap tertuju pada papan buletin. 

Di sana tertempel catatan perpisahan yang ia tempelkan di papan buletin sekolah Tan di Amerika. Untunglah Eun Sang tidak mencantumkan nama karena Bo Na mengomel ada remaja yang berani-beraninya berpacaran di tempat suci seperti sekolah. Hah? Sendirinya? 


Eun Sang membawa kertas itu dan menemui Tan. Ia bertanya bagaimana Tan melihat kertas itu. Ia merasa ajaib Tan bisa melihat kertas itu di tengah-tengah begitu banyak kertas lain. 

“Walau aku memohon agar kau meneleponku, kau tidak menelepon (ketika di Amerika, Tan pernah menelepon Chan Young dan menitipkan pesan agar Eun Sang meneleponnya tapi Eun Sang tidak menelepon). Tapi kau menempel kertas itu di papan buletin?” tanya Tan. 

Eun Sang berkata ia tidak tahu Tan akan melihat kertas itu. Dan lagi kenapa Tan ingin ia meneleponnya? Tan berkata seharusnya Eun Sang menanyakan itu lebih awal. Ia ingin mengatakan sesuatu waktu itu. 


“Apa yang ingin kaukatakan?” 

“Kau di mana…. Kau bersama siapa… Kapan kau pergi….. Bisakah kau tidak pergi…. Jangan pergi… Tinggallah bersamaku lebih lama… Aku merindukanmu,” jawab Tan sambil terus menatap Eun Sang. 

Aww….gadis mana yang tidak tersentuh mendengar kata-kata itu >,< 


Jika Eun Sang tersentuh, Rachel meradang melihat keduanya dari jauh. Hyo Shin kebetulah lewat. Ia melihat Rachel terpaku memandang sesuatu dan mengikuti arah pandangannya. 

“Kau pasti merasa terganggu,” ujarnya. 

“Terlihat buruk, kan?” kata Rachel. 

“Menyenangkan. Aku suka kisah cinta yang bodoh,” kata Hyo Shin tersenyum. 


Tan berkata walau ia datang ke Korea bukan karena Eun Sang, tapi Eun Sang juga menjadi salah satu alasannya ia kembali. Ia lagi-lagi menanyakan apakah Eun Sang sedang memikirkan perkataannya (pengakuannya). 

Eun Sang berkata ia harus pergi ke kelas lalu berbalik pergi. Tan bertanya apakah Eun Sang tahu harus berjalan ke mana. Aku tahu, jawab Eun Sang tanpa menoleh. Tan memberitahu ruangan yang benar. Dan ternyata di arah sebaliknya hahaha^^ 

Syuuuut…. Eun Sang berbalik dan berjalan melewati Tan. 


Hyo Shin bertanya perlukah ia memukul Tan untuk Rachel. Tan berkata jika ada yang boleh memukul Tan, maka ia orangnya. Ia berkata ujian masuk universitas tinggal sebentar lagi, bukankah Hyo Shin harus belajar? 

Hyo Shin berkata ia sendiri tidak tahu ia akan jadi apa jika terus seperti ini. Rachel berkata setidaknya Hyo Shin akan sehat, menunjuk ke arah suplemen herbal yang diminum Hyo Shin. 

“Tunggulah setahun lagi, tubuhmu tidak akan terasa seperti berusia 18 tahun,” gurau Hyo Shin. Rachel tersenyum geli mendengarnya. 

“Walau kau tersenyum seperti itu, aku tidak akan membaginya (suplemen herbal),” sambung Hyo Shin. 

“Apa aku tersenyum?” tanya Rachel bingung. 

“Ya, dengan cukup cantik. Aku yakin ia juga melihatnya,” Hyo Shin menggerakkan kepala ke arah Tan yang memandang mereka dari kejauhan. 


Tan mengajak Rachel bicara. Tan mengaku pada Rachel kalau ia menyukai Eun Sang. 

“Akhirnya kau mengeluarkan kata-kata itu, Kim Tan. Tapi, memangnya kenapa kalau kau menyukai Cha Eun Sang? Kau ingin aku memberimu ijin? Atau haruskah aku menyingkir? Apa kau pikir aku tidak tahu?” 

“Siapapun yang aku temui, aku tidak membutuhkan ijinmu.” 

Rachel bertanya mengapa Tan kembali kekanakkan. Anggap saja ia menyerah dan Tan tidak memerlukan ijinnya, tapi dalam lingkup sosial mereka sudah jelas pasangan Tan tidak mungkin Eun Sang. Jika bukan dirinya, maka pasti puteri chaebol perusahaan lain. 


Tan berkata ia tahu dan bukannya ia tidak pernah memikirkan hal itu. Tapi saat ini ia tidak akan berpikir. Ia akan berpikir dan mengkhawatirkan hal itu nanti. Sekarang, ia hanya akan menyukai Eun Sang. 

Selain Rachel, masih banyak gunung (halangan) yang harus dihadapinya. Jadi ia hanya ingin berjalan memutar dibandingkan harus mendaki dan melewati gunung Rachel, karena mereka dulu berteman. 

Rachel berkata wajar saja pemuda berusia 18 tahun melakukan apa yang diinginkannya tanpa memikirkan akibatnya. Tapi jika Tan berpikir ia tidak akan terluka, maka Tan salah besar. 


Sekretaris Yoon menemui Tuan Kim yang berada di rumah sakit setelah melakukan pemeriksaan kesehatan. Ia sempat melihat amplop Jeguk yang dibawa oleh pria yang kemarin ia lihat, terletak di meja dekat tempat tidur Tuan Kim. 

Tuan Kim bertanya apakah Sekretaris Yoon sudah menemui Hyun Joo. Sekretaris Yoon melaporkan ia sudah mengirim sms dan sedang menunggu balasannya. 

“Temui dia dan bereskan semua hal pada akhir bulan ini,” perintah Tuan Kim. Ia lalu berkata seingatnya Sekretaris Yoon yang memperkenalkan ibu Eun Sang ke rumah keluarga Kim. Ia bertanya bagaimana Sekretaris Yoon mengenal ibu Eun Sang. 


Sekretaris Yoon dulu bertetangga dengan keluarga Eun Sang. Ayah dan ibu Eun Sang pernah memiliki kedai makanan. Keadaan mereka sulit tapi mereka orang baik. 

Tuan Kim tahu dari Nyonya Han kalau ibu Eun Sang memiliki hutang. Sekretaris Yoon berkata itu adalah hutang rumah sakit karena ayah Eun Sang sempat dirawat selama beberapa waktu di rumah sakit sebelum meninggal. Namun hutang itu terus dibayar secara teratur. 

Tuan Kim bertanya apakah Sekretaris Yoon tahu ia mengirim Eun Sang ke SMA Jeguk. Sekretaris Yoon berkata ia sudah dengar dari puteranya. Dan ia ingin tahu mengapa Tuan Kim mengirim Eun Sang ke SMA Jeguk, mengira Tuan Kim memang berbaik hati demi masa depan Eun Sang. 

“Agar ia tahu mengapa ia tidak boleh berada di dekat Tan. Dia akan mendengar hal itu setidaknya dari seratus mulut,” kata Tuan Kim. 


[Bersambung]
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger