Home » , » THE HEIRS (2014) EPISODE 10-2

THE HEIRS (2014) EPISODE 10-2

Written By Regina Kim on Sunday, December 7, 2014 | 9:51 PM


Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs

Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20


CAST : 




SINOPSIS LENGKAP

Hyun Joo menanti kedatangan Won. Menanti…dan terus menanti…

Won bertanya pada Sekretaris Yoon mengapa memberitahunya hal ini, bukankah Sekretaris Yoon berpihak pada ayahnya. Sekertaris Yoon berkata baik ia bekerja pada Tuan Kim maupun pada Won, ia hanyalah seorang pegawai. Ia menyarankan agar Won segera membuat keputusan, karena Tuan Kim bukan orang yang suka menunggu. 

Won mengerti apa yang harus ia putuskan. Grup Jeguk? Atau seorang wanita? Sekretaris Yoon bertanya apa jawaban Won. 


Dan malam itu, Won tidak menemui Hyun Joo. Sepertinya kita tahu jawaban Won. Ia memilih Grup Jeguk. Ia mengirin sms pada Hyun Joo untuk tidak menunggunya, karena ia tidak bisa pergi hari ini. 

Hyun Joo bertanya-tanya apakah ini harinya. Hari di mana ia putus dengan Won. Meski sudah menduga suatu saat hal seperti ini akan terjadi, bahkan mungkin sudah berkali-kali terjadi, Hyun Joo tidak bisa menahan air matanya. 


Saat ia hendak masuk ke dalam, seseorang memanggilnya. Hyo Shin. Ia tahu alamat Hyun Joo dari data yang disimpan ibunya (ibu Hyo Shin adalah ketua perkumpulan orang tua di Jeguk). 

“Bagaimana dengan mobil? Apa kau mengemudi tanpa SIM?” 

“Aku sudah 18 tahun musim panas lalu. Kakak mungkin tidak memperhatikannya.” 


Hyun Joo bertanya untuk apa Hyo Shin ke sini, bukankah tesnya sudah semakin dekat. Hyo Shin berkata itu karena guru lesnya berhenti tepat sebelum ia mengikuti ujian. Benar-benar tidak profesional. 

“Karena kakak sudah berhenti, aku bukan murid kakak lagi.” 

Hyo Shin tiba-tiba mencium kening Hyun Joo. Hyun Joo terkejut. 

“Selamat malam, noona,” Hyo Shin yang gugup segera kembali ke mobilnya. Meninggalkan Hyun Joo yang terpaku shock. 


Tan dan Rachel makan siang bersama ibu mereka, dalam hal ini Nyonya Jung yang datang. Tan dan Rachel makan dengan wajah muram tanpa nafsu. 

Nyonya Jung memuji kecantikan Rachel. Ester berkata Tan tampaknya tidak menyukai kecantikan Rachel. Nyonya Jung berkata Tan hanya tidak pandai mengungkapkan perasaannya. 

“Ia hanya tidak peka pada perasaan gadis.” 

“Benarkah? Kalau begitu siapa Cha Eun Sang?” tanya Ester. “Ibunya berkata ia membicarakanmu setiap hari.” 


“Ia dekat dengan Tan,” jawab Rachel. 

Dekat? Ester terkejut. Nyonya Jung berkata Tan memang diinginkan semua gadis, karena itu Rachel harus menjaganya. Ester terlihat tidak suka saat mendengarnya. 

“Aku minta maaf. Tapi apa yang harus kulakukan untuk memutuskan pertunangan kami?” 

Tan dan kedua ibu terkejut mendengar perkataan Rachel. Rachel berkata ia tidak mau lagi bertunangan dengan Tan. Apa cukup dengan mengembalikan cincin pertunangan? 

Kedua ibu langsung panik. Apa mereka bertengkar? Namun mereka memutuskan mereka harus berbicara tanpa Tan dan Rachel. Lah…yang tunangan siapa sih, kok malah tidak dilibatkan 


Tan dan Rachel keluar lebih dulu. Rachel berkata ia sudah mengatakan apa yang Tan hendak katakan. Tan bertanya apa yang diinginkan Rachel dengan bersikap seperti ini. 

“Aku ingin kau jatuh dan terluka. Aku ingin kau melihat kenyataan dan menyerah.” 

“Tapi aku tetap tidak akan berpacaran denganmu.” 

“Kau juga tidak bisa berpocaran dengan Cha Eun Sang. Kau pikir aku melakukan ini hanya untuk memutuskan pertunangan kita? Kita lihat apa yang akan terjadi berikutnya. Bagaimana reaksi keluargamu akan hal ini. Bagaimana reaksi keluargaku.” 


“Kau lebih buruk dari yang kuduga.” 

“Apa yang kaulakukan saat kau mengubah perasaanku padamu menjadi kemarahan?” 

Sedetik kemudian, Tan ditelepon ayahnya. 

Rachel melihatnya dan berkata ini sudah dimulai. “Mari kita lihat apakah kau bisa kehilangan semua yang kau miliki demi Cha Eun Sang.” 


Tan menghadap ayahnya. Tuan Kim meminta Tan menjelaskan apa yang terjadi. Mengapa Rachel ingin membatalkan pertunangan? 

“Aku tidak menyukai Rachel,” Tan mengakui. 

“Itu alasanmu?” tanya ayahnya tak percaya. Hmm…bukankah itu sudah merupakan alasan yang tepat mengapa keduanya tidak bisa bersama? 

Tapi tuan besar tidak berpikir begitu. Ia berkata Won sepertinya benar, akan lebih baik jika Tan di Amerika. Lebih bauik bagi Tan dan Rachel, baginya dan Tan, baginya dan Won, bagi Tan dan Won. 

“Kau berbeda dari Won,” kata Tuan Kim masih tak percaya. 

“Benar, karena aku anak tidak sah.” 

“Karena itu kau membutuhkan Rachel! Ini demi kau. Agar kau memiliki jaminan untuk mendapatkan kekuasaan. Dan dia jaminan terbaik yang bisa kaudapatkan!” 

Tan berkata ia tidak membutuhkan jaminan seperti itu. Perasaannya terluka saat ia menyadari keluarganya memang memburuk sejak ia kembali. 


Nyonya Han seperti biasa menguping di pintu. Ia terkejut saat mendengar Rachel memutuskan pertunangan. Ia segera memanggil Eun Sang dan menanyainya. 

“Kau mengenal Young Do kan? Apa ia mengatakan sesuatu pada anak-anak lain mengenai Tan? Mengenai Tan memiliki ibu kandung.” 

Eun Sang berkata ia tidak mendengar hal semacam itu. Kalau begitu mengapa Rachel ingin putus, ujar Nyonya Han. Eun Sang kaget saat mendengar hal itu. 

“Apa Rachel dan Tan tidak akur di sekolah?” 

Eun Sang bingung bagaimana menjawabnya. Nyonya Han berkata ia membiayai sekolah Eun Sang agar Eun Sang bisa memberitahunya (menjadi mata-mata). Eun Sang meminta maaf. 


Tan masuk ke kamar ibunya. Saat melihat Eun Sang, ia meminta ibunya berhenti menyuruh Eun Sang memata-matainya. 

“Kau yang tidak memberiku pilihan,” kata Nyonya Han kesal. “Kau pergilah berkemah dan bersikap baiklah pada Rachel. Bersikap baiklah padanya saat semua orang melihat. Para gadis akan luluh, kau mengerti?” 

Tan berkata ia tidak akan ikut berkemah. Nyonya Han tambah kesal. Apa maksudnya Tan tidak pergi? Apa Tan tahu ia sudah menghabiskan berapa banyak uang? Tan berkata ia tidak pernah menyuruh ibunya mengeluarkan uang. Ia pergi keluar dari kamar ibunya dengan kesal. Nyonya Han yang kesal menyuruh Eun Sang keluar dari kamarnya. 


Eun Sang keluar dari kamarnya. Ia berkata pada Tan kalau mereka harus bicara. Ia bertanya mengapa Tan tidak ikut berkemah. 

“Karena aku tidak mau melihatmu.” 

“Tapi tetap saja…” 

Eun Sang berhenti, tidak berani menyusul Tan ke lantai atas tempat kamar Tan berada. Ia meminta Tan berhenti dan memberinya waktu untuk bicara. Tidak mau, ujar Tan. Ia terus naik ke kamarnya. 


Eun Sang masih ragu untuk naik. Tapi ia membulatkan tekadnya dan naik menyusul Tan. Tan menyadari Eun Sang menyusulnya. Ia tidak menutup pintu kamarnya dan menunggu. Apakah Eun Sang berani masuk? 

Eun Sang ragu untuk mengetuk pintu kamar Tan. Tan yang kesal dan tak sabar akhirnya membuka pintu kamarnya lebar-lebar. 

“Ada apa? Apa yang kaulakukan di depan kamarku? Masuklah jika ada yang ingin kaubicarakan.” 


Eun Sang ragu. Kakinya terasa berat untuk melangkah. 

“Ya sudah kalau begitu…” Tan kembali menutup pintu kamarnya. 

“Tunggu!” 

Eun Sang akhirnya memberanikan diri masuk ka kamar Tan. Hal pertama yang dilihatnya adalah dreamcatcher pemberiannya yang tergantung di jendela. Tan menutup pintu kamarnya. Ia bertanya apa yang hendak Eun Sang bicarakan mengenai camp. 

Eun Sang berkata seharusnya Tan yang pergi berkemah, bukan dirinya. Apa Tan tidak mengerti perasaan Nyonya Han? Ibu Tan membayar semua itu untuk Tan dan teman-teman Tan. Bagaimana perasaannya jika Tan tidak pergi. 


“Apa kau juga seperti ini saat bersama Young do di kamar hotel? Saat ia memanggilmu ke kamar hotelnya, apa yang kalian bicarakan?” Lah…bukannya Eun Sang udah bilang karena Joon Young ya… 

Eun Sang bertanya mengapa itu penting saat ini. Tiba-tiba Nyonya Han mengetuk pintu kamar Tan.

Tan membuka pintu kamar dan hanya menjulurkan kepalanya. Ia berkata saat ini ia sedang tidak berpakaian. Ibunya bertanya apa yang dikatakan Tuan Kim tadi. Tan mengatakan apa yang dikatakan ayahnya. Bahwa ia memerlukan Rachel sebagai jaminan karena ia anak tidak sah. 

Eun Sang mendengarnya. Nyonya Han buru-buru pergi untuk “membunuh suaminya” (ia tidak terima anaknya disebut anak tidak sah). 


Tan melihat Eun Sang terpaku diam. “Bernafaslah.” 

“Eh? Iya…” Eun Sang menarik nafas panjang. Ia meminta Tan memikirkan lagi soal berkemah. 

Tan berkata ia tidak pergi. Jika ia pergi, entah dirinya atau Young Do tidak akan kembali dalam keadaan hidup. Eun Sang tidak bisa membantah hal itu. Ia mengucapkan selamat malam lalu pergi. 

“Jika kau pergi sekarang, kau bisa terpergok oleh Ibu.” 

“Aku bisa menghindarinya.” 

“Tidak, kau tidak bisa. Aku akan berteriak begitu kau keluar.” 

“Berteriaklah.” 

“Kau yang menantanku. Eom-ma!!” 

Eun Sang buru-buru menutup mulut Tan. 


“Tunggulah…satu menit saja… Kau tidak pernah ke kamarku.” 

Eun Sang berkata ia seharusnya tidak ada di sini. Rumah Tan dan kamarnya adalah dua dunia yang terpisah. Ada pintu-pintu yang tidak bisa ia langkahi dalam dunia Tan. Dan pintu kamar Tan adalah salah satunya. Dengan sedih Eun Sang berbalik. 

Tapi Tan meraihnya dan memeluknya dari belakang. Eun Sang mulai melancarkan protes. 

“Tunggulah…,” ujar Tan pelan. “Aku akan membiarkanmu melewati pintu manapun yang kausukai di dunia ini. Aku sedang memikirkan bagaimana aku akan melakukannya. Bersenang-senanglah di perkemahan, aku akan merindukanmu.” 

Eun Sang diam-diam menangis. 


Bo Na membeli sepatu berpasangan untuknya dan Chan Young. Ye Sol menganggap itu hal yang sangat romantis. Nyung Soo datang dan berkata sepatu itu sempurna untuknya. 

“Benar sempurna untuk dipukulkan padamu. Singkirkan tanganmu dari sepatuku.” 

“Apa kau lihat? Aku bahkan tidak mengedip sedikitpun. Benar-benar sulit untuk tidak takut pada saat seperti ini. Kurasa aku tumbuh dengan baik. Aku bisa saja dipukul Lee Bo Na barusan. Para gadis pikir kami tidak kesakitan saat mereka memukul kami. Kenapa begitu?” tanyanya menyerocos. 

Bo Na dan Ye Sol tidak mempedulikan ocehan Myung Soo.


Bo Na mengirim pesan pada Chan Young untuk membeli saptu berpasangan. Chan Young setuju saja dan mengajak Bo N pergi membeli sepatu besok. Bo Na berkata ia sudah membelinya, jadi ia meminta Chan Young membawakan yang lain. 

“Seperti apa?” 

“Pelukan, gendong aku, pegang tanganku, dan hanya melihatku. Sampai bertemu besok,” ketik Bo Na. Chan Young tersenyum. 


Hari berkemah. Murid-murid tiba di perkemahan dan sibuk mendirikan tenda. Well, kecuali Bo Na dan Rachel. Keduanya duduk cemberut, masing-masing tidak mau mendirikan enda. Lah kenapa setenda kalau gitu? 

Chan Young yang akhirnya mendirikan tenda untuk mereka. Bo Na menyuruh Chan Young hanya mendirikan setengah tenda, bagian Rachel tidak usah. Mana bisa? 

Sementara itu Eun Sang setenda dengan Ye Sol. Tapi Ye Sol tidak mau membantu Eun Sang mendirikan tenda. 


“Biar kubantu,” Young Do menghampiri. 

Ia berkata Eun Sang salah mendirikannya. Apa Eun Sang sudah membangun kuburan untuk diri sendiri? Myung Soo melihat berdua mereka lalu memotret mereka. Eun Sang protes karena Myung Soo tidak meminta ijin lebih dulu. 

“Kau melukai hatiku jikau kau berwajah seperti itu,” ujar Young Do. Sepanjang waktu Eun Sang memang berwajah muram. 


Myung Soo melihat hasil fotonya. Ia berkata sekarang ia ingat di mana ia pernah melihat Eun Sang. 

“Ketika itu pagi hari. Kau keluar dari gerbang depan rumah Tan mengenakan baju tidur!” seru Myung Soo. “Benar kan?” 

Eun Sang kaget. 

“Pagi hari?” tanya Young Do. 

“Aku ingat sekarang, itu kau!” kata Myung Soo. “Kau masih setengah tertidur.” 

“Untuk apa aku keluar dari rumahnya? Kau salah lihat,” kata Eun Sang. 

Namun Young Do sepertinya tidak sepenuhnya tidak percaya dan memandang Eun Sang kesal. 


Tan dan Hyo Shin tetap ke sskolah karena mereka tidak ikut berkemah. Hyo Shin berkata yang lainnya pasti sedang bersenang-senang. Ia sangat iri karena berkemah itu menyenangkan. 

Hyo Shin memang tidak bisa pergi karena ia sedang mempersiapkan diri untuk ujian akhir, sedangkan bagi anak kelas dua (angkatan Tan) ini adalah kesempatan berkemah terakhir kalinya. Kenapa Tan tidak ikut di saat Eun Sang pergi? 

“Aku ingin ia rindu padaku. Kenapa kau memanggilnya dengan namanya (tanpa marga), apa kalian dekat?” Jealous mode: on. 


Hyo Shin berkata apa salahnya memanggil Eun Sang dengan Eun Sang. Memangnya siapa Tan hingga berani melarangnya>? Tan bergurau ia akan membiarkan Hyo Shin sekali ini saja. 

“Ketika kau ke Amerika tahun lalu….” 

“Memangnya kenapa? Usaha bunuh diriku?” tanya Hyo Shin enteng. 

“Kau masih bisa tersenyum? Apa kau masih menjalani terapi?” 

“Tentu saja, aku masih meminum obat, Ibuku memeriksa pil-pil ini setiap hari.” 

Tan bertanya apakah ada perubahan di rumah. Hyo Shin menggeleng, sama sekali tidak ada. Karena itu ia mempersiapkan acara besar. Ia masih tidak yakin apakah akan melakukannya atau tidak. 

“Jangan melakukan apapun yang membahayakan nyawamu. Kau masih muda,” kata Tan. Ia nampak khawatir walau tidak ingin memperlihatkannya. 

Hyo Shin menggeleng. Ia tidak suka makanan rumah sakit, ia tidak akan melakukannya lagi (usaha bunuh diri). I hope so….. 


Di perkemahan, perang airsoftgun dimulai. Young Do, Bo Na, Myung Soo berada di tim biru. Rachel, Chan Young, Ye Sol, dan Eun Sang di tim hitam. Pemenang adalah tim yang memiliki anggota yang masih hidup. Aturannya sederahan: mengeliminasi lawan dengan menembakkan bola berisi cat. 

Belum apa-apa Bo Na menembak Rachel. Lucunya Chan Young yang sebenarnya berlawanan tim dengan Bo Na malah tersenyum bangga. 


Permainan dimulai. Sayang City Hunter ngga ikutan ya…kalau ikutan pasti semua kalah hahahaha XD 

Myung Soo menembak lawan dengan gaya mafia, tapi ia sendiri tertembak. Kata-kata terakhirnya: “setidaknya aku tidak sendirian di neraka.” Lalu ia “mati”…hehehe drama boy ;) 


Chan Young dan Bo Na berhadap-hadapan dengan senjata teracung. Lah ini ngikutin film apa? 

Bo Na: Apa yang kau tunggu? Tembak aku! 


Chan Young ragu. Ia melihat Ye Sol (teman satutim dengan Chan Young) hendak menembak Bo Na dari belakang. Chan Young langsung menghalangi hingga punggungnya yang terkena tembak dan Bo Na selamat. 

“Kau tertembak?” tanya Bo Na. 

“Kau hidup,” kata Chan Young. “Aku berikan dunia ini ebagai hadiah untukmu.” Lalu ia “mati” di pangkuan Bo Na. 


“Apa-apaan ini?” gumam Ye Sol. Ia menebak Bo Na. Bo Na melotot kesal. 


Eun Sang tidak ingin bermain. Ia malah duduk menyendiri. Tiba-tiba ada tembakan ke arah kakinya. Sudah bisa kita tebak bukan? Young Do. 

“Haruskah aku membunuhmu atau tidak? Jika kau memberitahuku kenapa kau pagi-pagi keluar dari rumah Tan, aku akan membiarkanmu hidup.” 

“Itu bukan aku.” 

Young Do tidak percaya meski Eun Sang terus menyangkal. Ia sudah pernah melihat Eun Sang ke rumah Tan di siang bolong. Ia bertanya lagi siapa Eun Sang sebenarnya. 

“Apa kau diadopsi?” tanyanya. 

Eun Sang malah menembak Young Do. Young Do bengong. 


Saatnya makan. Chan Young mengajak Bo Na ke dalam hutan saat tidak ada yang melihat. Myung Soo melihat tapi tidak mengikuti mereka. 


Young Do tak henti-hentinya menatap Eun Sang yang sedang makan. Eun Sang tidak mempedulikannya. Young Do menendangi meja, namun Eun Sang tidak menghiraukannya. 

Young Do berteriak pada semua murid untuk membawa piring mereka setelah makan karena Eun Sang akan mencucikan piring mereka. Eun Sang kesal. 

“Apa kau perlu bantuan?” tanya Young Do. 


Eun Sang terpaksa mencuci semua piring, dibantu oleh tatapan Young Do. Mungkin Young Do punya kekuatan super lewat tatapannya untuk membantu cuci piring kali ya >,< 

Eun Sang bertanya apa ini yang namanya membantu? Young Do berkata keberadaannya sudah membantu banyak. Chan Young melihat Eun Sang mencuci begitu banyak piring, bagaimana bisa? Eun Sang melihat dengan kesal ke arah Young Do. 

“Ini perbuatanmu?” tanya Chan Young. 


“Sudah berapa lama kalian berteman?” tanya Young Do. 

“Apa kau membuatnya mencuci piring sendirian?” tanya Chan Young tak gentar. 

“Aku ganti pertanyaannya. Kau tahu dia adalah siswa yang mencapat tunjangan, iya kan?” 

Bo Na datang dan bertanya apa Chan Young hendak membantu Eun Sang mencuci piring. 

“Lee Bo Na,” panggil Young Do. 

“What?” 

Young Do mengulang pertanyaan yang sama. Apa Bo Na juga tahu Eun Sang adalah murid yang mendapat tunjangan? Bo Na menyuruh Young Do tidak bersuara sekeras itu. 

“Sepertinya hanya aku yang tidak tahu,” gumam Young Do. 

Myung Soo datang. Semuanya diam. Myung Soo jadi curiga. Kenapa semua mendadak diam? Apa mereka sedang membicarakannya? 


“Myung Soo, apa kau juga tahu….” Young Do hendak menanyakannya pada Myung Soo. 

“Choi Young Do, kita perlu bicara,” potong Eun Sang. 

Mereka berbicara berdua. Young Do bertanya apa ia harus melakukan sesuatu yang buruk lebih dulu baru Eun Sang memperhatikannya? Itu membuatnya kesal. 

“Apa hubunganmu dengan Kim Tan?” 

“Memangnya kenapa jika kami ada sesuatu? Apa yang akan kaulakukan? Apa hakmu?!” ujar Eun Sang marah. Ia berkata silakan saja Young Do mengusilinya seperti yang biasa dilakukan Young Do. Ia tidak takut lagi pada Young Do. 

Young Do nampak terluka mendengar kata-kata Eun Sang. Mungkin ia berpikir kenapa sulit sekali membuat Eun Sang berbicara baik-baik dengannya. Hmmm…berguru dulu tuh sama Chan Young dan Hyo Shin ;p 


Eun Sang duduk menyendiri. Ia akhirnya memutuskan menelepon Tan. Pada saat yang sama Rachel juga sedang menelepon. Entah menelepon siapa. Mungkin Tan juga. 

Ia melihat Eun Sang lalu menghampirinya. Di wajah Eun Sang terpancar rasa bersalah. Rachel merebut ponsel Eun Sang dan melihat Eun Sang baru saja menelepon Tan. Plakk! Ia menampar Eun Sang. 


“Sakitkah? Hatiku sakit memukulmu. Kau tahu benar seberapa besar aku bersabar padamu. Aku tidak akan bertanya lagi. Kita sudah melewati tahap itu. Aku tidak peduli jika kau puteri Presiden sekalipun.” Whoaaa…seandainya benar Eun Sang anak Presiden ^^ 

“Yoo Rachel.” 

“Tutup mulutmu! Kau tahu kau bahkan tidak berhal meminta maaf. Kau tidak bisa bilang bahwa ini salah paham sekarang (tidak seperti saat mereka bertemu di rumah Tan di Amerika). Kecuali kau akan memberikan pipimu yang sebelah lagi, tutup mulutmu.” 

“Karena kau sudah menamparku, aku akan melakukan hal yang sepadan dengan tamparan yang kuterima. Bisakah aku meneleponnya sekarang? Berikan ponselku.” 


Rachel mengayunkan tangannya hendak menampar Eun Sang algi. Tapi Young Do menangkap tangannya. 

“Lepaskan!” ujar Rachel kesal. 

“Ah, aku lupa memperkenalkan siapa dia. Mulai saat ini, Cha Eun Sang adalah milikku. Hanya aku yang bisa mengerjainya.” 

Ia merebut ponsel Eun Sang dari Rachel lalu menarik Eun Sang pergi. 


Eun Sang berkata memang seperti inilah Young Do. 

“Jangan mengambil kesimpulan sesukamu. Kau belum melihat apapun mengenai diriku,” ujar Young Do. 

Ia melihat Tan muncul sambil menelepon. Jelas ia mencari Eun Sang. Eun Sang tidak tahu karena Tan muncul dari arah belakangnya. Tan melihat Eun Sang bersama Young Do. 


“Aku akan menunjukkannya padamu sekarang,” ujar Young Do. Ia memeluk Eun Sang. 

Eun Sang kaget dan berusaha melepaskan diri. Tapi Young Do mendekapnya dengan erat sambil terus menatap Tan. 

Tan menatap Young Do dengan tajam.

(Bersambung)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger