Home » , » THE HEIRS (2014) EPISODE 7-1

THE HEIRS (2014) EPISODE 7-1

Written By Regina Kim on Wednesday, December 3, 2014 | 1:29 AM


Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs

Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20


CAST : 



SINOPSIS LENGKAP


“Apakah ramenmu enak?” 

Pertanyaan Tan membuat Young Do mengedarkan pandangannya, mencari-sosok Tan. Dan ia melihat Tan muncul di seberang jalan. Ia bertanya apa Tan ingin makan ramen bersamanya? Tan menjawab sinis, “Apa kau pikir aku menelepon karena ingin menemuimu?”



Young Do tersenyum sinis dan berkata kalau hubungan mereka benar-benar sudah berubah. Ia akan membangunkan orang yang ingin ditemui Tan. Young Do pun menendang meja, menyuruh Eun Sang bangun, “Ada Kim Tan.”


Eun Sang berlagak bangun dari tidur nyenyaknya, dan bertanya “Kenapa kau sangat berisik?” Tan mengisyaratkan agar Eun Sang menoleh ke seberang jalan. Eun Sang pun menoleh.


“Ada apa dengan kalian berdua? Ini lingkungan rumah orang lain,” bentak Tan marah.


Tapi Young Do tertawa, tak percaya kalau Tan hanya kebetulan melewati daerah itu. Dan ia semakin tak percaya melihat Eun Sang pun juga heran melihat kehadiran Tan di sana juga Young Do yang ada di hadapannya. Young Do bertanya pada Eun Sang, “Ada apa dengan kalian berdua?” Dan ia menoleh pada Tan, “Apa kau tak datang untuk menemuinya? Kemarilah.”


“Kenapa juga aku harus menemuinya?” tanya Tan sinis. “Aku tak tahu apa tujuan kalian di sini. Tapi jangan lakukan hal yang tidak-tidak di lingkungan sini.”


Tan mematikan teleponnya dan berlalu pergi. Young Do menyuruh Eun Sang untuk segera mengikuti Tan. Tapi dengan polos Eun Sang berkata kalau ia ke sini bukan untuk menemui Tan. Young Do melempar handphonenya kesal dan bertanya, “Jadi maksudmu, situasi ini hanyalah kebetulan?”


“Kita juga tak ada rencana untuk ketemuan di sini,” jawab Eun Sang taktis. Ia menyuruh Young Do untuk menghabiskan makanannya dan segera pergi. Tanpa menunggu jawaban, Eun Sang meninggalkan Young Do, pergi ke arah yang berlawanan dengan Tan.


Young Do speechless mendengar jawaban Eun San dan berkata sendiri, “Tak ada gunanya ngomong dengan orang yang selalu mendebat.” Ia tampak berpikir namun kemudian mendesah kesal, “Ahh.. aku benar-benar bingung.”

Haha.. Hubungan rahasia Tan dan Eun Sang selamat. Untuk sementara.


Eun Sang akhirnya pulang ke rumah. Tapi ia berteriak kaget karena Tan muncul tiba-tiba dan langsung memarahinya karena tidur di tempat seperti itu. Apa Eun Sang tak takut? Kenapa tak tidur di kafe saja? Tentu saja karena Eun Sang harus membeli kopi jika mau tidur di sana.

Eun Sang mau masuk ke rumah, tapi Tan masih ingin bicara. Kenapa Eun Sang menemui Young Do? Eun Sang membantah kalau ia berniat menemui Young Do. Semua ini hanya kebetulan. Tan tak percaya. Ia ingin tahu apa yang dikatakan Young Do? Apa Young Do mengancamnya?


Eun Sang menggeleng, “Ia malah berkata kalau ia ingin melindungiku.”


Tan langsung menyergah, “Itu namanya ancaman! Makanya dengarkan omonganku. Mulai sekarang jangan sampai berpapasan dengannya. Ini bukannya cerewet, tapi peringatan!”

Eun Sang heran, bagaimana mungkin ia bisa mengatur kejadian seperti itu? “Itu karena kau belum berusaha sebaik-baiknya,” tukas Tan.

*Ihh.. kaya Eun Sang bisa menghindar aja dari Tan. Sekeras apapun usaha Eun Sang mengindar, tetap aja Tan mencari cara untuk bertemu, kan?


Eun Sang menanyakan alasan Tan bersikap seperti itu pada Young Do. Tan berkata kalau ia tak ingat. Ia hanya tahu kalau sekarang mereka sedang dalam hubungan saling membenci.


Eun Sang meminta Tan untuk masuk ke rumah 5 menit dari saat ia masuk. Tan bertanya apa tak mungkin kalau mereka kebetulan datang bersama-sama ke kebun ini? Eun Sang menggeleng yakin, “Aku sudah membuat diriku sebisa mungkin tak berpapasan dengan orang di rumah ini.”


Tan geli mendengar jawaban Eun Sang yang kontradiktif dengan apa yang diucapkan sebelumnya.


Masuk ke rumah, Eun Sang langsung ke dapur dan bertemu dengan Nyonya Han. Nyonya Han menegur Eun Sang yang baru saja pulang hingga ia harus mengambil anggur sendiri. Eun Sang meminta maaf.


Kalimatnya belum selesai saat Tan kebetulan masuk ke dapur dan meminta air putih pada ibunya. Eun Sang buru-buru melipir pergi, tapi berhenti saat Nyonya Han menyuruh Eun Sang untuk mengambilkan air minum untuk Tan. Nyonya Han juga memperkenalkan Tan pada Eun Sang sebagai putranya.


Tan tersenyum geli melihat Eun Sang yang salah tingkah. Maka saat Eun Sang menyapa santun sambil memberikan air padanya, Tan berkata, “Aku sering melihatmu.”


Eun Sang mendelik pada Tan yang sepertinya masih merasa terganggu dengan ucapan Eun Sang di taman. Nyonya Han bertanya dimana Tan pernah melihat Eun Sang. Apa di rumah ini? Tan menggeleng dan menjawab di sekolah. “Kupikir siapa gadis yang dandanannya aneh itu. Ternyata itu kamu. Senang bertemu denganmu. Nanti kita akan ketemu lagi, ya.”


Nyonya Han bertanya apa Eun Sang benar-benar tak pernah melihat Tan di sekolah? Gelengan kepala Eun Sang membuat Nyonya Han benar-benar heran, “Tapi Tan ini adalah tipe orang yang kau pasti perhatikan, walau kau tak ingin.”

“Benar, kan? Dia gadis aneh,” tukas Tan pada ibunya, membuat Eun Sang semakin mendelik. Puas mengerjai Eun Sang, Tan berkata kalau ia akan masuk ke kamar.


Sepeninggal Tan, Nyonya Han meminta Eun Sang untuk mengingat wajah Tan dan melaporkan semua yang Tan lakukan di sekolah. Eun Sang bertanya, “Melapor?” Nyonya Han pun bertanya apa Eun Sang tak mau melakukannya? Setelah ia diberikan kesempatan di sekolah yang sama dengan putranya? Eun Sang menunduk dan menyanggupi permintaan itu.

Namun Nyonya Han memperingatkan Eun Sang agar tak menyapa Tan atau terlalu ramah pada Tan di sekolah, “Sama seperti kau tinggal di rumah ini, kau berada di tempat yang berbeda. Bahkan saat di sekolah, udara yang kau hirup harus berbeda dengannya. Dan hanya karena sepantaran, tak berarti kau bisa memanggilnya ‘Tan’ begitu saja.”


“Baiklah,” jawab Eun Sang muram. “Seperti Tuan Muda. Begitu, kan?”


Nyonya Han mengiyakan dengan gembira dan memuji Eun Sang sebagai anak yang pintar. Dari balik pintu, Tan yang ternyata belum naik ke atas, mendengarkan semua itu dengan ekspresi tak suka.


Eun Sang masuk ke kamar dengan sedih. Namun kesedihannya berganti kaget saat melihat ada baju seragam tergantung di atas. Lebih kaget lagi saat mengetahui kalau ibunya membeli seragam itu untuknya. 


Ia sudah mulai merinci apa yang bisa mereka lakukan dengan uang hampir 1 juta won, namun berhenti saat ibu menyentuh tangannya lembut dan berkata, Membelikan seragam adalah tugas ibu. Cobalah. Aku ingin kau melihat apakah seragam itu kelihatan cantik.


Eun Sang mengerjap-kerjapkan matanya agar tak menangis, “Tentu saja. Aku selalu terlihat cantik memakai apa saja.” Eun Sang benar-benar bahagia mempunyai baju itu dan berterima kasih pada ibu.


Sebaliknya, Rachel tak bahagia mendengar kabar dari ibunya yang ingin mengambil ‘foto keluarga’ yang bisa dipasang di tempat resepsipernikahannya nanti, juga di kartu undangan. Apa ibunya pikir setelah mereka memiliki foto keluarga lantas mereka benar-benar menjadi keluarga?


Esther Lee menyuruh anaknya untuk berhenti merengek seperti Rachel berusia 3 tahun, karena rengekan itu tak ada gunanya. Rachel menyindir kalau ibunya sudah tak bisa mengatur hidupnya lagi sejak ia berumur 3 tahun. Jika ibunya masih mau melakukan foto keluarga atau foto pernikahan, terserah. Tapi ia tak akan melakukannya.


Rachel pun pergi menemui Young Do untuk memastikan apakah Young Do tak memiliki cara untuk menggagalkan pertunangan orang tua mereka? Young Do memberi cara alternative, “Apa kau mau kita pacaran?”


“Hei! Aku tak bermaksud menghancurkan pertunanganku,” jawab Rachel kesal. “Apa kau tak bisa serius sedikit?”


Young Do pun memberi satu pilihan lagi. Kalau mereka tak bisa menggagalkan pernikahan, mereka bisa menggagalkan foto keluarga itu. Rachel tertarik dengan usul Young Do. Tapi Young Do bertanya apa yang Rachel bisa lakukan jika ia menggagalkan pemotretan itu, “Dapatkah kau memberikan apapun yang aku inginkan?”


Eun Sang berangkat sekolah dan kaget saat melihat Tan sudah berdiri di depan gerbang. Ia bertanya mengapa Tan ada di sini subuh-subuh begini?

“Kau ini.. supir aja belum datang,” ujar Tan kesal. “Pantas saja aku tak pernah melihatmu saat berangkat sekolah. Apa kau sengaja menghindariku dan pergi saat subuh?”


Eun Sang menjawab kalau ia tak hanya ingin menghindari Tan saja. Tapi Eun Sang tak menjelaskan lagi dan berkata kalau ia akan berangkat sekarang. Tapi Tan malah menarik tangannya.


Eun Sang mencoba melepaskan tangannya. Tapi seperti alasan Eun Sang dulu menarik tangannya pergi dari depan rumahnya, Tan berkata kalau tak ada gunanya Eun Sang melawannya, karena ada CCTV di atas.

Hahaha.. kayanya apapun yang Eun Sang katakan akan dikembalikan ke Eun Sang lagi, deh.


Di taksi, Tan mulai mengoceh, “Anak-anak menyukai Kim Tan karena wajahnya yang tampan. Nilai pelajaran Kim Tan juga bagus karena wajahnya yang tampan. Kim Tan..” Tapi Eun Sang langsung memotong ucapan Tan, kenapa juga Tan berkata seperti itu? Tan menjelaskan kalau itulah kata-kata yang harus diucapkan Eun Sang pada ibunya.

*Kayaknya sih Tan pengen Eun Sang berkata kalau ia tampan. 

“Aku mendengar percakapanmu dengan ibuku kemarin.”

“Jadi kau menyuruhku untuk berbohong?” tuduh Eun Sang.

“Bagian mana yang bohong?” tantang Tan.

“Sudahlah.”


Hehehe.., Akhirnya Eun Sang nyadar juga kalau Tan ini narsis.


Tan menyindir Eun Sang yang langsung mematuhi perintah ibunya. Eun Sang berkata, dari sekian banyak kalimat yang bisa ia katakan di rumah Tan, kalimat ‘tidak mau’ tak akan pernah ada.

“Jadi karena itu kau membuatku untuk mendengar semua kata ‘tidak’ dan ‘sudahlah’ mu setiap waktu, ya?” tanya Tan penuh sindiran. Eun Sang hanya tersenyum dan malah balik bertanya, “Apa seperti itu?”

Haha.. pasti Tan merasa dirinya sangat spesial. Tan menatap Eun Sang dan memilih tak mengejar Eun Sang dengan pertanyaan itu. Ia malah bertanya apa yang sebenarnya ingin Eun Sang hindari (dengan berangkat saat subuh)?


Eun Sang tak menjawab. Namun ia teringat betapa mobil-mobil mewah yang mengantarkan para siswa menciutkan nyalinya. Tapi Eun Sang tak mengatakan hal itu, dan hanya berkata kalau ia menghindari mobil. Ia pun meminta supir untuk menepi karena ia ingin turun. Tan menyuruh supir untuk terus. Mereka akan pergi bersama hanya pagi ini saja. Lagipula di sekolah pasti belum ada siswa yang datang.


Eun Sang masih ingin berdebat, tapi Tan tiba-tiba menunjuk keluar dan berseru heran, “Apa itu?!”


Eun Sang langsung mengikuti arah telunjuk Tan. Dan Tan pun langsung menyandarkan kepalanya ke bahu Eun Sang. Aww.. jahilnya si Tan. Eun San langsung membeku merasakan Tan yang ada di dekatnya.

Tan tersenyum sambil memejamkan mata, “Aku ngantuk. Karenamu aku bangun pagi-pagi sekali.”


Aww.. Eun Sang mencoba protes, tapi ia tak menyingkirkan kepala Tan dari bahunya. Hampir tertidur, Tan meminta agar mereka keluar dari taksi bersama-sama dan ia menambahkan, “Seragam itu pantas kau pakai.”

Eun Sang tersenyum mendengar pujian itu. 


Mereka berjalan melewati halaman sekolah. Walau sepintas nampak mereka tak berjalan bersama, tapi Eun Sang dapat merasakan kalau Tan menatap punggungnya dan perasaan itu membuat Eun Sang semakin berdebar.


Tan mengawasi Eun Sang dan matanya terus menatap leher Eun Sang yang terlihat karena rambutnya dikuncir kuda. 


Tak tahan, Tan mengejar Eun Sang dan menarik ikat rambutnya. Eun Sang terkejut dan berbalik, “Apa yang kau lakukan?”


“Jangan ikat rambutmu saat kau di sekolah,” jawab Tan pendek. Eun Sang meminta Tan mengembalikan ikat rambutnya. Tapi Tan malah mengacak-acak rambutnya dan berkata, “Kau harus menutupi wajahmu agar tampak cantik.” Tan nampak puas melihat rambut Eun Sang menutupi wajahnya.


Eun Sang merapikan rambutnya lagi dan meminta Tan untuk tak melakukan hal itu. Bagaimana jika ada orang yang melihat mereka berdua. Tan bertanya mana ada orang yang sudah datang di jam segini? Belum sedetik juga Tan berkata itu, terdengar panggilan, “Kim Tan!”


LOL. Mereka berdua menoleh dan sangat terkejut melihat Myung Soo datang dengan menyemportkan parfum ke badannya. Myung Soo juga langsung memanggil Eun Sang dan bertanya bagaimana mereka bisa datang bersama.


Eun Sang panik dan Tan melihatnya. Setelah berpikir sesaat Tan langsung menarik tangan Eun Sang, dan mengalihkan perhatian dengan bertanya mengapa Myung Soo ada di sini pagi-pagi sekali. Ternyata Myung Soo baru pulang dari clubbing dan memilih tidur di sekolah daripada dimarahi ibunya karena pulang pagi.


Ada garis tubuh di lantai dan Myung Soo menginjaknya. Eun Sang kaget, namun Myung Soo menenangkan kalau gambar itu hanya sebagai pertunjukkan saja bukan yang sebenarnya. Seseorang selalu menggambarnya. Mungkin Joon Young.


Myung Soo penasaran, seperti déjà vu melihat Eun Sang, “Apalagi pagi-pagi seperti ini.” Tan segera menjawab kalau Eun Sang tak pernah clubbing. Myung Soo heran, bagaimana Tan tahu? Sambil meninggalkan Eun Sang, Tan menjawab kalau klub juga punya standar sendiri (dan wajah Eun Sang tak memenuhi syarat). Myung Soo mengangguk mengakui, “Walau sedikit kumal, wajahnya tak begitu jelek.”

LOL. Eun Sang kesal karena mereka membicarakannya seolah ia tak ada di sana.


Teman Nyonya Han datang ke rumah dan mengagumi rumah Nyonya Han yang besar sekali, dan mereka kembali berbicara dengan dialeg daerah yang kental (seperti cara bicara Beo Jin yang medok dengan logat Jeju – Tamra the Island).


Rupanya teman itu ibunya Ye Sol (sahabat Bo Na) dan kesal saat menerima SMS tentang pertemuan orang tua murid di sekolahnya. Nyonya Han iri sekali karena temannya bisa datang ke sekolah sebagai ibu. Tapi ibu Ye Sol mengatakan kalau lebih baik Nyonya Han tak pergi, karena para ibu-ibu itu hanya pamer dari ujung kepala sampai ujung kaki dan membicarakan tentang bisnis para suami.

Saat disinggung tentang bisnis apa yang ibu Ye Sol katakan pada mereka, ibu Ye Sol dengan riang menjawab kalau ia mengatakan bisnis keluarganya adalah menjual air. Maksudnya sih alkohol (seperti pemilik klub atau bar), tapi para ibu yang lain mengira bisnisnya adalah bisnis air mineral. 
*kalau ditilik dari bagaimana Ibu Ye Sol menyembunyikan hal itu, sepertinya latar belakang Ye Sol bukan hal yang membanggakan dan mungkin Ye Sol akhirnya bisa masuk kasta seperti Chan Young, walau mungkin tak separah Joon Young atau Eun Sang. 


Nyonya Han menceritakan kalau ia tak menemukan sesuatu yang buruk pada istri suaminya itu. Nyonya Jung hanya pergi ke tempat-tempat yang membosankan dan Nyonya Han menyebutnya sebagai biarawati. Ibu Ye Sol pun mengusulkan hal lain. Bagaimana dengan mencari keburukan Won?


“Kau ini, katanya ahli. Kalau Nyonya Jung itu biarawati, maka Won itu seperti pendeta!” sergah Nyonya Han.

Mereka dikejutkan oleh ibu Eun Sang yang tiba-tiba keluar dari ruang rias untuk mengepel. Nyonya Han bertanya, apa ibu Eun Sang mendengarkan percakapannya? Ibu Eun Sang mengangguk dan pergi.


Nyonya Han kesal dan berkata kalau ini tak dapat dibiarkan lagi. Ia menoleh pada temannya dan berkata, “Ayo kita kubur wanita itu.”

LOL, serem amat nih Nyonya Han.

Kepanikan Nyonya Han bertambah saat ibu Ye Sol bertanya-tanya, apa ibu Eun Sang itu benar-benar bisu?


Maka yang dilakukan Nyonya Han berikutnya adalah mengendap-endap untuk mengagetkan ibu Eun Sang. Tapi ia sendiri yang berteriak kaget karena ibu Eun Sang tiba-tiba berbalik. Bagaimana ibu Eun Sang tahu? 


Ibu Eun Sang menunjuk ke bayangan mereka di lemari es. Bwahaha..


Nyonya Han bertanya apa ibu Eun Sang benar-benar tak bisa bicara? Sejak kapan? Ibu Eun Sang mulai menulis, tapi Nyonya Han memutuskan ia tak ingin tahu. Dan ia mengagetkan Ibu Eun Sang sekali lagi, dan tetap gagal. Haha.. Dan dari tulisan Ibu Eun Sang yang tak terbaca oleh Nyonya Han, kita tahu kalau Ibu Eun Sang menjadi bisu setelah ia demam tinggi saat berusia 3 tahun.


Eun Sang melakukan wawancara dengan membawa CV-nya. Hyo Sin heran melihat Eun Sang menguasai bahasa isyarat, sementara murid lainnya biasanya menguasai 3 bahasa. Eun Sang pun mengatakan karena alasan itulah maka Hyo Sin harus memilihnya.

Tapi Hyo Sin bertanya mengapa Eun Sang masih ingin bergabung? Bukankah membeli seragam adalah alasan Eun Sang bergabung? Dan melihat Eun Sang sekarang memakai seragam, berarti alasan itu sudah tak valid.


Hyo Sin menutup wawancara dan bertanya apa ada yang ingin ditambahkan oleh Eun Sang? Dengan bahasa isyarat, Eun Sang pun berkata, “Kumohon, pilihlah aku. Jika tidak, aku akan balas dendam!”


Hyo Sin tak mengerti dan Eun Sang menjawab dengan manis kalau itu adalah bahasa isyarat yang berarti kumohon pilihlah aku. Tapi Hyo Sin tak percaya begitu saja, karena yang dikatakan Eun Sang jauh lebih panjang dari itu.


Bo Na masuk dan melihat Eun Sang sedang melakukan wawancara, ia langsung mengeluarkan hak vetonya. Ia tak mau Eun Sang yang terpilih. Tapi begitu fans Hyo Sin masuk(anak direktur stasiun TV), Bo Na pun langsung menggunakan hak vetonya lagi dan memilih Eun Sang.

Haha.. kayanya bagi Bo Na, lebih mendingan bersama Eun Sang daripada anak stasiun TV itu.


Eun Sang kembali mengikat rambutnya. Tapi Tan tiba-tiba muncul dari belakang dan langsung menarik ikat rambutnya lagi. Eun Sang berteriak kaget dan memanggilnya. Tapi Tan tak menoleh, hanya senyum-senyum dan berlalu pergi.


Eun Sang merasa ada seseorang yang mengawasinya dan ternyata benar. Ada Young Do yang mengawasinya dengan tatapan yang susah diartikan, dan tentunya melihat apa yang baru saja terjadi.


Bo Na menyuapi Chan Young, membuat Chan Young senang dan memuji Bo Na yang hebat (gamtan). Tapi Bo Na langsung menyergah, apa yang sangat Kim Tan darinya? Pertanyaan itu membuat Chan Young sedikit terusik, “Apakah duniamu itu penuh dengan Kim Tan sehingga gamtan-pun kau dengar menjadi Kim Tan?”


Bo Na membantah. Hal itu tak mungkin karena ia hanya pacaran sebentar. Saat Chan Young menuduhnya belum bisa melupakan Kim Tan, Bo Na langsung defensive dengan mengatakan kalau ia dan Tan hanya berpegangan tangan saja. Lagi pula bagaimana Chan Young bisa tahu kalau ia pernah pacaran dengan Tan.
Chan Young menjawab kalau ia diberitahu oleh Rachel waktu di Amerika dulu. Bo Na sangat kesal mendengarnya.


Chan Young juga meminta agar Bo Na merahasiakan kondisi Eun Sang yang masuk ke sekolah mereka karena mendapat beasiswa. Bo Na masih tak suka pada Eun Sang, karena itu ia tak mau berjanji.


Tan sedang memandangi foto remajanya bersama Young Do saat Chan Young muncul. Tan bertanya berapa lama Chan Young dan Bo Na pacaran? Chan Young menjawab satu setengah tahun dan balik bertanya sampai tahap mana hubungan Tan dengan Eun Sang? Tan menjawab, “Sebentar lagi aku akan mengatakan suka padanya.”


“Kau menghabiskan separuh hidupmu berteman dengan Eun Sang, apa kau menyukainya?”

“Bagaimana kalau iya?”

Tan mendesah, “Tentu saja, tak mungkin hal itu tak pernah terjadi. Kapan?”


“Saat aku berumur 9 tahun?” Chan Young mencoba mengingat-ingat. “ Saat tu Eun Sang jauh lebih tinggi daripada aku. Jadi ia memukuli anak-anak yang berbuat jahat padaku. Kenapa kau memegang tangan Bo Naku?”


“Karena saat itu dingin,” jawab Tan. Tapi sama seperti Tan sebelumnya, Chan Young tak percaya. Maka Tan menambahkan, “Saat itu Bo Na lebih kuat daripadaku.”

Ahh.. berarti sebenarnya Eun Sang dan Bo Na mirip. Atau selera Tan dan Chan Young yang sama?


Won kembali ke rumah dan berpapasan dengan Nyonya Han yang langsung menyembunyikan anggur di balik punggungnya. Tapi Won mengabaikannya. Ia datang kemari untuk memberitahu ayahnya kalau ia akan meninggalkan rumah dan tinggal di luar untuk sementara waktu.


Ayahnya bertanya bukankah Won sudah melakukan hal itu dari dulu? Won membenarkan, tapi dulu ia memiliki rumah ini untuk pulang, tapi tidak sekarang. Ia tahu kalau tindakannya ini hanya lebih banyak rugi daripada untung. Tapi mengetahui kalau ia mendapatkan sesuatu, karena seseorang terluka karena tindakannya, “Luka orang itu.. merupakan sebuah hiburan untukku, Yah.”


Presdir Kim bertanya apakah Won sadar apa yang akan ia lepaskan untuk hal ini? Won menyadarinya. Tapi jika memang ia harus kehilangannya, maka ia akan melepaskannya.


Tan tersenyum melihat kehadiran kakaknya. Padahal Won ada di kamar untuk mengemasi barangnya. Tan meminta Won agar tetap tinggal di rumah. Tapi Won berkata kalau hal itu hanya dilakukan oleh jika mereka memang satu keluarga.


Tan bertanya apakah Won suka dengan keadaan seperti ini? Bagi Won, walau dia merasa tak nyaman, tapi mengetahui Tan juga tak nyaman dengan kondisi ini, bagi dia itu sudah cukup. Won heran, mengapa Tan ingin sekali pergi dari rumah hanya karena ia kembali.


Kali ini Won menatap Tan dan menjawab karena Tan selalu mengikutinya seperti anak 7 tahun dan ia tak punya tempat untuk bersembunyi, “Apa kau tak pernah terpikir olehmu kalau kau mencuri tempatku? Atau kali ini, aku yang harus meninggalkan Amerika? Kapan kau akan dewasa? Aku tak mungkin melawan anak SMA. Jadi, cepatlah dewasa.”


Saya merasa Won benar-benar serius dengan kepergiannya kali ini karena Won mengambil botol anggur yang pernah dibuat ibunya saat Won lahir dulu. Won mengacuhkan Tan yang meminta maaf karena mendatangi hotelnya dan juga kantornya. Ia tak mempedulikan Tan yang mengaku salah karena telah kembali dari Amerika.


Tak mendapat jawaban dari kakaknya, Tan memegang lengan Won. Kali ini Won menoleh dan berkata dingin, “Lepaskan. Beraninya kau memegangku.”


“Apa aku bahkan tak diijinkan memberanikan diriku melakukan ini?” tanya Tan keras kepala. “Aku tahu kalau yang kukatakan ini mungkin keterlaluan, tapi.. aku mengerti.”

“Mengerti? Apa kau sedang mengejekku?” tanya Won marah. “Kau berani pulang tapi tak berani melawanku? Memang kau pikir siapa dirimu hingga sesombong ini?”


Mendadak Tan memeluk Won dan berkata, “Aku tak akan melawanmu, karena sudah jelas kalau aku akan kalah. Pertarungan yang tak ingin aku lakukan, bagaimana aku bisa memenangkannya?”


Won terpaku mendengar ucapan Tan. Namun setelah Tan melepaskan pelukannya, Won berkata ketus, “Aku tak tahu menurun dari siapa, tapi kau sangat berisik sekali.”


Won meninggalkan Tan sendirian.
(Bersambung)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger