Also known as : You Who Came from the Stars,You from Another Star,My Love from the Stars,My Love from Another Star,Man from the Stars,Man from Another Star
Genre : Romance,Comedy,Drama,Sci-Fi
Written by : Park Ji-eun
Directed by : Jang Tae-yoo
Country of origin South Korea
Originallanguage(s) Korean
No. of episodes 21
Production : Executiveproducer(s) Choi Moon-suk
Producer(s) Moon Bo-mi
Location(s) Korea
Cinematography Lee Gil-bok, Jung Min-gyun
Camera setup Multiple-camera setup, Running time 70 minutes
Productioncompany(s) HB Entertainment
Broadcast : Original channel SBS and regional affiliates
Picture format 1080i (HDTV), Original run 18 December 2013 – 27 February 2014
STARRING :
SINOPSIS LENGKAP :
“Siapa kau?” tanya Seo Yi Hwa. Ia bertanya karena ia merasa Min Joon aneh. Bisa mendadak melayang di udara dan ketika ia pertama kali melihatnya, Min Joon mengenakan pakaian aneh. Juga ada benda aneh yang turun dari langit.
Min Joon hanya tersenyum menatapnya.
“Apapun yang kaukatakan, aku tidak akan terkejut,” kata Yi Hwa. Ia berkata ia suka membaca buku, bahkan buku-buku yang bercerita tentang hantu meski ibunya melarangnya. Ia merasa dunia ini tidak hanya berisi manusia.
Min Joon memperhatikan gerak bibir Yi Hwa. Hmmm…mempelajari bahasanya mungkin?
“Hantu, jin, siluman rubah berekor sembilan, malaikat pencabut nyawa, aku merasa mungkin saja mereka benar-benar ada. Tuan, kau termasuk yang mana?”
Min Joon lagi-lagi tersenyum. Yi Hwa bertanya apakah Min Joon tidak bisa bicara. Bagaimana dengan tempat tinggal? Apakah Min Joon memiliki keluarga?
Tetap tidak ada jawaban.
“Siapapun kau, kau adalah penyelamatku. Jika aku mengatakan pada ibu mertuaku bahwa kau penyelamatku, ia tidak akan mengusirmu. Jadi bagaimana jika kau ikut denganku? Denganku….kita pergi…sama-sama,” Yi Hwa menjelaskan dengan menggerakkan tangannya. “Aku akan membantumu.”
Min Joon mengikuti Yi Hwa kembali ke desa. Tapi ketika mereka sudah dekat, Yi Hwa melihat pintu rumah mertuanya terbuka. Kepala pelayan di rumah itu mengatakan menantu keluarga mereka, yaitu Yi Hwa, telah bunuh diri menggantung diri semalam. Dan untuk menghormati Yi Hwa, keluarga mertuanya akan mengajukan permintaan agar Yi Hwa diberi gelar “Nona Kebajikan”.
Yi Hwa terkejut, dia kan masih hidup. Sebenarnya apa yang terjadi?
Di dalam rumah, para pelayan memasukkan boneka kayu yang dililit kain putih agar berbentuk seperti mayat, lalu dimasukkan ke dalam peti. Ibu mertua Yi Hwa memerintahkan pelayannya mencari Yi Hwa, tidak boleh ada yang melihat bahwa Yi Hwa masih hidup karena mereka sudah mengajukan pemberian gelar untuk Yi Hwa.
Jadi ibu mertuanya yang memerintahkan agar Yi Hwa dibunuh semalam dan terlihat seperti bunuh iri. Karena itu juga, ibu mertuanya menyuruhnya menyalin buku berisi cara-cara untuk mati. Tulisan tangan Yi Hwa bisa dijadikan bukti bahwa Yi Hwa memang ingin bunuh diri.
Yi Hwa dan Min Joon mendengar hal itu dari jendela. Saat pelayan melihat ke luar jendela, Min Joon cepat-cepat berdiri di depan Yi Hwa agar pelayan itu tidak melihat Yi Hwa. Dalam sekejap Yi Hwa dan Min Joon telah berada di padang rumput yang luas. Wah Min Joon bisa teleport juga rupanya^^
Mereka menemukan “makam Yi Hwa”. Yi Hwa menangis. Jika ia “dikuburkan” di sini, maka dia itu apa? Manusia atau hantu? Jika keluarga mertuanya menemukan ia masih hidup, maka apa yang akan terjadi? Sekarang ke mana ia bisa pergi?
Min Joon tergerak hatinya melihat kesedihan Yi Hwa, namun ia tidak mengatakan apapun.
Setelah tangisnya reda, Yi Hwa bangkit berdiri dengan tegar. Ia memutuskan kembali ke kampung halamannya. Jika ia menceritakan hal ini pada ayahnya, ayahnya pasti akan memberinya jalan keluar.
Ia mengucapkan terima kasih pada Min Joon karena telah mendampinginya. Meski ia tidak tahu darimana Min Joon berasal, ia berharap Min Joon kembali dengan selamat.
“Aku tidak tahu kau siapa, tapi kelihatannya kau memiliki kekuatan yang lebih daripadaku. Jadi aku tidak akan mengkhawatirkan Tuan.”
Yi Hwa membungkuk hormat lalu berbalik pergi.
“Mari pergi bersama,” ujar Min Joon tiba-tiba.
Yi Hwa terkejut. Ia berbalik menatap Min Joon.
“Pergilah denganku,” kata Min Joon. “Aku akan melindungimu.”
Kembali ke dunia saat ini. Song Yi menepis tangan Min Joon. Apakah Min Joon masih belum tahu dia itu siapa?
“Aku adalah Chun Song Yi.”
“Benar, kau adalah Chun Song Yi. Kau tidak mungkin wanita itu,” kata Min Joon, ada nada kecewa dalam suaranya.
“Wanita itu? Apa ia duplikatku?” tanya Song Yi. Ia berkata hal itu tidak aneh. Akhir-akhir ini banyak orang yang menemui ahli bedah plastik untuk menjadikan mereka seperti Chun Song Yi. Di Cheondamdong banyak wanita yang mirip dengan dirinya. Tapi tidak akan ada tiruan yang bisa menyamai aslinya.
Min Joon tidak menyimak ocehan Song Yi karena perhatiannya tertuju pada sepatu Song Yi. Dalam penglihatannya, wanita yang mengenakan sepatu akan jatuh tercebur ke dalam air.
Song Yi menyadari arah pandangan Min Joon. Ia bertanya apa yang Min Joon lihat. Min Joon bertanya apakah sepatu itu milik Song Yi.
“Tentu saja. Apa kau pikir ini sepatu pinjaman? Hanya ada sepasang sepatu seperti ini di Korea. Aku bukanlah wanita yang mengenakan apa yang orang lain kenakan,” ujar Song Yi.
Min Joon menatap Song Yi.
Sinopsis Episode 3:
Pengacara Jang bertanya-tanya apakah mungkin Song Yi adalah reinkarnasi Yi Hwa? Atau mungkin duplikatnya?
Min Joon berkata bagaimana bisa seorang pengacara bisa mengambil kesimpulan tidak logis seperti itu. Tidak mungkin reinkarnasi atau duplikat itu ada. Hah? Terus alien itu logis? XD
Begitu juga yang dipikirkan Pengacara Jang. Kenapa tidak boleh ada manusia duplikat, sementara alien boleh? Alien bahkan lebih tidak masuk akal.
Ia bertanya apa yang akan Min Joon lakukan mengenai sepatu itu. Jika hal yang terjadi seperti 12 tahun lalu bahwa Min Joon bisa melihat apa yang akan terjadi, maka pemilik sepatu itu bisa mati. Apa Min Joon akan turun tangan mencegah hal itu terjadi atau memalingkan wajah seperti yang biasa Min Joon lakukan?
Dilema…dilema…..
Se Mi bertanya seberapa besar keributan yang dibuat Song Yi dan Han Yu Ra di salon, hal itu menjadi perbincangan orang. Song Yi membela diri Yu Ra yang memulai duluan.
Se Mi bertanya mengenai pria yang membawa Song Yi pergi dari salon itu. Song Yi menjawab ptia itu tetangganya, sang profesor. Ia berkata Min Joon datang untuk mengembalikan dompetnya dan katanya ia mirip dengan seseorang. Mirip siapa, tanya Se Mi.
“Bukankah sudah jelas, jika bukan mirip cinta pertamanya maka pasti mirip ibunya yang sudah meninggal. Kita tahu perasaan itu. Sepertinya ia menyukaiku.”
Tiba-tiba Song Yi memegangi perutnya dan mengaduh. Kenapa, tanya Se Mi khawatir. Ia berkata pasti Song Yi terlalu banyak menahan lapar untuk sesi pemotretan.
Dua orang artis baru datang menyapa Song Yi, namun mereka mengacuhkan Se Mi. Dan Song Yi jelas menyadarinya. Ia melirik temannya itu.
Setelah Se Mi dipanggil untuk syuting, Song Yi bertanya pada kedua gadis itu apakah mereka mengenal Se Mi. Mereka tahu.
“Kalau begitu kenapa kalian tidak menyapanya? Darimana kalian belajar hanya memberis alam pada orang yang kalian kenal? Di mana sopan santun kalian?”
Kedua junior itu menunduk.
Song Yi berkata ia akan mengawasi mereka. Jika ia mendapati keduanya mengacuhkan Se Mi lagi, ia tidak akan membiarkan mereka. Lalu ia memeluk kepala kedua junior itu.
“Kalian sudah dengar kepribadianku buruk, bukan? Itu bukan gosip. Itu betulan.”
Song Yi kemudian melenggang pergi sambil mengomel ia lupa semua dialognya karena kejadian ini. Kedua junior itu kesal ditegur Song Yi seperti tadi. Seperti orang lain, mereka berpendapat Song Yi baru akan sadar jika karirnya hancur. Dan semua orang menantikan hal itu. Begitu kelemahan Song Yi terungkap, maka karir Song Yi pasti hancur.
Hwi Kyung memikirkan Min Joon. Ia merasa pernah melihat Min Joon di suatu tempat.
Jam 6 tepat, alarm Hwi Kyung berbunyi. Waktunya pulang kerja. Tapi semua rekan kerjanya masih bekerja dan mereka melirik Hwi Kyung. Tentu saja Hwi Kyung sama sekali tidak menyadarinya. Dengan polos ia berdiri dan bertanya apakah rekan-rekannya tidak pulang. Sambil tersenyum ia pamit pulang lebih dulu.
Managernya langsung bangkit dan siap menyemprot Hwi Kyung. Tapi rekan kerja sebelah Hwi Kyung (cameo oleh Yoon Jun Sang), menghalangi sang manajer. Ia yang akan menangani Hwi Kyung.
Kemudian sunbae itu menegur Hwi Kyung empat mata. Ia bertanya apa perusahaan ini tempat bermain dan Hwi Kyung datang untuk main-main. Hwi Kyung berkata pekerjaannya untuk hari ini sudah beres. Sunbae berkata jika para senior belum selesai bekerja, Hwi Kyung juga sama. Bagaimana bisa yunior pergi pergi saja? Wah, prinsip ospek nih >,<
Ia mengomel ia harusnya sudah tahu Hwi Kyung tidak becus begitu melihat foto selebritis di komputer Hwi Kyung. Hwi Kyung berbisik wanita itu adalah kekasihnya.
“Diam! Jika Chun Song Yi kekasihmu maka istriku adalah Kim Nam Joo (aktris yang menjadi lawan main Yoon Jun Sang dalam drama “My Husband Got a Family”)!” ujar sunbae kesal.
Ia berkata semua pegawai memajang foto keluarga atau kerabat mereka untuk meningkatkan motivasi kerja mereka.
“Aku harus memberi makan dan menyelamatkan keluargaku. Aku harus melakukan yang terbaik. Motivasi seperti itu. Motivasi kuat,” kata sunbae berapi-api.
“Begitukah?” tanya Hwi Kyung polos.
Sunbae jadi kesal. Ia berkata Hwi Kyung harus mengubah sikapnya. Ia harus membawakan kopi untuk para senior sambil meminta maaf. Hwi Kyung membungkuk hormat dan berkata ia akan melakukannya. Lalu ia segera pergi.
Sunbae dengan bangga kembali ke kantor dan melaporkan bahwa ia sudah memarahi Hwi Kyung. Pasti Hwi Kyung sudah pergi membeli kopi, bukan? Manajer dan rekan-rekannya sedang melihat komputer Hwi Kyung dan tampaknya mereka menemukan sesuatu.
“Mengapa kau memarahinya?” tanya Manajer.
Seorang rekan kerja berkata seseorang menyuruh Hwi Kyung mengganti foto di komputer dengan foto keluarga.
“Aku yang menyuruhnya,” ujar sunbae bangga. Namun begitu ia melihat foto keluarga Hwi Kyung, ia shock.
“Mengapa Presdir ada di foto ini? Mengapa Nyonya juga ada di sana?”
“Lww Hwi Kyung adalah putera kedua Nyonya. Ia adik CEO (Jae Kyung),” kata Manajer.
Sunbae langsung merosot ke lantai.
Hwi Kyung datang membawakan kopi. Rekan-rekannya langsung merasa tak enak hati. Dengan nada minta maaf Hwi Kyung berkata ia tadi tidak tahu. Sekarang ia akan menunggu hingga para senior selesai bekerja meski pekerjaannya sudah selesai.
Manajer cepat-cepat berkata pekerjaan mereka sudah selesai, jadi mereka bisa sama-sama pulang. Hwi Kyung tersenyum, sama sekali tidak merasakan perbedaan sikap rekan-rekannya. Sementara sunbae yang tadi memarahi Hwi Kyung lagi-lagi merosot ke lantai.
Sebelum pulang Hwi Kyung menemui kakaknya. Jae Kyung memastikan tidak ada yang mengetahui identitas Hwi Kyung.
“Tentu saja, tidak ada yang tahu aku adalah adikmu,” Hwi Kyung meyakinkan. Pfft….
Direktur Hwang masuk ke kantor Jae Kyung. Melihat Hwi Kyung, ia langsung menyapanya. Jae Kyung menyuruh Hwi Kyung pulang duluan.
Direktur Hwang membicarakan Im Sae Heok (sepertinya orang yang mengatur pembelian lahan untuk shopping mall) yang mengalami kecelakaan mobil. Ia berpendapat mereka harus menyelidiki hal ini karena pada hari sebelum kecelakaan tersebut, Im diketahui menemui seseorang dari perusahaan ini. Namun belum diketahui siapa orang tersebut. Dengan serius, Jae Kyung meminta Direktur Hwang menyelidiki hal ini.
Tapi tiba-tiba ia bertanya bagaimana dengan penyakit diabetes yang diderita Direktur Hwang. Direktur Hwang berkata ia menjaga kesehatannya dengan baik dengan mengecek darah secara teratur dan menggunakan insulin.
Jae Kyung meminta Direktur Hwan menjaga kesehatannya baik-baik karena ia menyukai Direktur Hwang. Direktur Hwang berterima kasih untuk perhatian Jae Kyung. Namun setelah Direktur Hwang pergi, senyum di wajah Jae Kyung menghilang. Dan setelah itu, seseorang mengganti kemasan insulin milik Direktur Hwang.
Min Joon membuka buku catatan miliknya. Ia sedang mengingat Yi Hwa ketika ia mendengar suara dari apartemen Song Yi.
Song Yi mengeluh perutnya terasa sangat sakit. Ia menelepon manajernya, Bom. Tapi Bom sedang berada di luar kota karena hari ini hari peringatan kematian ayahnya. Ia menyuruh Song Yi menelepon telepon darurat. Song Yi tidak mau, bisa –bisa semua reporter datang ke tempatnya. Bom mengusulkan untuk menelepon ibu Song Yi, yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Song Yi. Ia berkata ia akan memikirkan caranya.
Song Yi turun dari tempat tidurnya. Hal pertama yang dilakukannya adalah berdandan. Bagaimanapun juga ia adalah artis negara ini dan ia harus berpenampilan seperti itu. Maka ia mengenakan gaun, kaca mata hitam (di malam hari? Untuk penyamaran kali ya ;p), juga sepatu berhak tinggi (sepatu yang hanya sepasang di Korea).
Min Joon mendengar percakapan Song Yi dan Bom. Ketika mendengar Song Yi sakit di perut bagian bawah kanan, Min Joon menduga Song Yi terkena radang usus buntu. Tapi ia memutuskan untuk tidak mempedulikannya.
Benarkah ia tidak peduli? Karena ia keluar tepat ketika Song Yi keluar dari apartemennya. Dan ia pasti sengaja melakukannya. Awww….ternyata Min Joon tidak tega juga^^
Song Yi memegangi perutnya yang sakit dan bertanya Min Joon hendak pergi ke mana. Ke rumah sakit, jawab Min Joon. Jam 2 pagi? Min Joon beralasan ia harus mengurus sesuatu. Song Yi meminta tolong agar ia bisa ikut dengan Min Joon karena ia sakit.
Di rumah sakit, Min Joon langsung bersikap sebagai dokter.
“Kurasa ia muntah. Ia demam tinggi. Jika kutekan bagian perut yang ini, rasa sakit menyerang,” ujar Min Joon sambil menekan perut Song Yi. Song Yi menggeram menahan sakit lalu berteriak kecil ketika Min Joon melepas tangannya.
“Bila aku lepaskan, rasanya semakin sakit. Kurasa ini radang usus buntu.”
Dokter bengong menatap Min Joon.
“Apa yang kaulakukan? Kau dokter baru kan? Beritahu kepala ahli bedah dan siapkan operasi,” ujar Min Joon tegas.
“Iya,” sahut dokter itu manut. “Eh tapi, siapa kau? Apa hubunganmu dengan pasien?
Song Yi berkata Min Joon adalah manajernya. Aku, tanya Min Joon bingung.
Giliran dokter yang marah, manajer seperti apa berani-beraninya memberi perintah. Ia memutuskan terlalu banyak drama medikal akhir-akhir ini.
Setelah dokter pergi, Min Joon bertanya kenapa Song Yi menyebutnya sebagai manajernya. Song Yi menjelaskan ia adalah seorang artis. Jika ia ketahuan pergi ke ruang gawat darurat bersama seorang pria di tengah malam, maka orang akan mengira ia hamil atau bunuh diri atau semacamnya. Tetap saja Min Joon kesal dijadikan manajer Song Yi.
Song Yi bertanya apakah ia harus dioperasi. Tentu saja, apa Song Yi tidak mau? Song Yi mengeluh bekas luka operasinya akan terlihat saat ia mengenakan bikini.
“Pastikan mereka memperhatikan hal itu, ya?”
“Kenapa aku?”
“Kau kan manajerku.”
“Sejak kapan?!” ujar Min Joon kesal.
“Manajer Chun Song Yi!” panggil perawat.
“Ya!” jawab Min Joon cepat. Hehe…ini contoh di kala bibir dan hati lebih cepat dari otak
Min Joon mengisi formulir dengan enggan. Petugas bertanya apakah ini nomor telepon Min Joon. Min Joon mengangguk. Petugas itu menggeleng tak percaya, orang seperti apa yang masih menggunakan pager di jaman sekarang.
Song Yi didorong ke ruang operasi. Song Yi nampak ketakutan.
“Tunggu sebentar. Manajer Do!” panggilnya.
“Ada apa?” tanya Min Joon.
Song Yi menarik baju Min Joon agar mendekat. Min Joon agak kaget.
“Kau tidak boleh pergi. Sampai aku bangun, kau tidak boleh pergi ke manapun. Tinggallah di sisiku.”
Song Yi kembali didorong memasuki ruang operasi.
“Manajer Do! Kau tidak boleh ke mana-mana!” seru Song Yi. Dan pintu ruang operasi pun tertutup.
Min Joon berjalan pergi. Tapi kemudian ia berhenti. Lalu duduk di ruang tunggu operasi.
Operasi telah selesai, dan Song Yi dimasukkan ke kamar rawat inap. Perawat memberitahu Min Joon bahwa Song Yi baru bisa pulang jika sudah kentut (maaf^^). Ia menyarankan agar Min Joon membawa Song Yi berjalan-jalan di area yang sudah diberi garis hijau sampai Song Yi kentut. Song Yi langsung protes meski ia masih lemah. Ia tidak mau kentut di depan orang lain.
Perawat mengingatkan Song Yi tidak boleh pulang jika belum kentut. Min Joon berkata ia akan memberitahu perawat jika Song Yi sudah kentut.
Song Yi terpaksa berjalan menyusuri garis hijau sambil berpegangan pada Min Joon. Entah untuk mengalihkan perhatian Min Joon jika sewaktu-waktu ia kentut, atau ia memang hendak mengobrol, Song Yi tak henti-hentinya berceloteh.
Ia mengeluh pakaian rumah sakit longgar padahal ia bagus mengenakan busana ketat. Ia juga meminta Min Joon menanyakan pada rumah sakit apakah ada pakaian rumah sakit warna merah karena ia bagus mengenakan warna merah, meski ia tahu betul Min Joon tidak akan mau menanyakannya. Min Joon menyuruh Song Yi terus berjalan.
“Ia pasti cantik,” ujar Song Yi. “Wanita yang mirip denganku. Jika kau bingung mengira aku adalah dirinya, maka ia pasti cantik.”
“Aku memang bingung untuk sesaat. Tapi setelah kuperhatikan, kalian tidak mirip. Kalian dua orang berbeda.”
Song Yi bertanya apa wanita itu cinta pertama Min Joon. Bukan, jawab Min Joon. Ia merasa bersalah pada wanita itu.
Song Yi berkata tidak mungkin Min Joon hanya merasa bersalah pada satu orang saja. Melihat Min Joon, ia yakin banyak orang yang telah dibuat marah olehnya. Ia menyarankan agar Min Joon memperbaiki kepribadian.
Duuuut…. Song Yi berhenti berjalan. Min Joon berkata sudah berhasil. Song Yi menyangkal ia yang kentut. Min Joon langsung memanggil perawat.
Mereka kembali ke kamar. Song Yi melihat di luar turun salju. Salju pertama.
Min Joon kembali terkenang pada Yi Hwa yang senang saat melihat salju pertama turun. Ia memberitahu Min Joon bahwa di Joseon, jika salju pertama telah turun, pada hari itu semua kebohongan dimaafkan. Orang bilang hanya pada hari itu orang yang berbohong pada raja bisa dimaafkan.
“Tuan, ada yang hendak kukatakan padamu. Sebenarnya, aku menyukai Tuan. Aku ingin cepat menjadi dewasa dan menjadi gadis yang cantik untuk memperlihatkannya pada Tuan.”
Melihat reaksi Min Joon yang nampak kebingungan dan serba salah, Yi Hwa tertawa dan berkata tadi ia bohong. Bukankah ia sudah bilang, pada hari ini semua kebohongan dimaafkan. Mereka pun berjalan kembali. Hmmm..benarkah itu hanya kebohongan?
“Salju pertama telah turun….” ujar Song Yi pelan. “Ayam dan bir (gubrak!). Atau usus dan soju. Kulit babi juga boleh. Aku ingin makan pancake seafood dan arak beras. Jjajangmyun dan babi asam manis.”
Min Joon menghela nafas panjang. Beda banget Yi Hwa sama Song Yi^^
“Kau ini operasi otak atau operasi usus buntu?” tanya Min Joon.
Song Yi terus mengoceh. Ia tidak ingat kapan terakhir kali ia bisa makan sesuka hatinya. Ia lalu menghitung jumlah kalori makanan yang tadi ia sebutkan. Jika begitu apa yang bisa ia makan?
“Tunggu dulu, jika usus buntunya dipotong, apa itu artinya berat badanku berkurang sedikit?”
Min Joon menyuruh Song Yi tidur daripada mengoceh tak jelas. Song Yi bertanya apa Min Joon akan pergi jika ia tidur. Ia berkata orang-orang akan merasa aneh jika Min Joon pergi meninggalkannya. Bilang aja pengen ditemenin XD
“Aku tidak pergi,” ujar Min Joon. Ia lalu duduk membaca koran.
Song Yi naik ke tempat tidurnya. Min Joo bertanya apa zodiak Song Yi. Aquarius. Min Joon bertanya apa Song Yi berencana naik kapal laut dalam waktu dekat. Ia membaca dalam surta kabar bahwa orang yang berzodiak Aquarius tidak boleh naik kapal laut, harus berhati-hati dengan air.
Song Yi menguap. Ia berkata ia tidak percaya pada hal-hal seperti itu. Min Joon berkata ada baiknya berhati-hati. Song Yi tidak menjawab. Ia sudah tidur.
Min Joon mengatakan hal itu untuk mencegah kecelakaan yang dilihatnya dalam penglihatannya. Wah, alien kita tampaknya tidak bisa tidak peduli
Keesokan paginya Hwi Kyung datang menjenguk ke rumah sakit tapi para bodyguard menghalanginya. Ia berbisik ia adalah kekasih Song Yi. Tapi bodyguard tidak percaya. Pagi ini sudah 10 orang mengaku kekasih Song Yi.
Hwi Kyung menyuruh bodyguard memanggil manajer Song Yi. Tepat saat itu Min Joon keluar. Hwi Kyung langsung berseru kalau Min Joon bukan Manajer Song Yi. Tapi bodyguard lebih percaya Min Joon karena semalamam Min Joon bersama Song Yi. Hwi Kyung kaget mendengar hal itu. Semalaman bersama?
Bodyguard bertanya pada Min Joon apa yang harus mereka lakukan. Min Joon melarang seorangpun masuk karena Song Yi sedang istirahat.
Se Mi sedang diwawancarai. Pewawancara berkata Se Mi dikenal sebagai orang yang dekat dengan Chun Song Yi. Se Mi membenarkan mereka kenal sejak masih sekolah hingga saat ini. Namun reporter malah terus menanyakan tentang Song Yi, hingga Se Mi bertanya apakah tidak ada yang akan ditanyakan mengenai dirinya.
Reporter itu tak enak hati. Ia berkata tentu saja ada. Ia bertanya apakah Se Mi sudah memiliki kekasih. Se Mi mengaku cintanya pada seseorang bertepuk sebelah tangan selama 10 tahun. Se Mi berkata pria itu tidak pernah satu kali pun melihat padanya. Ia sendiri tidak tahu mengapa ia terus melihat pria itu.
Kilas balik:
Lee Hwi Kyung adalah murid popluer di sekolah. Se Mi dan Song Yi keduanya sudah menjadi aktris cilik. Song Yi mengeluh dialognya sangat banyak sebagai pemeran Jang Hee Bin kecil. Alangkah enaknya jika ia menjadi pelayan seperti Se Mi. Song Yi mengatakan itu dengan sungguh-sungguh.
Hwi Kyung masuk ke kelas. Se Mi langsung terpesona melihatnya. Sementara Song Yi cuek. Hwi Kyung menghampiri Song Yi dan berkata Song Yi pasti mengenalnya bukan. Ia adalah Lee Hwi Kyung.
“Siapa itu?” ujar Song Yi cuek.
“Kau baru-baru ini menjadi bintang iklan coklat, kan? Dan karena iklan itu kau menjadi terkenal dan ditawari main drama. Presdir perusahaan coklat itu adalah ayahku.”
“Jadi?”
Murid-murid lain berbisik-bisik melihat sikap Song Yi seperti itu.
Hwi Kyung berkata ia sedang tidak mencari pujian untuk dirinya sendiri tapi ia adalah orang yang membujuk ayahnya untuk menjadikan Song Yi bintang iklan coklat mereka.
“Jadi maksudnya kau berterima kasih?”
“Bukan kau, tapi aku yang berterimakasih?”
“Karena aku modelnya, coklat ayahmu laku keras. Apa kau menyapaku untuk berterimakasih mengenai itu?”
Menyapa? Hwi Kyung tertawa tak percaya. Song Yi dengan cepat berkata ia tidak memiliki waktu untuk menerima ucapan seperti itu. Lalu ia kembali menekuni naskahnya.
Hwi Kyung merasa dipermalukan. Ia berdiri dengan marah dan memaki Song Yi dengan kasar. Memangnya Song Yi bisa terkenal jika bukan karena dirinya? Ia yang telah meyakinkan ayahnya meski ia tidak mau.
“Siapa yang menyuruhmu melakukan itu?” ujar Song Yi tenang.
Selesai wawancara, Se Mi pergi ke rumah sakit dan melihat Hwi Kyung berusaha meyakinkan bodyguard bahwa ia kekasih Song Yi. Se Mi tersenyum sedih lalu memanggilnya.
Berkat Se Mi, Hwi Kyung akhirnya bisa masuk. Ia bertanya mengapa Song Yi tidak meneleponnya, malah meminta bantuan tetangga. Song Yi berkata kebetulan Min Joon hendak ke rumah sakit. Jam 2 pagi, tanya Se Mi. Song Yi tidak merasa ada yang aneh dengan hal itu.
Hwi Kyung berkata Min Joon pasti sudah merencanakannya. Ia sudah merencanakan semuanya sejak awal dengan pindah ke apartemen yang sama dengan apartemen Song Yi. Song Yi berkata ia yang pindah belakangan dan ia yang memilih mata kuliah Min Joon.
“Apa aku sebaiknya pindah ke sebelah apartemenmu? Apa si brengsek itu memiliki atau menyewa apartemennya?” ujar Hwi Kyung.
“Se Mi, bawa dia pergi,” ujar Song Yi kesal.
Se Mi mengajak Hwi Kyung pergi tapi Hwi Kyung tidak mau. Ia akan tinggal dan menginap di rumah sakit karena berbahaya jika Song Yi ditinggal bersama Min Joon.
“Kau yang paling berbahaya di sini. Kau.”
Se Mi bertanya apa Song Yi sudah mengabari ibunya. Song Yi mengalihkan pembicaraan dengan bertanya haruskah ia menata rambutnya. Se Mi tahu itu, ia berkata ibu Song Yi akan khawatir. Song Yi lagi-lagi mengalihkan pembicaraan. Ia menunjuk surat kabar dan memintanya. Ia akan membacakan horoskop mereka.
Song Yi membuka surat kabar dan mencari-cari bagian horoskop. Tapi ternyata tidak ada ramalan bintang dalam surat kabar itu.
Min Joon bercerita pada Pengacara Jang bahwa ia mengarang ramalan bintang untuk mencegah Song Yi naik kapal. Pengacara Jang bertanya apa Song Yi percaya. Min Joon berkata Song Yi bukanlah tipe penurut.
Pengacara Jang bertanya apa Min Joon akan membiarkan Song Yi begitu saja. Min Joon berkata ia sudah melakukan yang bisa. Jika ia terlibat maka akan berlebihan.
“Kalau begitu mengapa kau menghubungiku?” tanya Pengacara Jang. Ia mengingatkan ia juga punya kehidupan pribadi. Jika Min Joo memang tidak mau ikut campur dengan urusan Chun Song Yi, maka biarkan saja.
“Mengapa kau selalu membicarakannya? Jauh di dalam hatimu, kau mengkhawatirkannya,” kata Pengacara Jang.
Min Joon berkata Pengacara Jang telah berubah, tidak seperti dulu lagi pengacara Jang selalu bersikap sopan pada Min Joon, menganggap Min Joon adalah orang yang lebih tua darinya namun sekarang Pengacara Jang berani komplain.
Sudah 30 tahun tentu saja sudah saatnya untuk berubah, ujar pengacara Jang, dan lagi semua orang sekarang melihat mereka seperti ayah dan anak, dan itu membuatnya senang. Min Joon mengeluh ke mana perginya rasa hormat pada orang yang lebih tua seperti yang diajarkan konfusius.
Tiba-tiba pager Min Joon berbunyi. Min Joon sempat tak menyadarinya. Pengacara Jang yang menyadarinya lebih dulu. Ia heran siapa yang menghubungi Min Joon karena hanya ia yang tahu nomor Min Joon. Baru kali ini ia mendengar pager Min Joon berbunyi.
Pengacara Jang mempersilakan Min Joon menggunakan ponselnya untuk menghubungi si pengirim pesan. Ternyata Song Yi yang menghubunginya. Ia tahu nomor Min Joon dari data pengantar pasien. Ia bertanya di mana bagian ramalan bintang yang Min Joon lihat, ia tidak bisa menemukannya. Min Joon berkilah tentu saja ramalan bintang itu ada. Ia bertanya apa Song Yi menghubunginya hanya untuk menanyakan itu.
Song Yi sepertinya meminta bantuan Min Joon karena Min Joon mengomel ia sudah banyak membantu Song Yi. Lalu marah ketika mendengar permintaan Song Yi.
Namun lagi-lagi ia mengikuti permintaan Song Yi. Ia pergi menemui Bok Ja untuk meminjam beberapa buku. Bok Ja langsung jatuh cnta pada pandangan pertama begitu melihat Min Joon. Ia tersipu malu (-maluin) ketika mendengar judul-judul buku yang dipinjam Min Joon.
Min Joon menghamburkan buku-buku itu di kasur Song Yi dengan kesal.
“Pelayan di kamar studio? Untuk apa pelayan dibutuhkan di kamar studio (apartemen untuk satu orang)? Orang bisa menyewa apartemen 2 kamar dengan uang yang digunakan untuk menggaji pelayan,” katanya.
“Apa pikirmu ceritanya benar-benar mengenai kamar studio? Benar-benar kurang imajinasi.”
“Semalam di kantor bersama bosku yang serakah,” Min Joon membaca judul buku lainnya. “Haruskah aku membayangkannya?”
Song Yi berkata itu adalah buku-buku kehidupannya, jadi Min Joon jangan mengejek buku-buku itu. Min Joon tertawa sinis. Song Yi jadi kesal. Memangnya buku tingkat tinggi seperti apa yang dibaca Min Joon?
“Buku kehidupanku adalah Kuunmong.”
“Mong apa?”
“Kuunmong!”
“Heol, bukankah itu buku dari jama Joseon? Sungguh kuno dan membosankan,” Song Yi mencibir.
“Apa kau pikir semua barang kuno itu membosankan?” Min Joon tak terima. Kuunmong adalah novel fantasi jenis baru dan ditulis pada jaman Joseon. Tentu saja 400 tahun lebih kuno dari Harry Potter tapi kualitas mahakaryanya tidak kalah.
Song Yi berkata ia selama ini penasaran. Sebenarnya Min Joon lahir tahun berapa? Min Joon terdiam.
Yoon Jae berlari ke rumah sakit, tepat saat itu ibunya juga tiba untuk menjenguk Song Yi. Ibunya langsung memarahinya karena sudah beberapa waktu tidak pulang. Selama ini Yoon Jae ke mana saja?
“Gadis ini apanya yang sakit hingga dilarikan ke UGD?” tanya Yoon Jae. Meski kata-katanya seperti itu tapi terlihat jelas kalau ia mengkhawatirkan kakaknya. Ia mengajak ibunya cepat masuk.
Tapi ibunya tidak mau masuk lebih dulu. Ia mencari Presdir Ahn dan para wartawan lalu memanggilnya. Presdir Ahn menghampirinya dan memperkenalkan kru yang merekam “Chun Song Yi Spesial”.
Ibu Song Yi membungkuk dan memperkenalkan dirinya, juga memperkenalkan Yoon Jae. Yoon Jae berdiri menyamping, tidak mau menghadap kamera. Wartawan berkomentar Song Yi mirip dengan ibunya. Ibu Song Yi menunduk dan berkata semua orang bilang begitu.
Lalu ia mulai bertanya apakah tidak ada lighting dan semacamnya untuk proses syuting ini. Presdir Ahn buru-buru memberinya penjelasan kalau konsep syuting kali ini adalah keluarga yang sudah lama tak bertemu karena kesibukan mereka, dan berkumpul begitu mendengar Song Yi dioperasi. Konsep keluarga bahagia.
“Presdir Ahn, don’t worry. Kalau begitu bagaimana jika kita mulai syuting saat aku keluar dari taksi?” tanya ibu Song Yi. “Sambil menangis. Aku bisa menangis dalam waktu 3 detik.”
“Good idea!”
Yoon Jae kesal karena ibunya lebih mementingkan hal seperti itu daripada menjenguk puterinya. Ia langsung berjalan masuk ke dalam. Ketika kamera mengikutinya, Yoon Jae membentak mereka dan mengancam akan menghancurkan kamera mereka jika tidak berhenti mengikutinya.
Ibu Yoon Jae beralasan pada wartawan bahwa ada pepatah “bahkan alien pun takut pada murid SMP dan SMA hingga tidak bisa mng-incasi bumi”. Ia memutuskan untuk berakting sendirian tanpa Yoon Jae. Ia akan berusaha agar mereka bertiga terlihat seperti keluarga bahagia. Ia membual aktingnya lebih bagus dari Song Yi.
Yoon Jae masuk ke kamar kakaknya. Ia sama sekali tidak mempedulikan Min Joon yang duduk diam membaca koran di sofa.
“Masih hidup?” ujar Yoon Jae sinis pada kakaknya.
Song Yi langsung menegur adiknya yang tidak pernah mengangkat teleponnya dan sering meninggalkan rumah. Yoon Jae memalingkan wajahnya dari kakaknya, tapi ia terlihat khawatir ketika Song Yi memegangi perutnya karena sakit bekas operasi.
Yoon Jae menyuruh kakaknya istirahat, yang penting ia sudah melihat kakaknya masih hidup.
“Hei, kau pergi begitu saja padahal hampir setahun kita tidak bertemu? Ke sini, aku akan memberimu uang saku.”
“Lupakan, aku bekerja paruh waktu untuk menunjang hidupku.”
Song Yi kesal, kenapa Yoon Jae bekerja? Bukankah ia sudah menyuruh adiknya diam di rumah dan belajar. Namun Yoon Jae berkata ia pergi dari rumah justru karena tidak mau menggunakan uang kakaknya.
Song Yi merasa terpukul mendengar perkataan adiknya. Yoon Jae meminta kakaknya tidak mengirim uang lagi ke rumah. Karena uang kakaknya lah maka keluarga mereka menjadi seperti ini. Jika bukan karena Song Yi, ayah mereka juga tidak akan seperti itu.
Song Yi marah. Namun belum sempat ia mengatakan apa-apa, ibunya sudah masuk sambil pura-pura menangis diikuti para wartawan. Song Yi dan Yoon Jae menahan kekesalan mereka melihat tingkah ibu mereka.
“Ibu di sini. Puteraku, kau pasti sangat sedih melihat kakakmu terluka. Lihat ekspresinya. Anak-anak ini sangat saling menyayangi,” kata ibu Song Yi dengan suara dibuat memelas.
Yoon Jae berbalik pergi. Song Yi sediih melihat adiknya pergi. Dan ia marah pada ibunya karena telah menyebabkan adiknya pergi. Ia membentak ibunya di depan kamera.
“Ibu, pergilah! Semuanya harap keluar,” ujar Song Yi. Presdir Ahn memberi isyarat untuk menghentikan rekaman.
Semua hal ini tak lepas dari pengamatan Min Joon.
Ibu Song Yi mengomel puterinya tambah lama tambah buruk temperamennya. Presdir Ahn berkata kontrak Song Yi akan berakhir bulan depan. Ibu Song Yi akan memperpanjangnya, bukan? Karena selama ini ibu Song Yi yang selalu menandatangani kontrak. Hmmm…aneh juga ya, kan Song Yi bukan artis di bawah umur.
“Entahlah, Jeguk(!) dan Phantom terus menerus menghubungiku,” kata ibu Song Yi jual mahal. Ia berkata mereka sudah terlalu lama bekerja dengan Presdir Ahn, bukankah sudah waktunya mencari sarang baru? Ia suka barang baru. Presdir Ahn langsung menangkap maksudnya dan mengajak ibu Song Yi berbelanja.
Seorang pria berdiri di seberang rumah sakit. Ketika melihat Yoon Jae, ia langsung membalikkan tubuhnya namun terus melihat ke arah Yoon Jae pergi dengan sedih. Min Joon keluar dan melihatnya. Sepertinya ia tahu kalau pria itu ayah Song Yi.
Song Yi berdiri di dekat jendela, mengingat ayahnya. Ketika remaja ia suka menunggu ayahnya di depan rumah meski turun salju. Ia akan menyambut ayahnya dengan gembira. Ayahnya membawakan ayam goreng kesukaan Song Yi. Song Yi berkata di saat hujan salju seperti ini, ayan dan bir adalah yang terenak.
Ayah Song Yi berkata Song Yi hanya boleh minum cola karena masih kecil. Ia berharap puterinya cepat besar dan mereka bisa minum bir dan makan ayam bersama.
Namun harapan tinggal harapan. Song Yi menghapus air matanya dan bertanya-tanya mengapa dirinya seperti ini. Sementara ayahnya tidak masuk ke dalam dan berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.
Direktur Hwang duduk di kantornya dan menyuntikkan insulin ke dalam tubuhnya. Jae Kyung meneleponnya dan memintanya naik ke kantornya. Direktur Hwang pergi ke kantor Jae Kyung tapi ia melihat lift ditutup karena rusak, karena itu ia memutuskan naik tangga.
Hanya saja baru beberapa langkah ia menaiki tangga, kepalanya terasa sangat pusing. Pegangannya terlepas dan ia jatuh berguling ke bawah. Dengan sisa kekuatannya, ia meraih ponselnya untuk meminta bantuan. Namun seseorang menendang ponselnya lalu turun ke bawah. Direktur Hwang tak kuat lagi.
Ayah Jae Kyung terkejut bukan main mendengar kematian Direktur Hwang. Jae Kyung melaporkan pada ayahnya bahwa Direktur Hwang terkena serangan jantung karena overdosis insulin. Ayahnya tidak bisa percaya karena Direktur Hwang sudah lama terkena diabetes dan ia bukan orang yang ceroboh. Ia memerintahkan agar mereka segera pergi ke tempat Direktur Hwag disemayamkan. Jae Kyung menurut.
Song Yi didandani asistennya sebelum keluar dari rumah sakit. Bom masuk dan melaporkan bahwa sepatu Song Yi tidak ditemukan. Ia dengar Min Joon yang mengambilnya. Song Yi bingung kenapa cuma sepatu yang hilang sementara yang lainnya ada. Ia lalu teringat Min Joon pernah mengamati sepatunya.
Min Joon memberikan kuliah mengenai cinta. Cinta adalah senjata untuk mendapat kesenangan badani dan manusia menciptakan fantasi terindah dan termanis mereka untuk mewujudkannya. Cinta tidak akan bertahan selamanya. Masa kadaluarsa cinta mengikuti hukum alam dan tidak seorangpun bisa menghindari kenyataan itu.
Cinta itu suci karena bisa mempertahakan spesies dan berkembang biak. Tidak kurang atau lebih dari itu. Karena itu jangan biarkan orang yang berharga dalam hidup kita menderita karena ilusi sesaat oleh yang namanya cinta.
Tiba-tiba pager Min Joon berbunyi. Para mahasiswa berbisik-bisik karena pager itu kuno banget gitu loh
Siapa lagi yang menghubunginya kalau bukan Song Yi. Min Joon menyuruh Song Yi tidak menghubunginya lagi dan menghapus nomornya. Song Yi langsung menanyakan sepatunya. Mana aku tahu, jawab Min Joon. Ia tidak tahu apa-apa mengenai sepatu itu.
Tapi Song Yi tidak percaya. Sebenarnya ia berterima kasih atas bantuan Min Joon selama ini, tapi bagaimana bisa Min Joon menusuknya dari belakang seperti ini. Min Joon berkeras ia tidak tahu apa yang Song Yi tuduhkan.
“Apa kau akan mengenakan sepatu wanita untuk sesuatu yang penting?!”
“Sudah kubilang aku tidak mengambilnya!”
Jejeng….sepatu itu bertengger di rak sepatu Min Joon.
Han Yu Ra makan malam dengan Jae Kyung. Yu Ra protes karena ia dengar Hwi Kyung masih mengejar-ngejar Song Yi. Ia meminta Jae Kyung menghentikannya.
“Untuk apa?” tanya Jae Kyung.
“Untuk apa? Oppa dan aku akan menikah. Jika adikmu menikah dengan Chun Song Yi, maka aku dan Chun Song Yi akan menjadi satu keluarga. Ugh, aku benci dia!”
“Aku akan menikah denganmu?”
Memangnya tidak? Yu Ra balik bertanya. Mereka telah bertemu seperti ini selama setahun. Terlebih lagi mereka bertemu diam-diam hingga tak ada yang tahu.
Jae Kyung meletakkan garpunya dan mengguncang gelas winenya. Ia bertanya apa Yu Ra ingin semua orang mengetahui hubungan mereka. Yu Ra bertanya apa Jae Kyung tidak akan menikahinya. Jika tidak, maka sebaiknya mereka putus. Jae Kyung diam saja dan meminum wine-nya.
Yu Ra bersikap lebih manis dan mengajak Jae Kyung menikah jika Jae Kyung tidak mau putus dengannya.
“Apa Oppa bersikap seperti ini karena mantan istrimu? Kau tahu aku berbeda dari wanita itu. Dan juga, aku tidak akan mengatakan pada siapapun apa yang telah kuketahui,” kata Yu Ra penuh arti.
Ia lalu mengajak Jae Kyung datang bersama ke pesta pernikah Noh Sae Yeon karena mereka sama-sama diundang. Jae Kyung tersenyum dan tidak menolak. Namun ada kemarahan tersembunyi di balik senyum itu.
Song Yi didandani di salon untuk menghadiri pesta pernikahan. Periasnya memuji Song Yi yang bertambah cantik. Song Yi mengeluh, pantas saja orang-orang menyumpahinya jika ia datang ke pernikahan dan menyebutnya penganggu (karena lebih cantik dan menarik perhatian dibandingkan dengan pengantinnya).
Song Yi mengomel kenapa Noh Sae Yeon mengadakan pesta pernikahan di kapal pesiar. Apa agar ia tenggelam atau semacamnya? Perias itu berpendapat, pernikahan di kapal pesiar lebih privat dibandingkan di hotel.
Asisten Song Yi datang membawakan sepatu untuk Song Yi. Sepatu yang persis sama dengan sepatunya yang hilang, namun ukurannya lebih kecil.
Song Yi jadi kesal. Ia mengirim pesan ke pager Min Joon.
“Permisi, Professor Do Min Joon. Ini aku, Chun Song Yi. Aku membeli sepatu itu lagi setelah melalui berbagai kesulitan untuk mendapatkannya. Aku membiarkan masalah ini kali ini karena aku berhutang budi atas bantuanmu. Tapi minta maaflah padaku suatu saat nanti. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa kau mengambil sepatu-sepatu itu.”
Yu Ra melihat Song Yi dan langsung mencari gara-gara lagi. Bukankah ia sudah melarang Song Yi lewat di hadapannya? Apa boleh buat, kata Song yi. Mereka akan bertemu lagi di pernikahan nanti malam.
Yu Ra melarang Song Yi datang. Kenapa? Tanya Song Yi. Apa Yu Ra takut hanya ada foto-foto Song Yi yang menghiasi setiap artikel padahal sudah berdandan mati-matian? Ia menasihati agar Yu Ra lebih percaya diri.
Yu Ra berteriak kesal. Song Yi memberitahu Yu Ra bahwa ia akan menjadi pemeran utama film yang sangat diinginkan Yu Ra. Ia dengar Yu Ra menginginkan film itu hingga bersedia menurunkan honornya, karena itu ia bersedia menjadi pemeran utama film itu jika honornya juga dikurangi. Ia pikir itu satu-satunya cara agar Yu Ra tidak tersinggung. Lalu Song Yi membungkuk hormat seakan meledek Yu Ra dan pergi.
Yu Ra berteriak. “Aku akan membunuh wanita jalang itu atau aku akan membunuh diriku sendiri!!!”
Min Joon mendengar pesan Song Yi dari telepon umum. Di layar gedung depannya, ditayangkan para selebritis yang menghadiri acara pernikahan Noh Sae Yeon di kapal pesiar. Dan Min Joon melihat Song Yi adalah salah satu dari mereka, dengan mengenakan sepatu yang sama.
(Bersambung)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !