Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
CAST :
SINOPSIS LENGKAP
Tan mendapati apartemen sekarang telah kosong. Tak ada Eun Sang di sana. Ia berdiri termangu di dalam apartemen yang gelap, dan ingat bagaimana ayahnya menyuruhnya untuk mengingat hari ini, “Karena kau mengayunkan pedangmu, sebagai gantinya kau kehilangan gadis itu.”
Tak kuat menahan perasaannya, Tan jatuh dan menangis tersedu-sedu. Ia mencengkeram dadanya, seakan ingin menyakiti dadanya agar bisa mengabaikan sakit di hatinya.
Di jalan, Tan mencoba menelepon Eun Sang, tapi ternyata nomor telepon Eun Sang sudah mati. Eun Sang benar-benar memutuskan satu-satunya penghubung yang bisa mempertemukannya dengan gadis itu. Tan kembali menangis saat mengingat senyum terakhir Eun Sang saat mengantarkannya pergi dari apartemen.
Kembali ke rumah, Tan menemui ayahnya untuk mengatakan kalau Eun Sang sudah pergi dan ia tak dapat menemukannya, “Apa yang Ayah lakukan padanya? Kemana ayah menyuruhnya pergi?”
Presdir Kim malah mengatakan kalau semua ini adalah kesalahan Tan. “Kau yang membuat semua ini terjadi sehingga ia bahkan tak berani melihatmu.”
Tan mengaku kalau semua ini adalah kesalahannya. Ia yang menatap Eun Sang, ia yang memintanya untuk berani. Karena itu seharusnya ia yang pergi. Ia yang naik pesawat itu.
Dengan nada sinis Tan bertanya mengapa ayahnya tak mau melakukannya, “Apa Ayah tak bisa mengirimku pergi karena akau adalah jaminan untuk kakakku? Siapa yang memberi hak pada Ayah untuk menghancurkan hidup seseorang?!”
“Aku hanya menyarankan agar ia menjalani kehidupan yang pantas untuknya,” jawab Presdir Kim tak acuh. “Ia akan keluar dari sekolah.”
Tan meminta ayahnya untuk tak melakukan hal itu. Tapi Presdir Kim memberi Tan peringatan untuk tak mencari Eun Sang lagi, “Di saat kau menemukannya, kehidupannya akan benar-benar hancur. Kembalilah ke kamarmu sekarang.”
Setelah menerima telepon Tan, Chan Young memberitahu ayahnya kalau Eun Sang menghilang dan telepon Eun Sang bahkan juga sudah dimatikan. Sekretaris Yoon memeberitahu kalau Eun Sang memang sudah pergi dan ia membantunya.
Chan Young terkejut dan minta diberitahu ke mana Eun Sang pergi. Sekretaris Yoon pun tak tahu. Eun Sang memintanya untuk tak bertanya apapun. Chan Young marah karena Eun Sang pergi tanpa memberitahukannya, “Apakah semua ini terjadi gara-gara Kim Tan? Ia tak pergi ke luar negeri, kan?”
Sekretaris Yoon tak bisa menjawab semua pertanyaan anaknya dan meminta Chan Young untuk menanyakan sendiri pada Eun Sang nanti. Eun Sang berjanji akan meneleponnya setelah ia mapan dan juga akan menelepon jika ada sesuatu yang terjadi, “Mari kita tunggu saja.”
Teman-teman sekelas Eun Sang tahu kalau Eun Sang hari ini absen, tapi mereka tak peduli. Myung Soo bertanya pada Bo Na mengapa Eun Sang hari ini tak masuk? Myung Soo bertanya sekaligus ingin mengobarkan rasa cemburu Bo Na, “Apa mungkin Chan Young tahu alasan Eun Sang tak masuk?”
Tak seperti biasanya, Bo Na malah nampak khawatir. Apa mungkin Eun Sang sakit, karena Eun Sang tak membalas SMS-nya. Daripada SMS, Myung Soo menyuruh Bo Na untuk menelepon Eun Sang.
Tapi Bo Na gengsi, “Nanti aku merasa kalau aku benar-benar berteman dengannya.” Dan dengan melirik Rachel yang duduk di depannya, Bo Na menyindir judes, “Apa mungkin ada orang yang mengganggunya lagi?”
Rachel sadar kalau Bo Na menyindirnya. Ia memilih pergi. Tapi belum sempat ia membuka pintu, pintu itu sudah terbuka. Tan masuk dan langsung menghampiri Chan Young, tanpa basa-basi bertanya, “Dia meneleponmu atau tidak?”
Dengan nada dingin, Chan Young menyuruh Tan untuk tak mencari Eun Sang melaluinya, “Karena kupikir karena kesalahanmulah makanya ia pergi. Iya, kan?”
Belum sempat Tan menjawab, Young Do masuk. Dan melihat ekspresi Young Do, Chan Young langsung menjawab sebelum ditanya, “Jangan tanya padaku.” Chan Young berdiri dan mengajak Bo Na pergi.
Dan Young Do menyuruh semua anak untuk keluar dari kelas karena ia ingin bicara dengan Tan. Semua anak keluar, termasuk Myung Soo, walau Myung Soo sempat mengancam, “Aku ada di depan pintu! Aku tak akan meninggalkan kalian berdua lagi. Jadi jangan berkelahi lagi!”
Aww… benar-benar teman baik.
Ditinggal berdua saja, Young Do memuji Tan yang berhasil menyingkirkan Eun Sang. Ia juga bertanya apa mungkin Eun Sang masih hidup? Disindir seperti itu, Tan hanya menahan sabar. Ia sedang tidak mood untuk berkelahi dengan Young Do. Dengan serius ia berkata, “Aku akan akan mencari Eun Sang dengan caraku sendiri. Kau bisa mencarinya dengan caramu sendiri.”
Young Do bertanya apa Eun Sang ada di Korea atau tidak? Tan seharusnya tahu tentang ini. Tan menjawab kalau ia akan mencari tahu. Ia akan menemukan Eun Sang dimanapun gadis itu berada.
Yang pertama Tan lakukan adalah menemui Nyonya Jung dan meminta agar Eun Sang tak dikeluarkan dari sekolah, walau ayahnya memerintahkan hal itu. Ia yakin kalau Eun Sang akan kembali. Nyonya Jung bertanya apakah ini adalah permintaan Tan? Tan menjawab, “Saya sedang membuat kesepakatan. Give and take. Ibu mungkin akan membutuhkan bantuan saya nanti.”
Hmm.. apakah Tan mencium kalau mungkin ada pemberontakan di sisi yang tak terduga?
Young Do memeriksa dokumen milik Eun Sang di klub broadcasting. Hyo Sin muncul dan mengambil dokumen yang dipegang Young Do, “Siapa yang memberimu ijin untuk menggeledah?”
“Aku sedang melakukan investigasi. Apakah Cha Eun Sang meninggalkan hal yang lainnya?” tanya Young Do.
Hyo Sin heran mendengar ucapan Young Do ditambah lagi dengan Tan muncul dan langsung meminta Hyo Sin untuk membantunya. Tan memberikan copy paspor Eun Sang, yang segera direbut oleh Young Do.
Sambil mengamati salinan paspor itu, Young Do menjelaskan kalau Eun Sang hari ini tak masuk sekolah, “Dan ia juga tak akan masuk besok.”
Hyo Sin bertanya pada Tan apa yang sedang terjadi. Tapi Tan tak menjelaskan, hanya meminta agar Hyo Sin bisa mencarikan catatan kepergian Eun Sang keluar negeri dengan segera. Dan Tan pun langsung pergi setelah meminta Hyo Sin untuk meneleponnya jika ada kabar.
Hyo Sin merebut copy paspor dari tangan Young Do dan menghardiknya, “Apa kau akan tetap tinggal di sini hingga aku menendangmu keluar?”
Tahu jawaban Young Do? “Berhentilah pilih kasih. Kau sedang melukai perasaanku.”
Ibu-ibu kaya dari sekolah Jeguk bertemu dan salah satu ibu yang tak mengikuti pertemuan terakhir menyelamati Esther akan pernikahanny. Esther berkata kalau persiapan pernikahannya belum selesai.
Ibu Myung Soo bertanya apa tindakan Esther itu tepat? Secara sambil lalu Ibu Myung Soo mengatakan kalau Hotel Zeus sekarang sedang diselidiki oleh kejaksaan. Esther baru mendengar tentang hal ini dan melirik ibu Hyo Sin. Ibu Hyo Sin tak menatap Esther saat ia menjawab tak tahu.
Tapi Esther tak percaya akan hal itu. Ia mendedikasikan waktunya selama 2 tahun dalam perkumpulan ibu-ibu ini untuk mendapatkan informasi dari dalam seperti sekarang ini. Dengan gaya paling anggun yang pernah saya lihat, Ibu Hyo Sin berkata kalau ia butuh ke restroom.
Seperti memahami kalau ucapan itu adalah sebuah kode, Esther pun berkata kalau ia juga ingin ke restroom.
Won mendatangi Sekretaris Yoon dengan membawa papan namanya yang baru, dengan gelar Wakil Presiden Direktur Yoon Jae Ho.
Oke.. kita panggil ayah Chan Young ini dengan Yoon aja, ya.. Siapa tahu ia nanti akan menjadi Presdir.
Won berkata kalau papan nama itu adalah hadiahnya untuk Yoon, “Sekarang kau ada di pihakku. Dan aku ingin memberitahukan, kalau aku tak suka diduakan.” Ia mengulurkan tangan dan menyalami bawahannya, “Senang bekerja denganmu, Wapresdir Yoon.”
Tan meminta pihak sekuriti untuk memberikan rekaman CCTV selama 4 hari terakhir kepadanya. Mereka memperbolehkan namun mereka harus memberitahukan hal ini pada Presdir Kim. Tan tak peduli.
Dan Tan pun mulai melihat CCTV, terutama yang ada di pintu gerbang. Ia baru saja menemukan rekaman truk yang mulai mengangkuti barang-barang Eun Sang, saat Hyo Sin meneleponnya. Hyo Sin memberitahu kalau tak ada catatan kepergian Eun Sang keluar negeri. Eun Sang bahkan tak melaporkan kalau paspornya hilang.
Tan menghela nafas lega karena itu berarti Eun Sang masih ada di dalam negeri. Ia bertanya bagaimana Hyo Sin bisa mendapatkan informasi itu? Hyo Sin menjawab, “Rahasia. Jadi semua adalah kesalahanmu kalau aku dikeluarkan.”
Tan berterima kasih pada Hyo Sin. Hal yang selanjutnya ia lakukan adalah menelepon Young Do untuk memberitahukan kalau Eun Sang masih ada di Korea. Tan memberitahukan hal ini karena ia merasa dua orang yang mencari akan lebih baik daripada satu. Mereka harus segera menemukan Eun Sang karena sebentar lagi UAS.
Tan masih mendengarkan Young Do yang menagih hutang setelah membantunya kabur dari rumah. Tapi ia tak mendengarkan lagi karena ia melihat sesuatu di rekaman CCTV itu. Lebih tepatnya seseorang.
Dengan sedih, Eun Sang melambaikan tangannya ke kamera CCTV, seakan tahu kalau Tan akan melihatnya.
Young Do kesal karena tak ada tanggapan dari Tan. Ia akhirnya mematikan handphonenya. Tapi informasi dari Tan ini, membuat ia memiliki sebuah rencana. Ia membuka website resmi Hotel Zeus, dan membuka halaman Contact Us.
Young Do berpura-pura sebagai Eun Sang dengan menggunakan username Young Do Lover (ha!), ia menuliskan pesan di sana. Bunyinya seperti ini : Perhatian, Admin! Saya ingin memberitahukan beberapa rahasia tentang pewaris Hotel Zeus, Choi Young Do. Choi Young do menggunakan wajah tampannya dan pesona yang tak terbatas untuk membuatku jatuh. Ia mengancamku agar aku mau makan jjajangmyun bersamanya. Ia menarikku dan mendorongku ke dalam kolam.
Young Do terlihat menyesal saat mengingat saat-saat itu. Namun ia tetap melanjutkan pesan Eun Sang, yang mungkin kalau dibaca Eun Sang, Eun Sang akan ngamuk-ngamuk: Ia benar-benar menyukaiku. Aku mencoba menahan siksaannya karena Choi Young Do benar-benar sangat keren. Sekarang aku ingin mendapatkan refund untuk hatiku karena aku sudah membayar dengan perasaanku. Pembatalan tak akan ada gunanya.
Hahaha.. Dan Young Do benar-benar puas dengan pesan itu. Setelah mengeklik sent, Young Do menelepon pengacaranya dan dengan nada bangga ia berkata, “Akhirnya wajah tampanku membuatku terlibat dalam masalah.”
Haduhh… ternyata sama narsisnya dengan yang lain.
Di restoran ddukbokgi, Young Do menatap janji Eun Sang yang tertulis di dinding, dan seakan janji itu adalah Eun Sang, ia memerintahkan Eun Sang untuk muncul.
Tapi yang muncul adalah Myung Soo dengan memasang tampang paling serius untuk memberitahu Young Do sesuatu yang menghebohkan. Dan setelah menoleh ke belakang, memastikan tak ada yang mendengarnya, ia berbisik pada Young Do, “Aku dengar dari anak-anak, Cha Eun Sang tak hanya absen.. ia .. whuss.. menghilang.”
Hahaha.. LOL banget liat ekspresi Young Do yang seperti ‘yaelah.. kabar kapan taun juga..’ Tapi Myung Soo tak sadar dan semakin berbisik dengan bersemangat, “Lokernya juga kosong. Dan ia juga bukan termasuk kelompok tunjangan sosial. Ayahnya adalah..”
“Ayahnya sudah meninggal,” potong Young Do dengan suara normal. Myung Soo tetap meneruskan sambil berbisik, kali ini ingin menceritakan tentang ibunya. Tapi Young Do kali ini benar-benar memotongnya, menyuruh Myung Soo untuk makan ddukbokki saja.
Myung Soo pun langsung manut dengan melahap ddukbokki dan minum supnya. Ha. Betapa patuhnya detektif yang gagal ini.
Tan bertemu dengan Myung Soo yang lewat di depan rumahnya dan Myung Soo .. err.. Myung Sook menyapa Tan, “Kau sedang apa, Oppa?”.
Sepertinya mereka benar-benar bertetangga dekat, karena begitu tahu kalau Myung Soo selalu memarkir mobil di depan rumah, Tan langsung meminta memory card black box mobil Myung Soo untuk mencari Eun Sang, karena mungkin saja black box Myung Soo merekamnya.
Myung Soo segera menyuruh supirnya untuk memberikan memory card mobilnya. Tapi belum sempat memory card itu berpindah tangan, Myung Soo mendapat pesan dari Kakao Talknya, pesan random yang mengajaknya untuk pesta.
Melihat Myung Soo dengan Kakao Talknya, membuat Tan mendapatkan ide. Ia langsung pergi sebelum mendapatkan memory card Myung Soo.
Tan pergi ke toko handphone dan berkata kalau ia ingin mendaftarkan handphonenya dengan nomor Eun Sang yang sudah mati. Tapi menurut pemilik toko, nomor itu sudah dimiliki oleh orang lain. Tan pun menelepon nomor lama Eun Sang, dan membujuk si pemilik baru agar menjual nomor itu kepadanya.
Akhirnya Tan mendapatkan nomor itu. Ia pun mengaktifkannya dan kontak pertama yang muncul di handphone itu adalah pesan Kakao Talk. Tan langsung membukanya.
Ternyata dari Young Do. Haha.. betapa kesalnya Tan melihat nama itu lagi. Apalagi Young Do menulis begini di Kakao Talk itu : Cha Eun Sang, dimana kau? Aku merindukanmu. Aku hanya bicara pada nomor yang sudah mati.
Young Do yang baru saja selesai menulis pesan pada Eun Sang, terkejut saat melihat nomor Eun Sang muncul di layar handphonenya. Ia melonjak dan langsung mengangkat telepon itu, “Cha Eun Sang?”
“Kau mau mati?” salak Tan.
Bwahahaha.. Young Do kesal karena bukannya mendengar suara Eun Sang, tapi malah suara Tan, “Kau ini bahkan menjawab teleponnya saat ia tak ada.”
Tan berkata kalau nomor itu sekarang adalah nomornya dan menyuruh Young Do untuk mencari Eun Sang dengan cara lainnya. Young Do berkata dengan bangga kalau ia sekarang sedang memasang jebakan dan tak lupa meluapkan kekesalannya karena sudah menghancurkan pengakuan cintanya pada Eun Sang.
Young Do pun menelepon pengacaranya untuk bertanya apakah korban sudah ditemukan. Tapi ia harus kecewa karena pengacaranya belum bisa menemukan Eun Sang, karena gadis itu tak mendaftarkan namanya untuk mendapatkan nomor baru.
Tan meneliti beberapa memory card yang berhasil dikumpulkan dari mobil-mobil tetangga rumahnya. Tapi tak ada hasil. Namun muncul hal yang lain. Di handphone Eun Sang muncul SMS tentang transaksi yang baru saja dilakukan Eun Sang sebesar 24.030 won di sebuah mini market.
Maka Tan menelepon semua mini market sejenis dan menanyai mereka apakah ada yang melakukan transaksi sejumlah 24.030 saat jam 21.45? Nihil. Tak ada yang memberi respon positif. Tapi Tan terus menelepon hingga pagi, dan akhirnya Tan terkantuk-kantuk saat menelepon.
Walau kerja kerasnya ada hasilnya juga. Di telepon yang kesekian, ada seorang pemilik toko yang membenarkan kalau ada pembeli yang melakukan transaksi sejumlah itu kemarin malam. Tan langsung bertanya tentang keberadaan minimarket itu.
Rupanya kabar Eun Sang yang tak jadi pergi ke Argentina sampai juga ke telinga Presdir Kim. Bahkan mata-mata Presdir Kim memberikan foto yang memperlihatkan Eun Sang dan ibunya yang masih ada di Korea. Mata-mata itu juga memberitahukan kalau Wapresdir Yoon yang membantu Eun Sang. Presdir Kim sangat marah mendengarnya.
Eun Sang dan ibunya ternyata tinggal di kota tepi pantai. Eun Sang bekerja di toko buku dimana pemilik toko sangat senang dengan kehadiran Eun Sang karena tokonya sekarang menjadi ramai. Ia bahkan menganggap Eun Sang sebagai jimat keberuntungannyan walau ia bertanya mengapa Eun Sang tak bersekolah?
Eun Sang berkata kalau ia baru saja keluar dari sekolah, dan ia memutuskan untuk mengikuti ujian nasional saja. Tapi saat ditanya asal sekolahnya, Eun Sang tak menjawab dengan jelas.
Berbeda dengan Eun Sang yang langsung dapat pekerjaan, ibu Eun Sang masih belum mendapatkan pekerjaan karena ia bisu. Eun Sang menghibur dan membesarkan hati ibunya, dengan berkata kalau nanti akan ada orang yang akan menghargai keahlian ibu dan menerima ibu.
Sementara ini, ia akan membelikan ibunya sebuah handphone agar bisa ditelepon saat mendapat panggilan kerja. Namun sekarang ia akan membeli sarung karet dulu di toko dan meminta ibu untuk pulang ke rumah lebih dulu.
Hanya pada saat ibunya dan dirinya berbalik arah, Eun Sang baru berani menangis, merasa tersiksa dengan semua keadaan yang membuatnya tak bisa bernafas.
Tan pergi menemui pemiliki toko dan menunjukkan foto Eun Sang. Pemilik toko itu mengiyakan, bahkan memberitahukan kalau gadis yang berbicara dengan logat Seoul itu baru saja membeli sarung tangan karet.
Tan langsung menyebut jumlah transaksinya dengan tepat, membuat pemilik toko kaget. Namun kekagetan itu malah membuat Tan tersenyum lega karena ia akhirnya menemukan jejak Eun Sang.
Ia pun berlari ke sana kemari menyusuri kota, tapi tetap tak menemukan sosok Eun Sang.
Eun Sang membongkar kardus yang berisi baju dan mengeluarkan semua bajunya untuk diangin-anginkan, namun hal itu malah membuat kenangan akan Tan membanjiri ingatannya.
Saat menggantung satu per satu bajunya, ia tak dapat menghindari kenangan itu, yang memberikan kebahagian kepadanya.
Setiap helai seragamnya mengingatkannya pada saat Tan mengikutinya di pagi hari saat sekolah masih sepi dan untuk pertama kalinya mereka berpegangan tangan di sekolah. Rok yang ia pakai saat mengantarkan minuman di pesta Bo Na, mengingatkannya saat Tan mencium keningnya dan menjadikannya gadis paling bahagia di pesta itu.
Juga baju hangat yang ia pakai, mengingatkannya saat Tan memeluknya dan berjanji akan membantu Eun Sang melintasi batas perbedaan mereka. Dan kaos I love California, yang membuat semua ini terjadi.
Kenangan indah itu malah membuat Eun Sang termangu sedih.
Akhirnya Tan melihat kaos I love California tergantung di sebuah rumah dan melihat kalau ada seseorang di balik baju-baju itu. Tan terpaku, menanti sosok itu muncul untuk memperkuat keyakinannya kalau baju itu memang milik Eun Sang.
Dunia Tan seakan berhenti saat Tan akhirnya melihat Eun Sang kembali. Tapi bersamaan dengan itu, berbagai macam pikiran muncul dan semuanya itu menahan kakinya untuk tidak menemui Eun Sang. Kesedihan Eun Sang yang tampak jelas di wajahnya mencegahnya untuk berlari menghampiri Eun Sang.
Bahkan Tan berbalik, saat melihat Eun Sang berjalan meninggalkan rumah.
Eun Sang duduk di tepi pantai menatap laut dengan kosong. Ia tak menyadari kalau ada Tan yang memperhatikannya dari jauh, memperhatikan kesedihan yang tampak jelas dari seluruh tubuhnya.
Tan melangkahkan kakiknya untuk mendekati Eun Sang, tapi hanya satu langkah saja. Karena setelah itu Tan berbalik pergi, meninggalkan Eun Sang sendiri.
Hanya saat sendirian di hotel, Tan menangis.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !