Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
CAST :
SINOPSIS LENGKAP
Bagaimana Tan bisa ada di perkemahan? Hyo Shin yang mengantarnya. Myung Soo juga sempat melihat kedatangan Kim Tan.
Tan melihat perkemahan sunyi sepi. Ia menelepon. Pada saat itulah ia melihat Eun Sang dan Young Do. Melihat kedatangan Tan, Young Do sengaja memeluk Eun Sang.
Eun Sang menghentakkan diri melepaskan pelukan Young Do.
“Apa yang baru saja kaulakukan?” tanyanya marah.
“Aku sedang menunjukkan pada Kim Tan. Kim Tan datang, di belakangmu.”
Eun Sang terkejut. Tan menghampiri mereka. Eun Sang menoleh namun tidak mengatakan apapun. Young Do menyuruh Tan untuk tidak ikut campur.
“Tidakkah kaulihat suasana di sini sedang baik?” sindir Young Do.
“Tidakkah kaulihat aku datang jauh-jauh dari Seoul untuk merusak suasana itu?”
“Kuminta pada kalian, hentikan,” kata Eun Sang kesal. Bosan karena terus menerus berada di antara kedua orang ini.
Young Do tak menghiraukannya. Ia berkata sepertinya Tan tulus pada Eun Sang.
“Jika iya, apa yang akan kaulakukan?” tantang Tan.
“Maka bisakah kau menyampaikan ketulusanku juga? Sampaikan pada Cha Eun Sang, kurasa aku menyukainya,” kata Young Do.
Eun Sang terpaku. Young Do berkata Eun Sang tidak akan percaya jika ia yang mengatakannya. Tapi Eun Sang akan percaya jika Tan yang mengatakannya. Dan itu membuatnya kesal. Young Do pergi meninggalkan mereka.
Eun Sang masih kaget dengan pengakuan Young Do. Tan jadi kesal melihatnya. Ia bertanya apa yang Eun Sang pikirkan. Eun Sang meminta Tan tidak membahasnya, saat ini ia yang paling terkejut.
“Benar, aku sangat bahagia hingga aku bisa mati. Aku ke sini tanpa beristirahat sedikitpun selama 4 jam, inikah yang kauperlihatkan padaku?” kta Tan marah.
“Aku tahu kau marah, tapi…”
“Apa yang kau tahu? Apa kau bahkan memikirkanku? Apa hanya aku sendirian yang gila? Aku tahu kau mengalami masa sulit karena aku, tapi akan lebih baik jika caramu melarikan diri dariku bukan dengan Choi Young Do.” Oucchhh..seandainya Tan tahu apa yang dialami Eun Sang saat ia hendak menelepon Tan.
Tan pergi meninggalkan Eun Sang sendirian.
Hyo Shin sedang mempertimbangkan untuk menelepon Hyun Joo. Tiba-tiba Rachel membuka pintu mobil dan bertanya di mana Tan. Hyo Shin berkata Tan ada di bagasi, entah masih hidup atau tidak. Rachel sedang tidak ingin bercanda. Ia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan. Ia akan menunggu Tan di sana.
Hyo Shin berkata ia dan Tan sudah memesan hotel. Hotel yang akan didatangi murid-murid besok. Rachel bertanya apakah Tan datang untuk menemui Eun Sang.
“Aku tidak suka jika jawabanku menyakiti orang lain,” ujar Hyo Shin, secara tak langsung membenarkan pertanyaan Rachel.
Tan membuka pintu mobil dan melihat Rachel. Rachel menyuruh Tan duduk di bangku belakang. Tan bertanya bagaimana Rachel bisa tahu kedatangannya. Rachel tidak mau bicara di sini. Anak-anak lain akan berkeliaran sepanjang malam.
Maka merekapun pergi ke hotel. Hyo Shin dengan santai duduk di tempat tidur. Rachel jadi kesal karena ia ingin berbicara berdua dengan Tan. Hyo Shin berkata ia yang memesan kamar, Tan hanya menumpang. Dan apa perkataan Rachel begitu mendengarnya?
“Apa kau tak punya uang?” Sigh….seakan tidak menunjukkan kekayaan adalah sebuah kesalahan.
“Hotel ini mahal. Apa yang ingin kaukatakan?” tanya Tan.
Rachel langsung bertanya apa Tan bertemu Eun Sang. Hyo Shin langsung kabur ke luar kamar, menghindari pertengkaran cinta yang menyebalkan. Tan membenarkan pertanyaan Rachel. Ia bahkan sedang menunggu telepon Eun Sang sekarang.
“Apa ia bilang ia dipukul? Aku memukul Cha Eun Sang tadi,” ujar Rachel.
“Kau memukulnya?”
“Sepertinya kau tidak tahu. Dia pikir dia itu siapa, berpura-pura perhatian padaku,” gumam Rachel. Ia kira Eun Sang sudah mengadu pada Tan.
Rachel memperingatkan Tan untuk berhati-hati, mereka sudah bertukar cincin di depan orangtua mereka. Di depan seluruh keluarga mereka, bahkan di depan ayah kandungnya (yang sudah bercerai dengan Ester). Walau Tan menyukai Eun Sang, itu tidak ada artinya sama sekali. Apa Tan tidak tahu itu?
“Aku tahu. Karena itu aku hampir gila.”
“Dasar brengsek.”
“Aku akan lebih buruk bagimu di masa yang akan datang. Karena itu pertunangan kita….”
Rachel berbalik pergi dan keluar dari kamar. Ia tidak sanggup mendengar Tan mengucapkan kata “putus”.
Eun Sang kembali ke perkemahan. Namun ia malah mendengar gadis-gadis (Ye Sol dan kedua temannya) bergosip di dalam tenda mengenai Eun Sang memeluk Young Do padahal sudah ada Tan. Mereka menganggap Eun Sang gadis gampangan. Hati Eun Sang terluka mendengarnya.
Young Do juga mendengar kata-kata para gadis itu. Ia menutup kepala Eun Sang dengan hoodie jaket Eun Sang.
“Jangan dengarkan. Juga jangan terluka karenanya.”
Eun Sang bengong. Tumben Young Do sebaik ini. Young Do menyuruh Eun Sang minggir. Ia memungut sepatu para gadis yang bergosip tadi lalu memasukkannya ke dalam panci berisi air. Yah masih lebih baik daripada main tendang dan pukul
“Apa yang kaulakukan?” tanya Eun Sang kaget.
“Balas dendam. Untukmu.”
Eun Sang tak habis pikir Young Do melakukan itu. Ia berkata ia tidak mengenal Young Do. Young Do juga berpikir begitu. Eun Sang hendak mengambil sepatu-sepatu itu karena ia yang akan disalahkan.
“Jangan khawatir. Akan lebih mudah menangani hal itu daripada menjelaskan mengapa kau tinggal di rumah Kim Tan. Myung Soo melihatmu, dan menurutku kau tinggal di rumah itu. Tentu saja karena aku memiliki keterkaitan denganmu, jangan khawatir aku akan membongkar rahasiamu. Pertanyaan apapun yang kutanyakan, jangan menjawabnya.”
“Apa maksudnya?”
“Kubilang jangan jawab pertanyaanku. Jika kau menjawabnya, aku tidak bisa bertanya padamu lagi.”
Eun Sang bertambah bingung. Young Do berkata sejak Eun Sang mengaku menjadi penerima tunjangan sekolah, ia jadi kesal karena berkurang satu hal untuk bisa ia bicarakan dengan Eun Sang.
“Apa itu disebut percakapan bagimu?” tanya Eun Sang. Mengisolasi Eun Sang di kelas dan membongkar tasnya, membuatnya makan satu meja lalu membuatnya tersandung…itu semua dianggap percakapan?
Young Do bertanya memangnya Eun Sang mau bercakap-cakap dengannya mengenai hal lain? Eun Sang tidak bisa menjawab. Kalau bisa milih mungkin ia memilih tidak perlu bercakap-cakap sama sekali dengan Young Do. Tapi bagi Young Do, dengan menanyakan status Eun Sang sebenarnya, menanyakan status hubungan Tan- Eun Sang, menanyakan mengapa Eun Sang tinggal di rumah Tan, maka ia sudah memiliki bahan untuk dibicarakan dengan Eun Sang.
Young Do kembali bertanya mengapa Eun Sang tinggal di rumah Tan. Menurut hasil analisisnya, hanya ada 5 alasan Eun Sang tinggal di sana.
1. Puteri keluarga itu
2. Menantu
3. Kerabat
4. Pelayan yang tinggal di sana
5. Guru les yang tinggal di sana
Bravo! Young Do bisa menebak salah satunya
“Tapi satupun tidak ada yang masuk akal,” ujarnya lagi.
Ia bertanya siapa Eun Sang sebenarnya. Eun Sang lagi-lagi diam tak menjawab.
“Kalau begitu jawab pertanyaan yang ini. Apa kau benar-benar menyukai Kim Tan?”
Eun Sang menatap Young Do. “Ya.”
Young Do berusaha menyembunyikan rasa terlukanya dengan tetap tersenyum.
“Begitu ya…. Jangan berani-berani mengambil sepatu-sepatu ini. Jika kau melakukannya, aku akan balas dendam.” Ia berjalan pergi.
Rachel masih ada di lobby hotel tempat Tan menginap. Chan Young meneleponnya karena ia sedang menghitung semua murid sebelum tidur. Rachel berkata ia sedang tidak mood tidur di perkemahan. Ia akan menginap di hotel.
Chan Young tidak mendebatnya namun ia menelepon ibu Rachel. Ester membiarkan Rachel tidur di hotel. Ada masalah yang lebih penting dari itu.
Ester memergoki Presdir Choi di klub malam bersama wanita penghibur. Presdir Choi meminta Ester tidak salah paham karena ini urusan pria. Lalu ia apa? Wanita yang bermain di rumah?
Ester bertanya mengapa ada artikel keluar mengenai pernikahan, menurutnya ini masih terlalu dini. Presdir Choi berkata ia pernah meminta media mengubah sebuah artikel untuknya, jadi sebagai imbalannya ia memberikan artikel pernikahannya dengan Ester.
Ester kesal karena Presdir Choi tidak bertanya padanya terlebih dulu. Presdir Choi berkata nilai saham akan meroket begitu berita itu dikeluarkan. Tapi Ester tidak peduli, ia meminta berita itu ditunda penerbitannya 2 hari lagi. Masalah saham akan ia tangani.
Saat ia hendak pergi, ia melihat ibu Ye Sol. Ia kaget mengapa ibu Ye Sol, yang selama ini dikira pengusaha air mineral, ada di klub malam seperti ini.
“Siapa? Madam Park?” tanya Presdir Choi.
“Madam???” Ester kaget.
Ibu Ye Sol sedang menerima curhat Ye Sol mengenai sepatunya yang basah kuyup karena ada orang gila membuang sepatu mereka ke dalam panci.
Untunglah Ye Sol tidak mencurigai Eun Sang…apalagi Young Do.
Eun Sang mempertimbangkan untuk menelepon Tan, tapi tidak jadi. Ia bersiap untuk tidur. Namun saat ia menoleh, Tan sedang berjongkok di luar tendanya.
Tan menyuruh Eun Sang berganti pakaian lebih tebal lalu menyuruhnya ke luar. Eun Sang mengikuti Tan. Ia bertanya mereka hendak ke mana. Ke tempat gelap dan menyeramkan, jawab Tan. Walau nada suara Tan masih terdengar sedikit marah, Eun Sang tetap mengikutinya. Just follow your heart….
Tapi tempat itu sama sekali tidak gelap…atau menyeramkan. Di sana tersedia dua set karavan, lampu berwarna warni, api unggun, lengkap dengan meja dan kursi yang nyaman. Eun Sang tersenyum, ia bertanya kapan Tan memiliki waktu untuk menyiapkan hal seperti ini.
“Apa maksudnya menyiapkan? Memang sudah ada di sini,” ujar Tan.
Tan membuka jaketnya lalu memakainya pada Eun Sang. Ia bertanya mengapa Eun Sang tadi meneleponnya.
“Kau menelepon lalu memutusnya. Tadi, sebelum aku tiba.”
Eun Sang tidak menjawab, terlalu terpesona dengan perhatian Tan. Tan mengomel ia sudah menyuruh Eun Sang berpakaian tebal. Lalu ia mendudukkan Eun Sang di kursi. Ia bertanya lagi mengapa Eun Sang meneleponnya.
“Mengapa kau datang lagi?” Eun Sang balik bertanya.
“Apa maksudmu: mengapa? Aku datang karena aku merindukanmu. Apa kau ingin masuk ke dalam (karavan) dan tidur dalam kehangatan bersama, atau diam di luar, tidur dalam kedinginan bersama? Pilih salah satu, tidak ada pilihan untuk pergi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi hari ini.”
Eun Sang tersenyum. Giliran Tan yang kaget, kenapa Eun Sang tersenyum? Biasanya kan langsung marah
“Karena aku menyukainya. Ini menarik.”
“Apa? Benarkah?” tanya Tan.
“Jangan usir aku…aku tidak akan pergi.”
Tan masih bingung. Eun Sang berkata alasannya menelepon Tan tadi sangatlah banyak.
“Tapi setelah kupikirkan sekarang, kurasa aku hanya ingin melihatmu. Sangat ingin.”
Ditembak begitu, Tan malah bengong. Eun Sang menepuk kursi di sebelahnya, menyuruh Tan duduk. Tan duduk dengan curiga. Ia bertanya apa tadi Eun Sang dikerjai anak-anak lain dengan parah.
“Kenapa? Apa karena aku terlihat tidak waras?”
“Ya.”
Eun Sang tertawa. Ia jauh-jauh datang dari rumah dan sekarang sudah malam. Juga ada Tan. Karena itu sekarang ia melarikan diri pada mimpinya. Satu hari lagi. Mimpi di malam musim panas (seperti saat ia di Amerika).
“Aku selalu ingin melakukan hal seperti ini,” Eun Sang menyandarkan kepalanya di bahu Tan.
Tan diam tak bergerak dan tak bersuara, seakan takut Eun Sang akan mengangkat kepalanya. Eun Sang lama-lama merasa canggung. Ia berkata rasanya tidak senyaman yang ia pikirkan. Ia mengangkat kepalanya.
Tan buru-buru memegang kepala Eun Sang agar bersandar di pundaknya kembali.
“Itu karena kau bersandar dengan kepalamu, dasar bodoh. Kau harus bersandar dengan hatimu.”
Eun Sang tersenyum. Tan pun nampak lebih santai. Eun Sang berkata begitu banyak bintang di langit.
“Jangan suruh aku mengambilkannya untukmu. Aku tidak bisa mengambil bintang,” ujar Tan.
“Kau bahkan tidak bisa mengambilkan bintang? Chan Young pada Bo Na…”
“Bintang yang mana (yang Eun Sang mau)?” tanya Tan cepat.
Eun Sang berkata suasana di sini seperti dalam film Friday The 13th (serial horror).
“Ah, yang benar saja. Mengapa kau selalu berpindah dari melodrama ke horror? Sebenarnya kenapa kau suka film horor?”
“Karena tragis. Melihat tragedi seperti itu, penderitaanku rasanya bukan apa-apa jika dibandingkan.”
“Apa aku juga salah satu penyebab penderitaanmu?”
Eun Sang tidak mau menjawabnya. Ia berkata ia lelah dan ingin tidur. Ia memejamkan matanya.
Keesokan paginya saat matahari mulai bersinar, keduanya kembali ke perkemahan. Tan tak percaya Eun Sang bisa tidur semalaman. Tan mengomel tangan indahnya jadi seperti ini karena semalaman menyalakan kayu bakar.
“Tangan cantikku jadi kasar, tidak bisakah kita bergandengan tangan?” tanyanya.
“Tidak bisa.”
“Lihat tanganku.”
“Aku tidak lihat.”
Dan lagi Tan juga biasanya tidak meminta ijin terlebih dulu. Ia langsung memggandeng tangan Eun Sang. Eun Sang malah terlihat sedih. Ia bertanya apakah Tan ingat mereka pernah melihat papan Hollywood.
“Tempat yang terlihat dekat namun sebenarnya sangat jauh.”
“Memangnya kenapa kalau aku ingat?”
“Kau seperti itu bagiku. Walau terlihat dekat tapi sebenarnya jauh. Tapi menggenggam tanganmu seperti ini, aku merasa aku membohongi diriku sendiri dengan percaya bahwa kau dekat.
Semalam kau bertanya apakah kau salah satu penyebab penderitaanku. Tidak, kau pelega dari penderitaanku. Dan itu sudah cukup, aku bangun dari mimpiku. Aku harus melakukan itu, untuk tetap hidup. Maafkan aku.”
Eun Sang melepaskan tangannya dari genggaman Tan. Tapi Tan meraihnya kembali. Ia harus berada seberapa dekat agar Eun Sang percaya? Eun Sang bahkan tidak pernah menghampirinya, jadi jangan berkesimpulan kalau ia jauh.
Eun Sang telah kembali di perkemahan. Sepertinya tidak ada yang tahu ia semalam tidak tidur di tenda. Atau tidak peduli? Murid-murid malah membicarakan kedatangan Tan, karena Myung Soo semalam melihatnya. Bo Na bertanya apakah itu sebabnya Rachel juga menginap di luar semalam. Mereka berkesimpulan Rachel bermalam bersama Tan.
Hanya Eun Sang yang tahu itu tidak betul. Ye Sol meledek Eun Sang bahwa Kim Tan meninggalkan Eun Sang untuk kembali pada Rachel. Eun Sang pura-pura tidak mendengar.
Murid-murid lalu pergi ke hotel (tempat Hyo Shin dan Tan menginap, Rachel juga) untuk mengikuti seminar kepemimpinan. Murid-murid melihat Rachel telah duduk di aula lebih dulu. Mereka berbisik-bisik.
Rachel melihat Eun Sang dan seperti biasa menatapnya dengan tajam. Eun Sang menghindari tatapan Rachel. Young Do masuk. Setelah pengakuannya semalam, ia agak canggung melihat Eun Sang. Ye Sol bertanya apakah semalam Rachel menginap bersama Tan.
“Apa kelihatannya seperti itu?” tanya Rachel sambil terus menatap Eun Sang. Seakan mengisyaratkan ia memang bersama Tan. Young Do mengawasi reaksi Eun Sang.
Seusai seminar, murid-murid pergi ke ruang makan. Eun Sang melihat Tan dan Hyo Shin sedang makan bersama. Ia buru-buru mengambil makanan menjauhi mereka.
Myung Soo dan Young Do melihat Hyo Shin dan Tan. Hyo Shin nyengir dan berkata anggap saja ia ke sini untuk pelarian cinta. Tan langsung menendang kaki Hyo Shin.
Hyo Shin melihat Eun Sang melewati mereka. Eun Sang terpaksa membungkuk hormat pada Hyo Shin. Lalu ia cepat-cepat duduk menyendiri. Hanya saja ia memilih meja yang terlalu dekat dengan meja Tan.
Young Do terus memperhatikan keduanya. Tan menendang kursi ke arah Young Do. Apa Young Do tidak akan duduk? Young Do duduk semeja dengan Tan.
Rachel datang membawa makanan dan duduk semeja dengan Tan. Ia bertanya apakah Tan tidur nyenyak semalam. Tan mengiyakan sekilas. Eun Sang mendengarnya.
Bo Na menyapa Hyo Shin. Ia bertanya apa Hyo Shin menginap di hotel ini. Hyo Shin yang tidak tahu apa-apa berkata ia menginap bersama Tan semalam.
“Dengan Tan? Kalau begitu dia bagaimana?” tanya Bona mengarah pada Rachel. “Jadi kau tidur di sini sendirian?”
“Kukira kalian tidur bersama,” ujar Ye Sol.
Rachel harus menelan rasa malu. Tan berkata ia semalaman tidur di koridor karena Rachel tidak membuka pintu. Ia menyelamatkan harga diri Rachel. Tapi Young Do yang cerdas bisa menangkap sesuatu.
“Mengapa kau begitu sibuk? Ada gadis yang kaurindukan dan gadis yang ingin kautiduri. Apa ini gaya Amerika?” sindirnya.
Rachel dan Hyo Shin terkejut dengan kata-kata Young Do. Tan menghela nafas panjang. Ia berkata ia sudah membuat kesalahan. “Kau yang berdiri atau aku?”
Tak mau lagi mendengar pertengkaran keduanya, Eun Sang pergi. Young Do berkata ia akan berdiri, sepertinya ia dan Tan tidak bisa makan bersama.
Young Do pergi menyusul Eun Sang yang sedang berjalan melewati kolam renang. Eun Sang berusaha menghindar tapi Young Do terus menghalanginya. Tan terus memperhatikan mereka hingga Rachel kesal dan melarang Tan untuk melihat mereka.
Young Do menarik Eun Sang hendak menceburkannya ke kolam, tapi ia memeganginya. Eun Sang terkejut. Young Do tersenyum….lalu ia melepaskan Eun Sang.
Eun Sang tercebur ke kolam. Tan langsung bangkit berdiri hingga kursinya jungkir balik. Ia berkata tidak ada seorangpun yang boleh keluar. Tidak seorangpun. Rachel menggigit bibir dengan kesal, melihat Tan berjalan keluar ke area kolam.
Eun Sang berdiri di dalam kolam. Young Do berlutut di pinggir kolam.
“Maaf, tanganku tergelincir,” ujar Young Do.
“Kau benar-benar akan bersikap sejauh ini? Inikah ketulusan yang ingin kauperlihatkan padaku?” tanya Eun Sang marah.
“Tidak. Apa yang baru saja kulakukan adalah apa yang akan Kim Tan lakukan padamu mulai sekarang. Berpura-pura memegangmu, tapi pada akhirnya melepasmu. Jadi sebelum itu terjadi, kau yang melepaskan. Lepaskan dan jaga jarak. Aku mengatakan ini untukmu.”
“Terima kasih untuk peringatanmu. Tapi aku sudah tahu. Karena itu aku katakan ini, kau mati di tanganku. Serius.”
“Serius?” Young Do tertawa geli. “Aku akan mati di tanganmu?”
Tan datang dan langsung menendang Young Do. Young Do tercebur ke dalam kolam. Semua murid melihat dari jendela.
“Maaf, kakiku tergelincir,” ujar Tan.
Young Do malah tertawa. Rasanya tidak terlalu buruk, ia malah merasa menang (karena bisa memprovokasi Tan).
Tan berjongkok dan mengulurkan tangannya pada Eun Sang untuk membantu Eun Sang naik. Young Do naik dari kolam. Ia bertanya apa yang sedang Tan lakukan. Apa Tan akan membiarkan Eun Sang dipanggil “wanita simpanan” seperti seseorang?
Tan tak tahan lagi. Ia meraih baju Young Do. Young Do balas meraih baju Tan. Eun Sang menggeleng kesal, lagi-lagi keduanya seperti ini. Young Do bertanya apa Tan bisa menangani pertunangannya (dengan Rachel).
Hyo Shin turun tangan memisahkan mereka.
“Kalian murid terbodoh dan yang kalian lakukan hanya berkelahi. Hanya karena orangtua kalian hebat dan hidup kalian nyaman, kalian pikir tidak ada hal lain yang harus kalian perhatikan?” Nice^^
Chan Young dan Bo Na menghampiri. Chan Young mengulurkan tangannya pada Eun Sang.
“Jangan raih tangan Chan Young! Peganglah tanganku!” Bo Na mengulurkan tangannya. Eun Sang mau tidak mau tersenyum geli dan meraih tangan Bo Na.
Hyo Shin menyuruh Tan naik ke kamarnya. Young Do meledek suara Hyo Shin saat memaki terdengar enak di telinga (hmmm..ini kata-kata yang sama yang diucapkan Young Do di kamar hotel saat Hyo Shin meminjam kamar mandinya untuk muntah). Hyo Shin memperingatkan Young Do sekali lagi lalu ia memarahi Tan untuk segera naik.
Tan akhirnya berbalik pergi. Eun Sang melihatnya dengan sedih. Young Do menaruh handuk di kepala Eun Sang lalu menepuk tangan Eun Sang.
“Dingin. Jangan sampai terkena flu,” katanya lembut.
Eun Sang bengong tak percaya. Lah…yang bikin dia kedinginan siapa? Bo Na ikut kesal dan menggerutu Young Do itu seperti anak SD.
“Hei, jangan dengarkan dia. Kena flu saja,” ujar Bo Na pada Eun Sang.
Eun Sang dan Chan Young tersenyum geli.
Hyo Shin dan Tan dalam perjalanan kembali ke Seoul. Tan terus berdiam diri. Hyo Shin meledek memangnya hanya Tan yang punya hubungan cinta? Biasanya yang paling heboh adalah yang belum berpengalaman. Tan menyuruh Hyo Shin menyetir saja. Hyo Shin balik bertanya apa Tan mau jalan kaki? (Ini kan mobil Hyo Shin^^) Tan langsung jinak hahaha XD Hyo Shin tersenyum geli melihat Tan.
Tapi Hyo Shin juga menghadapi masalah. Begitu tiba di rumah, ibunya sudah menunggunya. Hyo Shin meminta maaf karena sudah menginap di luar.
“Bukan itu masalahnya. Bagaimana bisa kau tidak pergi ke wawancara penerimaan universitas? Apa kau kehilangan akal sehatmu?“
“Aku tidak pernah bilang aku akan pergi. Walau sekarang aku lebih terkejut kalau tidak masalah aku menginap di luar. Bukankah orang yang mengajukan aplikasi yang seharusnya pergi? Aku yakin aku sudah bilang aku tidak tertarik sekolah hukum,” kata Hyo Shin tenang. Ia hendak pergi ke kamarnya.
“Mengapa kau bersikap seperti ini?” bentak ibunya.
Ketenangan Hyo Shin menguap. Ia nampak terguncang.
“Baru sekarang Ibu bertanya mengapa aku seperti ini? Ibu tidak pernah satu kalipun bertanya mengapa aku tidak ingin pergi ke sekolah hukum, mengapa aku mengumpulkan obat tidur dan memakan semuanya. Apa Ibu ingin mendengar jawabannya sekarang? Aku siap mengatakannya sekarang,” kata Hyo Shin berusaha menahan perasaannya.
“Nanti saja. Setelah ujianmu selesai. Masuklah.”
Dan hati Hyo Shin semakin terluka. What’s wrong with the parents in this drama???
Nyonya Jung muncul di rumah Tuan Kim sambil berteriak-teriak marah mencari Nyonya Han. Ibu Eun Sang mengambil notesnya untuk menjawab. Tapi saat ia membalik-balik halaman notesnya, Nyonya Jung melihat namanya sekilas ada di tulisan notes ibu Eun Sang. Ia ingin melihat notes itu. Ibu Eun Sang tidak mau memberikannya.
Nyonya Jung tambah penasaran dan meminta ibu Eun Sang menyerahkan notesnya. Nyonya Han muncul. Ia teringat pernah melihat ibu Eun Sang menulis tentang rencana memata-matai Nyonya Jung. Ia langsung melindungi ibu Eun Sang…ehm melindungi dirinya sebenarnya ;p
“Apa yang kaulakukan pada Ahjumma? Walaupun ia ahjumma, ia memiliki hak asasi manusia.”
“Kau tidak mau memberikannya?!” seru Nyonya Jung. Ia hendak merebut notes itu. Nyonya Han memblokirnya.
“Bicara denganku. Aku. Mengapa kau mengacau dengan ahjumma kami yang berharga? Ahjumma, lari!!”
Ibu Eun Sang lari sambil memasukkan notes barang bukti ke dalam mulutnya.
Nyonya Jung berkata ia juga akan berbicara dengan Nyonya Han. Ia tahu Nyonya Han memata-matainya. Apa Nyonya Han sudah gila?
“Bagaimana kau tahu aku melakukannya atau tidak? Apa kau punya bukti?”
“Kau seharusnya menggunakan ponsel sekali buang. Dasar wanita gila, apa kau pikir mereka mengambil foto untuk uangmu? Di saat mereka akan mendapat dua kali lipat jika datang padaku? Meski kau diam dan tak melakukan apapun, aku sudah kesal. Beraninya kau mengacau denganku?!”
Nyonya Han berkata itulah sebabnya mereka harus berhenti menghabiskan energi seperti ini dan memperjelas daftar keluarga. Nyonya Jung bertanya apa Nyonya Han masih belum sadar juga akan statusnya.
“Tunggu saja, aku akan menunjukkan padamu seberapa rendah dirimu,” ujar Nyonya Jung. Lalu ia pergi.
Nyonya Han berteriak memanggil ibu Eun Sang.
Mereka berhadapan di meja makan.
“Barangnya?”
Ibu Eun Sang menyerahkan sekotak nar…eh bukan sekotak notes.
Nyonya Han hendak membeli semua barang bukti itu dan mereka negosiasi harga. Nyonya Han menawar satu buku seribu won. Ibu Eun Sang menggeleng dan mengacungkan tiga jarinya.
“Tiga lembar? Ada berapa banyak ini? Apa kau akan menjual semua ini lalu membeli rumah?” tanya Nyonya Han tak percaya.
Tanpa banyak bicara (ehm…emang ngga bisa ya >,<) ibu Eun Sang menarik kotaknya. Nyonya Han menahannya.
“Dua ribu won cukup bagus. Dua ribu won per halaman.Oke?”
Ibu Eun Sang tersenyum. Haha….ibu Eun Sang sebenarnya punya bakat jadi mata-mata nih, pinter negosiasi lagi
I love these ahjummas
[Bersambung]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !