Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
CAST :
SINOPSIS LENGKAP
Eun Sang mengenakan seragam Jeguknya. Lalu ia pergi.
Tan duduk termenung di halaman sekolah. Seseorang duduk di sampingnya.
Tan menoleh. Ia terpaku. Eun Sang duduk di sebelahnya dan sedang menatapnya saat ini.
“Annyeong, Kim Tan,” sapa Eun Sang sambil tersenyum.
Tan masih diam serasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Apa kau sudah belajar?” tanya Eun Sang. “Aku tidak bisa belajar. Aku jadi khawatir (dengan ujian).”
“Apakah ini benar-benar kau?” Tan balik bertanya.
“Aku ingin bertanya padamu saat terakhir kali kita bertemu. Apa yang terjadi pada wajahmu? Apa yang terjadi padamu, bodoh?”
“Kau meninggalkanku,” jawab Tan.
“Aku kembali sekarang. Aku tidak akan melarikan diri lagi. Pertama, aku akan mengikuti ujian. Lalu aku akan mencari alasan lain. Karena itu akan tinggal di sini. Di sisimu.”
Tan langsung memeluk Eun Sang. Tanpa peduli kalau mereka saat ini sedang berada di sekolah ;p
Young Do mendengar murid-murid lain membicarakan Eun Sang yang telah kembali. Ia tidak terlihat senang. Ketika ia berpapasan dengan Eun Sang dan Eun Sang memanggil namanya, Young Do pergi melewatinya begitu saja. Karena ia tahu betul, Eun Sang kembali untuk Tan.
Bo Na dan Chan Young terkejut saat tiba-tiba Eun Sang muncul di hadapan mereka. Eun Sang meledek mereka berduaan di studio penyiaran karena ia tidak ada. Bukannya tertawa atau malu, Bo Na dan Chan Young malah memarahi Eun Sang yang menghilang begitu saja.
“Studio ini jadi kacau karena kau tidak ada,” ujar Bo Na cemberut. “Ke sini kau,” ia memeluk Eun Sang. Eun Sang tersenyum.
Chan Young bertanya apa yang terjadi dan ke mana saja Eun Sang selama ini, bahkan Eun Sang mengganti nomor telepon.
“Kau pasti rindu padaku,” ledek Eun Sang.
“Yang benar saja!” protes Bo Na. “ Kami harus memilih PD baru karena kau tidak ada. Kau pikir anak-anak di sini ada yang mau bergabung dengan klub penyiar ini? Jadi jangan ke mana-mana lagi!”
Eun Sang meminta maaf karena membuar mereka khawatir. Ia seharusnya menelepon ayah Chan Young tapi ia terlalu sibuk.
Chan Young bertanya apakah Eun Sang sekarang sudah baik-baik saja, dan apakah semua urusannya sudah beres. Eun Sang mengaku ia belum baik-baik saja dan banyak hal yang masih harus ia bereskan.
“Tapi aku tetap datang. Aku juga sangat merindukan kalian.”
Chan Young masih kesal. Ia berkata apapun yang terjadi Eun Sang harus memberitahu mereka jika Eun Sang hendak pergi atau kembali. Ia meminta nomor telepon Eun Sang. Dasar Bo Na. Ia langsung menghalangi.
“Tidak boleh, berikan padaku lebih dulu,” katanya. “Aku akan menyimpannya dan memberitahu Chan Young.”
Ketika Chan Young hendak melihatnya, Bo Na berkata Chan Young harus baik padanya jika ingin tahu nomor telepon Eun Sang. Untuk pertama kalinya, Eun Sang tertawa kembali.
Ujian akhir dimulai. Semua murid berusaha mengerjakan dengan baik. Myung Soo menutupi soal jawabannya, takut ada yang mencontek jawabannya. Hehehe…memangnya ada ya yang nyontek ranking 99? XD
Rachel melirik Tan yang hanya diam mematung melihat soal ujian. Tapi kemudian Tan mulai mengerjakan ujiannya. Young Do terus melihat Eun Sang. Kemudian ia juga mulai mengerjakan ujiannya.
Apakah hubungan Young Do dan Tan membaik? Sayangnya tidak. Mereka bersikap tidak saling mengenal saat mereka berpapasan. Hmmm…kenapa jadi kangen pertengkaran mereka ya *tanpa baku hantam tapinya*
Jangan khawatir...sebelumnya Tan dan Eun Sang juga berjalan saling melewati seperti itu kan??
Young Do menerobos studio penyiar di mana Eun Sang sedang belajar.
“Jalan atau perlukah aku menyeretmu?”
Eun Sang jadi bingung, apa Young Do seperti dulu lagi? Young Do berkata sekarang ia mengerti rasanya menjadi lintah darat. Jika mempunyai hutang, seharusnya Eun Sang membayar tanpa perlu ditagih lebih dulu. Apa ia harus menagih dengan kekerasan?
“Ayo kita makan mie,” ujar Young Do.
Mereka pergi makan mie di sebuah kedai. Masih merasa bingung, Eun Sang duduk memandangi Young Do yang sedang makan. Young Do bertanya mengapa Eun Sang kembali.
“Untuk ujian akhir.”
“Selain itu.”
“Aku ingin kembali.”
Young Do bertanya apa Eun Sang harus memilih jalan ini. Eun Sang berkata ia ingin mencobanya. Young Do berhenti makan.
“Jangan terluka saat kau berjuang melawan Presdir (Tuan Kim). Kau boleh menyerah jika itu terlalu berat. Dengan begitu aku bisa berkata: ‘rasakan, aku tahu hal ini akan terjadi’.”
Eun Sang tersenyum. Ia akan melakukannya.
“Terima kasih untuk mie-nya. Selamat tinggal, aku tidak akan menemuimu lagi. Aku mencampakkanmu.”
“Apakah kita bahkan tidak bisa menjadi teman?” tanya Eun Sang.
“Sepertinya aku sudah memberitahumu. Aku tidak berteman. Bagiku kau selalu seorang perempuan. Dan sejak saat ini, kau cinta pertamaku (yang tidak berbalas). Mari kita tidak bertegur sapa saat kita berpapasan. Tidak saling menghubungi. Meski waktu telah berlalu, mari kita tidak melihat ke belakang dan membicarakannya seakan kita sedang bernostalgia. “
Ia berkata Eun Sang yang menraktirnya kali ini. Ia berterima kasih lalu beranjak pergi.
Meski Young Do berbicara dengan wajah tersenyum, namun itu adalah usahanya untuk menutupi hatinya yang terluka. Tapi ia tahu ia melakukan hal yang benar. Eun Sang menatap kepergiannya. Merasa sedih untuk Young Do, namun menghargai keinginan Young Do.
Eun Sang mengirim pesan pada Bo Na bahwa ia tidak akan menginap di rumah Bo Na malam ini. Ia akan menginap di tempat lain.
Di mana? Di studio Myung Soo bersama Tan. Tan bertanya tadi Eun Sang menemui siapa.
“Seorang teman yang tidak mau menjadi temanku,” jawab Eun Sang.Tan mengerti siapa yang dimaksud Eun Sang.
Tan bergurau hari ini Eun Sang sangat penurut.
“Karena aku takut kau mungkin akan pergi,” jawab Eun Sang. Kali ini ia akan menggunakan alasan tidak punya tempat untuk tidur, agar ia bisa bersama Tan. Ia meminta Tan memberinya alasan juga. Alasan untuk tinggal bersamanya malam ini.
“Aku menyukaimu.”
“Itu alasannya?” tanya Eun Sang sedikit kecewa.
“Aku merindukanmu.”
“Alasan lain,” pinta Eun Sang.
“Karena aku sekarat (tanpamu). Aku tidak akan tersenyum. Aku tidak akan memiliki kehidupan yang baik. Aku akan menjadi orang yang paling tidak bahagia di dunia ini. Aku tidak akan mencintai siapapun. Aku akan meledek setiap orang yang membicarakan pasangan jiwa mereka.”
Eun Sang tersentuh mendengarnya.
“Jadi jangan campakkan aku lagi, Cha Eun Sang. Mengerti?”
Dengan mata berkaca-kaca, Eun Sang tersenyum dan mengangguk. Untuk pertama kalinya ia dulu yang menggenggam tangan Tan. Seperti puisi yang dibacanya, tampaknya Eun Sang tidak akan pernah lagi melepaskan pegangannya.
Keesokan paginya mereka bergandengan tangan pedi ke sekolah. Tan mengomel bagaimana bisa Eun Sang semalaman terus belajar. Eun Sang berkata pasti akan aneh jika mereka melakukan hal lain di saat ujian akhir.
“Mari kita lihat bagaimana hasil tesmu nanti,” kata Tan.
“Kaupikir aku tidak akan melihat nilaimu?”
“Jangan terkejut nanti.” Well, mari kita lihat apakah si ranking 100 bisa menaikkan peringkatnya XD
Eun Sang berkata ia merasa tidak enak pada Myung Soo karena tinggal di studionya tanpa membayar sewa. Sedangkan Tan mengaku ia merasa kesal pada dirinya sendiri, karena ia masih di bawah umur.
“Apa maksudnya?” tanya Eun Sang polos. “Apa jeleknya masih di bawah umur?”
Tan berkata cinta anak muda sering dianggap cinta monyet. Eun Sang berkata mereka tidak punya pilihan lain selain cepat menjadi dewasa.
“Apa kau tidak mau mendengar alasan lain?” tanya Tan. Alasan kenapa ia kesal karena masih berada di bawah umur?
Tidak, ujar Eun Sang cepat. Ia menyuruh Tan menjawab teleponnya yang mulai berdering. Sambil tersenyum Tan mengangkat telepon dari ibunya.
Nyonya Han bertanya ke mana saja Tan semalaman. Ia mengkhawatirkan Tan. Tapi tunggu dulu….kenapa Nyonya Han mengemas barang-barangnya dalam koper?
Tan berkata ia semalam menginap di tempat Myung Soo. Nyonya Han bertanya kapan Tan akan pulang. Mungkin ia tidak akan ada di rumah saat Tan pulang. Ia tidak mengatakan ia hendak ke mana dan mendoakan kesuksesan ujian akhir Tan. Lalu ia menutup telepon.
Dengan sedih ia mengambil fotonya bersama Tan yang sudah dimasukkannya ke dalam koper. Lalu ia pergi menemui Tuan Kim.
“Apa yang kaukatakan?” tanya Tuan Kim.
“Mari kita putus. Mari kita putus, Oppa.”
Tuan Kim tidak menanggapinya dengan serius sama sekali. Malah menyindir dengan mengatakan apakah Nyonya Han sudah minum-minum sepagi ini.
“Sebagai balasan karena telah menyakiti hati istrimu, hidupku juga sebenarnya tidak hebat. Aku ingin melihat langit yang nyata sekarang. Mari kita akhiri ini.”
“Aku mengerti apa yang sudah kukatakan mungkin sudah menyakiti hatimu. Tapi kau ingin putus sementara Tan masih di sini? Apanya yang diakhiri?”
Nyonya Han berkata bila ia memikirkan masa dengan Tan, ia ingin Tan tetap tinggal sebagai bagian Jeguk. Tapi jika Tan tidak menginginkannya (tidak menginginkan Jeguk), maka ia akan mendukung Tan.
Tuan Kim marah. Apa hak Nyonya Han melakukan itu? Nyonya Han berkata ia tahu ia tidak berhak, karena itu ia ingin putus. Mereka tidak memiliki ikatan di atas kertas dan ia juga tidak memiliki uang tersembunyi. Begitu ia keluar dari rumah ini, semuanya berakhir.
“Selamat tinggal, Presdir. Meski kita tidak memiliki awal yang bersih, aku mencintaimu,” ujar Nyonya Han menahan tangisnya.
Tuan Kim nampak terkejut dengan keputusan berani Nyonya Han.
Tuan Han mengantar Nyonya Han ke pintu. Nyonya Han untuk terakhir kalinya melihat sekeliling rumah itu. Dengan sedih ia berkata ia baru menyadari ia tidak memiliki foto dengan Tuan Kim dalam rumah itu. Tuan Kim memalingkan wajahnya dengan angkuh.
Nyonya Han berkata ia yantg akan memberitahu Tan mengenai kepergiannya. Tan pasti mengerti.
“Mengerti apa? Bahkan aku tidak mengerti,” kata Tuan Kim. Karena pikiran oom hanya dipenuhi kekuasaan dan uang >,<
Nyonya Han menyuruh mata-mata (namanya Jung) untuk mengantar Nyonya Han. Jung berkata ia akan mengantar Nyonya Han ke bandara.
“Bandara?” tanya Nyonya Han kaget. Ia hanya ingin meninggalkan rumah keluarga Kim, bukan meninggalkan negara ini.
Tuan Kim berkata Nyonya Han bisa masuk rumah ini ketika Nyonya Han menginginkannya. Tapi beda ceritanya jika Nyonya Han hendak pergi. Ia menyuruh Nyonya Han ke Amerika.
“Tinggallah di sana dan lihatlah langit Amerika sampai perasaanmu membaik. Berbelanjalah sebanyak mungkin.”Sigh….ni orang masih ngga ngerti juga ya kalau uang bukanlah segalanya.
Nyonya Han protes. Ia bahkan tidak bisa berbahasa Inggris, bagaimana bisa ia tinggal di sana? Apakah ia tidak boleh putus meski ia menginginkannya?
“Jangan menelepom Tan. Ia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Jangan menggoyahkannya dan langsung menuju ke bandara. Aku memintamu setidaknya jadilah ibu yang baik.” Astagaa….dunia Tuan Kim bener-bener terbalik ya…deuh kesel banget deh sama oom satu ini. Memangnya ia ayah yang baik????
Tanpa menoleh lagi ia menyuruh Jung mengantar Nyonya Han.
“Presdir! Presdir! Hei, Kim Nam Yoon!!!” seru Nyonya Han kesal.
Saat supir sedang menaikkan barang-barang Nyonya Han ke mobil. Nyonya Han langsung naik ke dalam taksi yang kebetulan melintas. Jung langsung naik ke mobil untuk mengejar.
Nyonya Han berdiri di luar SMA Jeguk dengan cemas. Sebuah mobil berhenti di belakangnya. Nyonya Han tidak berani menoleh. Itu adalah mobil Young Do.
Young Do turun dan mengenali ibu Tan. Nyonya Han juga mengenali Young Do. Young Do meminta maaf atas sikapnya waktu ia pertama kali bertemu Nyonya Han. Tapi ada hal yang lebih penting bagi Nyonya Han.
“Young Do-ya…apa kau melihat Tan? Bisakah kau mencarinya? Ini sangat penting. Ia tidak menjawab teleponnya.”
Young Do bertanya apakah Nyonya Han hendak pergi ke suatu tempat. Nyonya Han berkata ia tidak memliki waktu lagi. Ia tidak bisa masuk karena ada Kepsek (yang akan melaporkan pada Tuan Kim jika tahu Nyonya Han ada di sana…ehmm kalau menurutku sih Kepsek sepertinya malah senang kalau Nyonya Han pergi ;p). Ia bertanya bisakah Young Do membantunya.
Young Do langsung membuka pintu mobilnya dan menyuruh Nyonya Han masuk. Agar tidak ada yang melihat Nyonya Han.
Dan Young Do pun berlari secepat mungkin mencari Tan. Peristiwa 3 tahun lalu terulang kembali. Hanya saja dulu Tan yang berlari mencari Young Do dan ia tak menggubris Tan. Apakah akhirnya akan sama?
Young Do menemukan Tan.
“Tan, ibumu ada di luar sekolah saat ini. Pergi! Pergilah sekarang!”
Hanya Tan yang bisa mengerti sikap Young Do seperti ini. Ia langsung berlari keluar. Young Do berlari di belakangnya.
Tan masuk ke mobil Young Do di mana ibunya sedang menunggu. Ia berterima kasih pada Young Do. Lalu mereka pun pergi. Tepat sebelum Jung tiba untuk mencari Nyonya Han.
Peristiwa tersebut membuat Young Do teringat pada ibunya. Ia membayangkan ibunya bertanya pada setiap anak yang lewat apakah mereka melihat Young Do. Tidak ada yang membantu. Mungkin karena mereka korban bullying Young Do dan Tan, atau mereka hanya tidak peduli.
Young Do duduk di kedai ttebokki, di sebelah tulisan ibunya.
“Bagaimana kabarmu, Young Do-ya?”
“Tidak, aku tidak baik-baik saja.”
Tan dan ibunya berada di sebuah tempat parkir. Ia bertanya apakah ibunya benar-benar putus dengan ayahnya. Nyonya Han membenarkan, tapi ia menekankan tidak ada yang berubah bagi Tan. Tan tetap anaknya dan anak Tuan Kim.
“Benarkah? Kalau begitu mengapa Ibu melarikan diri? Ada apa dengan para bodyguard itu?”
“Ayahmu menghentikan Ibu. Tapi ibu tidak mencintainya lagi. Demikian juga ayahmu. Itulah sebabnya kami putus.
”
Tan meminta ibunya berhenti berbohong. Apakah setiap wanita dikejar bodyguard saat mereka putus? Dan lagi ibunya lari tanpa membawa koper. Apakah setiap pria mencoba menangkap pacar mereka dengan bodyguard? Sebenarnya apa yang dilakukan ayahnya pada ibunya?
Ia menyuruh ibunya pergi lebih dulu ke suatu tempat dan meneleponnya jika sudah sampai. Nyonya Han terlihat bingung. Tan sadar ibunya pergi tanpa memiliki tempat tujuan. Ia menyarankan ibunya pergi ke hotel Young Do. Ia akan menyusul nanti.
Tan pergi menemui ayahnya. Ia mengaku sudah bertemu ibunya.
“Bukankah sudah kukatakan,, ibu adalah wanita Ayah. Jadi Ayah yang harus bertanggung jawab atas dirinya. Tapi Ayah mencampakkannya.”
“Mencampakkan siapa? Aku hanya menyuruhnya mencari udara segar. Apa salahnya dengan itu?”
“Itu namanya mencampakkan, Ayah. Aku akan bertanggungjawab atas Ibu mulai sekarang.”
“Bagaimana caramu bertanggungjawab atas ibumu,” Tuan Kim meremehkan, mengira semua orang sedang merajuk saat ini.
“Dengan meninggalkan Ayah. Aku meninggalkan rumah ini. Aku hanya akan hidup sebagai keluarga Ibu mulai sekarang. Aku tidak membutuhkan persetujuan Ayah. Semua hal yang membuatku bahagia, adalah hal-hal yang Ayah tidak setujui selama ini. Namun, terima kasih karena telah memberiku kehidupan, Pak.” Tan membungkuk hormat untuk terakhir kalinya pada ayahnya.
Tuan Kim terdiam.
Nyonya Jung menemani Tuan Kim di rumah sakit. Ia berkata Tuan Kim berpura-pura sakit tapi Won, Tan , dan wanita simpanan yang hidup dengan Tuan Kim selama 10 tahun tidak ada yang datang. Hanya dirinya yang dimiliki Tuan Kim saat ini.
“Sepertinya begitu.”
“Apa yang akan kaulakukan?”
“Aku akan membuat mereka datang. Jika mereka tidak datang hari ini, aku akan membuat mereka datang besok. Jika mereka tidak datang besok, aku akan membuat mereka datang pada hari berikutnya.”
LaluTuan Kim menyuruh Nyonya Jung mempersiapkan pesta ulang tahun Tan, seperti ulang tahun Won.
“Seluruh dunia tahu Tan anak tidak sah. Kau ingin melakukan hal yang sama untuknya?”
“Aku harus memperlakukan mereka sama justru karena seluruh dunia tahu. Buatlah pesta besar dan meriah.”
Hubungan Won dan Tan semakin membaik. Jika dulu Won marah saat Tan datang mencarinya, sekarang ia malah memanggil Tan ke kantornya. Bahkan menyuruhnya duduk!! Kemajuan besaaaar hehe XD
Won bertanya apakah Tan tahu ayah mereka dirawat di rumah sakit. Tan tidak tahu. Ia bertanya kenapa ayahnya masuk rumah sakit. Won berkata baguslah Tan tidak tahu, dan tidak perlu tahu. Tidak perlu menjenguknya dan juga tidak perlu mengajaknya menjenguk. Itu adalah bagian kesepakatan mereka (Tan menurut pada Won).
Tan bertanya apakah ayahnya masuk rumah sakit karena kesalahannya. Won berkata itu bukan kesalahan Tan. Ia juga tahu Nyonya Han sudah meninggalkan rumah keluarga Kim. Ia berkata Nyonya Han boleh tinggal di vila di Cheondamdong. Ia tahu Nyonya Han membuat keputusan untuk pergi juga sebagian karena dirinya.
“Kak, aku menyukaimu. Sebelum ibu bisa masuk ke rumah, di antara Ayah dan Nyonya Jung, satu-satunya orang yang bisa kuandalkan adalah kakak. Maaf aku selama ini telah bergantung pada kakak tanpa bertanya lebih dulu. Aku minta maaf untuk semua hal buruk yang kukatakan pada kakak.” (Nyonya Han tinggal di rumah keluarga Kim selama 10 tahun, padahal Tan berumur 18 tahun. Jadi selama 8 tahun pertama, Tan tinggal bersama ayahnya, Nyonya Jung, dan Won.)
“Jangan minta maaf. Membuatku canggung,”ujar Won. Ia bertanya apa yang akan Tan lakukan dengan pesta ulang tahun yang akan diadakan ayah mereka. Semua orang di kantor membicarakan hal itu.
Tan malah baru tahu adanya pesta itu. Won berkata sepertinya ayah mereka hendak menjinakkan Tan. Ia berkata Tuan Kim telah memanggil semua wartawan dan pejabat tinggi. Pestanya diadakan di Hotel Zeus malam ini. Tan harus memilih.
“Jika kau tidak pergi, maka Ayah akan menjadi bahan olok-olok. Jika kau pergi….”
“Aku harus pergi. Aku akan pergi. Kakak juga sebaiknya pergi.”
Won menyuruh Tan pergi karena ia sibuk. Ia kembali ke mejanya dan Tan berjalan ke pintu.
“Selamat ulang tahun,” ujar Won tiba-tiba.
Tan berhenti. Ia menoleh pada kakaknya lalu tersenyum.
Hyo Shin tersenyum melihat undangan ulang tahun Tan di tangannya. Chan Young juga mendapat undangan yang sama. Sepertinya semua murid mendapat undangan karena Ye Sol menghambur ke studio penyiaran, bertanya apakah mereka sudah dengar mengenai ulang tahun Tan. Bo Na menunjukkan permberitahuan resmi, langsung dari kantor sekretaris Jeguk.
Hyo Shin berkata ia akan datang karena ia tidak ada kerjaan lain. Ia akan menjadi pengacau utama pesta. Bo Na berkata ia tidak suka pengacau pesta.
“Apa kau akan mencium Rachel lagi?” tanya Bo Na.
“Apa kau berpacaran dengannya?” tanya Ye Sol.
Hyo Shin jadi gelagapan. Haha...lucu^^
“Aku menentang. Aku tidak bisa kehilangan orangku lagi pada Rachel.”
“Sepertinya kau pernah mengalami peristiwa menyakitkan,” ujar Chan Young. (peristiwa menyakitkan karena Tan yang adalah mantan kekasih Bo Na bertunangan dengan Rachel?)
Merasa salah bicara, Bo Na langsung pura-pura hendak menghubungi Eun Sang.
“Awas kalau kau pergi ke pesta Tan. Aku akan mematahkan kakimu,” seloroh Chan Young.
“Apa ia benar-benar Yoon Chan Young?” tanya Hyo Shin.
“Benar, bukankah ia sangat keren?” Bo Na memeluk lengan Chan Young.
Dua pria mendatangi rumah Eun Sang. Mereka berkata mereka akan mengantar Eun Sang.
Ke mana? Ke tempat pangeran tampan sedang menunggu. Tan tersenyum melihat Eun Sang telah berdandan dan mengenakan gaun yang cantik. Ia memuji kecantikan Eun Sang. Ini adalah balasannya atas ongkos taksi yang pernah dibayarkan Eun Sang (ketika Tan melarikan diri dari rumah).
“Aku masih belum bisa membayar waktu 5 menit yang kubeli darimu,” kata Eun Sang.
“Bayarlah hari ini. Kita harus benar-benar berani hari ini. Bisakah kau melakukannya?”
Eun Sang mengangguk.
“Mari kita pergi,” Tan mengulurkan tangannya. Tanpa ragu, Eun Sang menyambut uluran tangan Tan.
Mereka tiba di Hotel Zeus. Begitu turun dari mobil, Tan langsung disambut kilatan kemera para wartawan yang sudah menanti. Mereka meminta pernyataan Tan, namun Tan tidak mempedulikan mereka dan membuka pintu mobil sisi lain.
Eun Sang turun dari mobil. Ia sadar bahwa kemunculannya malam ini bersama Tan akan menjadi berita di seluruh Korea, bahkan mungkin hingga ke luar negeri. Ia mulai nampak takut ketika ia berdiri di karpet merah bersama Tan dan semua wartawan memotret mereka.
“Apa kau takut?” tanya Tan.
“Sedikit.”
“Ini mungkin berat. Walau begitu teruslah melangkah maju.”
Eun Sang tersenyum menatap Tan.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !