Also known as : You Who Came from the Stars,You from Another Star,My Love from the Stars,My Love from Another Star,Man from the Stars,Man from Another Star
Genre : Romance,Comedy,Drama,Sci-Fi
Written by : Park Ji-eun
Directed by : Jang Tae-yoo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 21
Production : Executiveproducer(s) Choi Moon-suk
Producer(s) Moon Bo-mi
Location(s) Korea
Cinematography Lee Gil-bok, Jung Min-gyun
Camera setup Multiple-camera setup, Running time 70 minutes
Productioncompany(s) HB Entertainment
Broadcast : Original channel SBS and regional affiliates
Picture format 1080i (HDTV), Original run 18 December 2013 – 27 February 2014
STARRING :
SINOPSIS LENGKAP :
Min Joon : “Saat aku datang ke bumi pertama kali, aku ingin membantu orang lain degan kemampuanku. Tapi untuk membantu mereka, aku terpaksa menunjukkan kalau aku ini berbeda. “
Di jaman Joseon, Min Joon bertemu dengan seseorang yang kakinya tertimpa batu besar Saat melihat Min Joon, orang itu menangis dan meminta tolong. Min Joon pun mengangkat tangannya dan batu itu pun melayang ke udara tanpa tersentuh sedikitpun. Orang itu pun selamat.
Min Joon meninggalkan tempat itu, namun ternyata orang yang ia selamatkan memanggil tentara dan menunjuk pada Min Joon dan berseru, “Itu orangnya! Ia menggunakan sihir hitam untuk mengangkat batu hanya dengan matanya! Pasti orang itu yang bertanggung jawab atas bencana di desa.”
Min Joon menghela nafas dan saat para tentara itu menyerbu untuk menangkapnya, ia pun menghilang.
Min Joon : “Orang hanya berterima kasih untuk sesaat saja. Karena kemampuanku, karena aku berbeda, mereka akhirnya takut denganku. Begitu pula dengan teman lama.”
Di jaman 1950 atau 1960-an, teman Min Joon mendesak Min Joon untuk memberitahukan kemana Min Joon akan pergi. Mereka telah berteman selama 10 tahun, maka Min Joon dapat menceritakan apa saja padanya.
Min Joon bertanya apakah temannya itu percaya padanya, dan teman itu mengiyakan dengan tegas. Min Joon pun bertanya tentang perbedaan wajahnya sekarang dengan wajahnya 10 tahun yang lalu. Teman itu berkata kalau Min Joon punya wajah baby face sehingga wajahnya tak berubah sedikitpun.
“Salah. Jangan terkejut,” kata Min Joon serius. “Aku bukan berasal dari planet ini. Aku dari planet lain. Makhluk yang berbeda.”
Temannya malah tersinggung, mengira Min Joon mempermainkannya. Ia minta buktinya. Maka Min Joon mengeluarkan buku dan perlahan buku yang dipegangnya melayang ke udara.
Teman itu jadi ketakutan. Ia terjatuh dan mohon agar ia diberi kesempatan untuk hidup. Ia semakin ketakutan saat Min Joon mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri dan malah kabur melarikan diri.
Min Joon : “Aku belajar dari pengalaman. Aku harus menyembunyikan identitasku agar tak kehilangan seseorang. Maka hari ini, aku memberitahukan identitasku agar bisa lepas darinya. Aku ingin ia meninggalkanku. Dan takut padaku. ”
Jadi itu sebabnya Min Joon membawa Song Yi ke museum dan menjelaskan alasan mengapa ia menyelamatkan Song Yi 12 tahun yang lalu. Karena Song Yi mirip dengan gadis yang memiliki binyeo yang dipajang itu pada 400 tahun yang lalu. Dan ia mengenal wajahnya karena ia sudah hidup di sini selama 400 tahun yang lalu. Ia adalah makhluk dari planet lain.
Seperti teman lamanya, Song Yi mulanya tak percaya pada ucapan Min Joon dan malah mengajak Min Joon pulang, mengira Min Joon belum sehat benar. Maka Min Joon pun membuktikan dengan menunjukkan kekuatannya. Ia memecahkan kaca tempat binyeo disimpan.
Reaksi Song Yi pun sama seperti teman lama Min Joon. Song Yi mundur ketakutan. Mata Song Yi sudah berkaca-kaca, hampir menangis. Sebentar lagi Song Yi pasti akan kabur. Maka ia maju selangkah dan berkata tajam, “Katamu kau tak perduli siapa diriku sebenarnya. Inilah diriku yang sebenarnya. Apa kau masih tak peduli?”
“Apa itu?” bisik Song Yi bingung. “Bagaimana kau bisa melakukannya?”
“Apa kau masih juga belum mengerti?” tanya Min Joon dengan sikap mengancam. “Aku dapat melukaimu jika aku mau. Jadi larilah saat aku masih membiarkanmu.” Song Yi terpaku mendengar ancamannya tapi belum kabur. Min Joon pun berteriak meraung, “Pergi!!”
Song Yi gemetar dan saking takutnya, tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Tangannya gemetar saat terulur untuk menggenggam tangan Min Joon seakan mencari kekuatan. Suaranya pun bergetar saat berbisik, “Biarkan aku menggenggam tanganmu sebentar. Aku tak dapat merasakan kakiku.”
Min Joon terkejut melihat reaksi Song Yi yang di luar dugaannya itu dan malah bertanya, jika Min Joon memang benar ingin melukainya, tapi kenapa Min Joon sering menyelamatkannya? “Kau melakukan apa yang aku minta. Kau mendengarkanku. Kenapa kau melindungiku? Kenapa?”
“Sudak kubilang tadi. Karena kau mirip dengannya. Aku penasaran, apa ada sesuatu di antara kalian berdua, tapi sepertinya tidak,” jawab Min Joon dingin. Ia menarik tangan Song Yi agar lepas darinya, “Jika kau hanyalah Chun Song Yi, maka aku tak tertarik pada apa yang terjadi padamu.”
Berbeda dengan puluhan tahun yang lalu saat teman Min Joon kabur darinya, kali ini Min Joon yang pergi meninggalkan Song Yi.
Song Yi tercenung, masih merasa apa yang terjadi barusan adalah hal yang mustahil.”Apa dia sedang bergurau? Alien? Ia yang harusnya pergi menemui psikiater.”
Ia teringat kejadian 12 tahun yang lalu. Sekarang ia teringat wajah pria penyelamatnya, namun ia masih merasa tak mungkin. Tapi dengan Min Joon menjadi alien yang punya kekuatan, menjelaskan mengapa ia bisa diselamatkan oleh Min Joon dari vas yang dijatuhkan dari atas gedung butik. Padahal sebelumnya ia jelas-jelas melihat Min Joon ada di dalam mobil. Juga saat mobilnya hampir jatuh ke jurang.
Hanya kekuatan super yang mampu menyelamatkannya dari kejadian-kejadianitu dalam waktu sepersekian detik. Song Yi menatap binyeo itu dan berpikir.
Song Yi berjalan gontai, keluar dari museum. Di kejauhan, ada sebuah taksi yang menurunkan penumpang. Di malam seperti ini, Song Yi pasti susah menemukan taksi lagi jika taksi tersebut pergi.
Tiba-tiba mesin taksi itu mati, membuat Song Yi pasti bisa menyewa taksi itu untuk kembali pulang. Tapi Song Yi tak berhenti, terus berjalan melewati taksi tersebut.
Dan aww.. ternyata ada seseorang yang membuat mesin taksi itu tak bisa distarter. Siapa lagi kalau bukan Min Joon yang memperhatikan Song Yi dari kejauhan, diam-diam mengkhawatirkannya.
Min Joon kecewa melihat Song Yi tak naik taksi yang sudah berlalu pergi itu dan malah mendengar bunyi perut Song Yi yang keroncongan.
Song Yi memegang perutnya dan bersungut-sungut pada orang itu, “Aishh.. laparnya. Setidaknya kau memberiku makan sebelum aku mendapat semua omong kosong itu.” Song Yi melepas antingnya dan berseru kesal, “Kupikir ini adalah kencan!”
Kekesalan Song Yi semakin bertambah karena tiba-tiba hak sepatunya tersangkut paving trotoar. Ia ttak menyadari kalau ada yang memperhatikannya.
Min Joon terus memperhatikan Song Yi yang sekarang semakin kesal karena tiba-tiba hak sepatunya tersangkut paving trotoar. Song Yi mendongak ke langit dan marah-marah, “Kau dari planet lain? Seorang alien? Kalau kau alien, aku ini vampir! Aku tak menua sama sekali sejak aku berumur 20 tahun. Wajah dan kulitku tetap muda!
Tak terasa air mata mengalir di pipi Song Yi yang terus berteriak marah, “Mereka bilang kecantikanku itu seperti pakai pengawet! Memang kau tahu apa, dasar malaikan pencabut nyawa, hantu, cumi, monster brengsek!!”
Haha.. Bahkan Min Joon yang berwajah patung pun tersenyum mendengar sumpah serapah Song Yi. Tapi hanya sesaat karena wajahnya kembali lesu.
Jae Kyung bicara pada seseorang. Ia bertanya siapa yang kira-kira memberitahukan jaksa itu tentang hal yang sebenarnya. Tuduhannya hanya pada satu orang. Chun Song Yi. Ia sangat geram, “Hal ini selalu terjadi kalau aku tak menyelesaikan masalah saat itu juga.”
Ia menggebrak meja, marah. Dan ia menatap orang di depannya, menyalahkan orang itu. “Chun Song Yi jadi tahu itu semua karenamu.”
Di depannya, Yoo Ra duduk dengan wajah segar bugar, tak merasa takut dan masih memakai baju yang sama. Baju terakhir yang ia pakai di malam kematiannya. Oh my.. Jae Kyung ini benar-benar sakit jiwa. Ia sekarang bicara pada orang yang sudah mati.
Ia menyalahkan Yoo Ra yang ingin mengungkapkan hubungan rahasia mereka. “Kau memberinya petunjuk sehingga ia mengetahui tentang hubungan kita.”
“Kau masih menyalahkanku?” tanya Yoo Ra geram, membuat Jae Kyung tertawa karena Yoo Ra tak bisa melakukan apapun padanya karena ia telah membunuhnya. Tapi Yoo Ra yang ini malah tersenyum. “Kau sudah keterlaluan. Kau pikir kau dapat menutupi semuanya?”
Jae Kyung tertawa terbahak-bahak. Ia berdiri dan menatap pemandangan kota dari jendela kantornya, “Aku bertemu dengan orang yang menarik dan aku tak pernah bertemu dengan orang sepertinya. Ia punya kemampuan aneh. Aku tak tahu siapa dia sebenarnya. Karena itulah hal ini jadi semakin menarik.”
Senyumnya berubah menjadi seringai dan wajahnya menjadi menakutkan, “Aku tak dapat menang jika melawannya secara langsung.” Jae Kyung mengintip seolah memasang target. “Tapi aku tahu satu kelemahannya. Chun Song Yi. Dan aku akan memutuskan untuk bermain menggunakan kelemahannya, sehingga aku akan menang bagaimanapun caranya.”
Yoo Ra menatap Jae Kyung muak,”Kau bermain dengan cinta seseorang pada orang lain?”
“Ya. Dan kau juga kalah di permainan itu,” jawab Jae Kyung dingin dan berbalik. Yoo Ra telah menghilang, namun Jae Kyung tak merasa kehilangan. Ia kembali menatap jendela berkata, “Sebenarnya aku ingin menjalin hubungan yang lama denganmu. Tapi kenapa kau membuatku jengkel?”
Pihak museum digegerkan dengan lemari kaca yang pecah. Dan kamera CCTV tak berfungsi, sehingga pihak keamanan tak bisa mengetahui bagaimana penyusup itu masuk ke dalam museum.
Direktur museum yang mendapat laporan itu lega karena walau hal ini terjadi, tak ada barang yang hilang atau rusak. Pada pegawainya, ia memberitahu kalau ia menemukan foto-foto yang berharga.
Pegawai itu mengamati foto yang katanya berasal dari tahun 1910-an, saat universitas ini didirikan. Direktur itu menduga kalau foto itu memiliki kaitan dengan donatur misterius yang ikut mendanai pendirian universitas, bahkan juga memberi beasiswa dan dana penelitian. “Museum ini tak akan bisa dibuka jika bukan karena jasanya.”
Si pegawai mengusulkan untuk memasang foto-foto ini saat pameran satu abad museum mereka. Direktur itu segera menyetujui ide tersebut. Pegawai itu melihat foto yang terdiri dari 5 pria dari beberapa negara. Salah satunya adalah Min Joon.
Di kampus yang sama, Min Joon yang hendak mengajar, menceritakan kejadian semalam pada Pengacara Jang. Pengacara Jang tak dapat menyembunyikan kekagumannya saat mendengar kalau ternyata Song Yi tak melarikan diri setelah mengetahui identitas Min Joon.
Mengetahui kalau Min Joon melakukan hal ini untuk menakut-nakuti Song Yi, walau akhirnya gagal, Pengacara Jang tak dapat menyembunyikan keheranannya. “Kenapa harus dengan cara itu? Anda hanya perlu pindah dan tak menghubunginya lagi. Kenapa harus repot seperti itu?”
Min Joon tak menjawab. Tapi Pengacara Jang sibuk dengan pikirannya sendiri untuk mengatasi masalah Song Yi. Dan ia mendapatkannya, “Tak dapatkah Anda menghapus ingatannya.” Min Joon sepertinya tak pernah menonton film, jadi tak tahu. Pengacara Jang pun menjelaskan bagaiamana cara di film itu, “Alien menggunakan alat untuk menghapus ingatan seseorang. Tak bisakah Anda melakukannya?”
Min Joon menjawab pendek kalau semua itu hanyalah film. Tapi Pengacara Jang masih tak percaya karena Min Joon bisa menghentikan waktu, telekinetik, hampir semua ia bisa. “Anda benar-benar tak bisa?”
“Aku tak bisa,” jawab Min Joon sedikit keras. Ha. Tapi tetap saja Pengacara Jang masih merasa harusnya Min Joon bisa karena membuat lupa kan hanya seperti menekan satu tombol saja. Min Joon berbalik dan menyergah, “Sudah kubilang aku tak bisa!”
Hahaha.. Bisa juga Min Joon kesel sama Pengacara Jang.
Pengacara Jang pun mengganti topic tentang kemampuan Min Joon yang sekarang tak pasti kapan muncul dan kapan hilang. Jika ia jadi Min Joon, ia pasti khawatir sekarang. Min Joon hanya bisa menghela nafas panjang.
Min Joon mengaku ia tak tahu ia harus bagaimana. Ia tak dapat membawa Song Yi pergi dan iapun tak dapat tinggal di sini. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah menghilang. Karena ia tak bisa makan bersama, jalan-jalan bersama dan merayakan sesuatu bersama Song Yi maka ia akan melakukan semua yang ia bisa agar Song Yi dapat melakukan semuanya saat ia pergi nanti.
“Tapi apa yang bisa Anda lakukan?” tanya Pengacara Jang.
Min Joon teringat pertemuannya dengan Jae Kyung. Ia bersedia menjadi kambing hitam dan lenyap namun sebagai gantinya ia ingin Jae Kyung berhenti. Ia memandang Pengacara Jang yang mendesaknya untuk tahu apa rencananya. Min Joon hanya tersenyum samar.
Kejadian semalam membuat Song Yi tak mau makan. Bahkan ubi manis favoritnya yang sudah dikupas oleh Bok Ja pun tak dilirik oleh Song Yi. Bok Ja mengenal gejala itu sebagai penyakit orang yang jatuh cinta. Ia pun ingin tahu apa yang pria itu katakan pada Song Yi.
Song Yi ragu untuk mengatakannya. Tapi Bok Ja terus mendesaknya, sehingga ia minta Bok Ja berjanji untuk tak memberitahu pada siapapun. Bok Ja pun berjanji dan mereka menyegel janji itu dengan mengait kelingking, bertepuk do mikado, cium pipi palsu, dan semua sapaan dengan tangan ala para cowok.
Dan Song Yi pun menguak rahasia Min Joon, “Makhluk luar angkasa.”
Bukannya kaget, wajah Bok Ja langsung berekspresi 'ahh.. yang itu' dan mengangguk mengerti. Tentu saja Song Yi heran melihat ekspresi Bok Ja. Apakah rahasia itu tak mengagetkan atau malah lucu?
Bok Ja menghela nafas dan berkata, “Bahkan alasan pun sudah mengalami kemajuan.” Ha. Tentu saja Song Yi bingung.
Bok Ja pun menjelaskan tentang kisah cintanya. Saat pertama kali ia mengajak kencan seorang pria, pria itu menjawab, ‘Aku akan pergi wamil.’ Namun ia bertemu dengan pria itu sebulan kemudian di sebuah klub. Pria kedua yang ia ajak menjawab ‘Aku akan pergi keluar negeri.’ Dan ia bertemu dengan pria itu di Soraepogu setahun kemudian. “Dan kau tahu apa jawaban yang paling lucu?”
“Apa?” tanya Song Yi penasaran.
“Aku.. sudah dirasuki oleh sebuah roh. Aku harus menerima roh itu.”
Haha.. Bok Ja saja masih tak percaya dengan reaksi pria itu yang setelah itu membalikkan matanya higga terlihat putih semua dan berkomat-kamit. Ia pikir pria itu akan menjadi shaman. “Tapi kemudian ternyata ia menikah di gereja. Lengkap dengan pastur dan paduan suara yang mengucapkan selamat.”
Pria-pria itu berbohong untuk menolak Bok Ja. Tapi alasan Min Joon paling keterlaluan. Makhluk Luar Angkasa?
Song Yi jadi ragu. Ia pun menceritakan ada keanehan lainnya. “Bahkan saat ia sedang bicara, sebuah kotak kaca bisa pecah di hadapanku.”
Tentu saja Bok Ja tahu jawabannya. Trik sulap. LOL. Kesian Min Joon, pengakuannya malah dianggap sebagai penolakan dengan sulap.
Bok Ja bercerita kalau di TV ada salah satu pesulap yang mengaku pernah menemukan UFO dan mendapatkan kekuatan super, “Ia bisa membengkokkan sendok hanya dengan matanya. Dan lagi pula kau ini kok jadi kurang harga diri, sih? Kau pasti kelihatan sangat putus asa sehingga pria itu berbohong seperti itu. Makhluk luar angkasa? Entah ia bohong atau sakit jiwa.”
Song Yi pun memutuskan ia tak akan tinggal diam. Ia akan membuktikan.
Caranya bagaimana? Ia mendaki bukit tanpa perlengkapan hiking. Memakai baju biasa dan sepatu hak tinggi, Song Yi berjalan penuh tekad, berjalan cepat, mendahului para pendaki.
Sampai di atas bukit yang dibawahnya adalah tebing terjal, Song Yi berdiri di sana. Ia akan memanggil Min Joon dan jika Min Joon muncul, maka ia akan mengakui kebenaran ucapan Min Joon. Duh.. Song Yi ikut sakit jiwa, nih.. Dan Song Yi pun berteriak,
“Do Min Joon! Tolong aku! Selamatkan aku!” pekik Song Yi sekuat tenaga.
Min Joon tak muncul, yang muncul adalah komentar para pendaki yang mengatainya gila. Song Yi tak peduli dan kembali berteriak, kali ini melengking seakan ia sudah hampir jatuh. “Do Min Joon! Aku di pegunungan Bukhan. Aku dalam bahaya. Ya ampun! Ahhh!!! TOLONG AKU!!!”
Tak muncul siapapun. Hanya terdengar pekikan burung yang membalas jeritannya. Kwaakk… kwaaakk!!
Song Yi pun menggerutu kalau ia tahu hal ini pasti akan terjadi. “Alien? Superman? Cih..”
Maka Song Yi pun ke kampus dan masuk ke kelas Min Joon. Min Joon sedikit terkesima melihat kemunculan Song Yi, yang mirip dengan bintang iklan shampoo (mengibaskan rambutnya), namun ia mencoba untuk mengacuhkan Song Yi.
Song Yi duduk di barisan kursi paling belakang, acuh pada bisik-bisik para mahasiswa di depannya, menunggu Min Joon menyelesaikan kuliahnya. Saat pelajaran berakhir dan mahasiswa terakhir pergi meninggalkan kelas, Song Yi berlari maju untuk menghadang Min Joon.
“Apa?” tanya Min Joon tak sabar.
Song Yi melepas kacamatanya dan berkata manis, “Ayo, tembuslah aku.”
Hahaha… Memang Min Joon itu Casper?
Melihat Min Joon yang bingung, Song Yi pun mengulang permintaannya. “Kalau kau adalah alien, maka kau pasti dapat menembusku. Lalui aku. Teleport. Kau tak dapat melakukannya, kan?”
Min Joon pun menuruti Song Yi. Ia melalui Song Yi dan keluar. Lewat pintu. Haha.. Song Yi mengejar Min Joon, mengoceh kalau Min Joon pasti tak bisa.
Ia terus menjajari Min Joon, menyuruhnya untuk mengeluarkan kekuatannya yang lain, yaitu terbang. “Apa kau tak bisa terbang? Apa kau butuh baju Superman?”
LOL. Min Joon benar-benar punya kemampuan super. Kemampuan menahan diri menghadapi Song Yi yang cerewet.
Ia meminta Song Yi untuk berhenti bergurau. Song Yi pun menjawab, “Pasti aku kedengarannya sedang bergurau, ya? Apakah rasanya menjengkelkan? Itulah yang sekarang aku rasakan.”
Min Joon menatap Song Yi dan berlalu pergi. Tapi Song Yi tak melepas Min Joon begitu saja. Di halaman kampus dimana banyak mahasiswa, ia berbisik penuh ancaman kalau ia akan berteriak mengatakan kalau Min Joon adalah alien.
Min Joon pun akhirnya mendengarkan Song Yi yang mulai menebar ancaman, “Lihat bagaimana orang-orang menatap ke arahku? Jika aku berteriak, beritaku pasti akan menyebar di SNS dan seluruh Korea akan mengetahuinya dalam waktu satu jam. Seorang professor di universitas ternama .. adalah seorang alien.”
“Chun Song Yi!” bentak Min Joon kesal.
“Kenapa? Kau mempercayakan rahasia padaku? Padahal kaulah yang memperingatkan agar aku tak mempercayai orang lain. Kenapa kau malah percaya padaku?” tanya Song Yi manis.
Min Joon speechless. Tapi kesal. Makanya ia melangkah pergi. Tapi Song Yi kembali dengan ancamannya. Kalau Min Joon pergi, ia akan berteriak.
“Aku akan melapor ada polisi. Menulis surat ke Blue House (istana presiden) dan menelepon NASA .. “ Song Yi mencoba mengingat-ingat namanya, tapi akhirnya menyerah, ”.. atau apalah itu. Kau boleh menganggapku enteng. Tapi kalau aku bilang aku akan lakukan, berarti aku akan lakukan. Coba saja kalau berani.”
Min Joon akhirnya menghela nafas, tunduk pada ancaman Song Yi. “Apa yang kau inginkan?” Song Yi menjawab, “Makanlah denganku.”
Song Yi membawa Min Joon untuk makan di rumah makan tepi pantai. Di sana ia bertanya pelan, “Apa kau bisa membelah lautan?”
Haha.. Memang Nabi Musa? Min Joon kesal dan menyuruh Song Yi menghentikan ocehannya. Tapi Song Yi malah meneruskan. “Kau bisa makan ikan dan kimchi. Memang alien dapat makan itu? Apa kau tak mengisi dirimu dengan listrik atau getah pohon?”
Sabar.. sabar.. Min Joon benar-benar menahan sabar mendengar pertanyaan Song Yi. Tapi Song Yi malah mencubit pipi Min Joon dengan keras, membuat Min Joon mendelik marah.
Tapi Song Yi punya alasan mencubit Min Joon. “Apa kau berganti kulit? Alien punya ciri-ciri reptile dan darahnya berwana biru.”
“Aku tak ganti kulit. Aku tak punya gen reptile dan darahku warna merah. Dan orang-orang di planet asalku punya wajah yang jauh lebih baik daripada kalian semua. Kalian orang-orang jelek sudah salah paham pada kami seperti di film Planet of Apes atau Alien. Aku benar-benar frustasi melihat film-film itu,” jawab Min Joon tak bisa menahan kejengkelannnya.
Song Yi hanya tersenyum mendengar rentetan omelan Min Joon dan malah mengulurkan segelas soju, menawarinya minum. Min Joon mengingatkannya kalau mereka kemari membawa mobil. Song Yi berkata kalau mereka tak akan mabuk saat tiba waktunya untuk pulang. Min Joon tetap tak mau, maka Song Yi pun meneguk sojunya.
Mereka berjalan di tepi pantai dan Song Yi bertanya tentang pertanyaan yang dulu pernah Min Joon ungkapkan setelah menariknya dari salon. Saat itu Min Joon bertanya siapa Song Yi yang sangat mirip dengan gadis itu.
Dan sekarang Song Yi bertanya apakah gadis yang mirip dengannya itu adalah gadis pemilik binyeo itu. Min Joon membenarkan. Dan itu membuktikan satu hal. Binyeo hanya dipakai oleh seorang wanita yang sudah menikah. “Berarti kau suka dengan tipe wanita seperti itu? Mmmhh.. kupikir kau ini pria terhormat.”
Min Joon tak terpancing dengan godaan Song Yi dan balik bertanya, “Apa hanya itu yang membuatmu penasaran?”
Tentu saja tidak. Song Yi bertanya apakah gadis itu cantik? Tapi ia sudah tahu jawabannya. Sambil nyengir ia menjawab sendiri, “O iya. Dia mirip denganku. Tak usah repot-repot menjawabnya.”
“Tapi..,” Song Yi berhenti dan memandang Min Joon, kali ini dengan wajah serius. “Apkah hanya itu saja? Karena aku mirip dengan gadis yang dulu pernah kau suka? Apa hanya itu?”
Min Joon terdiam sesaat, dan kemudian membenarkan. “Semua ini diawali dari kesalahpahaman. Aku tertarik padamu karena kalian berdua sangatlah mirip. Aku penasaran dan aku ingin tahu. Jadi aku selalu berada di sampingmu. Dan aku kemudian menyadari kalau kau bukanlah dia. Jika aku menyukaimu sedikit saja, aku pasti merasakan sesuatu saat aku tahu kalau kau bukan dia. Tapi aku tak merasakan apapun.”
“Kau tak merasakan apapun?”
“Benar.”
Ragu-ragu Song Yi bertanya lagi, “Kau tak pernah menyukaiku, walau hanya sebentar saja?”
Min Joon pun ragu-ragu menjawab. Ia teringat saat di balkon, ia diam-diam menggeser badannya agar bisa lebih dekat dengan Song Yi. Ia juga merasakan sesuatu saat menyelimuti Song Yi yang tidur.
“Apakah hatimu tak pernah berdebar-debar karenaku?” tanya Song Yi lagi.
Tentu saja Min Joon pernah merasakannya. Saat Song Yi menggenggam tangannya dan mengumumkan kalau ia adalah manajer Song Yi. Saat di danau, ia menghentikan waktu untuk menggenggam tangan Song Yi dan menciumnya. Saat ia malah tersenyum saat mendengar Song Yi marah-marah karena Min Joon tak punya handphone.
“Kau tak pernah mengkhawatirkanku?”
Min Joon tak bisa membohongi dirinya yang selalu khawatir pada Song Yi, dan kekhawatiran itu yang membuatnya muncul di depan Song Yi untuk menyelamatkannya. Ia bahkan pergi ke balkon, berharap secara tak sengaja bertemu dengan Song Yi.
“Kau benar-benar tak pernah sedikitpun suka pada aku yang seperti ini, dan bukannya orang yang mirip dengannya?”
Bukan Yi Hwa yang ia peluk saat Song Yi mencoba membersihkan apartemen dan malah memecahkan guci berharganya. Bukan Yi Hwa yang ia lindungi dengan menyampirkan jas di pundak Song Yi saat si asisten menumpahkan kopi.
Dan saat Song Yi bertanya apakah Min Joon tak pernah membayangkan masa depan bersamanya, bagaimana Min Joon harus menjawabnya? Mimpi indah yang Min Joon alami saat ia tak sadarkan diri selau terngiang dalam ingatannya.
Tapi bukannya menceritakan semua itu, Min Joon menjawab, “Tak pernah. Sekalipun tak pernah.” Song Yi diam mendengar jawaban Min Joon. Min Joon bertanya apa hanya itu yang ingin Song Yi tanyakan? “Apakah bagimu hal itu lebih penting daripada aku ini adalah alien dan aku hidup lebih dari 400 tahun? Apakah aku suka padamu atau tidak itu lebih penting?”
Song Yi mengiyakan. “Hal itu jauh lebih.. ribuan kali lebih penting. Itu lebih penting dibanding tahu apakah kau ini alien, vampire, monster atau kau jadi apa di kehidupan masa lalumu”
Bagi Song Yi, tanggapan orang yang ia suka tentang dirinya dan apakah orang itu tertarik padanya karena tak bisa melupakan gadis yang mirip dengannya adalah hal-hal yang jauh lebih penting baginya. “Apa kau tak sadar? Kau ini orang yang aku sukai. Aku tak peduli kalau kau adalah pria yang menyelamatkanku 12 tahun yang lalu. Jika kau bukan pria itu pun aku tak peduli. Aku hanya menyukaimu sebagai Do Min Joon, tetanggaku.”
Min Joon diam, memandang Song Yi yang menatap matanya saat berkata, “Aku menyukaimu, dengan sepenuh hatiku.”
Tapi Song Yi meneruskan, “Tapi jika kau hanya sebagai menganggapku sebagai pengganti dari orang lain, maka kau ini benar-benar payah. Dan jika aku masih suka padamu walau sudah tahu seperti itu, maka aku lebih payah. Karena itu aku menyerah.”
Min Joon menjawab kalau itu ide yang bagus. Song Yi berbalik dan tanpa memandang Min Joon lagi ia minta maaf karena selama ini mengganggu Min Joon. “Kau bisa merasa tenang karena hal itu tak akan terjadi lagi. Walau kecil kemungkinan terjadi, tapi jika aku berubah pikiran dan meneleponmu atau mengunjungimu, maka tolaklah aku dengan dingin seperti yang biasa kau lakukan. Dan jika kita saling berpapasan, pura-puralah tak mengenalku. Tak ada gunanya lagi.”
Tanpa memandang Min Joon lagi, Song Yi berbalik pergi. Tak ia sadari, Min Joon menatap kepergiannya dengan patah hati.
Mereka pulang bersama dan karena Song Yi tadi minum alcohol, maka Min Joon-lah yang mengetir. Sepanjang perjalanan, Song Yi pura-pura tidur dan langsung bangun sedetik setelah Min Joon memarkir mobilnya.
Min Joon menatap Song Yi yang jutek dan sedikitpun tak melirik padanya sepanjang perjalanan naik ke lantai mereka. Ihh.. rasanya kaya ngeliat istri yang ngambek sama suaminya, ya, karena jalur pulangnya sama hingga ke pintu apartemen mereka.
Malah Min Joon yang terus melirik Song Yi, dan akhirnya hanya memandang sedih sosok Song Yi yang akhirnya menghilang masuk ke apartemennya. Ia menghela nafas panjang.
Di kelas, Min Joon sedang mengajarkan Lima Tahapan Kedukaan yang dilalui oleh manusia menurut Kubler-Ross.
Tahap pertama adalah Marah. Dan kita lihat Song Yi di kamar sedang marah-marah, menendangi bantalnya seolah-olah itu adalah Min Joon, “Aku panas sekali. Tak punya perasaan apa-apa? Kau tak pernah suka padaku sedikitpun?! Hah?!” Song Yi jadi histeris dan menjerit, “Brengsek! Bagaimana caranya aku harus membalas semua ini?!
Tahap kedua adalah Penyangkalan. Pada tahap ini, Song Yi mencari-cari informasi tentang alien dan tertawa sinis. Tak mungkin Min Joon adalah alien. “Kau benar-benar bergurau, ya? Apa kau pikir aku ini bodoh? Apa kau pikir kita ini ada di film?” Song Yi melirik kiri-kanan, “Apa ada kamera tersembunyi di sini?”
Song Yi jadi sedikit hiper saat mencari-cari kamera di seluruh ruang tengahnya, dan tertawa puas saat menunjuk ke langit-langit, “Aku tahu semuanya! Aku tahu!”
Tahap ketiga adalah Menawar. Song Yi melalui tahap ini dengan bicara sendiri di balkon sambil terus melirik ke balkon Min Joon, “Baiklah. Aku tahu kau itu bukan tipeku. Kau secara emosi tak pernah mendampingiku, bicaramu menyebalkan. Gurauanmu jadul, sejadul Joseon. Kau mungkin benar-benar alien. Kau benar-benar gila. Yang paling parah yang pernah kutemui.”
Tahak keempat adalah masa paling panjang, yaitu depresi. Saat makan bersama ibu dan Yoon Jae, ibu melihat Song Yi menangis tanpa suara, membuat ibu khawatir, “Kenapa kau menangis?” Tahu jawaban Song Yi?
Ia menatap kosong pada ibunya dan berkata, “Aku? Aku tak menangis. Itu hanya air mata yang menetes. Aku tak menangis” Dan ia pun meninggalkan makanan yang belum habis dan masuk kamar dengan bahu terkulai.
Ibu bingung melihat kelakuan anaknya, memang ada bedanya menangis dan air mata menetes? Yoon Jae yang mungkin sudah terbiasa dengan kelakuan kakaknya, hanya menjawab pendek, “Dia sudah gila.”
Wkwkwk.. boook..pengertian banget nih si adek. Alias cuek.
Dan tahap terakhir adalah Penerimaan. Dan cara Song Yi menerima adalah, “Baiklah! Aku akan menjadi lebih cantik! Walau orang lain juga sama cantiknya, tapi aku akan melakukan sesuatu yang mustahil. Dan aku akan membuatmu menyesalinya!”
Haha.. cara penerimaan ala Chun Song Yi. Dan seakan ingin memenuhi tekad itu, Song Yi semakin mempercepat larinya di treadmill, hingga berlari sprint.
Menurut Min Joon, hanya setelah menderitalah maka seorang manusia dapat kembali pulih. Walau terdapat perbedaan cara pria dan wanita mengalami kedukaan. Jika wanita pada akhirnya memperbaiki dirinya atau mencari pria yang lebih baik, maka reaksi pria adalah merusak diri sendiri atau mereka lebih merasa berduka karena kehilangan itu dibandingkan dengan wanita.
Ia menghela nafas saat teringat apa yang ia alami. Pengacara Jang bahkan menemaninya makan, dan menaruh sendok di tangannya. Tapi ia tetap tak nafsu makan.
Aww.. patah hati, ya. Siapa suruh nolak Song Yi?
Min Joon menerima telepon dari Pengacara Jang yang memberitahukan kalau apartemennya sudah terjual. Walau ada orang yang menyebarkan gosip tak sedap tentang apartemen Min Joon, tapi ada orang yang mau membeli bahkan dengan harga di atas harga pasar.
Kecurigaan Min Joon malah langsung muncul mendengar hal itu. Apalagi saat mendengar kalau pembeli itu langsung membayar uang muka tanpa melihat-lihat apartemennya dulu.
Rasanya deskripsi pembeli itu mirip dengan seseorang yang dikenal Min Joon. Maka saat bel berbunyi dan Min Joon membuka pintu, ia tak kaget lagi saat melihat Hwi Kyung yang tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya.
Bwahaha.. Di depan Hwi Kyung, Min Joon langsung memberitahu Pengacara Jang kalau ia tak akan menjual apartemennya.
Pengacara Jang kaget dan berkata Min Joon tak bisa melakukan hal itu karena pembeli itu sudah memberi uang muka. Min Joon langsung menyergah, “Aku hanya perlu mengembalikannya dua kali lipat, kan? Bayar saja dia!”
Hwi Kyung yang langsung protes. Kenapa juga Min Joon tak mau menjual apartemen itu padahal ia sudah bayar di atas harga pasar. “Aku mau bayar dua kali lipat lagi. Kau bilang kau mau menjualnya. Aku mau beli.”
“Aku tak mau jual padamu,” jawab Min Joon ketus dan langsung menutup pintu.
“Hei! Kenapa aku tak boleh? Kau bilang kau mau pindah! Ayo cepat pindah!” seru Hwi Kyung dan menunjuk-nunjuk pintu. “Aku tak peduli pada siapa kau jual tempat ini. Tapi aku pasti! akan pindah ke tempat ini.”
Min Joon benar-benar kesal mendengar ucapan Hwi Kyung. Ia mengambil gelas untuk minum, tapi gelas itu malah hancur saat disentuh, karena saat itu tenaga Min Joon mengalir dengan deras. Min Joon menghela nafas, menenangkan diri. Ia mengambil gelas satunya dan menuangkan air.
Dan ia mendengar Hwi Kyung mengunjungi Song Yi dan memberitahukan kalau ia yang akan membeli apartemen Min Joon. Bukannya menolak, Song Yi malah mendukung rencana Hwi Kyung, “Malah lebih baik lagi jika yang jadi tetanggaku adalah kau. Aku akan lebih sering bertemu denganmu.”
Muka Min Joon benar-benar masam mendengarnya. Dan kemudian kaget, karena air tumpah di gelas karena ia terus menuang.
Min Joon duduk di perpustakaannya lagi dan bicara. “Pepatah Cina mengatakan : Debu dalam hatiku. Yang artinya adalah hatiku sampai berdebu karena merindukan dirimu. Tapi hatinya tak berdebu sedikitpun, apalagi menjadi lapisan debu,” dari ekspresinya yang sinis sepertinya membicarakan orang itu.
Nadanya semakin pedas saat meneruskan, “Apa memindahkan hati itu seperti pindah kamar? Atau seperti memindahkan meja? Secepat itu?” Ia membantah kalau ia tidak marah. Ia bahkan merasa senang kalau perasaan (Song Yi) itu sembuh dengan cepat. “Sudah kubilang aku tidak marah!”
Lahh.. sapa yang nolak, sapa juga yang cemburu, sapa juga yang ga bisa move on. Ternyata alien juga manusia. Bisa marah bisa cemburu.
Pada Hwi Kyung, Song Yi menceritakan kalau ia mendapat tawaran main film. Walau bukan peran utama, tapi karakter yang ia perankan sangat hebat yaitu karakter yang memendam luka. Hwi Kyung mengatakan kalau peran itu sempurna.
Menurut Song Yi pun begitu, “Aku bahkan tak perlu berakting.” Bagi Song Yi, semua peran utama selalu sama. Ceria, baik dan jujur. Dan ia akan mencoba peran pendukung yang berkarakter kuat.”
Hwi Kyung memuji tindakan Song Yi yang tak mau menyerah. Song Yi membenarkan hal itu, “Entah aku pemeran utama atau pemeran pendukung, aku tetaplah Chun Song Yi! Aku tak peduli siapa pemeran utama wanitanya, tapi aku yang akan mengambil alih.”
Hwi Kyung tertawa mendengar semangat yang ditujukan Song Yi.
Min Joon ternyata masih menguping pembicaraan tetangga dan tamunya itu. Dan ia mendengar saat Song Yi menyebutkan kalau ada seorang detektif yang menemuinya dan bertanya apakah Yoo Ra punya pacar dan mungkinkah Min Joon adalah pacar Yoo Ra.
Song Yi tahu hal itu tak benar, karena ia tahu siapa pacar Yoo Ra sebenarnya. “Pacar Yoo Ra adalah Jae Kyung Oppa.” Hwi Kyung terkejut mendengarnya. Song Yi juga mengatakan kalau ia juga telah memberitahu hal ini kepada detektif itu. “Sebelumnya aku tak ingin mengungkit masalah pribadi Yoo Ra, tapi karena hal ini berhubungan dengan penyelidikan..”
Hwi Kyung dapat menebak tujuan Song Yi memberi tahu hal ini pada polisi, “Kau tak ingin Do Min Joon menjadi tersangka, kan?”
Min Joon tak mendengar Song Yi menjawab pertanyaan Hwi Kyung dan malah balik bertanya apa mungkin Jae Kyung akan marah kepadanya. Min Joon tahu jawabannya.
Detektif Park dan Jaksa Yoo mulai mengumpulkan rekaman CCTV di tempat-tempat yang mungkin pernah dilewati oleh Jae Kyung atau Yoo Ra. Dan tindakan itu tak luput dari pengawasan Jae Kyung.
Jae Kyung merasa posisinya semakin gawat dan karena itu ia harus bergerak cepat. Ia pun mengirim SMS pada Min Joon, menyuruhnya untuk segera pindah dalam waktu 3 hari.
Setelah mempelajari rekaman CCTV dan histori telepon selama berhari-hari, tim Jaksa Yoo belum menemukan rekaman yang menguatkan kesaksian Song Yi, padahal jarak rumah Yoo Ra dan Jae Kyung dekat. Hal ini membuat Detektif Park meragukan kesaksian Song Yi . Ia malah menduga kalau ini adalah cara Song Yi untuk memperbaiki citranya.
Tapi semuanya berubah saat Jaksa Yoo menemukan kalau dalam satu waktu, Jae Kyung menelepon dari Cheongpyeong, dan secara kebetulan sama dengan lokasi tempat Yoo Ra menelepon juga. Yang berarti mereka kebetulan berada di daerah yang sama.
Tapi mereka yakin kalau ini bukanlah kebetulan. Detektif Park meminta stafnya untuk memeriksa CCTV di pintu tol antara 24 Juli – 27 Juli tahun lalu dan ia merasa yakin kalau ia akan dapat menemukan mereka di rekaman itu.
Hwi Kyung pulang dan bertemu dengan supir Jae Kyung yang baru saja mengantarkan kakaknya pulang. Berdalih ada barang yang ketinggalan di mobil Jae Kyung, Hwi Kyung meminjam kunci mobil pada si supir.
Hwi Kyung pura-pura terus mencari di dalam mobil sampai supir Jae Kyung masuk rumah. Setelah itu ia langsung menghidupkan GPS, mencari history tujuan Jae Kyung. Dan salah satunya adalah rute menuju RSJ Haneul. Kecurigaan pada kakaknya menjadi semakin besar.
Song Yi kembali mendatangi museum tempat binyeo, milik gadis yang mirip dengannya, itu disimpan. Betapa kecewanya ia melihat binyeo itu sekarang tak dipajang lagi. Menurut pegawai museum, terjadi sedikit kecelakaan, dan binyeo itu sekarang disimpan di tempat lain.
Dengan sopan, Song Yi bertanya apakah ia dapat mengetahui identitas si pemilik binyeo itu. Tentu saja pegawai itu tak tahu. Tapi Song Yi terus bertanya apakah mereka tak memiliki foto pemilik itu atau keterangan lain, "Berapa umur wanita itu, masih gadis atau sudah menikah? Apakah wanita itu cantik? Adakah informasi yang menjelaskan tentang penampilannya?”
Ha, pegawai itu jelas tak tahu. Song Yi pun beranjak pergi. Namun ada sebuah foto yang menarik perhatiannya. Foto yang dibuat pada 3 Februari 1914, dan salah satu orang di dalamnya adalah Min Joon, tampak sama dengan yang ia kenal sekarang ini kecuali gaya busana dan potongan rambutnya.
Ia teringat pengakuan Min Joon yang mengenal gadis yang mirip dengannya 400 tahun yang lalu. Song Yi sekarang percaya kalau Min Joon benar-benar berusia 400 tahun karena foto 1 abad yang lalu itu telah membuktikannya.
Tapi ia sadar rahasia Min Joon bisa terbongkar saat ada dua mahasiswi mengagumi wajah Min Joon yang katanya lebih tampan dari pria-pria jaman sekarang dan salah satu dari mereka mengarahkan kamera untuk memotretnya.
Song Yi buru-buru menghalangi lemari foto itu dan pura-pura cuek. Dua mahasiswi itu segera mengenali Song Yi dan mengurungkan niat untuk memotret. Song Yi berhasil mengusir kedua mahasiswi itu secara halus.
Saat pegawai itu melewatinya, ia pun bertanya tentang orang-orang yang ada di dalam foto itu. Pegawai itu menjelaskan kalau foto itu adalah para donatur yang ikut mendirikan universitas. Dan bayangkan betapa terkejutnya pegawai itu saat mendengar pertanyaan Song Yi, “Apakah foto itu dijual? Aku mau beli. Berapa harganya? Apakah bisa ditawar?”
Bwahahaha.. Muka pegawai itu jelek banget saat menjawab ketus kalau foto itu tidak untuk dijual. Tak ada yang bisa dilakukan Song Yi untuk mencegah orang-orang melihat foto itu, yang mungkin salah satu dari mereka akan mengenali kemiripan orang di foto itu dengan dosen universitas Do Min Joon.
Maka ia terus berdiri di depan lemari kaca, pura-pura mengira para mahasiswa itu ingin meminta tanda tangan Chun Song Yi. Bahkan ia berbalik dan menempel seperti kelelawar, dengan membuka sayapnya dan menutupi lemari kaca itu agar tak ada orang yang bisa melihat foto itu.
Haduh.. Song Yi benar-benar mempermalukan dirinya demi keselamatan Min Joon.
Ibu Song Yi bertemu dengan Ibu Se Mi di spa. Setelah basa-basi sesaat, ibu Song Yi memberitahu kalau Song Yi sekarang mendapat tawaran main film dan menurutnya, pihak produser benar-benar menginginkan Song Yi.
Ibu Se Mi mungkin sudah tahu film apa yang akan dimainkan (dan sepertinya itu adalah film dimana Se Mi menjadi pemeran utamanya), tapi pura-pura tak tahu. “Berarti Song Yi sudah kembali, ya. Walau mungkin agak sulit jika hal itu dilakukan tanpa adanya manajemen artis.”
Ibu Song Yi tersenyum bangga karena S&C telah mendirikan manajemen artis khusus untuk putrinya. Tentu saja ibu Se Mi tak menduga hal itu dan dengan memaksakan senyum ia berkata kalau ia merasa lega dan tak perlu khawatir lagi.
Tapi ibu Song Yi ini rupanya memang suka cari gara-gara. Ia berterima kasih karena kepedulian ibu Se Mi, walau mengingatkan agar ibu Se Mi mengkhawatirkan diri sendiri saja. “Maksudku.. saat Song Yi kembali lagi dengan keartisannya, ia akan mendapatkan iklan-iklan itu lagi.”
Ibu Song Yi tersenyum, meninggalkan ibu Se Mi yang terpaku mendengar ucapan itu. Tapi senyum ibu Song Yi lenyap saat resepsionis menghentikannya dan memintanya untuk membayar. Kali ini ibu Se Mi yang tersenyum dan melangkah pergi, meninggalkan ibu Song Yi yang masih tertahan di resepsionis dengan urusan bayar-membayar.
Min Joon mendengar suara Song Yi di luar. Penasaran, ia menyalakan monitor pintu dan melihat Song Yi bolak-balik ke depan pintu, seakan bingung. Song Yi sedang berperang dengan dirinya sendiri, apa perlu ia memberitahukan hal itu pada Min Joon. Atau tidak? Atau diberitahu saja? Atau jangan?
Penasaran, Min Joon pun membuka pintu. Ia tak melihat Song Yi, karena Song Yi langsung melesat lari dan masuk pintu rumahnya. Tapi Min Joon melihat ada post it yang tertempel di dinding depan yang bertuliskan,Pergilah ke Museum Universitas Myongin. Lihat foto seratus tahun atau apalah itu.
Dan untuk menyembunyikan identitasnya, Song Yi menambahkan : Jangan mencari tahu siapa diriku. Min Joon tak dapat menyembunyikan senyumnya membaca pesan itu.
Di museum, Min Joon menemukan foto yang Song Yi maksud. Ia memandangi foto itu lama dan setelah menoleh kiri kanan, foto itu lenyap. Begitu pula dirinya.
Detektif Park membawa kabar baik kalau tak hanya Jae Kyung yang melewati pintu tol, tapi juga Yoo Ra yang lewat 1 jam kemudian. Ia juga tahu kalau Jae Kyung memiliki vila di pegunungan Homyung, “Kita akan menemukan sesuatu di sana.”
Jaksa Yoo pun juga akan pergi menemui seseorang. Ia sedang menyelidiki salah satu pemilik pena yang dikabarkan hilang, Han Seo Jin, dan mungkin Han Seo Jin sempat memberikan pena itu pada orang lain.
Hmm.. rupanya Ibu Song Yi tak sabar untuk ada di atas angin lagi. Di depan Jae Kyung, ia mewakili putrinya untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan S&C. Jae Kyung memastikan kalau Song Yi tak akan menyesali keputusan ibunya. Ia juga sudah mendengar kabar kalau Song Yi mendapat tawaran film.
Ibu Song Yi membenarkan tapi meminta Jae Kyung tak melakukan apapun dulu. “Jika ia mengetahui kalau aku menandatangi kontrak, ia pasti bisa ngamu..” Ibu Song Yi berhenti dan Jae Kyung tersenyum geli mendengar pilihan kata Ibu. Malu-malu ibu meneruskan, “Maksudku merasa kesal. Kita tunggu saja sampai ia berada di lokasi syuting, sehingga ia tak bisa mundur. Ia akan melihat pentingnya sebuah agency, jadi ia pasti akan berkata ya.”
Jae Kyung menuruti saran ibu. Hanya saja ia perlu tahu jadwal syutingnya. Ibu tersenyum, “Of course!”
Duh.. si mami ini..
Song Yi sedang mempelajari script film. Pada Yoon Jae yang baru pulang, ia mengakui kalau sebenarnya ia lebih suka film percintaan daripada film action. Yoon Jae langsung menyambar, “Kenapa? Apa karena kau sedang mengalami cinta bertepuk sebelah tangan?”
“Apa?! HEI! HEI!!” Song Yi langsung menunjukkan tendangan mautnya tepat di depan hidung Yoon Jae dan mulai menunjukkan keahlian bela dirinya yang sangat lentur sekali, “Aku ini mahir menaiki tembok dan berkelahi.” Yoon Jae menggeleng-geleng, pasrah lihat kelakuan kakaknya.
Persiapan lokasi syuting sedang dilakukan. Asisten sutradara minta teknisi yang memasang kawat untuk bergelantungan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Karena jika kawat tak terpasang dengan benar, kawat bisa putus.
Teknisi itu meyakinkan kalau semuanya akan terpasang dengan benar. Ia menyuruh bawahannya untuk memasang kawat-kawat itu dengan baik. Karena kesalahan pemasangan kawat tak akan langsung diketahui. Kawat yang salah pasang akan putus setelah dipakai 1 – 2 kali.
Dan siapa lagi bawahan itu jika bukan asisten Jae Kyung. Ughh..
Jaksa Yoo kembali ke kantor dengan wajah bingung, walau pada Detektif Park, ia mengaku ia tak menemukan apapun. Ada telepon masuk ke handphone Jaksa Yoo. Dari Min Joon yang sudah ada di gedung kantornya untuk menemuinya.
Min Joon minta maaf atas kejadian yang menimpa Jaksa Yoo dan bertanya tentang kondisinya. Jaksa Yoo berkata kalau ia sudah baik-baik saja dan balik bertanya alasan apa yang membuat Min Joon ingin bertemu dengannya saat itu. Min Joon menjawab, “Ada yang ingin kuceritakan padamu.”
Jaksa Yoo mengamati Min Joon. Ia teringat pada percakapannya dengan dokter, rekan sejawat Han Seo Jin. Dokter itu memberitahu kalau Han Seo Jin hilang saat liburan dan ia dinyatakan tewas. Saat Jaksa Yeo menyebutkan nama Do Min Joon dan apakah ada hubungan dengan Han Seo Jin, rekan sejawat itu tak mengenal nama itu.
Dokter itu menceritakan kalau Han Seo Jin tak memiliki teman, bahkan Han Seo Jin tak pernah mau makan dengan rekan-rekan yang lain. Tak ada orang yang pernah menemui Han Seo Jin.
Yoo mengeluarkan foto Min Joon dan bertanya apakah dokter itu mengenal pria ini? Dokter itu terkejut saat mengamati foto tersebut, “Ini adalah Han Seo Jin. Hanya potongan rambutnya saja yang berbeda. Aku yakin itu.”
Di depan pria yang entah namanya Do Min Joon atau Han Seo Jin, Jaksa Yoo memintanya untuk memberitahu apa yang ingin diceritakan Min Joon.
Ditemani ibunya, Song Yi pergi lokasi syuting. Ibu berkomentar akan perbedaan perlakuan orang-orang saat Song Yi berada di puncak ketenaran. Sekarang semua orang cuek padanya. Bahkan sekarang, Song Yi pun syuting tanpa bicara empat mata dengan sutradaranya terlebih dulu.
“Inilah derita pemeran pendukung. Karena itu, cepatlah tandatangan dengan S&C,” bujuk ibu. Tapi Song Yi tak mau mendengar hal itu.
Derita Song Yi semakin bertambah saat melihat pemeran utama adalah Se Mi. Ibu terkejut mengetahui hal ini. Entah Song Yi tahu atau tidak, tapi ia tak menunjukkan ekspresi apapun. Bahkan saat sutradara menyapanya dan berkata kalau ia memberi peran ini pada Song Yi karena Se Mi yang merekomendasikan hal ini.
Song Yi melepas kaca matanya dan bertanya apakah Se Mi memang melakukannya? Se Mi membenarkan, “Dulu kau juga selalu melakukannya untukku.”
Sutradara pun meninggalkan mereka setelah mengatakan kalau syuting perdana mereka adalah Song Yi yang nanti bergelantungan di kawat dan memuji Song Yi yang bagus saat beradegan action.
Ibu Se Mi tersenyum dan berkata, “Berusahalah dengan baik, Song Yi. Kami perlu aktris pendukung yang bagus sehingga bisa membuat pemeran utama bersinar.”
Gerombolan Se Mi meninggalkan Song Yi dan ibunya yang kesal dikatai seperti itu. Tapi Song Yi hanya berkomentar, “Itu adalah yang selalu diucapkan ibu pada ibunya Se Mi. Ibu kena karma”
Ibu semakin kesal mendengar ucapan Song Yi, “He, kau ini sebenarnya di pihak mana, sih?”
Pengacara Jang mencoba menghalangi Min Joon. Tapi bagi Min Joon, hanya ini satu-satunya cara atau ia akan membunuh Jae Kyung, “Aku harus membunuhnya atau menghentikannya. Jika tidak, Chun Song Yi akan mati.”
Pengacara Jang terkejut mendengar hal ini. Min Joon menjelaskan kalau Song Yi sudah memberitahu detektif tentang hubungan Jae Kyung dan Yoo Ra. Dan sekarang ia sudah tak punya waktu lagi.
Jae Kyung tersenyum mendengar laporan dari bawahannya. Ia memuji Min Joon sebagai anak baik yang menepati janjinya. Dan juga tentang Song Yi..
Song Yi mengamati orang yang sedang mencoba tali pengaman yang akan ia pakai untuk bergelantungan. Sutradara bertanya apa ia yakin bisa melakukannya tanpa pemeran pengganti? Song Yi menjawab kalau sebelumnya sutradara itu yang memintanya. Sutradara itu tak memaksanya. Hanya saja adegan akan terasa lebih nyata jika adegan dilakukan Song Yi sendiri.
Song Yi menoleh ke belakang dan melihat Se Mi duduk berleha-leha seperti ia dulu. Dan ia berkata, “Aku harus melakukannya, jika aku ingin bersinar dalam pertunjukkan ini.” Song Yi pun meregangkan badannya, mulai melakukan pemanasan.
Di kantor polisi, dengan didampingi Pengacara Jang, Min Joon memberikan pengakuan yang direkam.
Di lokasi syuting, Song Yi yang sudah diikat dengan kawat, berdiri di atas, mulai mempersiapkan diri.
Memandang semua orang yang menatapnya dari bawah, ia membentangkan tangannya dan melompat.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !