Home » , » THE HEIRS (2014) EPISODE 13-1

THE HEIRS (2014) EPISODE 13-1

Written By Regina Kim on Saturday, December 13, 2014 | 12:17 AM


Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs

Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20


CAST : 




SINOPSIS LENGKAP


Eun Sang tak tahu persoalan apa yang sedang dihadapi Tan. Tapi melihatnya menangis, tak terasa air mata Eun Sang pun ikut turun. Perlahan ia menghampiri Tan dan dengan suara gemetar bertanya apakah Tan baik-baik saja? Apa yang sebenarnya terjadi?


Tan mengingatkan Eun Sang, saat di Amerika Eun Sang berjanji akan meraih tangannya dan melarikan diri jika ia berada dalam bahaya. “Apakah hal itu masih berlaku di Korea?” Eun Sang menelan air matanya dan menggeleng, membuat Tan mendesah kecewa, “Ah.. aku tahu itu.”


Tapi Eun Sang malah menghambur dan memeluk Tan erat. Tan terpana sesaat, namun kemudian tampak ia sangat lega dan membalas pelukan Eun Sang.


Esther masih belum bisa percaya akan kenyataan yang baru saja ia ketahui. Ia bertanya pada Rachel, apakah Rachel benar-benar tak tahu mengenai hal ini? Rachel memandang ibunya kesal, “Kenapa ibu malah bertanya padaku? Ibulah yang seharusnya mencari tahu sebelum aku dijodohkan.”

Ibu juga merasa dipermainkan oleh keluarga Kim. Kedua kakek Rachel bisa marah jika tahu kalau cucunya dijodohkan dengan anak di luar nikah. Rachel meminta ibunya tenang karena ia perlu berpikir. Tapi Esther sudah tak mau pikir-pikir lagi karena sudah tahu jawabannya.

Esther menyuruh anaknya untuk memutuskan pertunangan itu nanti. Rachel heran kenapa harus nanti?

Esther mengatakan kalau saudara kandung saja bisa bunuh-bunuhan untuk mendapatkan kekuasaan. Jadi ia yakin kalau Won dan Tan pasti akan berkelahi agar bisa menguasai perusahaan dengan cara membeli saham di luar untuk mempertahankan posisinya. “Saat itu saham Jeguk pasti akan meroket. Dan saat itu kita akan menjual seluruh saham kita kemudian mengakhiri pertunangan itu.”

Hmm.. pengusaha yang smart. Rachel menatap ibunya tak percaya, “Apakah ibu harus melakukan hitung-hitungan sekarang?” Dan ia pun meninggalkan ibunya.


Rachel langsung menemui calon kakaknya dan memarahinya. Kenapa Young Do tak memberitahukan kalau tak ada harimau di kandang harimau itu? Kenapa Young Do tak memberitahukan kalau Tan adalah anak di luar nikah?

Young Do senang karena Rachel akhirnya mengunjungi rumah Tan. Tapi senyumnya hilang saat mendengar kalau Rachel tak mengetahuinya sendiri, tapi Tan yang memberitahu karena Tan ingin mengakhiri pertunangan mereka.

Rachel heran, mengapa Young Do malah menyembunyikan kartu As itu dan bertanya apa yang akan Young Do lakukan sekarang?


“Aku akan menutup mulutmu,” jawab Young Do, membuat Rachel semakin heran. Tapi Young Do serius, “Ini bukan permintaan, tapi peringatan, Sister.”

Rachel tak mengerti mengapa Young Do malah menjaga rahasia Tan. Young Do berkata kalau hanya inilah hal terbaik yang pernah ia lakukan dan hal itu juga paling melukai perasaan Tan. Young Do menyuruh Rachel untuk tak memikirkan hal itu, karena yang harus lebih dikhawatirkan Rachel adalah keputusan apakah meneruskan atau memutuskan perjodohan itu.


Tan membawa Eun Sang ke studio Myung Soo. Namun sebelum membawa Eun Sang masuk lebih jauh ke dalam ruangan studio, Tan mengutak-atik pintunya. Ia berkata kalau mereka akan menginap di studio ini untuk malam ini.


Eun Sang terbelalak mendengarnya dan sudah hampir mengeluarkan segudang alasan jika Tan tak mencegahnya, “’Aku akan menjaga diriku’, ‘aku akan tidur di rumah teman’, ‘aku akan tinggal sendiri’. Kau sudah mengatakannya waktu di Amerika dulu. Aku tak percaya lagi.”

Tan menekankan kalau hubungan mereka sudah lebih dari teman karena mereka sudah berpegangan tangan. Eun Sang langsung membantah, “Hei.., sejak kapan kita ..”


“Ohh.. iya. Kau hanya memelukku,” jawab Tan sambil tersenyum manis dan minta maaf atas salah ucapnya. Haha.. Eun Sang hanya bisa melotot kesal. Tan tak peduli dan membawa Eun Sang untuk duduk di sofa. Ia sendiri? Duduk di meja, sangat dekat sekali hingga lutut mereka hampir bersentuhan sehingga membuat Eun Sang menjadi grogi.


Tapi Tan malah mulai menginterogasi dimana Eun Sang tinggal selama ini. Eun Sang pun tak mau kalah dan menginterogasi mengapa Tan tadi menangis. Keduanya sama-sama penasaran namun keduanya jug sama-sama menghindari pertanyaan lawan.

“Kenapa kau bersama dengan Young Do saat aku menangkap basah dirimu saat pagi-pagi itu?”

“Apa sebenarnya terjadi?” desak Eun Sang.

“Apa kau tidur di hotel Young Do?” tanya Tan keras kepala.

“Apa yang terjadi?” bentak Eun Sang. “Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku?”


“Kau juga,” Tan mendelik.

“Pertanyaanmu itu tak layak untuk dijawab,” Eun Sang balas mendelik.


Tan terdiam dan akhirnya menjawab, “Karena global warming, penguin terancam bahaya.” Eun Sang menaikkan alisnya heran karena ucapan Tan yang aneh. Maka Tan melanjutkan, “Karena itulah aku menangis.”

Gubrak.. hahaha.. ngasal banget ngejawabnya. Tan semakin dramatis dan pura-pura menangis, “Ahh.. sedihnya.”

Eun sang benar-benar kesal pada Tan. Ia menuntut Tan menjawab pertanyaannya karena ia sangat khawatir pada Tan.


Tiba-tiba terdengar suara password pintu ditekan. Eun Sang panik dan bertanya siapa kira-kira yang ada di luar karena suara password yang terus menerus seperti orang itu tak tahu password pintu.


Tan menduga kalau yang diluar adalah Myung Soo. Tapi ia tetap tenang dan malah mengatakan kalau mereka hanya perlu diam tak bersuara. “Ia tetap tak akan bisa masuk, kok,” sambil tersenyum jail, Tan berkata, “Karena aku sudah mengubah passwordnya.”

Eun Sang heran mengapa Tan harus mengubah passwordnya. Tapi ia terbelalak ketakutan karena Myung Soo menggedor-gedor pintunya dan berteriak, “Ayo siapa itu di dalam? Aku mendengar ada orang. Setidaknya ada dua orang dan ada cewek di dalam! Ayo cepat buka dan aku akan memaafkanmu!”


Eun Sang langsung berinisiatif untuk membukakan pintu. Tapi Tan lebih cepat lagi. Ia meraih tangan Eun Sang dan dengan kedua lututnya, ia menjepit kaki Eun Sang, mengurung Eun Sang agar tak bisa bangkit.

Ia mendelik dan mengancam Tan, “Kau mau mati?” Tapi Tan malah menirukan gerakan Eun Sang, seperti mengoloknya. Eun Sang memberontak ingin melepaskan diri. Tapi jepitan tangan dan kaki Tan sangat kuat, sehingga ia tak bisa melepaskan diri.


Eun Sang tetap mendelik, tapi Tan malah cengar-cengir, “Bagaimana mungkin kau bisa mengalahkan tenagaku?’ Sudah tak terdengar suara lagi di luar dan Tan berkata kalau Myung Soo pasti pergi.

Eun Sang minta Tan melepaskannya, tapi Tan tak mau. Dengan nada sangat serius ia bertanya, “Dengan siapa kau tadi malam? Aku tak dapat tidur karena mengkhawatirkanmu.”

“Apa kau benar-benar tak ingin pulang?” Eun Sang tetap menolak menjawab dan malah mengalihkan perhatian, “Bagaimana dengan seragam sekolahmu? Apa kau tak mau pergi ke sekolah?”

Tan tetap akan pergi ke sekolah. Seragam? Ada orang yang bisa disuruh mengambilkan seragam di rumahnya. 


Mendadak handphone Eun Sang berdering, dan tanpa permisi Tan merogoh saku Eun Sang untuk mengambil handphone itu, mengagetkan si pemilik handphone. Tan menghela nafas kesal karena melihat nama Young Do di situ, “Tuh kan? Aku menangkap basah dirimu lagi.”

“Menangkap basah apa? Aku tak akan mau menerimanya.”


“Itu malah lebih mencurigakan,” tukas Tan kesal. Hahaha.. serba salah, ah ngomong sama Tan.


Tan mengangkat telepon Young Do, membuat Young Do kesal karena 4 LT (lu lagi, lu lagi, Tan), “Apa Eun Sang tak punya tangan? Kenapa kau yang selalu menerimanya?”


“Itu karena aku selalu bersama dia,” jawab Tan taktis. “Sudah katakan saja mengapa kau telepon. Tapi tak ada jaminan aku akan menyampaikan pesanmu.” 

Young Do ingin menyuruh Eun San untuk membuka akun SNS menjadi public, kalau tidak ia akan meng-hacknya. Seolah tahu segalanya, Tan menjawab kalau di akun itu tak ada apapun yang bisa dilihat, membuat Young Do garuk-garuk kesal, “Apa kau ini temannya?”


Tan menjawab santai, “Kami ini lebih dari teman.”

Young Do menyuruh Tan diam. Ia sudah mendengar kalau Tan sudah memberitahu ke public kalau Tan adalah anak di luar nikah dan ia bertanya apa yang sebenarnya sedang Tan rencanakan. Dengan ceria Tan menjawab kalau Young Do tak akan pernah mengerti. Dan Tan berbisik, “Pergilah tidur.”

Klik. Telepon ditutup.


Young Do memandang handphonenya kesal dan membuangnya.


Baru setelah itu, wajah ceria Tan berubah muram. Eun Sang merasakannya dan bertanya apa yang dikatan Young Do. 


Sepertinya mengalihkan perhatian adalah tema mereka malam itu, karena Tan malah mengambil salah satu foto Young Do – Eun Sang yang tersebar di atas meja, “Kau berfoto dengannya saat aku tak ada di sana walau hanya sedetik saja? Lihat saja wajahmu.Kau tak membencinya juga.”


Eun Sang memasang wajah ’ini lagi..’ dan berkata, “Kau ini pasti akan menjadi calon suami yang benar-benar pencemburu.”

“Tapi istriku past benar-benar bahagia,” jawab Tan pede. Menanggapi kepedean Tan, Eun Sang hanya bisa berkata, “Lupakan sajalah..”


Eun Sang mengambil buku pelajarannya. Tan bertanya apa yang akan Eun Sang lakukan? Eun Sang menjawab, “Aku ini murid sekolah. Apa lagi yang bisa aku lakukan? Kukira rangking 100 tak mungkin akan mengerti.”

Haha.. kali ini Tan tak bisa pede menjawab. Ia akhirnya meremas-remas foto Eun Sang – Young Do dan membuangnya sebelum berbaring di sofa. Tapi ia melonjak bangkit dan berseru, “Aku hanya kelewatan satu baris saat menghitamkan jawaban!”

LOL. Memang di lembar jawaban nggak ada nomornya, ya? Tan kembali mengomel, “Dan bagaimana mungkin kau bisa tetap belajar padahal di ruangan ini hanya ada kita berdua saja.”


Eun Sang tetap menyibukkan diri dengan bukunya. Tapi siapa yang bisa konsentrasi belajar kalau ada cowok secakep Tan memandangi kita dari belakang. Walau tak melihat, Eun Sang dapat merasakannya hingga ia salah tingkah.

Aww…


Akhirnya Tan tidur sementara Eun Sang masih belajar. Dan sekarang gantian Eun Sang yang memandangi Tan dan berkata, “Mimpi yang indah.”


“Aku sedang memimpikannya,” kata Tan dengan mata terpejam, mengagetkan Eun Sang. “Ada kau di sisiku.”


Keesokan paginya, mereka keluar dengan tergesa-gesa karena terlambat. Tapi betapa kagetnya mereka mendapat serbuan kilatan kamera. Paparazzi!! Tan dan Eun Sang panik mendapat serangan itu.


“Lapar dan kedinginan. Akhirnya kudapatkan momen yang tepat. Ketangkap kalian!” ujar Myung Soo geram. Ternyata ia menolak untuk menyerah dan bermalam di sana. Berulang kali ia kembali menjepretkan kamera seakan balas dendam. Dan Tan seperti selebritis, menutupi wajah Eun Sang dengan tangannya.


Si paparazzi dan korban pun duduk bersebelahan, dengan paparazzi di tengah, menolak untuk menghapus foto-foto itu. Tan kesal dan mengancam akan melukai Myung Soo, “Kau tak tahu bagaimana aku, kan? Aku bisa melukai orang hanya dengan sendok dan barang-barang semacamnya.”

Myung Soo tetap tak mau. *ya iyalah.. ancamannya pake sendok. Ini Tan gitu loh, bukan City Hunter* Tapi ia bertanya apakah Tan dan Eun Sang pacaran? Tan menjawab iya dan Eun Sang malah membentaknya. Tan langsung protes, “Kau memelukku semalam.” Eun Sang hanya bisa mendelik.


Tapi jawaban itu membuat Myung Soo terbelalak dan menginterogasi lebih dalam lagi, “Apa yang sebenarnya kalian lakukan di studioku kemarin? Setelah berpelukan?”


Tan tak menjawab, hanya mengerucutkan bibirnya, seperti mencium. 


Tapi itu membuat Myung Soo cengar cengir tak keruan dan Tan juga menyembunyikan senyum di balik tangannya. Sementara Eun Sang yang tak melihat gerakan bibir Tan, hanya mengerutkan kening, heran melihat cengiran Myung So semakin lebar.


Entah Myung Soo kemana, tapi saat masuk ke gerbang, hanya ada Tan dan Eun Sang yang berjalan bersisian. Eun Sang mencuri pandang ke arah Tan dan teringat saat mereka berjalan berdua di saat sekolah masih sepi. Eun Sang tersipu malu, dan semakin tersipu saat Tan menangkapnya sedang mencuri pandang.


Tan berkata kalau setelah mereka bermalam bersama, suasananya menjadi berbeda saat mereka berangkat sekolah seperti ini, “Istri..” Eun Sang berbalik menatap Tan, mengira Tan kembali bercanda.


Tapi Tan tak bercanda. Ia tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya, “Beranikan dirimu.”


Eun Sang memandang sekeliling, dan sejenak ragu saat memandangi tangan Tan. Tapi setelah menghela nafas panjang, Eun Sang perlahan mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Tan, “Maaf karena aku butuh waktu yang terlalu lama.”


Dan Eun Sang tersenyum, membuat Tan ikut tersenyum dan berkata, “Tuh kan, kau bisa juga tersenyum.” Tan menggenggam tangan Eun Sang lebih erat dan mereka berjalan dengan seperti itu, membuat anak-anak yang berpapasan dengannya langsung menggunjingkan hal itu.


Tapi Tan seperti tak peduli. Ia malah terus tersenyum lebar. Rachel memandangi mereka dari kejauhan dengan marah. Begitu pula Young Do yang datang menghadang mereka dan mengingatkan mereka kalau tempat ini adalah sekolah dan apa yang mereka lakukan?

Tan meminta Eun Sang untuk pergi ke ruang broadcasting karena ia harus bermain-main dengan Young Do dulu. Eun Sang pun menurut. Tapi Young Do menghentikannya dan meminta agar mulai sekarang Eun Sang mengangkat telepon jika ia menelepon. Tan menyuruh Eun Sang untuk terus berjalan.

Eun Sang akhirnya berkata, “Tak boleh berkelahi. Kalian berdua,” sebelum melangkah pergi.


Tan melarang Young Do untuk menelepon Eun Sang, membuat Young Do berkomentar kalau Tan pasti ingin memblokir sinyal handphone di Seoul ini. Tan menjawab, “Sayang sekali ayahku tak punya perusahaan telekomunikasi.”

Ia menyuruh Young Do untuk minggir. Tapi Young Do masih penasaran karena Tan mengungkapkan rahasia itu dari mulutnya sendiri “Kau kan tahu aku benar-benar menunggu saat-saat itu.”

Tapi Tan merasa kalau hal itu belum terlambat, “Mungkin memang rasanya tak sebagus saat kemarin, tapi anak-anak belum mengetahuinya. Kau dapat membuka rahasia itu.”


Young Do menyanggupi hal itu. Tapi karena seperti kata Tan rasanya tak akan sebagus sebelumnya, maka ia akan menambah beberapa detail dan menaikkan skalanya agar terasa lebih menarik. Tan membenarkan tindakan Young Do dan memujinya yang selalu melakukan yang terbaik.

“Mungkin akan sulit bagimu untuk menutupi hal ini.”

“Tak apa-apa. Aku tak akan menyembunyikannya. Aku malah akan menghadipnya,” tukas Tan santai. “Aku bukan orang yang dulu pernah kau kenal. Jadi jangan bersikap seperti kau mengenalku.”


Rachel muncul di ruang broadcasting. Namun belum sempat ia melakukan apapun, Tan muncul dan menyuruhnya untuk keluar. Tanpa pendahuluan sedikitpun, Rachel menampar pipi Tan keras, membuat Eun Sang menjerit. Tapi Tan menerima tamparan itu, “Mulai sekarang, kalau ada apa-apa, temui aku. Jangan pernah menyerang Eun Sang lag.”

“Diam kau,” tukas Rachel tajam, “Anak haram.” Ia menoleh pada Eun Sang dan bertanya kenapa Eun Sang menjerit? Apakah kaget akan rahasianya atau tamparannya?


“Karena sikapmu,” jawab Eun Sang tak percaya. “Bagaimana mungkin kau berkata seperti itu?”


Rachel menjawab karena di dunia ini garis darah adalah yang menjadi mahkota. OKB seperti Eun Sang pasti tak akan mengerti. Ia menatap Tan marah dan berkata kalau ada orang yang memutuskan pertunangan, maka orang itu adalah dirinya, “Kalau itu adalah rahasiamu, maka aku yang minta putus! Kau seharusnya yang memohon padaku!”

“Maafkan aku, tapi kau bukanlah orang yang aku inginkan,” jawab Tan. Tak tahan mendengar semua ini, Eun Sang memilih pergi. Tanpa memandang Rachel lagi, Tan memilih mengikuti Eun Sang.

Tapi Rachel masih heran tentang ibu kandung Tan yang berpura-pura menjadi ibu Eun Sang dan mengeluarkan uang banyak untuk campingnya, ingin menunjukkan seolah-olah ia kaya. “Aneh bukan?”


Tan berbalik dan menyuruh Rachel untuk berhenti memikirkan ibunya, Eun Sang ataupun dirinya.


Karena khawatir Eun Sang menangis, maka Tan jadi tukang jaga toilet wanita. Bukan untuk menariki karcis, tapi melarang semua murid wanita yang mau masuk ke toilet untuk mencari toilet lain karena ada Eun Sang di dalam. Tapi Bo Na muncul dan tak terima larangan Tan. Bisa-bisanya Tan melarang dia padahal ia adalah penyelamat hidup Eun Sang,”Ia tidur di rumahku dua hari berturut-turut!”


Wajah Tan langsung bersinar gembira saat mendengarnya. Ia langsung menyuruh Bo Na untuk mengangkat tangannya. Bo Na menurut, dan Tan langsung toss pada tangan itu, membuat Bo Na terbelalak seakan tangan Tan mengandug kuman dan berteriak, “Hei!! Kenapa kau menyentuh tanganku? Chan Young-ahh..!!”


Tan tertawa gembira walau melihat penyelamat Eun Sang melarikan diri. Dan ia mendapat ganjaran pukulan di punggungnya, “Kau ini! Apa kau tak tahu kalau ini toilet cewek?”

“Makanya, apa kau mau menggunakan toilet cowok mulai sekarang?” jawab Tan jahil. LOL. Tan bertanya kenapa juga Eun Sang menangis gara-gara dirinya.


Eun Sang hanya mengkhawatirkan nasib Tan dan bertanya apa tak ada cara agar ia bisa melindungi Tan? Ucapan itu membuat Tan kembali bersinar, “Kau melukai perasaanku saat menyuruhku untuk mengkhawatirkan diriku sendiri. Sekarang kau mengatakan kalau kau ingin melindungiku?”


Aww… Eun Sang tak dapat menjawab karena malu dan memilih pergi. Hal itu malah membuat cengiran Tan semakin lebar.


Eun Sang mengambil buku di lokernya, dan Chan Young menghampirinya sambil menyindir, “Dulu pernah ada yang ngomong kalau setiap jam tanpa bayaran adalah kemewahan yang tak mampu ia miliki. Tapi orang itu malah berpegangan tangan dengan cowok di sekolah.”


Eun Sang membanting pintu lokernya dan melotot pada Chan Young, mengancamnya untuk tutup mulut. Tapi Bo Na langsung muncul dan mengomeli Eun Sang sekaligus cemburu dan ingin tahu apa yang mereka bicarakan.


Eun Sang menjawab kalau Chan Young sedang mencoba memerasnya. Chan Young hanya tertawa-tawa melihat Eun Sang pergi dan ia juga harus pergi ke ruang guru. 

Bo Na kesal karena ditinggalkan, membuat Ye Sol yang melihat kejadian itu, meminta Bo Na berhati-hati karena Eun Sang juga bisa mengambil Chan Young. Ia malah menyarankan agar Bo Na memutuskan hubungannya dengan Chan Young karena toh ia juga adalah anak seorang Sekretaris juga, “Kau sendiri yang rugi.”


Bo Na sekarang marah mendengar Ye Sol berkata seperti itu. Ia tak pernah merasa rugi dan meminta temannya untuk minta maaf padanya. Tapi Ye Sol berkata kalau ia hanya tak ingin melihat Bo Na menangis setelah Eun Sang merebut Chan Young dari sisi Bo Na, “Pertunangan seseorang itu saja jug dibatalkan.”


Upss.. kebetulan Rachel melewati mereka dan dengan dingin ia bertanya apa seseorang yang Ye Sol katakan barusan itu adalah dirinya? Siapa yang mengatakan kalau pertunangannya itu batal. 


Ye Sol menjawab kalau semua orang di sekolah mengatakan kalau Kim Tan sudah berpaling karena keluarga Rachel hanya sebuah dagelan. Ibu Rachel mengambil separuh harta ayah Rachel, mantan suaminya, saat mereka bercerai. Dan ia merasa yakin kalau hal itu juga terjadi ayah Young Do nanti.


Rachel sinis pada Ye Sol. Beraninya Ye Sol berkata seperti itu padahal ibu Ye Sol sendiri bekerja sebagai hostess bar. Ucapan Rachel itu menarik perhatian semua murid yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka. Ye Sol panik mendengar ucapan Rachel. Bo Na marah mendengar Ye Sol mengolok-olok Chan Young sebagai anak Sekretaris, tapi tak melihat status keluarga Ye Sol sendiri.


Dan yang terjadi kemudian adalah Tan melihat semua anak berbondong-bondong ke kantin. Ternyata Rachel mengajak Bo Na untuk menyiksa Ye Sol seperti yang Young Do lakukan pada Joon Young dulu. Bo Na enggan melakukan itu dan menutupi wajahnya, merasa bersalah.

Rachel menyuruh Ye Sol untuk duduk di kursi yang tertindas, mempermalukan Ye Sol. Tan dan Chan Young muncul di saat yang bersamaan. Melihat kedatangan pacarnya, Bo Na langsung mencoba membela diri kalau tadi Ye Sol menghina Chan Young. Tapi Rachel memotongnya dan menyuruh Chan Young bermain bola saja, karena ini masalah cewek.


Tan yang sejak tadi diam, tiba-tiba memegang perutnya, kesakitan, “Aduhh.. aku lapar,” ia merebut piring yang berisi kari dari tangan salah seorang murid dan menyuruh Ye Sol untuk minggir karena ia harus duduk untuk makan. Rachel terbelalak melihat Tan mengambil kursi pesakitan sebagai tempatnya duduk.


Semua murid kaget melihat Tan makan dengan santainya, bahkan mengambil makanan Rachel karena ia sangat lapar. Rachel bertanya apa Tan tak sadar apa arti kursi itu di sekolah ini? Dengan polos Tan menjawab, “Kursi ini? Ahh… Kursi yang paling dekat dengan makanan?”


Eun Sang muncul dan terbelalak melihat Tan duduk di kursi itu dengan tenangnya. Young Do yang akhirnya muncul juga bertanya mengapa Tan duduk di situ. Tan pura-pura kesal karena ia tak bisa makan dengan tenang. Tapi Young Do berkata, “Kau sudah melanggar aturan.”


Tan menaruh sumpitnya dan berkata, “Aku yang membuat aturan. Maka aku juga dapat melanggarnya.”

Tapi Young Do membantahnya, “Kau yang membuat aturan tapi aku yang mempertahankannya. Kau tak bisa melanggarnya tanpa ijinku. Kau tak boleh melanggarnya. Akan aku tunjukkan alasannya. Karena kursi itu adalah untuk hal ini.”


Young Do mengambil piring dan menumpahkan isi makanan itu ke jas Tan. Semua anak terkesiap melihat tindakan Young Do. Tapi Tan tetap tenang, walau sekarang wajahnya tampak marah dan berkata, “Hanya sampai kemarin, kursi ini ditujukan untuk alasan itu. Tapi untuk hari ini, hal seperti ini bisa terjadi.”


Tan melepas jasnya dan minta maaf pada Eun Sang sebelum ia melemparkan jas kotor itu ke wajah Young Do. Semua orang kembali terkesiap kaget melihat tindakan Tan, tapi Tan tak peduli dan berkata pada Young Do, “Cuci jas itu.”


Eun Sang langsung menarik tangan Tan untuk menyingkir. Begitu pula Chan Young menarik tangan Bo Na pergi. Ye Sol yang tak tahan dipermalukan, berlari pergi, dan seketika itu juga kerumunan membubarkan diri, meninggalkan Rachel dan Young Do yang hanya mematung diam.


Di luar, Eun Sang memarahi Tan yang berlaku seperti itu. Tan membela diri kalau bukan ia yang memulai pertama kali, tapi Young Do. Pembelaan itu malah membuat Eun Sang marah, “Kau juga tak mau mengalah.”

“Apa aku juga harus mengalah? Aku tak bisa melakukannya,” bantah Tan kesal. Ia mengulurkan tangannya, “Bauku sekarang seperti kari!”

“Choi Young Do itu seperti anak SD. Kupikir kau setidaknya bisa berlaku seperti anak SMP,” omel Eun Sang.


Chan Young juga memarahi Bo Na. Bo Na langsung membela diri kalau ia tak memulainya. Ye Sol yang memulainya dulu dengan mengatakan kalau ia seharusnya tak pacaran dengan anak seorang sekretaris. Tapi Chan Young berkata kalau tak seharusnya Bo Na bertindak sama seperti Ye Sol. Toh ia memang benar adalah anak seorang anak sekretaris.

“Alasanmu merasa marah pasti karena kau merasa malu,” tuduh Chan Young. “Bagaimana mungkin kau bisa pacaran denganku jika kau merasa malu?”

Bo Na tak bermaksud seperti itu. Tapi Chan Young merasa kecewa pada tindakan Bo Na dan bertanya apa Bo Na sebenarnya adalah gadis yang seperti ini? Ucapan Chan Young benar-benar kelewatan dan membuat Bo Na marah, “Apa aku mau pacaran denganmu jika aku adalah gadis seperti itu? Pergi saja kau! Aku benci padamu!”

Bo Na meninggalkan Chan Young dnegan marah.

Ihh.. Chan Young jahat! Don’t make woori Bo Na cries!!


Tan akhirnya kembali ke rumah. Tapi Presdir Kim masih marah dan mengusir Tan. Ia sudah memberikan asuransi yang memberikan hidup Tan lebih baik, tapi karena Tan tak mau, maka Tan boleh pergi dari rumah. Ia juga menyuruh Tan untuk mengembalikan dompet, handphone dan jasnya. Nyonya Han mencoba memohon, tapi Presdir Kim tetap teguh pada prinsipnya.

Tapi Tan kali ini menuruti perintah ayahnya. Ia mengeluarkan handphone, dompet dan melepas jasnya, “Aku akan tetap memakai seragam dan sepatuku. Aku akan membayar Ayah nanti. Aku tahu Rachel adalah asuransiku. Tapi hidupku tak semata-mata hanya tentang asuransi.” Ia memberi hormat pada kedua orang tuanya dan berjalan pergi.

Nyonya Han mencoba menahan Tan, tapi Tan tak mau. Ia mencoba memohon pada Presdir Kim, tapi Presdir Kim juga tak mau.


Maka Tan pun muncul di depan kafe Eun Sang, sama seperti malam sebelumnya. Reaksi Eun Sang sama. Khawatir dan panik. Ia bertanya kemana baju Tan? Apa Tan tak merasa kedinginan?
Tapi Tan yang datang dengan taksi hanya bertanya, “Apa kau punya uang?”

“Uang apa?”

“Aku diusir dari rumah hanya dengan memakai ini saja. Tolong bayar taksi ini untukku.”


“Kau benar-benar diusir dari rumah?” Eun Sang mendelik kaget.

“Bayar dulu taksi ini. Aku akan membayarmu kembali,” pinta Tan.

“Kau diusir keluar dan pergi naik taksi?!”

Dan reaksi Eun Sang hampir sama seperti saat Tan datang kemarin malam. Tangannya menyentuh Tan. Walau kali ini Eun Sang tak memeluknya. Tapi memukul tangan Tan, membuat Tan mengaduh kesakitan.


“Sakit, tau! Ayo bayar dulu taksinya!”

(Bersambung)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Google Translate

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Love and Like Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger