Drama: The Heirs (2014)
also known : The InheritorsHeritors
The One Trying to Wear the Crown, Bears the Crown – The Heirs
He Who Wishes To Wear the Crown, Endure Its Weight – The Heirs
One Who Wants to Wear the Crown, Bear the Crown – The Heirs
Those Who Want the Crown, Withstand the Weight of it – The Heirs
Genre : Romance,Comedy,Drama,School
Written by Kim Eun-sook
Directed by Kang Shin-hyo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 20
CAST :
SINOPSIS LENGKAP
Young Do mengantarkan Eun Sang pulang naik motor. Eun Sang melepaskan pegangan eratnya pada jaket Young Do.
Young Do melihat hal itu, malah berkata kalau seharusnya Eun Sang memasukkan tangan ke dalam sakunya seperti yang ia suruh agar tak kedinginan, “Nanti saja kalau tanganmu beku kau baru berpikir, “Ahh.. ngerti gitu tadi tanganku aku masukkan saja ya ke dalam saku Young Do.”
Eun Sang mencoba untuk tak mempedulikan godaan Young Do. Ia berterima kasih dan berjalan pergi, tapi ia terkejut melihat ada dua penjaga di depan pintu masuk. Ia merasa khawatir karena Tan pasti dikurung di dalam rumah.
Dengan nada bercanda, Young Do berkomentar, “Ini adalah bab dimana kau tak bisa baca tanpa menangis. Judul babnya : Serangan Pak Presdir.” Young Do menambahkan kalau sebagian karakter di bab ini adalah bodyguard. “Dan ini tak hanya tentang ayah dan anak saja. Tapi perkelahian antar pria. Kau tak akan bisa melihatnya walau serumah dengannya. Itu bagus buatku.”
Ha.. Eun Sang menatap Young Do kesal dan sebelum pergi, Eun Sang berkata kalau ia akan membayar tumpangannya hari ini. Young Do menatap punggung Eun Sang dan bergumam sedih, “Hati-hati. Kau bahkan tak tahu apa yang akan kuminta darimu.”
Eun Sang masuk dan melihat penjaga berjaga di semua penjuru rumah. Di kamar, ibu bertanya apakah mereka dapat pindah lebih cepat karena ia khawatir kalau Eun Sang nanti juga akan mendapat masalah. Eun Sang menjawab tidak bisa karena penghuni lama rumah yang akan mereka sewa itu belum pindah.
Eun Sang bertanya apakah Tan memang dikurung di dalam kamar? Ibu mengangguk dan meminta Eun Sang untuk tetap di kamar saja. Sepeninggal ibu, Eun Sang meng-SMS Tan, bertanya apakah Tan baik-baik saja?
SMS itu muncul di handphone Tan, hanya yang membaca bukan Tan tapi Presdir Kim. Presdir Kim yang mengumpulkan istri sah, istri simpanan dan sekretarisnya dan memerintahkan pada masing-masing orang itu.
Nyonya Jung diperintahkan untuk mencari seseorang yang pantas untuk menikah dengan Won. Ia juga mengingatkan Nyonya Jung untuk tak menghasut Won dengan menggunakan saham yang Nyonya Jung miliki, karena jika itu terjadi maka Nyonya Jung harus menceraikannya.
Nyonya Han diam-diam tersenyum mendengar ancaman itu, dan sepertinya hatinya berharap agar ancaman itu terjadi. Tapi Presdir juga memberi ancaman padanya, “Han Ki Ae, kau juga harus keluar dari rumah ini jika kau ingin membesarkan Tan seperti itu.”
Wajah Nyonya Han langsung keruh seketika itu juga.
Pada Sekretaris Yoon, ia memerintahkan agar Sekretaris Yoon berusaha menangkal upaya RS International yang sebentar lagi akan menyebarkan rumor tentang Tan adalah anak di luar nikah, karena perjanjian pertunangan Tan – Rachel sudah batal. Ia juga menyuruh Sekretaris Yoon memanggil semua pemegang saham yang namanya dipinjam untuk membeli saham. Dan satu lagi, “Berikan padaku surat pengunduran diriku.”
Semua terkejut mendengarnya. Presdir Kim berkata kalau Won sudah memecat semua orang-orangnya, dan hanya menyisakan Sekretaris Yoon, “Jadi apa itu maksudnya?”
Sekretaris Yoon hanya bisa menjawab kalau selama ini ia tak pernah memihak siapapun dan tak mengkhianati siapapun, “Karena itulah saya mencapai posisi ini. Namun karena itulah juga saya diberhentikan. “
Presdir Kim membenarkan kalau Sekretaris Yoon memang penuh integritas. Tapi apa yang didapat Sekretaris Yoon dengan memiliki integritas? Presdir Kim menyuruh mantan sekretaris itu untuk mulai mengajar Tan besok, “Aku akan memikirkan ulang apakah aku akan memecatmu atau tidak.”
Haduhh… susah kalau punya dua bos yang lagi musuhan. Mau duduk salah, mau berdiri juga salah. Bahkan batuk pun kayaknya juga salah, deh.
Sekretaris Yoon memberitahu Chan Young kalau ia telah dipecat karena ia tak mau bersekutu dengan siapapun. Chan Young memberi semangat ayahnya dan berjanji kalau ia akan cepat lulus dan mulai bekerja.
Sekretaris Yoon mengacungkan jempol, senang dengan tekad anaknya.“Tapi Ayah.. Ayah pasti memiliki sedikit tabungan, kan?” tanya Chan Young.
Sekretaris Yoon berhenti makan dan mulai mengingat-ingat karena ia tak tahu, membuat Chan Young kesal.
Haha.. ni ayah, diajak ngomong serius, malah becanda.
Tan kesal karena dikurung dan berusaha memutar otak untuk bisa keluar. Tapi di luar para bodyguard berjaga sangat ketat.
Nyonya Han melihat kalau makan malam Tan masih tak tersentuh sama sekali. Ia membuka pintu tapi Tan menguncinya. Akhirnya ia mengetuk pintu dan menyuruh Tan makan, “Apa kau sedang mogok makan? Tak aka nada yang peduli. Kau sendiri yang rugi. Kau harus tetap hidup agar bisa melakukan sesuatu. Buka pintunya, ya?”
Tapi Tan tetap duduk di kursi, tak mau membuka pintu
Di sekolah, Young Do menjajari langkah Eun Sang dan bertanya apakah Eun Sang berangkat ke sekolah sendiri karena Tan masih dikurung di dalam rumah?
Eun Sang langsung bercerita panjang lebar kalau di dalam rumah sekarang penuh penjaga dan ia merasa Tan pasti merasa ketakutan sekarang. Young Do langsung kesal, merasa Eun Sang keterlaluan, “Hanya karena aku menyukaimu, bukan berarti aku ada di pihakmu. Atau haruskah aku berada di pihak Tan sekarang?”
Eun Sang heran dan bertanya apakah ia tak bisa bicara pada teman? Young Do langsung menyalak, “Siapa yang temanmu? Bagaimana bisa aku menjadi temanmu? Jangan menarik garis, karena aku mungkin akan menerobosnya.”
Eun Sang menatap kepergian Young Do dengan bingung.
Di halaman, Tan mencoba menerobos benteng para penjaga. Tapi karena jumlah mereka sangat banyak, Tan tak bisa menerobosnya.
Presdir Kim muncul dan malah memerintahkan para bodyguard untuk tak segan-segan melukai Tan jika susah untuk menahan Tan, “Kembalikan ia ke kamarnya. Selama ia tetap hidup, aku tak peduli.”
Wihh… kasih sayang Presdir Kim ini besar sekali… Yang penting hidup, ya Dir.. Dan seperti ingin bergurau (atau mengejek?) Presdir Kim berkata kalau ia ingin berjalan-jalan. Dengan langkah yang tertatih-tatih, ia berhasil menerobos para penjaga itu dengan cepat.
Tan kembali ke kamar, memikirkan cara untuk keluar. Sekretaris Yoon masuk dan Tan menyambutnya. Tapi Sekretaris Yoon meminta Tan untuk memanggilnya dengan sebutan Tuan Yoon saja. Ia datang kemari karena diminta ayahnya untuk mengajari Tan tentang Manajemen lagi, “Kau tak lupa semuanya ketika main-main di Amerika, kan?”
“Aku tak pernah mengingatnya sama sekali,”jawab Tan cuek.
“Itu malah kesempatan bagus bagi kita untuk memulai dari awal lagi,” ujar Sekretaris Yoon tak terpengaruh.
Tapi Tan tak mau. Ia tak tertarik pada politik dan pertarungan yang terjadi di Grup Jeguk. Sekretaris Yoon menjelaskan kalau waktu dulu, Tan masih terlalu muda. Tapi sekarang Tan sudah cukup dewasa untuk belajar sesuatu yang Tan tak sukai. Tapi Tan tetap tak mau. Sekretaris Yoon bertanya apakah Tan tertarik pada bisnis?
Tan berkata kalau Sekretaris Yoon mengajarinya saat ia berusia 10 tahun. Saat itu ia pikir sangatlah aneh karena bibinya punya banyak saham, tapi ibunya tak punya sama sekali.
Pada saat itu ia pikir jika ibunya punya saham, maka ibu mungkin dapat memegang tangannya untuk berjalan-jalan keluar rumah. Karena itu ia bertanya pada Won apa yang harus ia lkukan agar ibunya dapat memiliki lebih banyak saham dari Bu Presdir?
Tan terdiam dan menerawang, “Aku masih sangat ingat ekspresi wajah Won saat itu.” Ia menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan ingatan itu, “Perusahaan ini adalah milik Won. Aku tak tertarik pada apa yang menjadi miliknya.”
Saat makan siang, Eun Sang melihat Young Do duduk sendiri. Aww.. kesian banget Young Do hanya sendiri tak ada teman. Maka Eun Sang pun duduk di hadapan Young Do. Di kursi pesakitan, membuat semua anak berbisik-bisik menggunjingkannya. Tapi Eun Sang tak peduli.
Young Do menyuruh Eun Sang menyingkir dari tempat itu, “Aku khawatir Tan tiba-tiba muncul saat kau duduk di situ. Dan aku merasa tak nyaman hanya dengan memikirkan itu.”
Haha… mungkin itu pula yang diharapkan Eun Sang makanya ia duduk di situ. Atau ia menuruti ucapan Tan yang sudah tak menganggap kursi itu kursi keramat. Atau ia hanya ingin menemani Young Do yang makan dengan kesepian. Aapun itu Eun Sang tetap tak mau pindah.
Eun Sang berkata kalau Young Do juga tahu kalau Tan tak mungkin datang. Jadi lebih baik mereka makan sekarang. Young Do menghela nafas, “Tak bisakah kau sedikitnya merasa takut?”
Tapi masalah Eun Sang terlupakan karena muncul berita baru di internet yang mengejutkan. Semua anak sekarang membicarakan masalah itu. Salah satu anak pembully memberitahukan Young Do kalau di internet ada kabar kalau Kim Tan adalah anak di luar nikah.
Rachel yang mendengar pembicaraan itu di seluruh kantin, marah dan meninggalkan ruangan. Young Do dan Eun Sang hanya diam, namun tampak khawatir. Chan Young dan Bo yang baru saja datang, juga baru saja mendengarnya.
Bo Na tak percaya situs berita itu, “Menurut mereka, Jo In Sung dan aku diam-diam menikah tahun lalu.” Haha.. I love this girl. Tapi Chan Young bertanya pada Eun Sang apakah Eun Sang tahu mengapa hari ini Tan tak masuk? Bo Na langsung merasa kalau berita itu mungkin benar, “Apa karena itu ia tak datang?”
Young Do berbisik, bertanya ada berapa penjaga yang ada di rumah itu. Eun Sang menjawab sekitar enam. Memang kenapa?
Di rumah, Presdir Kim marah-marah pada editor di media yang membocorkan berita itu dan ia minta nama orang yang bertanggung jawab akan berita itu segera.
Pada anak buahnya yang mata-mata, ia menyuruh agar mereka mengeluarkan berita lain, “Jika ada tinta di kain, daripada mencucinya lebih baik kita melukisnya saja. Keluarkan artikel tentang pertarungan dua saudara memperebutkan tahta dan beli lebih banyak saham. Dan umumkan secara resmi kalau Tan adalah pemegang saham terbesar mulai hari ini.”
Berita itu pun menyebar sangat cepat dan seperti dugaan Presdir Kim, menutupi berita tentang Tan yang bukan anak sah. Nyonya Jung yang mendengar hal ini dari adiknya, berpikir apa tujuan suaminya yang sebenarnya.
Won pun membaca berita itu dan marah besar. Esther melihat berita ini dan entah apa yang dipikirkannya. Menunggu saham lebih tinggi lagi? Atau menyesal karena mantan tunangan anaknya sekarang adalah pemegang saham terbesar? Entahlah.
Young Do membawa sepasukan bodyguard dan datang ke rumah Tan. Pada Presdir Kim, Young Do berkata kalau ia datang kemari karena untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Dan lucu banget ekspresi Presdir Kim yang tak menyangka kalau Young Do kemari hanya karena urusan itu.
Tapi dengan serius Young Do berkata, “Saya ada tugas kelompok dengan Tan untuk kelas literature. Kami harus menonton film bersama, baca buku dan diskusi. Dengan absennya Tan di sekolah menyusahkan saya dalam mengerjakan tugas.”
Hahaha.. ini alasan si rangking 98 untuk bertemu si rangking 100? Yeah.. right.
“Saya memberitahu ayah saya kalau saya akan pergi ke rumah Tan dan ia menitipkan salam hormat pada Anda,” ujar Young Do. Presdir Kim berkata kalau ayah Young Do pasti bangga karena Young Do sangat bersemangat dalam pendidikan.
Haha.. Tan seperti Rapunzel yang terkurung di menara, ya? Dan jika bagi Eun Sang, Young Do adalah ksatria hitam, bagi Tan, Young Do adalah pangeran yang berkuda putih. Dan pangeran itu mengetuk pintu si Rapunzel, “Kim Tan! Ayo kita kerjakan pe-er!”
Tan membuka pintu dan mereka ngobrol santai sambil saling mencela. Young Do mengatakan kalau ia datang karena hasil kerja kerasnya selama 3 tahun ini musnah karena satu artikel yang muncul di internet. “Bagaimana mungkin aku tak datang.”
Tan yang tak terhubung internet tentu belum tahu hal ini. Young Do melemparkan handphone-nya agar Tan bisa membaca sendiri.
Tan langsung berdiri dan berpikir cepat walau Young Do berkomentar, “Kau ini selalu membuatku kagum. Hanya dalam setengah hari, kau yang sebelumnya adalah anak di luar nikah langsung menjadi pemegang saham terbesar.”
Tan mengembalikan handphone dan menyuruh Young Do untuk membeli saham sebelum naik lebih tinggi lagi. Ia mengambil jasnya sambil berkata kalau ia hanyalah anak di luar nikah dan tak akan ada kesempatan kedua saham Jeguk melompat seperti ini.
Dan yang Tan lakukan sekarang adalah pergi dari rumah ini, “Kau mau tetap tinggal di sini atau membantuku?” Young Do sih sebenarnya tak ingin membantu, tapi ia suka ide kalau Tan sekarang berhutang padanya.
Tan nyengir dan bertanya, “Apa kau sekarang bawa helmmu?”
Aww.. sepertinya ini menandai secara resmi kalau hubungan mereka membaik kembali. Karena yang terjadi kemudian adalah Young Do memakai helm dan berjalan dengan gerak gerik mencurigakan, bahkan menutupi wajahnya yang sudah tertutup helm. Haha.. para pengawal itu langsung curiga kalau Young Do ini adalah Tan yang menyamar.
Young Do itu langsung lari dan dikejar oleh para pengawal keluar. Begitu pula dengan para pengawal yang di luar, langsung berusaha menahan ‘Young Do’. Para pengawal Young Do langsung bergerak untuk melindungi tuannya. Maka perkelahian pun tak terelakkan.
Dan.. oh.. ternyata ‘Young Do’ memanglah Young Do. Mereka tak pernah berganti baju seperti yang para pengawal (dan saya) curigai. Tan keluar dari pintu belakang dan berlari saat perkelahian terjadi. Pengawal di gerbang bahkan masuk ke dalam untuk membantu teman-temannya, semakin memudahkan Tan untuk melarikan diri. Dalam sekejap, Tan sudah menghilang di ujung jalan.
Melihat para penjaga gerbang sudah muncul, sudah saatnya ksatria baja hitam itu membuka helmnya. Dan tarraaa… tampaklah wajah Young Do yang cengar-cengir senang, “Apa kalian mencari sesuatu?” Pemimpin bodyguard itu kesal karena merasa dikibuli.
Ditinggal pergi, Young Do bergumam senang, “Ck.. orang-orang ini curigaan,” katanya sambil menatap helmnya, “Ahh.. helm ini membuat rambutku berantakan.”
Tidaaakkk..!! Jangan pake gel lagi!.
Sekretaris Yoon memberitahu Won kalau pekerjaannya sekarang adalah sebagai ayah dan pengangguran paruh waktu. Won langsung bertanya, “Daripada melakukan paruh waktu seperti itu, bagaimana jika menjadi Wakil Presiden dari perusahaan konstruksi Jeguk? Aku tak akan memintamu tiga kali. Jangan pertimbangkan lagi.”
Tapi sebelum Sekretaris Yoon menjawab, Tan muncul. Ternyata yang ditemui Tan pertama kali adalah Won. Saat melihat berita itu, hanya Won yang ada di pikirannya, “Karena itu lihatlah aku, dengarkan aku dan dengar penjelasanku.”
Won tak mau karena ia tak percaya pada Tan sekarang. Tan memohon agar kakaknya percaya padanya kalau ia tak pernah meminta saham itu, “Aku tak pernah berpikir untuk menggunakan hakku pada saham itu. Tak mudah bagiku untuk datang kemari. Aku harus bagaimana agar kau bisa percaya padaku?”
“Kalau begitu kembali saja,” Won berdiri dan menantang Tan, “Serahkan sahammu dan kembalilah ke Amerika. Jika itu terjadi, maka aku akan mempercayaimu.”
Tan kecewa mendengar permintaan Won. Ia tak ingin kembali ke Amerika. Ia bersedia menyerahkan semuanya asal tidak ke Amerika. Bagaimana mungkin Won dengan gampangnya menyuruhnya kembali ke Amerika? Itu karena Won tahu kalau Tan tak benar-benar serius dengan perkataannya.
Tuduhan Won membuat Tan sangat marah. Ia sudah mengatakan kalau ia akan menyerahkan sahamnya dan tak akan menghalangi Won. “Aku sudah tahan dengan kau membenciku, jahat padaku, dan meremehkanku. Tapi bagaimana mungkin kau membuangku lagi? Bagaimana mungkin kau menyuruhku untuk jangan pernah kembali lagi?”
Tan mengulang pertanyaannya sekali lagi, apa Won harus berbuat seperti ini? Won pun menyuruh Tan memilih untuk terakhir kalinya, apa Tan bersedia pergi ke Amerika atau tidak?
“Aku tak akan kembali ke Amerika dan aku juga tak akan memberikan semua sahamku. Aku baru saja mengubah pendirianku,” jawab Tan dan ia menantang Won, “Kau mau sahamku? Maka cobalah mengambilnya dariku.”
Ughh.. stupid Won.
Di ruang kerja Presdir Kim, Eun Sang gemetar Presdir Kim memberinya dua pilihan. Dua pilihan itu tak kita dengar, tapi Eun Sang berjalan keluar dari ruangan itu dengan gontai.
Ia melihat Tan yang akhirnya kembali dan walau ia masih gemetar, ia berjalan dengan tegar.Tan pun melihatnya, dan mereka pun berjalan menghampiri satu sama lain. Tapi mereka tak menyapa ataupun memandang.
Hanya saat berdampingan, mereka mengulurkan tangannya masing-masing dan mengaitkan jari jemari mereka, saling menggenggam, saling menguatkan. Mereka berhenti untuk bebeberapa saat, sebelum akhirnya melepaskan tangan dan melanjutkan langkah kaki mereka.
Tan masuk menemui ayahnya yang menyindirnya yang akhirnya pulang lagi karena tak punya uang. Tanpa memandang ayahnya, Tan berkata walau ayahnya mengurung putranya sendiri, tapi ayahnya menjadikan dirinya, si anak di luar nikah, sebagai pemegang saham terbesar Jeguk. Ayah menjawab kalau itu adalah hadiah ulang tahun yang kepagian bagi anaknya.
“Aku bukan lagi anak ayah. Aku adalah musuh kakakku,” Presdir Kim terdiam mendengar ucapan sinis Tan, “Kupikir aku bisa membujuk Ayah. Kupikir aku juga tak akan iri pada apa yang dimiliki Won. Selama ia menjalani hidupnya dan aku menjalani hidupku, kupikir keluarga ini akan tentram dan damai. Tapi hari ini Ayah telah menghancurkan semua usahaku.”
Presdir Kim menjelaskan kalau Won bisa mengalami hal yang buruk seperti masuk penjara, sakit sepertinya, dan karena itu Jeguk harus memiliki pewaris berikutnya. Kalau tidak saudara-saudaranya akan memperebutkan posisi Won, “Karena itulah aku membutuhkanmu. Karena itulah yang bisa aku lakukan untuk kakakmu. Untuk Jeguk. Untuk kedamaian.”
“Jadi aku mengincar posisi Won. Won mengincar posisi Ayah. Selalu waspada pada apa yang ada di belakang kami. Selalu berjingkat-jingkat. Apakah seperti itu ide Ayah untuk memperoleh kedamaian?” tanya Tan sinis.
“Aku harus berterima kasih pada Ayah, karena aku telah kehilangan keluargaku hari ini. Karena Ayah, aku tak akan pernah menjadi adik dari kakakku. Sekarang hyung tak akan pernah menjadi keluarga ibuku. Dan ibu tak akan pernah menjadi keluarga Ayah,” nada suara Tan menjadi tinggi, namun ia tak dapat menahan air matanya untuk tak turun, “Dan sekarang.. Ayah bukan lagi keluargaku.”
“Itu adalah beban dari mahkota yang kau pakai,” jawab Presdir Kim tenang. “Tanggunglah itu.”
Tan kembali ke kamar dan merenung. Di bawah, Eun Sang berjalan dengan langkah pasti, melewati para penjaga dan naik ke lantai dua. Dan pada saat itu kita mendengar apa dua pilihan yang diberikan Presdir Kim kepadanya.
“Jika kau putus dengan Tan hari ini, kau dapat pergi ke tempat manapun yang kau suka. Pergi ke mana pun, ke Korea, Amerika, Inggris, Perancis. Kemanapun juga. Tapi jika katu tak dapat putus dengannya sekarang, kau punya pilihan lain. Aku akan memberimu waktu dua minggu. Kau dapat menemui Tan kapan pun kau suka. Tapi ..! Saat kau putus dua minggu kemudian, kau akan pergi ke tempat yang aku mau. Dan itu tak akan di Korea, Juga tempat yang berbeda dari Amerika, Inggris atau Perancis.”
Duhh.. pantes saja tadi Eun Sang gemetar. Dua pilihan kok semuanya nggak enak.
Tan mendengar suara ketukan pintu. Dan saat ia membuka pintu, ia melihat Eun Sang. Sebelum ia sempat bicara, Eun Sang menaruh telunjuk di bibirnya, “Ssstt..!!” dan tersenyum.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !