Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
Tan kaget melihat Young Do bersama Eun Sang di ruang penyiaran. Young Do langsung mengunci pintu. Eun Sang hendak membuka pintu tapi Young Do menariknya. Tan berteriak menyuruh Young Do membuka pintu.
“Buka sebelum aku membunuhmu!” Tan menendangi pintu.
Eun Sang meminta Young Do membuka pintu. Young Do berkata saat ia bikang akan menyakiti semua orang kecuali Eun Sang, maka Kim Tan adalah salah satunya. Juga dirinya.
Tan berhasil menendang pintu hingga pegangan pintu terlepas. Begitu pintu terbuka, Young Do menarik Eun Sang ke belakangnya. Tan menyuruh Eun Sang keluar lalu memukul Young Do dengan keras.
Tan meraih sebuah bangku dan hendak memukulkannya pada Young Do. Eun Sang langsung berlari memeluk pinggang Tan.
“Hentikan…” pinta Eun Sang.
Young Do terus menatap Eun Sang. Tan akhirnya melepaskan kursi yang dipegangnya. Ia membawa Eun Sang keluar dan melarangnya masuk. Ia sendiri masuk kembali ke ruang penyiaran untuk berhadapan dengan Young Do. Ia mencengkeram jaket Young Do.
“Seberapa jauh lagi kau akan bertindak? Berapa lama lagi aku harus bersabar padamu? Sudah kubilang lepaskan Cha Eun Sang.”
Young Do langsung melepaskan pegangan Tan. Ia berkata Tan harus melepas Eun Sang lebih dulu baru ia akan melepaskan Eun Sang.
“Bukankah sudah kuperingatkan? Jangan lindungi Cha Eun Sang. Mengapa kau tidak menurut?”
Tan menghela nafas frustasi. Ia sudah muak dengan perselisihan mereka. Apa Young Do akan terus seperti ini? Young Do berkata ia harus meneruskan karena ia sudah sejauh ini.
“Hanya untuk mengalahkanmu, aku melewatkan makan terakhir bersama ibuku. Aku ingin membunuh diriku setiap kali aku melihatmu. Bagaimana aku bisa berhenti?”
“Berhentilah menangis seperti bayi. Berapa banyak lagi kesempatan yang harus kuberikan padamu?” tanya Tan.
Young Do menyuruh Tan berhenti bersikap seperti orang dewasa. Itu membuatnya mual.
“Ketika kau menyakitiku, ketika kau menghina ibuku, bahkan ketika ibumu meninggalkanmu, aku sudah berusaha sebisaku.”
“Kau masih belum mengerti juga apa yang membuatku marah,” kata Young Do marah.
Tan berkata Young Do selalu berusaha membuat orang lain menderita, dan itu termasuk Young Do sendiri. Bagaimana bisa Young Do tidak berubah?
“Lalu bagaimana dengan dirimu? Apa kau suka perubahanmu? Pertempuran lebih besar? Omong kosong. Kau membatalkan pertunanganmu? Pada akhirnya kau akan berlutut pada ayahmu. Pergilah berlutut sekarang. Atau kau akan membuat Cha Eun Sang melakukannya untukmu lagi? Apa yang kaulakukan bukanlah pertempuran besar, tapi kecerobohan,” ujar Young Do.
Tan bertanya apakah Young Do pernah mencoba bersikap ceroboh. Jika ia memang harus berlutut, ia akan berlutut. Tapi setelah itu ia akan bangkit. Hingga suatu hari nanti ia tidak perlu berlutut lagi. Sementara Young Do hanya diam di tempat (tidak berubah), ia sudah tidak ada di sana lagi. Nampaknya kata-kata Tan menyentuh Young Do.
Rachel melihat Eun Sang terpaku di depan ruang penyiaran. Dengan sinis ia bertanya apa lagi-lagi Tan dan Young Do berkelahi memperebutkannya. Eun sang menoleh dengan air mata mengalir di pipinya.
Tan keluar dan langsung membawa Eun Sang pergi dari sana tanpa mempedulikan Rachel. Rachel masuk menemui Young Do. Ia berkata Young Do menyuruhnya tutup mulut dan berkata tidak akan pernah mengungkapkan rahasia Tan. Lalu kenapa Young Do berubah pikiran?
“Aku tidak berubah pikiran.”
“Lalu pengumuman tadi?”
“Aku hanya ingin melihat seseorang sebentar saja.”
Eun Sang dan Tan berbicara di taman. Tan minta maaf pada Eun Sang karena berkelahi lagi. Tapi itu bukan kesalahannya. Ia bertanya apa Eun Sang baik-baik saja. Eun Sang baik-baik saja, ia bertanya mengapa keduanya selalu berkelahi.
“Karena kau! Tidak bisakah kaulihat ini adalah cinta segitiga?”
“Ini bukan hanya karena diriku.”
“Ketahuan,” ujar Tan. Ia berkata sampai sekarang ia masih menyesal, dan Young Do masih menyalahkan dirinya sendiri.
Dan memang itu yang sebenarnya. Young Do tahu ia yang salah namun tidak bisa berperang melawan dirinya sendiri. Ia bertanya bagaimana dengan Rachel. Rachel jelas tahu Tan tidak salah. Sejak awal Tan tidak pernah memberi Rachel harapan. Rachel yang melanggar aturan pernikahan bisnis (pernikahan tanpa cinta) dengan terobsesi pada Tan. Ia bertanya bisakah Rachel memaafkan Tan dan mengakui kesalahannya sendiri.
Rachel diam, tentu saja ia tidak bisa. Young Do berkata begitu juga dirinya. Ia bersikeras ia yang benar dan Tan yang salah. Sama seperti Rachel, ia tidak bisa mengakui kesalahannya dan memaafkan Tan. Itulah sebabnya mereka berdua menimpakan kemarahan mereka pada Tan.
Eun Sang meledek ia malah merasa Tan dan Young Do yang sedang berpacaran. Ia melihat Tan sudah memakai seragam lagi. Tan bertanya apa Eun Sang yang mencucinya.
“Siapa lagi?’ ujar Eun Sang.
“Kainnya jadi rusak. Apa kau mencuci dengan tangan?”
Eun Sang jadi kesal dan menyuruh Tan melepas seragamnya. Tan melirik nakal. Sekarang? Di sini? Melepas apanya? Semuanya?
Eun Sang langsung menutup kedua matanya dengan tangan...tapi ngintip hihihi
“Semuanya?!” Tan terus meledek.
Bo Na menelepon Hyo Shin melaporkan pintu ruang penyiaran yang rusak. Ia bertanya Hyo Shin ada di mana dan kapan akan datang. Bo Na menutup telepon saat melihat Chan Young berjalan ke arahnya.
“Hei, Yoon Chan Young! Bagaimana bisa kau tidak menelepon?”
Serrr…Chan Young lewat begitu saja seakan Bo Na tidak terlihat. Ba Na berteriak-teriak memanggil Chan Young tanpa hasil. Bo Na lalu pura-pura jatuh. Ia berteriak kakinya patah dan berdarah. Chan Young tidak berbalik tapi ia tersenyum geli. Bo Na cemberut.
Ye Sol menemui Eun Sang untuk meminta bantuannya. Ia berkata ia memerlukan skrip drama untuk audisi besok.. Namun skrip itu ada di studio Myung Soo dan ia merasa ia tidak diperbolehkan ke sana lagi. Ia bertanya bisakah Eun Sang mengambilkan skrip itu.
“Akan kuambilkan, tapi apa kau baik-baik saja?”
“Apa kaupikir aku juga orang aneh? Kau pasti berpikir begitu kan?” kata Ye Sol, mengira Eun Sang sedang mengolok dirinya.
Eun Sang menghela nafas panjang. Ia berkata mengapa semua orang di sekolah ini selalu mengira-ngira apa yang orang lain pikirkan. Ia berkata semua anak di sini dibesarkan dengan salah, hingga tidak ada yang tahu cara meminta maaf. Ia berkata ia akan menelepon Ye Sol setelah mengambilkan skrip itu.
Ye Sol heran Eun Sang tahu nomor teleponnya, karena mungkin semua anak telah menghapus nomornya dari ponsel mereka. Saat Eun Sang beranjak pergi, Ye Sol meminta maaf (atas semua perlakuan buruknya pada Eun Sang). Eun Sang tersenyum.
Eun Sang pergi ke studio Myung Soo. Di sana ia mendapati Young Do duduk termenung. Eun Sang berkata ia datang untuk mengambil sesuatu. Young Do tidak mengatakan apapun, hanya memberi isyarat dengan anggukan kepala. Young Do mengambil helmnya lalu pergi. Eun Sang memanggilnya dan mengulurkan plester (untuk bibir Young Do yang terluka). Young Do tidak mengambil plester itu.
Eun Sang memasukkan skrip Ye Sol ke dalam tasnya. Bo Na datang mencari sesuatu. Ia mencari skrip. Eun Sang mengeluarkan skrip Ye Sol. Ia bertanya apa Bo Na hendak memberikannya pada Ye Sol. Bo Na menyuruh Eun Sang memberikannya pada Ye Sol.
“Pastikan ia mendapat skripnya, karena audisi ini penting untuknya,” ujar Bo Na. Eun Sang tersenyum melihat kebaikan hati Bo Na.
Ketika Eun Sang keluar dari studio Myung Soo, Young Do masih ada di luar. Ia mengulurkan tangan pada Eun Sang.
“Berikan padaku.,” katanya.
Eun Sang bingung. Young Do meminta plester. Ia pergi setelah Eun Sang memberinya plester.
Eun Sang menelepon Chan Young dan bercerita Bo Na datang ke studio untuk mengambilkan skrip Ye Sol.
“Itulah Bo Na-ku. Ia sangat cute ketika ia bertingkah seperti ini. Tadi aku hampir berbalik.”
“Baguslah. Kau yang bertingkah. Berbaikanlah dengannya atau ia akan diambil orang lain,” ujar Eun Sang.
Nyonya Han masuk ke dapur dan melihat ibu Eun Sang sedang menulis sebuah daftar. Daftar rincian belanjaan yang biasa digunakan keluarga Kim. Nyonya Han bertanya apakah daftar itu untuk pelayan pengganti ibu Eun Sang. Ibu Eun Sang mengangguk.
“Kenapa kau harus bergerak dengan kecepatan LTE (lebih kencang dari 3G dan 3.5G)? Kau kelihatan seperti seseorang yang sangat siap untuk pergi,” Nyonya Han terlihat panik. “Aku bahkan belum menemukan pengganti. Apa kau sangat ingin pergi?”
Ibu Eun Sang hanya menatapnya.
Pelayan lain melaporkan kalau Nyonya Han kedatangan tamu. Tunangan Tan.
Tepat saat itu Eun Sang pamit pada ibunya hendak berangkat kerja. Nyonya Han meminta Eun Sang tidak keluar malam ini karena ada Rachel. Juga jangan pergi kerja. Ia tidak mau Rachel melihat Eun Sang. Tan akan tamat jika Rachel tahu Eun Sang tinggal di sini. Eun Sang menurut.
Nyonya Han takut-takut menemui Rachel. Rachel membawa buket bunga besar dan menyapa hangat Nyonya Han dengan sebutan “ibu”. Nyonya Han berkata Tuan Kim dan Tan sedang tidak di rumah.
“Aku datang untuk menemui Ibu.”
“Saya?” Saking kagetnya Nyonya Han menggunakan bahasa formal (yang biasanya dikatakan pada orang lebih tua).
Rachel meminta Nyonya Han berbicara tidak formal dengannya. Ia berkata ia senang akhirnya bisa bertemu Nyonya Han. Jika saja ia tahu, ia pasti akan datang lebih cepat. Ia memberikan buket bunga pada Nyonya Han. Nyonya Han senang sekali.
Rachel berkata apa yang dilakukan Tan sungguh mengesankan. Ia berkata Tan pasti sangat memperhatikan ibunya (hingga berani mengatakan yang sebenarnya). Nyonya Han senang Rachel berpendapat demikian. Tapi ibu Rachel pasti sangat marah kan?
“ibu agak kaget. Terutama karena Ibuku mengenal Ibu sebagai ibu Eun Sang,” ujar Rachel. Ia bertanya mengapa Nyonya Han datang ke pertemuan orang tua sebagai ibu Eun Sang.
Nyonya Han melirik ibu Eun Sang yang baru saja menghidangkan teh. Ibu Eun Sang cepat-cepat pergi. Nyonya Han berkata ia hanya menggantikan ibu Eun Sang yang tidak bisa hadir.
“Apa Ibu mengenal keluarga Eun Sang dengan baik?” tanya Rachel.
“Bisa dibilang begitu.”
Rachel berkata ia khawatir karena sepertinya Tan menyukai Eun Sang. Nyonya Han buru-buru berkata Tan baik pada Eun Sang karena mereka saling mengenal, jadi Rachel jangan salah paham. Ibu Eun Sang mendengar dari dekat dapur.
Rachel berkata ia tidak mau membatalkan pertunangan. Entah apa yang dipikirkan ibunya, tapi ia tidak mau membatalkan. Nyonya Han berterima kasih pada Rachel. Ia akan sangat senang jika Rachel bisa membantu Tan. Rachel tersenyum mengiyakan.
Tapi begitu ia keluar dari rumah keluarga Kim, wajah dinginnya telah kembali. Ia melihat seragam Jeguk untuk wanita tergantung di jemuran di halaman rumah Tan. Ia memeriksa kantung seragam dan menemukan badge nama Eun Sang. Rachel langsung menelepon Nyonya Han dan dengan suara manis bertanya mengapa Eun Sang tinggal di rumah Tan.
Eun Sang keluar untuk pergi bekerja namun mendapati seragamnya hilang dari jemuran.
Keesokan harinya Tan menunggu Eun Sang untuk sarapan bersama. Tapi Eun Sang tidak datang juga. Ia menelepon Eun Sang tapi ponsel Eun Sang tidak aktif.
Eun Sang mencari Rachel di sekolah. Dengan marah ia bertanya di mana seragamnya. Dengan enteng Rachel berkata ia sudah membuangnya di tempat sampah dan sekarang mungkin sudah terbakar.
Eun Sang langsung berlari ke tempat pembuangan sampah untuk mencari seragamnya. Akhirnya ia menemukannya. Satu-satunya seragam yang ia miliki, yang dibelikan oleh ibunya. Eun Sang mengibas-ngibaskan seragam itu dari debu.
Rachel datang sambil tersenyum sinis. Ia bertanya apa itu menyakitkan. Bayangkan apa yang ia rasakan saat menemukan seragam itu di rumah Tan. Eun Sang balas bertanya apa sekarang Rachel merasa lebih baik. Apa Rachel senang melihatnya mengais sampah?
Rachel berkata ini baru permulaan. Seorang anak pembantu berpura-pura menjadi OKB benar-benar membuatnya marah. Apalagi orang itu berpacaran dengan tunangannya. Apa ini akan membuatnya lebih baik? Membuat Eun Sang lebih baik?
Rachel menertawakan Eun Sang yang cuma anak pembantu. Sungguh menggelikan hingga ia tidak bisa tidur semalaman. Ia bertanya apa Eun Sang bisa tidur semalam. Eun Sang bertanya apa yang akan membuat Rachel merasa lebih baik.
“Bersihkan tempat ini. Kau pasti telah belajar sesuatu dari ibumu,” sindir Rachel.
Plaak!! Eun Sang menampar Rachel dengan keras. Rachel tertegun. Apa yang baru saja Eun Sang lakukan? Ia mengayunkan tangan hendak menampar Eun Sang. Tapi Eun Sang menangkap tangan Rachel dan memeganginya. Rachel berteriak menyuruh Eun Sang melepaskan tangannya.
“Aku tidak peduli apapun yang kaukatakan padaku. Tapi beraninya kau menghina ibuku?” Eun Sang melepaskan tangan Rachel. “Lalu apa hebatnya ibumu yang mengajarimu sopan santun seperti ini?”
Rachel menyuruh Eun Sang pindah dari sekolah ini. Eun Sang bertanya memangnya Rachel siapa hingga bisa mengusirnya. Rachel berkata ia memberi kesempatan pada Eun Sang untuk pergi sebagai OKB sebelum ia memberitahu yang lain.
“Katakan saja. Aku tidak takut. Apa kau pikir aku belum siap untuk itu?”
“Kaupikir aku hanya akan memberitahu mereka tentang kau? Aku juga akan memberitahu mereka tentang Kim Tan. Choi Young Do tidak bisa mengungkapkannya. Kau tahu kenapa? Karena sejak awal ia memang tidak pernah berniat mengungkapkannya. Tapi tidak ada yang bisa menahanku.”
Eun Sang bertanya dengan marah mengapa Tan dilibatkan dalam hal ini. Rachel berkata karena itu yang akan membuat Eun Sang pindah. Jika ia tidak bisa mendapatkan Tan, maka ia akan membuat Tan dan Eun Sang hancur. Sigh…anak SMA sudah semenyeramkan ini, bagaimana nanti dewasanya?
Ia menyuruh Eun Sang memilih. Apa Eun Sang pikir ia tidak akan bertindak sejauh itu? Eun Sang menatap Rachel dengan penuh kemarahan. Namun ia berkata ia akan memikirkan untuk pindah.
“Memikirkan apa!” terdengar suara Tan.
Tan bertanya bisakah Eun Sang meninggalkannya dan Rachel. Eun Sang bertanya sudah berapa lama Tan berdiri di sana. Tan membentak Eun Sang untuk pergi. Astaga…pacar kok dibentak? Eun Sang pergi meninggalkan mereka.
Rachel meminta Tan tidak memarahinya. Ia juga terluka.
“Kau diam. Bagaimana kau bisa tahu Cha Eun Sang tinggal di rumahku?” tanya Tan.
Rachel berkata kemarin ia datang ke rumah Tan untuk menemui ibu Tan. Ibu yang mana, tanya Tan. Ibu yang dipandang rendah oleh Rachel seperti seekor kutu? Rachel terdiam mendengarnya.
“Setidaknya aku ingin memelihara persahabatan kita. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku baru saja kehilangan seorang teman lagi. Aku tidak bisa memukul perempuan, tapi dalam pikiranku aku sudah memukulmu.”
Rachel terhenyak. Tan pergi meninggalkannya.
Tan pergi ke atap mencari Eun Sang. Ia marah apakah ia tidak berarti apa-apa bagi Eun Sang hingga Eun Sang tidak bisa bersandar padanya? Tidak bisakah Eun Sang bergantung padanya? Seharusnya Eun Sang memberitahu kalau Rachel datang kemarin.
“Karena hidupmu sudah cukup berat.”
“Hidupku selalu berat sejak aku dilahirkan. Ibuku harus bersembunyi. Kakakku membenciku. Istri ayahku membenciku. Ayahku yang menyebabkan semua ini. Temanku marah begitu tahu yang sebenarnya. Aku dibuang di luar negeri selama 3 tahun. Tidak ada satupun dari itu yang merupakan kesalahanmu. Jadi…”
“Itu bukan kesalahanmu juga. Itu bukan kesalahanmu, Kim Tan.”
Tan terpaku. Tidak seharusnya mereka berdua yang menanggung semua ini. Tan bertanya apa Eun Sang mau melarikan diri bersamanya. Apa Eun Sang ingin ke Amerika bersamanya. Sambil menahan tangis Eun Sang berkata itu terdengar bagus. Tapi itu artinya mereka akan meninggalkan ibu mereka lagi. Apakah mereka bisa pergi? Tan menghela nafas panjang.
Bisa kok, Nyonya Han sama ibu Eun Sang kan bisa saling menemani hehe ^^
Young Do dan Tan dipanggil kepsek karena sudah berkelahi dan merusak peralatan. Juga Young Do memberikan pengumuman tanpa ijin.
“Maaf,” ujar Tan.
“Aku bosan mendengarnya! Aku akan mengikuti peraturan, 30 jam jadi sukarelawan sekolah, 100 halaman surat permintaan maaf. Kalian akan menjadi tukang bersih-bersih di SMA Jeguk. Bukankah kalian sudah menyerah dalam belajar? Aku tidak akan berbicara hanya pada kalian.”
Kepsek menyuruh Young Do membawa ayahnya. Tan meminta Kepsek mempertimbangkannya kembali. Kepsek menyuruh Tan membawa Won.
Hyun Joo menjadi guru konseling mereka karena tidak ada guru yang mau berbicara pada mereka berdua. Sudah menyerah sepertinya.
Ia menyerahkan100 lembar kertas pada mereka masing-masing. Ia akan menskors mereka sampai mereka selesai menulis apa kesalahan mereka. Young Do bertanya bisakah hanya Tan yang diskors karena Tan yang salah dan selalu begitu. Lihat apa yang harus kuhadapi tiap hari, ujar Tan pada Hyun Joo.
“Kalian saling menyalahkan? Kalau begitu tulislah mengenai kesalahan satu sama lain (Tan menulis kesalahan Young Do, Young Do menulis kesalahan Tan) .”
Tan dan Young Do termenung di depan tumpukan kertas kosong. Tan mengingat semua perbuatan Young Do. Young Do mengingat semua yang dilakukan Tan hingga membuatnya marah. Namun semua itu membawa mereka kembali pada peristiwa 3 tahun lalu. Dari mana semua itu berawal.
Kilas balik:
Ibu Young Do pergi ke sekolah dan menanyakan Young Do pada Tan. Ia sedang terburu-buru. Tan berkata ia tidak bermain dengan Young Do lagi. Tapi ibu Young Do tidak membawa ponsel. Ia meminta Tan menelepon Young Do. Tan berkata Young Do tidak akan mengangkat telepon darinya.
Tan melihat ibu Young Do membawa tas besar. Ia bertanya ada apa. Ibu Young Do berkata ia tidak memiliki waktu banyak. Ia meminta Tan memanggil Young Do sementara ia menunggu di kedai.
Dan itulah saat Tan mencari Young Do, namun Young Do bersikeras tidak mau mendengar Tan dan tidak mempedulikannya.
“Seharusnya aku berusaha lebih keras, jika aku tahu itu kesempatan terakhirmu,” ujar Tan dalam hati.
Ketika akhirnya mereka ke kedai itu, ibu Young Do telah pergi.
“Seharusnya aku pergi denganmu, jika aku tahu itu kesempatan terakhirku,” ujar Young Do dalam hati.
Yang salah itu ibu Young Do. Coba ibu Young Do menunggu 5 menit lebih lama, pasti tidak akan jadi begini.
Hyun Joo mendapati kertas keduanya masih bersih ketika ia kembali menemui mereka.
Hyun Joo mendapati kertas keduanya masih bersih ketika ia kembali menemui mereka.
“Kenapa kalian tidak menulis apapun? Tidak ada yang salah di sini? Kalau begitu kenapa kalian berkelahi?” tanyanya.
Eun Sang memikirkan ancaman Rachel untuk mengungkap siapa Tan jika Eun Sang tidak pindah sekolah.
Bo Na berada di dalam studio radio. Hyo Shin dan Eun Sang di balik panel kontrol. Sebentar lagi mereka akan siaran. Bo Na bertanya melalui mic apakah Eun Sang tidak mengatakan pada Chan Young kalau ia sudah mengintropeksi diri. Eun Sang berkata bukankah Bo Na tidak mau bantuannya.
“Kau bilang kau teman Chan Young. Apa ia tidak mengatakan apapun tentang aku?”
“Chan Young memang seperti itu.”
“Apa kau ingin aku benar-benar putus dengannya?”
“Aku ingin. Jangan mengobrol lagi. Siaran akan dimulai dalam 2 menit 10 detik,” ujar Hyo Shin. Diam-diam ia mengeraskan tombol suara mic Bo Na hingga bisa didengar seluruh sekolah.
“Sunbae-nim!” protes Bo Na. “Hei, Cha Eun Sang! Katakan pada Chan Young aku benar-benar minta maaf. Aku sesak nafas. Ia adalah oksigen-ku. Aku tidak bisa bernafas tanpanya. Aku merasa seperti sedang di luar angkasa!”
Chan Young tersenyum malu mendengar pengakuan Bo Na yang terdengar di seluruh sekolah.
“Astaga, mic-on-air menyala! OMG, Sunbae-nim!!” teriak Bo Na. Dan senyum Chan Young pun semakin lebar.
Bo Na berjalan sambil menutupi mukanya karena malu pengakuannya didengar semua orang. Ia berpapasan dengan Chan Young. Bo Na berbalik melarikan diri. Chan Young memanggilnya.
Bo Na tidak mau berhenti berlari. Ia bilang Chan Young hanya akan memutuskannya. Bukan begitu, seru Chan Young. Bo Na terus berlari, Chan Young mengejarnya.
Hyo Shin dan Eun Sang yang melihat mereka jadi tersenyum geli.
Eun Sang melihat Hyu Joo lalu menyapanya. Ia berbisik pada Hyo Shin kalau Hyun Joo guru barunya.
“Ia cantik, bukan?”
Hyo Shin menatap Hyun Joo.
“Secantik itukah? Hingga tidak bisa berkata-kata,” gumam Eun Sang. Heran melihat Hyo Shin seperti itu. “Kau tidak melepaskan tatapanmu darinya.”
Hyo Shin meminta Eun Sang meninggalkan mereka berdua. Ia bertanya pada Hyun Joo apa yang terjadi. Hyun Joo berkata ia datang ke tempat yang lebih baik. Sekarang ia bukan guru les lagi, tapi guru.
Hyo Shin tidak nampak senang. Hyun Joo bertanya apa Hyo Shin tidak akan memberinya ucapan selamat. Hyo Shin tidak mau, karena cinta pertamanya menjauh selangkah darinya.
Myung Soo mengkhawatirkan Young Do yang masih bermotor meski cuaca semakin dingin. Ia menawarkan minuman hangat. Young Do bertanya apa ada minuman beralkohol.
“Astaga, apa kau gila? Kenapa? Cinta pertamamu tidak berhasil?”
“Apa Cha Eun Sang cinta pertamaku?”
“Jika bukan Kim Tan, maka iya dia cinta pertamamu.”
Myung Soo menyarankan agar Young Do mencari orang lain. Ia berani bertaruh nyawa kalau Tan dan Eun Sang tidak akan putus. Ia bertanya seberapa banyak Young Do menyukai Eun Sang.
“Bagaimana aku tahu? Pakai penggaris? Atau ditimbang?”
“Andai aku dan Eun Sang tenggelam di air, siapa yang akan kau selamatkan?”
“Aku tidak akan membiarkannya masuk ke air bersamamu.”
“Kalau begitu anggap saja kau dan Eun Sang di air. Seperti Titanic, hanya ada satu papan untuk satu orang. Apa yang akan kaulakukan?” Myung Soo nafsu banget nanyanya
Young Do bertanya apa hanya ada dia dan Eun Sang berdua. Myung Soo berkata semua orang di sana tapi hanya ada Young Do dan Eun Sang di air. Kim Tan tidak ada, dan Myung Soo juga tidak akan menyelamatkan mereka.
“Kalau begitu aku seharusnya menyelamatkan Cha Eun Sang agar ia bisa hidup tanpaku. Itu adalah cara terbaik untuk tinggal dalam hatinya. Aku akan menyelamatkannya dan ia tidak bisa lagi pergi pada Kim Tan (karena rasa bersalah).”
“Kau memang selalu seperti itu. Kau selalu memilih sad ending,” ujar Myung Soo. Ia bertanya apa yang akan Young Do lakukan mengenai ayahnya. Apa Young Do akan membawa ayahnya ke sekolah?
Young Do terdiam.
[Bersambung]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !