Also known as : You Who Came from the Stars,You from Another Star,My Love from the Stars,My Love from Another Star,Man from the Stars,Man from Another Star
Genre : Romance,Comedy,Drama,Sci-Fi
Written by : Park Ji-eun
Directed by : Jang Tae-yoo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 21
Production : Executiveproducer(s) Choi Moon-suk
Producer(s) Moon Bo-mi
Location(s) Korea
Cinematography Lee Gil-bok, Jung Min-gyun
Camera setup Multiple-camera setup, Running time 70 minutes
Productioncompany(s) HB Entertainment
Broadcast : Original channel SBS and regional affiliates
Picture format 1080i (HDTV), Original run 18 December 2013 – 27 February 2014
STARRING :
SINOPSIS LENGKAP :
Ssst…,” Song Yi menaruh jarinya di bibir Min Joon. “Ketika kau muncul dalam mimpi seseorang, kau tidak seharusnya berbicara. Benar, selama ini aku sangat kesepian. Tubuhku juga sangat lelah. Dan sekarang aku bahkan bermimpi nakal. Sudah waktunya bagiku untuk menikah. Hormon memang tidak berbohong.”
Min Joon, sang profesor cinta, berusaha membebaskan tangannya yang tertindih punggung Song Yi. Song Yi malah menarik Min Joon mendekat, lalu meringkuk dan bergumam ia kedinginan. Min Joon makin salah tingkah. Ia berusaha membebaskan tangannya yang tertindih tanpa membangunkan Song Yi.
Min Joon lalu keluar dari kamar. Ia mendengar percakapan dua orang pria dan ia berhenti untuk mendengar kelanjutannya.
“Berakhir dengan baik,” kata seseorang dari mereka.
“Tidak ada yang melihat?”
“Iya.”
Min Joon mengintip dan melihat Jae Kyung sedang berbicara dengan asistennya.
“Keserakahan selalu menjadi masalah. Jika ia (Yu Ra) tidak serakah, aku tidak akan perlu melakukan hal-hal membosankan ini,” ujar Jae Kyung sambil memutar-mutar cincin di jarinya.
Min Joon buru-buru pergi namun Jae Kyung menyadari ada yang menguping mereka dan menyuruh asistennya untuk mengejar. Tapi asisten Jee Kyung hanya melihat lorong yang kosong. Karena Min Joon sudah teleport kembali ke rumahnya.
Hanya saja ia salah memilih tempat mendarat. Ia mendarat di tengah tangga hingga jatuh berguling ke lantai. Min Joon memegangi lengannya yang kesakitan.
Kembali ke apartemen Min Joon, di mana Song Yi sedang bersembunyi dari kejaran para wartawan. Song Yi berkata mimpinya tidaklah lucu (sebelumnya di episode 4 ia mengatakan bahwa ia bermimpi Min Joon muncul dalam mimpinya ketika ia tertidur di pesawat, tapi ia merasa mimpinya terlalu jelas hingga seperti kenyataan)
“Jika aku muncul dalam mimpimu, mimpi seperti apakah itu?” tanya Min Joon.
“Mengapa kau ingin tahu?”
“Sepertinya itu mimpi nakal,”ujar Min Joon.
Tersungging, Song Yi berkata ia adalah wanita yang pernah mencium Jo In Sung (karena Min Joon seolah menyatakan ia adalah wanita yang kurang sentuhan pria hingga memimpikan pria) meski hanya dalam film. Tapi ia lebih tersinggung lagi ketika Min Joon mengenal Jo In Sung tapi tidak mengenalnya, Chun Son Yi.
Apa Min Joon tidak pernah menonton TV? Begitu TV dinyalakan, pasti dirinya yang muncul di sana. Entah itu dalam iklan, drama, pokoknya begitu TV menyala ia ada disana.
“Aku hanya menonton berita.”
“Tuh berita yang kausukai,” kata Song Yi bosan dengan pandangan ke arah TV.
TV memberitakan ada UFO terlihat sore tadi melintas di langit Gwanghamun. Melihat rekaman gambar UFO itu, Min Joon terpaku. Song Yi tidak percaya adanya Ufo, tapi Min Joon duduk dengan tegak dan menyimak berita dengan teliti.
“Apa kau menyukai berita seperti itu? UFO dan semacamnya? Apa kau anak SD?” ledek Song Yi.
Min Joon tidak bergeming. Pandangannya terarah pada TV. Rupanya ada beberapa benda cahaya terlihat di langit, bergerak dengan kecepatan tinggi dan bergerak tak beraturan.
Hal yang sama terjadi 400 tahun lalu. Rakyat melihat UFO melintas di langit. Dan hal itu terjadi beberapa hari setelah kemuculan UFO pertama (yang membawa Min Joon). Gubernur Lee Hyeong Wook (cameo oleh Kim Su Ro, pemeran Im Tae San di A Gentleman’s Dignity) menerima laporan munculnya UFO tersebut. Bila UFO yang pertama berbentuk seperti piring atau baskom, maka UFO yang semalam terlihat berbentuk seperti butiran beras dan mengeluarkan cahaya hijau. Akibatnya rakyat takut dan gelisah.
Gubernur Lee berkata sepertinya ada orang yang salah sasaran menembak burung. Pejabatnya berkata itu bukan burung, mana bisa burung mengeluarkan cahaya dan terbang secepat itu.
Gubernur Lee bertanya bagaimana ia bisa menjelaskan hal ini pada Raja. Saat ini Raja baru saja naik tahta dan situasi masih tegang. Raja juga sedang dalam keadaan terdesak.
Pejabat mengingatkan kalau ini adalah kejadian nyata dan rakyat tidak tenang karenanya. Gubernur Lee berkata perhatian rakyat bisa dialihkan. Menutupi suatu peristiwa dengan peristiwa lain yang lebih menggemparkan. Dengan begitu perhatian masyarakat teralihkan.
Dan peristiwa apakah itu? Seorang pejabat melaporkan bahwa puteri keluarga Seo menjadi janda dalam usia 15 tahun dan dikirim ke Hanyang (ibukota). Baru-baru ini gadis itu bunuh diri. Tapi ternyata gadis itu masih hidup. Gadis itu hidup dan terlihat pulang ke rumah orangtuanya bersama pria lain.
Gubernur Lee tertarik. Ia bertanya apakah itu artinya gadis itu memalsukan bunuh dirinya demi mendapatkan penghargaan “wanita suci”. Pejabat itu berkata sejak kejadian itu banyak orang yang memalsukan bunuh diri mereka.
Gubernur Lee memerintahkan agar polisi menggeledah rumah keluarga Seo dan menangkap gadis yang berpura-pura suci.
Polisi menyerbu rumah keluarga Seo. Ayah Yi Hwa marah dan berkata puterinya sudah mati. Sang ibu terlihat cemas. Polisi tetap memerintahkan penggeledahan dan penangkapan Yi Hwa.
Ibu Yi hwa tak tahan dan hampir jatuh pingsan. Ayah Yi Hwa menolong istrinya. Ia berbisik apakah Yi Hwa sudah melarikan diri.
“Kau menyuruhku membunuhnya,” kata ibu Yi Hwa.
“Bagaimana bisa seorang ayah membunuh puterinya? Aku percaya kau akan mengirim Yi Hwa kita pergi dengan selamat.”
Sambil menangis ibu Yi Hwa berkata puteri mereka pergi bersama pria itu. Karena Yi Hwa tidak bisa membunuh pria yang sudah menyelamatkannya. Ayah Yi Hwa terkejut.
Yi Hwa pergi ke tempat Min Joon disekap. Min Joon dalam keadaan terikat dan tidak sadarkan diri. Yi Hwa terus mengguncangnya agar Min Joon bangun. Ia menangis dan mengingatkan Min Joon pernah bilang akan melindunginya. Pelan-pelan Min Joon membuka matanya.
Ayah Yi Hwa membawa pedang dan menghalangi polisi untuk masuk ke gudang tempat ia menyekap Min Joon. Berdasarkan perkataan istrinya, ia pikir Yi Hwa juga ada dalam gudang itu.
Akibatnya ayah Yi Hwa mati karena melawan polisi. Polisi masuk dalam gudang itu. Namun gudang itu kosong. Mereka melihat UFO seperti beras kembali melintas di langit.
Dan UFO yang seperti itu sekarang muncul di TV. Song Yi berkata jika UFO benar-benar ada, maka alien juga seharusnya ada. Seperti Superman, mengalahkan orang jahat dan membantu orang lemah.
“Kenapa alien harus membantu bumi?” tanya Min Joon. “Itu kan bukan planet mereka. Apa kau tidak tahu alien itu apa? Makhluk cerdas yang bisa hidup di manapun kecuali di bumi.”
“Superman juga alien yang datang dari planet Krypton.”
“Kenapa mereka harus mempertaruhkan nyawa untuk orang lain hanya karena memiliki kekuatan? Kurasa terlalu memikirkan orang lain juga salah satu bentuk sakit jiwa. Kalian seharusnya membantu diri sendiri, kenapa minta bantuan alien?” kata Min Joon.
“Apa kau alien?” tanya Song Yi.
“Bukan,” kata Min Joon tanpa berani menatap Song Yi.
“Apa kau punya kekuatan?”
“Tidak mungkin.”
“Kalau begitu kenapa wajahmu begitu galak? Apa aku memintamu menolongku?” ujar Song Yi. Hehe… Min Joon kebingungan sendiri.
Sinopsis:
Song Yi dan Min Joon berdiri di balkon memandangi poster Song Yi raksasa di salah satu gedung. Song Yi bertanya apa Min Joon tahu kenapa ia pindah ke gedung apartemen ini. Agar bisa melihat poster tersebut.
Tempat poster itu dipasang adalah tempat termahal di negara ini. Untuk memasang iklan di sana, biayanya seratus juta won per bulan. Karena itu hanya wajah bintang paling top yang terpasang di sana. Jadi saat ini, ia bintang paling top itu.
Min Joon berkata ia baru tahu hal semacam itu sekarang. Song Yi bercerita butuh 12 tahun baginya untuk tiba di posisi ini.
“Sebelum aku tidur, dan begitu aku bangun di pagi hari, ketika aku tertekan, ketika aku lapar tapi tidak bisa makan apapun karena sedang diet, jika aku melihatnya (poster dirinya) aku merasa lebih baik. Juga membuatku merasa kenyang.”
Min Joon tersenyum mendengarnya.
“Begitu juga ketika aku disakiti orang lain, jika aku melihat diriku tersenyum dengan cantik seperti itu, aku merasa sedikit terhibur. Begitulah aku,” kata Song Yi sambil tersenyum pada Min Joon.
Min Joon bertanya apa Song Yi ingin tahu caranya agar tidak tersakiti oleh orang lain.
“Tidak memberi atau menerima apapun. Tidak mengharapkan apapun. Dengan begitu kau tidak akan kecewa atau merasa terluka.”
“Kalau begitu di mana kesenangan dalam hidup ini?” tanya Song Yi.
Min Joon terdiam.
“Kau tidak pernah kedatangan tamu di rumah, kan? Hanya dengan melihatmu, sepertinya kau juga tidak punya teman. Apa kau punya keluarga? Hidup dalam sebuah pulau terpencil seperti ini, apa kau tidak kesepian?”
Min Joon berkata saat ini ada 10 orang reporter duduk di depan pintunya menunggu Song Yi. Setengah dari penduduk kota ini mungkin mengenal Song Yi: manager, kordi (koordinator/asisten), para fans. Selalu ada banyak orang di sekeliling Song Yi, tapi Song Yi malah sendirian di sini.
“Apanya yang sendirian? Kita bersama di sini,” kata Song Yi.
Min Joon kembali terdiam. Hehe…profesor pun kalah kalau ngomong sama Song Yi ;p
Song Yi bergurau jika ada yang memotret mereka berdua saat ini, pasti akan menjadi masalah besar. Tiba-tiba ia bergeser merangkul pundak Min Joon dan berteriak.
“Lihat apa yang Song Yi lakukan di sini!!”
Gugup, Min Joon balas berteriak.
“1 meter!!”
Syuttt….Song Yi bergeser menjauhi Min Joon, tapi ia terus tersenyum. Sementara Min Joon berusaha terlihat tetap cool.
Bagaimana dengan situasi di luar? Hwi Kyung masih berkumpul dengan para wartawan dan mereka masih mengira Hwi Kyung salah satu dari mereka. Ia menraktir mereka pizza dan mencoba membicarakan kasus ini dengan mereka. Ia berkata kasus ini belum jelas. Bagaimana jika kematian Yu Ra bukanlah karena bunuh diri. Seandainya benar bunuh diri, bukankah banyak aktris wanita yang tidak akur? Orang idiot seperti apa yang terjun ke air hanya karena tidak akur dengan seorang aktris lain?
“Dan lagi hari itu Han Yu Ra mendapat buket bunga dari Noh Seo Young. Apakah itu terlihat seperti orang yang akan bunuh diri?” tanyanya.
Para wartawan melihatnya dengan curiga. Kenapa Hwi Kyung bisa tahu? Apa Hwi Kyung melihatnya sendiri? Pernikahan itu tertutup untuk para wartawan. Hwi Kyung berbohong ia mendengar hal itu dari orang yang menghadiri pernikahan tersebut. Hal yang terpenting adalah Song Yi tidak ada kaitannya dengan kasus ini.
“Memangnya kita bisa apa jika ia tidak terlibat? Orang-orang ingin percaya bahwa ia terlibat,” salah satu dari wartawan tertawa.
“Aigoo…apa kau ini pemula? Orang-orang tidak menginginkan fakta, mereka hanya memerlukan seseorang untuk disalahkan. Karena seseorang harus bertanggungjawab untuk duka ini,” kata wartawan yang lain. Mengerikan, menyedihkan, tapi memang itulah kenyataan yang terjadi dalam masyarakat saat ini…..menghakimi dan menyalahkan orang lain tanpa mau tahu faktanya >,<
Hwi Kyung bertanya lalu bagaimana dengan Song Yi. Apa yang akan terjadi padanya jika ia tidak bersalah? Siapa yang akan bertanggungjawab?
Para wartawan kembali melihat Hwi Kyung dengan curiga, setelah pembelaan nya yang begitu berapi-api. Salah seorang dari mereka merasa pernah melihat Hwi Kyung di suatu tempat. Hwi Kyung tertawa gugup dan berkata mereka pasti tidak akan tahu dari mana ia berasal. Lalu ia mengalihkan perhatian dengan makan.
Song Yi melihat Hwi Kyung asyik makan, lewat kamera yang terpasang di pintu. Bisa-bisanya Hwi Kyung asyik makan sementara ia kelaparan di dalam. Ia menoleh pada Min Joon dan bertanya tidak bisakah mereka juga memesan ayam. Ayam dan bir. Setiap kali ia tertekan ia selalu makan ayam dan bir.
Min Joon menaruh selimut dan bantal di sofa. Tanpa mempedulikan permintaan Song Yi, ia menyuruh Song Yi tidur dan tidak berisik. Song Yi cemberut.
Song Yi menanyakan apa yang ia baca di diari Min Joon. Tiga bulan terakhir atau semacamnya. Ia minta maaf ia tidak sengaja membaca diari Min Joon, tapi apakah Min Joon akan pergi ke suatu tempat? Atau Min Joon menderita penyakit mematikan?
“Aku sudah bilang jangan menanyakan apapun, bukan?” kata Min Joon galak.
Song Yi mengoceh ia tidak terbiasa tidur di sofa. Kadang-kadang ia mengalami insomnia. Para artis biasanya seperti itu. Tambahan lagi, ini di rumah orang lain. Walau begitu, Song Yi kelihatannya tidak canggung dan tidak seperti baru pertama kali tidur di sofa.
Min Joon membaca buku sebelum tidur.
“Pada suatu ketika, ada seekor kelinci yang terbuat dari keramik. Kelinci itu menyukai seorang gadis kecil dan melihatnya mati. Kelinci itu bersumpah untuk tidak membuat kesalahan dengan jatuh cinta lagi..”
Setelah membaca cerita itu, Min Joon tidak bisa tidur. Ia turun ke bawah dan melihat Song Yi sudah tertidur pulas di sofa. Min Joon merapikan selimut Song Yi. Song Yi bergerak sedikit namun tidak terbangun. Melihat wajah Song Yi, Min Joon teringat pada Yi Hwa.
Ia teringat Yi Hwa mengaku kalau ia menyukainya dan ingin cepat dewasa menjadi gadis yang cantik untuk diperlihatkan pada Min Joon. (setelah itu Yi Hwa tertawa dan berkata ia berbohong. Tapi sepertinya itu bukan kebohongan, bukan?)
“…Namun, cobalah jawab. Ketika tidak ada cinta, bagaimana bisa sebuah kisah berakhir bahagia?”
Seseorang masuk ke dalam kamar Yu Ra lalu menyelipkan sebuah surat ke dalam sebuah buku. Sepertinya ia asisten Jae Kyung.
Keesokan harinya, adik Yu Ra masuk ke dalam kamar kakaknya sambil berbicara dengan Detektif Park di telepon. Adik Yu Ra dengan kesal berkata ia sudah mencari di mana-mana tapi tidak menemukan catatan atau surat peninggalan kakaknya. Hanya saja ketika melihat sebuah surat menyembul dari sebuah buku, ia terdiam. Ia menaruh teleponnya lalu membaca surat itu dan menangis.
Hwi Kyung mengendap-endap pulang ke rumah dan berpapasan dengan kakaknya. Jae Kyung bertanya apa Hwi Kyung semalam tidur di luar. Hwi Kyung memberi isyarat agar kakaknya tidak bersuara keras (ia takut dimarahi orang tuanya karena tidak pulang). Ia bercerita ia pergi ke rumah Song Yi tapi Song Yi tidak bisa keluar rumah karena banyak reporter, dan ia tidak bisa melakukan apapun.
Jae Kyung menyuruh Hwi Kyung menunggu. Sebentar lagi hasil penyelidikan pasti selesai. Kenapa Hwi Kyung ke sana? Bagaimana jika salah satu reporter itu mengenali Hwi Kyung dan segalanya bertambah rumit?
Hwi Kyung lebih mengkhawatirkan Song Yi. Apa yang akan terjadi pada Song Yi-nya jika Yu Ra ternyata memang bunuh diri?
“Jika terjadi sesuatu padanya, memangnya apa yang akan kaulakukan?!” tegur ayah Hwi Kyung.
Jae Kyung pamit pergi bekerja. Hwi Kyung buru-buru ikut pamit.
“Kau diam di tempat!!” bentak ayahnya. Ia bertanya apa hubungannya dengan Hwi Kyung jika terjadi sesuatu pada Song Yi. Memangnya apa yang akan Hwi Kyung lakukan?
Ia masih ingat 3 tahun lalu ketika ia hendak membawa Hwi Kyung mengikuti ujian masuk penuntut umum, Hwi Kyung malah pergi ke Milan untuk membuntuti Song Yi yang ada pemotretan di sana.
“Kenapa kau hidup seperti itu?” tanya ayah Hwi Kyung gemas.
“Aku mencintainya, Ayah,” kata Hwi Kyung, “Biasanya aku tidak membuat permintaan seperti ini, tapi tidak bisakah Ayah menggunakan kekuasaan Ayah kali ini?”
“Kekuasaan apa?”
“Apakah ada yang tidak bisa dilakukan chaebol Korea? Dengan menggunakan kekuatan, uang, dan koneksi, bisakah Ayah mencoba menyelesaikan situasi ini? Hanya memikirkan bagaimana kekasihku mengalami masa sulit, hatiku terasa sakit. Aah…orang-orang biasanya menggunakan istilah ‘hatiku robek’. Jadi anggap saja ini untuk menyelamatkan putera Ayah…”
“Istriku… bisakah kau bawakan aku tongkat golf yang baru kubeli? Kita bisa menganggap satu putera kita sudah mati,” ujar ayah Hwi Kyung.
Ibu Hwi Kyung terperangah. Ia buru-buru menyuruh anak bungsunya mandi, agar tidak membuat ayahnya lebih marah lagi.
Min Joon turun ke lantai bawah dan menemukan ruang tamunya berantakan. Di lantai sampah berserakan dan Song Yi sedang ehm….apa namanya ya….olah raga? Song Yi berbaring di sofa dan menggerakkan tangan kakinya seperti orang kesetru. Begitu melihat Min Joon ia langsung menyapa.
“Good morning! Walau sebenarnya ini bukan pagi yang bagus. Kau pasti tidak bisa tidur karena jantungmu terus berdebar dengan kehadiranku. Aku minta maaf untuk itu, sorry!”
“Apa yang sedang kaulakukan? Sangat menakutkan.”
Song Yi berkata kakinya bengkak setelah makan ramen semalam. Ia bertanya apa Min Joon mau ikutan.
“Hanya satu orang yang menginap di sini dan rumah ini langsung terlihat berbeda,” sindir Min Joon. Maksudnya sih jadi berantakan
“Benar kan? Ketika ada wanita, suasana rumah langsung berbeda, kan?”
Min Joon berkata ia tidak suka rumahnya berantakan. Jadi Song Yi harus bangun dan membereskannya sekarang juga.
“Ah benar. 1111. Itu adalah kode masuk rumahku. Karena aku selalu lupa maka aku menggantinya dengan kode paling sederhana. Sekarang aku ingat. Seperti yang sudah kuduga, karena darah terkumpul di otakku (karena posisi berbaring) maka daya ingatku meningkat,” celoteh Song Yi sambil tetap berbaring.
Min Joon kesal dan tak sabar lagi. Ia menarik bantal yang menyangga kepala Song Yi. Song Yi menendang-nendang kesal. Keduanya perang rebutan bantal. Akhirnya Min Joon naik ke sofa dan memegangi kedua tangan Song Yi, dalam posisi yang bisa membuat orang salah paham.
Dan itulah yang dilihat Pengacara Jang ketika ia masuk ke rumah Min Joon. Saking kagetnya, Pengacara Jang berbalik dengan cepat dan hampir terjatuh.
“Ayah!” seru Min Joon.
Pengacara Jang terpaksa ikut berpura-pura.
“Ya? Annyeong. Saya…eh aku masuk mendadak tanpa mengetahui batasanku. Kau pasti kaget, kan?” kata Pengacara Jang, bolak balik menggunakan jondaemal (bahasa resmi) dan banmal (bahasa pergaulan) saking bingungnya. Biasanya Pengacara Jang menggunakan jondae bila berbicara dengan Min Joon karena ia tahu Min Joon hidup lebih lama darinya. Tapi biasanya seorang ayah berbicara banmal pada anaknya, jadi sekarang ia harus berbicara banmal karena sedang pura-pura menjadi ayah Min Joon.
Pengacara Jang berkata ia datang dan melihat Min Joon bersama seorang wanita, tentu saja ia kaget. Apalagi ketika ia melihat wanita itu adalah Chun Song Yi.
Song Yi buru-buru turun dari sofa dan memberi salam. Ia berkata ia adalah tetangga Min Joon dan saat ia sedang dalam kesulitan Min Joon berbaik hati membiarkannya menginap.
“Jadi jangan salah paham, Ayah. Tapi itu apa,” Song Yi menunjuk bungkusan yang dibawa Pengacara Jang.
“Oh ini istriku…err ibunya membawakan makanan.”
Mata Song Yi langsung bersinar. “Makanan apa?”
Pengacara Jang menata meja dengan menghidangkan banyak makanan. Song Yi menarik Min Joon untuk makan bersama. Min Joon tidak mau karena ia biasa makan sendirian.
“Ayahmu yang datang. Ayahmu. Biasanya kau memang tidak tahu etika, tapi ini keterlaluan. Bukankah begitu, Ayah?” kata Song Yi.
“Tentu saja harusnya begitu,” Pengacara Jang tak sanggup membantah. “Ayo kita makan bersama.”
Min Joon bengong “dikhianati” temannya. Song Yi langsung mendorong Min Joon duduk di kursi sementara ia duduk di sebelahnya. Ia berkata sudah lama ia tidak makan makanan rumah. Ia langsung makan dan memuji makanan “ibu Min Joon” enak sekali.
“Kau seharusnya tutup mulut saat makan,” ujar Min Joon.
“Bagaimana aku bisa makan jika mulutku tertutup,” sahut Song Yi judes. “Betul kan, Ayah?”
“Iya, tentu saja akan sulit,” Pengacara Jang lagi-lagi menyetujui.
Min Joon bertanya kenapa Song Yi ikut memanggil Ayah. Song Yi berkata Min Joon masih muda jadi pasti tidak tahu aturannya.
“Ayah temanku adalah ayahku juga, dan ayah tetanggaku adalah ayahku juga. Semuanya sama. Kau baru hidup sebentar (jadi tidak tahu).”
“Mungkin saja aku hidup lebih lama,” kata Min Joon sambil makan.
“Kalau begitu tunjukkan KTP-mu.”
Pengacara Jang senyum-senyum melihat percakapan keduanya.
Min Joon hendak membalik ikan goreng tapi Song Yi menahannya. Ikan goreng tidak boleh dibalik. Jika ikan dibalik dan dimakan maka sebuah kapal di laut akan terbalik juga.
“Siapa yang mengatakan takhayul seperti itu?”
“Ayahku. Jadi bersikaplah baik dan makanlah.”
Min Joon speechless. Pengacara Jang tersenyum geli.
Penuntut Yoo melihat foto Min Joon di atas kapal (dari rekaman CCTV) namun dalam foto 1 detik kemudian Min Joon tidak ada. Ia tidak tahu bagaimana bisa terjadi hal seperti ini.
Detektif Park menemuinya. Penuntut Yoo berkata ia sudah menghubungi perusahaan CCTV dan mereka memastikan rekamannya asli tidak diedit. Tidak ada rekayasa waktu dalam foto, juga tidak ada rekayasa foto.
Detektif Park tidak menganggap itu hal yang penting. Menurutnya kasus ini sudah selesai. Tidak ada gunanya Penuntut Yoo duduk semalaman di belakang meja. Ia bekerja di lapangan mencari bukti dan menemukan surat bunuh diri Yu Ra.
Selain itu hasil otopsi juga sudah keluar. Dalam tubuh Yu Ra ditemukan obat penghilang rasa sakit, obat penenang, dan obat antidepresi. Yu Ra menggunakan obat-obatan itu atas resep dokter selama beberapa lama. Namun level obat-obatan itu dalam darah masih di bawah tingkat bahaya jadi bukan karena overdosis. Kasus selesai.
Tapi bagi Penuntut Yoo ini belum selesai. Ia meminta surat itu dianalisa ahli tulisan tangan. Ia juga meminta Detektif Park tidak mengungkapkan dulu hasil penyelidikan ini pada wartawan.
Detektif Park khawatir keluarga Yu Ra keberatan. Adik Yu Ra yakin ini tulisan tangan kakaknya. Semuanya sangat klop. Penuntut Yoo berkata justru karena semuanya sangat klop maka rasanya mencurigakan. Bukankah kemarin tidak ditemukan surat seperti ini?
Detektif Park bertanya apakah Penuntut Yoo curiga Yu Ra dibunuh. Biasanya dalam pembunuhan diperlukan motif. Tapi dalam kasus ini tidak ada. Siapa yang akan diuntungkan dengan kematian Yu Ra?
Jae Kyung memimpin rapat di kantor. Sementara Hwi Kyung sibuk membaca berita mengenai Song Yi. Jae Kyung memuji presentasi yang dilakukan atasan Hwi Kyung. Ia bertanya siapa yang membuatnya.
“Ah ya, saya….” kata atasan Hwi Kyung.
“Aissh…” gumam Hwi Kyung kesal setelah melihat pemberitaan miring mengenai Song Yi.
Tapi si atasan mengira Hwi Kyung bergumam ke arahnya.
“Saya mendapat banyak bantuan dari Lee Hwi Kyung,” kata si atasan.
Hwi Kyung bengong, yang lain juga. Jae Kyung berkata setahunya Hwi Kyung baru bekerja 15 hari di kantor. Atasan Hwi Kyung bersikeras ia menerima banyak bantuan Hwi Kyung selama 15 hari ini.
Selesai rapat, atasan Hwi Kyung bersikap sangat baik pada Hwi Kyung. Hwi Kyung bertanya di mana senior Yoo (yang pernah memarahi Hwi Kyung), ia sudah lama tidak melihatnya di kantor. Sang atasan berkata senior Yoo sudah dipindahtugaskan ke tempat yang jauh. Pokoknya jika Hwi Kyung mengalami masalah dengan seseorang di kantor ini, Hwi Kyung tinggal memberitahunya.
Padahal Hwi Kyung menyukai senior Yoo dan menganggapnya orang yang baik. Ia menyayangkan rekan kerjanya itu dipindahkan.
[Bersambung ke Bagian 2]
Jae Kyung diberitahu oleh asistennya bahwa kasus Yu Ra belum ditutup. Biasanya bila keluarga menolak otopsi dan bukti sudah cukup, maka mereka akan menutup kasus ini dengan kesimpulan bunuh diri. Tapi Jaksa Penuntut yang baru ini nampaknya masih terus menyelidiki kasus ini meski belum menemukan apapun. Jae Kyung bertanya siapa nama Penuntut yang baru ini.
Penuntut Yoo Seok. Dan ia tak lain tak bukan adalah kakak Se Mi. Dan sepertinya ibunya lebih setuju puteranya menjadi pembawa acara daripada menjadi Penuntut mengikuti jejak ayah Yoo Seok.
Ibu Se Mi baru tahu Yoo Seok mengerjakan kasus Yu Ra dan ia kesal karena terlambat tahu. Se Mi terkejut mendengar kakaknya bertugas dalam kasus itu, namun ia tidak memperlihatkannya pada mereka.
Yoo Seok berkata kematian Yu Ra belum ditentukan sebagai bunuh diri. Ibu Se Mi heran, bukankah semua televisi memberitakan bahwa kematian Yu Ra akibat bunuh diri dan Chun Song Yi disumpahi di sana sini sebagai akibatnya. Tapi Yoo Seok tidak mau mengungkapkan kasus yang tengah dikerjakannya.
Ibunya mendesak agar Yoo Seok memberitahunya, tapi Yoo Seok tetap tidak memberitahu.
Yoo Seok ikut Detektif Park menanyai para pegawai salon ketika Song Yi dan Yu Ra bertengkar. Pegawai salon melebih-lebihkan dengan mengatakan Song Yi dan Yu Ra berkelahi. Mereka berkata ketika itu lampu pecah karena Song Yi mendorong Yu Ra (padahal karena kekuatan Min Joon). Ketika ditanyai lebih lanjut akhirnya mereka mengaku mereka ada di ruangan lain dan tidak melihat kejadiannya.
Yoo Seok memeriksa rekaman CCTV salon. Di rekaman itu malah terlihat Yu Ra yang melempari Song Yi. Juga lampu-lampu pecah sendiri. Namun rekaman itu juga memperlihatkan Min Joon menarik Song Yi pergi. Detektif Park dan Yoo Seok mengenali Min Joon sebagai pemuda misterius di kapal.
Min Joon ditemani Pengacara Jang berbelanja keperluan Song Yi di supermarket. Sikat gigi, krim tangan, charger ponsel, bulu mata palsu? Pengacara Jang tak henti-hentinya tertawa geli. Min Joon bertanya kenapa Pengacara Jang tertawa. Pengacara Jang melihat sekeliling mereka. Ternyata di sekeliling mereka banyak pria yang berbelanja untuk para istri XD
Min Joon bertanya apa yang sebenarnya hendak disampaikan oleh Pengacara Jang. Jang berkata ia melihat Min Joon dan Song Yi semakin dekat. Ia telah mengenal Min Joon selama lebih dari 30 tahun tapi hari ini adalah hari pertama mereka makan bersama.
Min Joon berkata sepertinya Jang salah paham. Ia menjelaskan bahwa ia tidak melakukan ini karena memiliki maksud lain. Ia hanya ingin memastikan apakah ada kaitan antara Yi Hwa dan Song Yi atau mereka hanya mirip. Tidak lebih dan tidak kurang.
“Itu bulu mata palsu di sana,” Jang menunjuk sebuah rak. Min Joon langsung pergi ke sana. Jang tersenyum.
Dalam perjalanan pulang, Min Joon melihat poster Song Yi (yang menempati tempat termahal) diturunkan. Dan ketika ia tiba di lantai tempat apartemennya, para wartawan sedang berbondong-bondong meninggalkan tempat itu. Tampaknya ada berita yang lebih besar.
Min Joon masuk ke apartemennya dan menemukan Song Yi sedang berolahraga lagi.
“Sudah kubilang jangan lakukan itu, kau terlihat seperti hantu,” kata Min Joon.
Song Yi segera membongkar belanjaan Min Joon. Hal pertama yang ia lakukan adalah mencas ponselnya. Ia bertanya apakah masih ada reporter di luar. Ada berapa banyak?
“Hanya beberapa,” jawab Min Joon berbohong.
“Ah, orang-orang itu sepertinya tidak punya rumah,” gerutu Song Yi. “Aku tidak bisa keluar. Aku sungguh frustrasi hingga bisa mati.”
Ia hendak ke balkon namun Min Joon buru-buru menghalanginya. Ia bertanya Song Yi hendak ke mana. Song Yi ingin melihat posternya. Di malam hari ia terlihat seksi tapi di siang hari ia akan terlihat polos. Apa Min Joon mau melihatnya?
Min Joon yang tahu poster itu tidak ada lagi, diam-diam menggunakan kekuatannya hingga vas bunga bergeser, jatuh dan pecah. Song Yi menoleh karena kaget.
Min Joon pura-pura tidak tahu kenapa vas itu tiba-tiba jatuh sendiri. Song Yi lalu dengan tenang menyuruh Min Joon membersihkan pecahan vas itu. Bagaimana jika nanti kakinya terluka karena menginjaknya? Lalu ia kembali hendak pergi ke balkon.
Min Joon berkata Song Yi mendapat sms. Tapi Song Yi berkata ia bisa membacanya nanti. Lalu ada telapon masuk. Min Joon menyuruh Song Yi mengangkat telepon dengan alasan berisik. Ia lega ketika akhirnya Song Yi mengangkat teleponnya dan tidak lagi berjalan ke balkon.
Beom yang menelepon Song Yi. Ia berkata adik Han Yu Ra mengungkapkan pada reporter isi surat bunuh diri Yu Ra. Meski Penuntut belum mengkonfirmasi surat tersebut, tapi para reporter sudah menggila dengan berita itu. Beom khawatir Song Yi benar-benar akan jatuh jika seperti ini. Apa yang harus mereka lakukan? Song Yi menutup telepon. Wajahnya berubah serius.
Meski bisa mendengar perkataan Beom dengan pendengaran supernya, Min Joon bertanya ada apa. Song Yi berkata ia mau pergi. Lalu berjalan begitu saja melewati pecahan vas bunga yang masih berserakan.
Min Joon menahannya. Song Yi berkata ia harus bicara pada para wartawan. Ia akan mengatakan pada mereka bahwa bukan dirinya yang menyebabkan kematian Yu Ra.
“Mengapa aku harus bersembunyi di sini? Apa salahku?”
“Apa kau tidak apa-apa?”
“Tentu saja aku tidak apa-apa! Kenapa? Karena ini bukan salahku. Langit dan bumi tahu, aku juga tahu. Han Yu Ra yang sudah mati juga tahu. Jadi tidak apa-apa,” Song Yi hendak pergi.
“Bukan itu,” kata Min Joon. Ia melihat ke bawah.
Song Yi baru sadar kakinya menginjak pecahan beling dan terluka. Min Joon mengangkatnya dan menggendongnya.
“Benar-benar bukan karena aku, kan? Jika memang karena aku, apa yang kulakukan?” tanya Song Yi. Air mata mengalir di wajahnya.
Min Joon menjatuhkannya ke sofa.
“Bukan karena kau, jadi jangan pikirkan hal aneh. Jangan bergerak dan diam di sana.”
Bok Ja sedang membersihkan jalan di depan tokonya. Ia melihat dua anak SD berhenti di dekat tokonya. Anak laki-laki meminta anak perempuan mendengar pengakuannya. Ia berkata ia tidak bisa bekonstrasi pada apapun akhir-akhir ini, baik itu perkalian, pembagian, maupun hal lainnya karena anak perempuan itu.
“Apa mungkin…aku menyukaimu?” Hahahahaha…Kim Tan cilik XD (lagu latarnya juga lagu Heirs lho^^)
Si anak perempuan berkata saat ini ia harus menyelesaikan tugasnya dan ia sudah tertunda menulis diarinya selama 3 hari. Ia juga harus memperbaiki ujiannya 100 kali. Bukan waktunya untuk memikirkan masalah cinta. Ia melepaskan pegangan anak laki-laki itu lalu pergi.
Bok Ja kasihan melihat Kim Tan cilik. Anak itu duduk di dalam toko dan Bok Ja memberinya minuman probiotik.
“Apakah hidup memang sulit, noona?” tanya anak itu.
“Jika kau ingin hidup nyaman, maka hidup benar-benar nyaman. Tapi jika kau menjalaninya dengan cara sulit, maka hidup ini bisa sangat sulit.”
Min Joon berlari ke apotik untuk memberi obat-obatan dan perban bagi Song Yi. Namun rentetan obat yang diminta Min Joon sangat panjang (karena buru-buru dan khawatir) hingga petugas apotik memintanya bicara lebih lambat.
“Aku merasa nyaman jika aku hidup hanya mencintai diriku sendiri. Tapi saat aku mulai menyukai seseorang, maka saat itulah hidup menjadi sulit,” Bok Ja melanjutkan.
Song Yi bertanya mengapa Min Joon membawa begitu banyak barang. Ia hanya perlu perban. Min Joon berkata luka itu harus diberi desinfektan lebih bulu. Dengan cuek Song Yi mengambil botol desinfektan dan hendak menuangkannya ke lukanya. Terpaksa Min Joon mengambil alih. Ia mengobati dan membalut luka Song Yi. Song Yi memperhatikan Min Joon.
Min Joon memberitahu Song Yi bahwa para reporter sudah pergi. Song Yi berterima kasih karena Min Joon mengijinkannya menginap. Juga karena Min Joon mengatakan bahwa kematian Yu Ra bukan disebabkan olehnya.
Kim Tan cilik masih sedih dan terkejut karena cintanya ditolak. Bok Ja berkata memang seperti itu. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan hati. Anak itu bertanya mengapa Bok Ja bisa tahu begitu banyak.
Bok Ja menepuk pundak anak itu dan berkata ia mengerti apa yang anak itu rasakan. Cinta pertama selalu yang tersulit.
Ketika Min Joon kembali ke ruang tamu, Song Yi sudah pergi. Ketika ia makan sendirian dan hendak membalik ikan gorengnya, ia teringat pada Song Yi. Ketika ia berdiri di balkon, ia melihat ke arah bekas poster Song Yi terpasang. Ia menoleh ke balkon sebelah, balkon Song Yi.
“Apa aku gila?” gumamnya. “Apa yang sedang kulakukan?”
Yoon Jae berada di kantor polisi dalam keadaan babak belur. Namun beberapa remaja lainnya dalam keadaan lebih babak belur. Para remaja itu berkata mereka hanya sedang bermain-main dan menuliskan komentar di internet, lalu tiba-tiba pegawai paruh waktu warnet (Yoon Jae) itu memukuli mereka bertiga.
Mereka pikir pasti Yoon Jae fans berat Song Yi dan tak terima mereka berkomentar mengenai Song Yi. Petugas polisi menanyakan siapa nama Yoon Jae. Yoon Jae tak menjawab. Ia melotot ketika polisi bertanya apakah Yoon Jae benar-benar fans berat Song Yi dan tak terima Song Yi dijelek-jelekkan.
Bahkan polisi pun ikut menjelek-jelekkan Song Yi dengan berkata bahwa Song Yi sepertinya memiliki kepribadian buruk hingga berkelahi di salon. Semua ini pasti gara-gara asuhan yang buruk. Yoon Jae tak tahan lagi dan bangkit berdiri.
Untunglah Hwi Kyung datang dan menegur polisi tersebut. Ia berkata apa bedanya polisi itu dengan ketiga remaja tadi yang menjelek-jelekkan Song Yi. Ia bertanya apa polisi itu memiliki bukti Song Yi berkelahi di salon. Bukankah itu sama saja dengan menggunakan kekuasaan sewenang-wenang dan menyebarkan tuduhan palsu?
“Memangnya kau siapa?” tanya polisi.
“Fans berat Chun Song Yi.”
Hwi Kyung mengeluarkan Yoon Jae dari kantor polisi. Ia memanggilnya dengan sebutan calon adik ipar. Hwi Kyung berkata ia datang disuruh oleh ibu Yoon Jae. Ibu Yoon Jae tidak berani muncul di kantor polisi dan terlihat oleh publik karena wajahnya sudah dikenal.
Yoon Jae meminta Hwi Kyung sadar. Ibunya melakukan ini karena maksud lain, yaitu menjodohkan Hwi Kyung dengan kakaknya. Hwi Kyung malah senang.
“Jangan salah paham. Jika kau bukan anak konglomerat, kau sama sekali tidak memiliki kesempatan,” kata Yoon Jae.
“Karena itu syukurlah aku ini anak chaebol,” ujar Hwi Kyung. “Sepertinya keluargaku tidak akan bangkrut dengan mudah. Maka Ibumu akan terus menyukaiku.”
Ia merangkul pundak Yoon Jae dan berkata ia akan mengurus Yoon Jae juga ibunya, jadi Yoon Jae bisa memberitahunya jika mengalami kesulitan apapun. Yoon Jae menepis tangan Hwi Kyung dengan kesal. Tapi Hwi Kyung yang clueless sama sekali tidak menghiraukan sikap judes Yoon Jae.
Ibu Song Yi menjamu Hwi Kyung dengan banyak makanan di rumahnya. Ia berkata ia tidak mempersiapkan banyak karena waktunya terlalu singkat.
“Apa Ibu memasak untuk pesta?” ujar Yoon Jae kesal. “Apa kita sedang merayakan sesuatu?”
Ibu Song Yi berkata ia baru saja menelepon Song Yi. Dan katanya Song Yi terdengar lemah. Ia tadinya hendak membawakan bubur tapi Song Yi ingin beristirahat saja hari ini, besok baru kembali pada kegiatan normalnya.
Hwi Kyung berkata seharusnya Song Yi beristirahat lebih lama lagi. Ibu Song Yi berkata Song Yi memili rasa tanggung jawab yang besar. Dan itu juga diturunkan olehnya. Yoon Jae menatap ibunya dengan sebal.
“Pikiran yang kuat juga didapatnya dariku,” ujar ibu Song Yi.
Yoon Jae langsung meletakkan sendoknya dan pergi dari meja makan. Muak mendengar kata-kata ibunya.
Ibu Song Yi memegangi tangan Hwi Kyung. Ia mengaku ia sangat mengenal puterinya. Meski Song Yi terlihat kuat namun sebenarnya berhati rapuh. Ia berkata ini adalah kesempatan bagi Hwi Kyung.
“Wanita mudah goyah oleh pria yang memegang tangannya saat ia mengalami masa sukar. ‘Meski semua orang mengasingkan aku, pria ini melindungiku’. Maka hatinya akan tertuju pada pria itu.”
Song Yi pergi ke kantor agensinya. Ia sempat mendengar bahwa kontrak iklan kosmetiknya dibatalkan. Lalu ia masuk seakan tidak ada apapun.
“Aku dijadwalkan syuring iklan untuk kosmetik Hae Shin pagi ini.”
“Itu…” Presdir Ahn kesulitan menjelaskan karena kontrak itu dibatalkan.
“Katakan pada mereka aku tidak mau melakukannya.”
Presdir Ahn bengong. Song Yi berkata ia sudah mencoba krim kosmetik itu dan kulitnya jadi kering. Apa ia harus memegang benda seperti itu dan mengatakan ‘ini terasa sangat lembab’? Ia tidak boleh membohongi orang agar membeli produk tersebut, bukan?
“Katakan pada mereka, jangan bermimpi aku menjadi bintang iklan produk mereka,” ujar Song Yi. “Aku membatalkan mereka.”
Di set syuting drama , asisten Song Yi mengingatkan Song Yi bahwa ia berperan sebagai anak yatim piatu yang bahkan diusir karena tidak sanggup membayar uang sewa.
“Apa kakak tidak berpikir kakak terlihat sedikit terlalu mewah?”
“Hei, kau harus menghentikan asumsi seperti itu. Apa yatim piatu tidak boleh mengenakan pakaian cantik? Lalu menurutmu kenapa tokoh ini tidak bisa membayar uang sewa padahal ia memiliki begitu banyak pekerjaan paruh waktu? Karena ia gunakan untuk membeli pakaian dan tas.”
Asisten Song Yi mengangguk polos. Song Yi mengeluh kenapa lama sekali ia dipanggil untuk syuting.
Beom sedang berbicara dengan salah seorang PD. Rupanya Song Yi juga diberhentikan dari drama tersebut atas perintah pimpinan. Beom bertanya bagaimana bisa Song Yi dikeluarkan padahal ia tokoh utamanya. PD itu berkata tokoh Song Yi akan diceritakan belajar ke luar negeri dan tidak kembali (hal yang terjadi dalam drama Princess Aurora).
“Tolong beritahukan hal ini baik-baik padanya.”
“Baik-baik? Bagaimana aku bisa mengatakan hal seperti ini baik-baik?” protes Beom.
Song Yi keluar dari mobilnya dan menyuruh Beom menyalakan mobil. Lalu ia berbicara dengan PD tersebut.
“Aku sudah membacar skripnuya. Apakah penulis mengalami masalah dalam keluarganya atau semacamnya? Mengapa skenarionya seperti itu? Apa kau menyuruhku berakting dari skrip sampah itu? Pergilah dan katakan pada mereka: Chun Song Yi tidak bisa berperan dalam drama ini. Chun Song Yi menolak drama ini.”
Kemudian yang berikutnya ditolak Song Yi adalah salon langganannya lalu fotografer.
Sebenarnya Song Yi yang ditolak, namun harga diri Song Yi tidak membiarkan dirinya ditolak. Ia yang menolak mereka semua.
Dalam mobil, Song Yi berkata ia merasa lapar setelah menolak seharian. Karena besok ia tidak ada jadwal apapun, ia menyuruh asistennya memesan ayam dan bir untuk dikirim ke apartemennya. Tapi ternyata restoran tersebut menolak untuk mengirim.
“Kenapa? Ditolak? Apa aku ditolak ayam?” ujar Song Yi tak percaya. “Kenapa? Apa mereka berkata mereka tidak bisa menjualnya para orang sepertiku?”
“Bukan begitu, saat ini mereka sedang mendapat pesanan banyak jadi tidak bisa mengirimkannya.”
Sementara itu Jae kyung memeriksa foto hasil CCTV di kapal dan menemukan foto Song Yi memasukkan tas Yu Ra ke dalam tasnya. O-ow….
Song Yi pergi makan ayam dan bir bersama Se Mi. Se Mi menasihati agar Song Yi tidak makan terlalu banyak. Ia juga memberitahu kalau kakaknya yang bertugas menangani kasus ini dan belum ada kesimpulan apapun. Setelah penyelidikan selesai, semuanya akan berlalu.
“Terima kasih. Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain temanku,” kata Song Yi.
Se Mi mengungkapkan kekesalannya karena Song Yi diberhentikan dari drama. Tepat saat itu Se Mi menerima sms dari sutradara. Sutradara ingin menemui Se Mi berkaitan dengan pergantian pemeran utama.
Tapi Se Mi berbohong pada Song Yi bahwa ibunya terjatuh dan pergelangan kakinya terkilir. Song Yi menyuruh Se Mi cepat pergi. Dan lagi orang-orang di meja sebelah mulai membicarakannya hingga ia kesal. Se Mi minta maaf karena seharusnya ia menginap di rumah Song Yi. Song Yi berkata tidak apa-apa.
Ia pulang ke rumah. Jae Kyung meneleponnya. Song Yi bingung, tumben Jae Kyung menelepon. Jae Kyung beralasan ia tahu tempat tinggal Song Yi dari Hwi Kyung dan kebetulan ia memiliki teman di gedung yang sama, jadi ia hendak mampir.
Song Yi berkata ia akan turun ke bawah untuk menjemput Hwi Kyung. Tapi Hwi Kyung tahu persis di apartemen nomor berapa Song Yi tinggal. Song Yi agak curiga, darimana Jae Kyung tahu? Jae Kyung berkata beberapa hari lalu reporter memenuhi lorong apartemen Song Yi. Jadi itu bukanlah rahasia lagi.
Jae Kyung bertanya apakah ia boleh mampir minum kopi. Ada yang hendak ia katakan pada Song Yi.
Di tempat parkir, Min Joon melihat Jae Kyung meski dari belakang. Ia merasa familiar melihat Jae Kyung memutar cincin di jarinya. Namun belum sempat ia mengingatnya, Detektif Park menyapanya.
Detektif Park berkata ia menemui Min Joon untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan kematian Han Yu Ra. Mendengar itu Jae Kyung berhenti berjalan tapi tidak menoleh. Lalu ia berjalan kembali dengan tenang.
Min Joon ikut mobil Detektif Park untuk ditanyai. Jalanan sangat macet. Detektif Park berkata ia pergi ke universitas tempat Min Joon mengajar, tapi ia dengar Min Joon tidak akan mengajar apapun semester depan. Apa Min Joon akan pergi ke suatu tempat?
Min Joon berkata itu masalah pribadi. Detektif Park berkata ini pertama kalinya ia berkendara bersama lulusan Harvard.
Jae Kyung telah tiba di gedung apartemen Song Yi dan masuk dalam lift.
Detektif Park melirik Min Joon dengan curiga. Min Joon duduk memejamkan matanya. Ia teringat siapa Jae Kyung. Pria yang dilihatnya di kapal!
Song Yi nampak ragu membuka pintu tapi ia membukanya. Jae Kyung bertanya apakah ia boleh masuk. Song Yi mempersilakannya masuk.
“Di mana kau pada hari Han Yu Ra mengalami kecelakaan?” tanya Detektif Park. “Bagaimana kau bisa berada di atas kapal tanpa undangan?”
Bukannya menjawab, Min Joon membuka pintu dan langsung berlari menerobos hujan.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !