SINOPSIS LENGKAP :
Min Joon mengaku kalau kemampuan supernya yang paling hebat adalah menghentikan waktu, dan ia sering menghentikan waktu ketika mengucapkan ‘Aku mencintaimu’ pada Song Yi dimana Song Yi tak mungkin mengingatnya. “Aku takut jika aku mengatakan hal ini saat waktu masih berjalan, waktuku akan habis dan aku akan menghilang. Karena itu aku hanya mengatakan saat waktu berhenti.”
Namun kali ini Min Joon tak menghentikan waktu saat berkata, “Aku mencintaimu Chun Song Yi. Aku mencintaimu.”
“Kau yang ada di dalam waktuku, dan juga kau yang tak ada di dalam waktuku.. Aku mencintaimu,” Song Yi menyandarkan kepala di pangkuan Min Joon, meresapi setiap belaian Min Joon di rambutnya.
Di perpustakaan Min Joon menjelaskan kalau semenjak empat ratus tahun sejak ia datang, ada prinsip yang selalu ia pegang teguh, yaitu jika ia tak sanggup memiliki sesuatu yang akhirnya akan menghilang, maka ia memilih untuk tak memilikinya. Entah itu benda atau seseorang, ia memilih untuk tak mencintainya atau memilikinya.
“Dan aku selalu mematuhi prinsip itu. Tapi dalam waktu 3 bulan, prinsip itu runtuh.”
Sambil berbaring berpelukan, Song Yi bertanya kapan Min Joon menyukainya untuk pertama kali?
Di kursi yang sama, Min Joon menjawab, “Ketika kami bertemu di lift atau ketika ia menyerbu rumahku saat mabuk. Di waktu yang tak terbatas itu, aku sudah menyukainya, aku ingin memilikinya dan aku tak ingin kehilangannya. Aku sedang memikirkan apa yang terbaik yang bisa kulakukan untuknya.”
“Ujian terakhirku sedang dimulai. Apakah aku akan mampu mengatasi ujian ini?”
Mereka berdiri di balkon dan Song Yi tak dapat menyembunyikan kekagumannya pada langit Seoul yang terang penuh bintang. “Kurasa ini akan menjadi pertunjukan langit yang paling spektakuler sepanjang 400 tahun ini.”
Dan ternyata hari ini adalah hari yang tidak dinanti. Hari dimana komet Deep South End melintasi Bumi dengan jarak orbit terdekat adalah 350 ribu km. Tapi dari pengamatan nampak kalau orbitnya sedikit berubah karena planet lain, sehingga jarak komet dari bumi menjadi 40 ribu km. Dan itu berarti akan jauh lebih banyak meteorit di langit dan masyarakat diperingatkan untuk berhati-hati akan hujan meteor.
Peringatan itu tak menyurutkan para penduduk bumi untuk menikmati pemandangan langit yang mempesona. Begitu banyak bintang jatuh. Tak hanya satu dua atau sepuluh dua puluh. Tapi ratusan bintang jatuh membuat orang-orang antusias mengabadikannya dengan kamera mereka.
Hanya Min Joon dan Song Yi yang tak antusias. Walau begitu Song Yi bertanya, “Apakah kau mau membuat harapan?”
Min Joon mencemooh ide itu, karena bintang jatuh itu hanyalah batu-batu yang berguguran dan menurutnya hal yang paling konyol dari makhluk Bumi adalah saat mereka membuat harapan pada meteorit.
Tapi ia tetap memejamkan mata saat Song Yi bertanya apakah Min Joon tak mau mengucapkan harapannya sekarang. Ia pun menaruh mug-nya dan memejamkan mata, mengikuti Song Yi.
Bintang jatuh semakin banyak, membuat orang awam, fotografer, wartawan, bahkan astronomis yang berkumpul di observatorium berseru kegirangan, terpesona melihat bintang jatuh yang seakan tak ada habisnya itu. Benar-benar pertunjukan langit yang spektakuler.
Namun peringatan akan hujan meteor itu tak main-main, karena beberapa meteor jatuh dengan cepat dan menimbulkan percikan api. Salah satu meteor berpijar sangat terang, membuat orang-orang ada di observatorium menjerit ketakutan dan mencari tempat berlindung.
Tapi tidak bagi orang-orang yang ada di pinggir sungai. Sepertinya jarak mereka tak terlalu dekat dengan meteor api, namun masih bisa melihat dengan jelas meteor yang berpijar itu. Salah satu pria terkejut melihat salah satu meteor yang melaju sangat kencang, tapi tidak jatuh malah seakan melesat terbang dan menghilang, seperti UFO. Tapi pacarnya tak melihat hal itu, menganggap semuanya sama, hujan meteor.
Meteor itu berhenti di angkasa, dan menjadi pesawat bundar dan memiliki banyak sinar, menerangi hutan yang ada di bawahnya.
Dan Min Joon merasakannya. Ujung-ujung jarinya mulai menghilang. Min Joon tak percaya melihatnya dan menatap Song Yi yang masih tenggelam dalam doanya. Walau setelah itu ujung jarinya kembali normal dan ia dapat merasakan kembali, tapi ia tahu waktunya hampir tiba.
Dengan tangan yang masih bisa merasa, ia ingin menyentuh Song Yi, tapi ia urungkan. Ia hanya memanggil Song Yi, “Song Yi yang kucintai..”
Song Yi tetap memejamkan mata dan menggenggam tangannya semakin erat, walau ia tetap mendengarkan permintaan Min Joon. Min Joon meminta Song Yi untuk tak memakai baju terbuka saat cuaca dingin. Song Yi jauh lebih cantik saat memakai baju tertutup.
Air mata Song Yi mulai mengalir saat Min Joon memintanya untuk tak melakukan adegan ciuman atau pelukan dari belakang, juga drama yang ada adegan dewasa. “Jangan menyanyi dan menangis sendiri. Jangan makan sendirian. Jangan mabuk dan masuk rumah sembarang orang.”
Min Joon menoleh pada Song Yi, tapi Song Yi berdiri membelakanginya, tak ingin memperlihatkan air mata di depan Min Joon. Hanya isak lirih yang terdengar. Sepertinya Min Joon juga tak sanggup jika melihat Song Yi.
Ia pun melanjutkan dengan suara hampir tercekat di tenggorokan, “Dan jangan menatap langit di malam hari, mengira-kira apakah bintang ini atau bintang yang itu. Kau tak mungkin bisa melihatnya dari sini. Tapi… aku akan melihat tempat ini setiap hari, di tempat kau tinggal.”
Song Yi tersedu-sedu mendengar permintaan Min Joon yang terbata-bata menahan tangis, “Aku.. akan mencoba untuk kembali setiap hari. Aku akan mencari cara untuk bisa tinggal bersama denganmu selama mungkin, tak peduli apa yang akan terjadi. Aku pasti akan melakukannya.”
“Tapi..” Min Joon pecah, tak dapat menahan tangis, “Jika aku.. jika aku tak dapat kembali.. Maka lupakanlah segalanya. Semuanya.”
Song Yi semakin tersedu mendengar permintaan Min Joon. Bagaimana mungkin ia dapat lupa? “Apa kau pikir aku ini bodoh? Kau benar-benar tak bertanggung jawab kalau kau mengatakan itu, Do Min Joon!” Tak terdengar jawaban, dan Song Yi memintanya untuk menjawab. Tapi tetap tak terdengar jawaban, dan Song Yi semakin menangis cemas dan khawatir.
Ia tak berani menoleh hanya terus memohon, “Jawablah aku, Do Min Joon! Apakah kau di sana? Apakah kau masih di sana?”
Hanya kesunyian yang Song Yi dengar, membuat ketakutan yang selama ini ia rasakan akan menjadi jadi. Ragu-ragu ia berbalik,
dan tak ada Min Joon di sana.
Song Yi menangis sesenggukan, bertanya apakah waktunya masih tersisa? Song Yi melarang Min Joon untuk pergi setelah mengucapkan semua itu sedangkan ia sendiri belum mengucapkan selamat tinggal, “Kau jangan bercanda”
Tapi kali ini Min Joon benar-benar menghilang dan tak kembali lagi. Song Yi berteriak marah. Air matanya mengalir deras, “Keluar!! Keluarlah..! Kumohon keluarlah..!”
Di bawah langit yang mempesona, Song Yi menangis tersedu-sedu.
Di sebuah tempat, seperti yang dilihat Min Joon sebelumnya, Min Joon menyaksikan ujung jarinya perlahan-lahan menghilang, merambat ke seluruh tubuh menjadi butiran debu yang berpijar terbang.
Dan menghilang.
Dalam perjalanan, Beom bertanya pada Manajer Ahn apakah Manajer Ahn yakin kalau usahanya ini akan berhasil?
Manajer Ahn tak tahu dengan Song Yi tapi yang ia tahu, ibu Song Yi pasti tak akan tahan dengan siraman hadiah yang akan ia berikan. Ia membawa tas super mahal untuk membujuk ibu Song Yi. Tapi menurut Beom malah sebaliknya, Song Yi lebih gampang. Yang paling susah malah ibu Song Yi yang tentunya menyimpan dendam.
“Apakah aku terlalu kejam?”
“Sedikit keterlaluan.” Jujur banget si Beom.
Dan benar saja dugaan Beom. Ibu Song Yi melotot marah walau melihat Manajer Ahn dan Beom membawa tas yang besar-besar. Ia langsung menarik pintu. Tapi Manajer Ahn sudah bersiap dengan menyorongkan kakinya untuk mengganjal pintu, “Ibu, setidaknya Ibu harus menerima hadiahnya. Ini keluaran tahun 2014, loh..”
Ibu Song Yi tak antusias mendengarnya. Ia harus menjual semua tasnya saat mereka kesulitan keuangan. Manajer Ahn langsung menyambar, “Aduhh.. apakah seperti itu? Tas yang ini lebih bagus lagi. Biarkan aku yang mengisi ruang baju ibu.”
Tapi ibu tetap jual mahal. Tiga bulan terakhir ini membuatnya shock. Ia juga merasa dikhianati, “Memang kau kemana saja selama ini?”
“Aku.. di rumah saja..” jawab Manajer Ahn. Tentu saja ibu tahu kalau itu bohong. Ia menutup pintu kembali, dan kali ini Manajer Ahn menggadaikan lehernya untuk mengganjal pintu. Hahaha.. banting aja, bu.. banting pintunya, biar jadi tiang gantungan buat Manajer Ahn.
Manajer Ahn menjelaskan pada ibu kalau semua orang merasa menyesal telah menyalahkan Song Yi atas kematian Han Yoo Ra. Bahkan keyword yang sekarang nomor satu adalah Maafkan aku, Chun Song Yi. “Tak ada kesempatan yang lebih baik lagi daripada sekarang ini, Song Yi harus melakukan comebacknya sekarang. Dan jika ia mau melakukannya, ia harus melakukannya denganku, Ahn Dong Min. Tak ada yang mengenal Song Yi daripada aku.”
Ibu terdiam mendengarnya, nampak sedih. Pada mereka, akhirnya ia berkata kalau ia tak butuh bonus atau tas baru. Ia hanya ingin mereka melakukan sesuatu pada Song Yi. Tentu saja hal ini mengejutkan Manajer Ahn dan Beom.
Mata Ibu berkaca-kaca saat menceritakan kalau Song Yi tak makan selama berhari-hari. Song Yi juga tak bisa tidur. “Song Yi tak mau keluar dari rumah Do Min Joon. Aku tak tahu kemana ia melarikan diri. Aku tak pernah melihatnya lagi.”
Seperti mayat hidup, Song Yi mengambil gelas untuk minum. Tapi ia kaget saat melihat gelasnya direbut oleh Min Joon. Ia tak percaya melihat Min Joon menuangkan air ke gelas itu dan ngomel, “Jangan menyentuh barang-barangku saat aku pergi. Guci yang kau pecahkan kemarin itu ada tandtangannya Tuan Heo Gyun. Sudah kukatakan padamu kalau guci itu tak sama dengan guci palsu yang dijual di Yi Cheon.”
Song Yi seakan linglung saat menerima gelas dari Min Joon. Saat ia akan meminumnya, ia melirik Min Joon. Tapi Min Joon sudah lenyap. Dan ia melihat gelas yang tadi sudah diisi air oleh Min Joon. Gelasnya kering, kosong melompong. Semua itu hanyalah halusinasinya.
Jae Kyung mulai diadili dengan Jaksa Yoo yang menjadi penuntut umum. Ia mulai membeberkan tuduhan penyekapan mantan istri Jae Kyung, Yang Min Joo, selama 7 tahun dengan bantuan salah seorang dokter. Saat kejadian ini terungkap, Jae Kyung kembali menculik Yang Min Joo dan memenjarakannya lagi. Jae Kyung juga menjadi tersangka utama kematian Han Yoo Ra.
Jae Kyung tetap tenang mendengar tuduhan yang Jaksa Yoo padanya, yang mengatakan kalau asistennya, Lee Shin, telah bersaksi dan mengakui semuanya. Ia bergeming saat Jaksa Yoo meminta penahanan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sekarang tiba saat pengacaranya untuk bicara membela dirinya. Jae Kyung tersenyum, karena semua sudah ada dalam genggamannya. Jadi betapa kagetnya ia saat pengacaranya berkata, “Tak ada bantahan.”
Semua terperanjat mendengarnya, bahkan Jaksa Yoo dan Detektif Park yang hadir juga kaget melihat perkembangan yang tak terduga-duga ini. Hanya Presdir Lee dan Hwi Kyung yang tidak.
Jae Kyung menatap ayahnya dan Hwi Kyung. Ia akhirnya menduga apa yang terjadi saat ia sedang ada di dalam tahanan.
Pada ayahnya, ia masih berpura-pura tak bersalah dan merasa menjadi korban. Ia meyakinkan ayahnya kalau semuanya akan beres setelah semuanya dibersihkan karena ia tak bersalah. “Tapi yang pertama, kirim Hwi Kyung pergi ke tempat yang jauh.”
“Setelah itu?” Presdir Lee bertanya.
“Semua yang terjadi akan dijatuhkan ke asistenku,” bisik Jae Kyung, tak ingin orang lain mendengar. “Hubungi orang tuanya. Mereka adalah orang yang tak mampu.”
Ayahnya memotong dan berkata kalau semua harta atas nama Jae Kyung akan diberikan pada masyarakat. Jae Kyung setuju, bahkan menganggap itu ide bagus karena tindakan ini akan mengembalikan citranya. Tapi ayahnya menambahkan, “Dan aku tak ada niat untuk mengeluarkanmu. Kau akan menghabiskan sisa hidupmu di penjara yang dingin.”
Jae Kyung kaget mendengar ucapan ayahnya. Apakah ayahnya tak memikirkan perusahaan mereka? Siapa yang mampu memimpin perusahaan jika ia keluar? Ayah menjawab kalau ia akan pensiun dan perusahaan akan dikelola secara professional. Jae Kyung tak tahu apa yang ditunjukkan Hwi Kyung pada ayah, tapi masalah perusahaan ini tak sesederhana itu. Yang mereka bicarakan adalah perusahaan yang selama ini menjadi hidup ayah.
Ayah tahu hal itu. “Yang aku tak tahu adalah monster seperti apa yang ada dalam keluargaku. Aku bahkan tak tahu kapan monster itu memangsa anakku.” Saat Jae Kyung kecil, Jae Kyung berkelahi hingga membuat temannya separuh buta. “Seharusnya aku tak menutupi masalah itu dengan uang.”
Ayah seakan hancur saat mengakui kalau semua yang terjadi ini adalah kesalahannya. “Aku tak berpikir kalau kau juga akan melakukannya pada kakakmu.”
Jae Kyung tak tersentuh melihat ayahnya menangis tersedu-sedu. Ia malah bertanya apakah Hwi Kyung yang menceritakan semua itu? Jae Kyung tertawa dan bertanya apakah Hwi Kyung cerita kalau ia yang membunuh Han Kyung? Ayah seharusnya tak mempercayai Hwi Kyung karena rekaman itu telah dimanipulasi. “Ini adalah akal-akalan Hwi Kyung untuk mencuri perusahaan. Ayah jangan mau dibodohi!”
Jae meminta ayahnya mengeluarkannya dari penjara dan ia akan membuktikan semuanya saat ia keluar. Ia akan membuktikan kalau Hwi Kyung telah berbohong.
Ayah meminta Jae Kyung untuk berhenti. “Semua ini sudah berakhir.”
Dan Jae Kyung pun berubah menjadi Jae Kyung yang berbeda. Ia berkata kalau tak seharusnya ayah tak memperlakukannya seperti ini. Banyak yang bisa ia lakukan. Tapi ayah tak mau mendengarnya lagi. Ia menoleh pada penjaga, isyarat kalau ia sudah selesai.
Tapi Jae Kyung belum selesai. Dengan nada mengancam, ia berkata kalau ia dapat keluar dengan kemampuannya sendiri. “Apa ayah pikir aku tak sanggup! Jangan halangi jalanku, mengerti?!! Jangan lakukan apapun!”
Ayah tak menatap putranya yang berjalan pergi meninggalkan ruangan. Tangan ayah terkepal, menahan tangis dan perasaannya yang sangat hancur karena harus menjebloskan anaknya sendiri ke dalam penjara.
Di rumah Min Joon yang gelap, Song Yi tak dapat berhenti memikirkan Min Joon. Ia melihat-lihat foto dan pesan LINE-nya. Saat itulah ia baru menyadari pesan yang baru ia baca sekarang.
Aku merindukanmu. Ia teringat saat di rumah sakit, tiba-tiba Min Joon muncul dan menyuruhnya untuk membuka pesan LINE di handphone. Saat itu ia tak mengerti apa maksudnya, tapi sekarang ia mengerti.
Hwi Kyung mengunjunginya dengan membawa ayam goreng dan bir. Dari ibu Song Yi, ia tahu kalau Song Yi ada di sini. Melihat Song Yi sendirian di rumah Min Joon, ia mengomeli si pemilik rumah yang pergi.
“Kemana ia pergi? Eh bukan.. kenapa ia pergi? Padahal aku sudah pernah bicara padanya kalau ia meninggalkanmu sendiri, aku akan mengambil tempatnya.” Hwi Kyung menggelengkan kepala tak percaya, “Bagaimana mungkin ia pergi setelah aku bicara seperti itu?”
Pandangan Song Yi kosong saat menjelaskan pada sahabatnya kalau Min Joon telah mengerahkan semua kekuatan untuknya. Tapi yang membuatnya tak tahan adalah ia terlalu lama menyadari hal itu dan ia tak dapat melakukan apapun untuk Min Joon. Bahkan ia juga tak sempat mengucapkan selamat tinggal.
Song Yi akan menunggu Min Joon yang sedang berusaha di sana untuk kembali. “Ia mungkin tak akan kembali. Tapi aku tak akan melupakannya. Aku tak akan melupakan apapun. Dan aku akan terus menunggunya.”
“Jadi makanlah sesuatu sambil menunggunya kembali,” Hwi Kyung mulai membuka bungkusan makanan dan meneruskan, “Dia meminta bantuanku.”
“Bantuan?”
Dan kita mendengar lanjutan pembicaraan Min Joon dan Hwi Kyung saat Song Yi mengambil dompet.
Min Joon memberitahukan kalau ia akan segera pergi. Dan kalau Song Yi ditinggal sendirian, hal yang paling ia khawatirkan adalah Hwi Kyung. “Tapi sebaliknya, kau juga yang bisa aku andalkan. Jadi.. kumohon padamu.”
“Apa?”
“Tetaplah di sisinya.”
Hwi Kyung berkata kalau itu pasti ia lakukan tanpa Min Joon minta. Tapi bukan hanya itu yang diminta Min Joon, “Aku memintamu untuk tetap di sisinya. Bukan untuk mengambil posisiku.”
“Itu terserah padaku. Seperti kau melindunginya dengan caramu, aku akan melindunginya dengan caraku,” jawab Hwi Kyung ketus.
Song Yi bertanya apakah Min Joon benar-benar meminta bantuan Hwi Kyung? Hwi Kyung mengangguk dan menyuruh Song Yi untuk makan. Ia juga membawa bubur untuk Song Yi. Ibu Song Yi benar-benar mengkhawatirkannya.
Tapi Song Yi seakan tak mendengar ucapan Hwi Kyung. Perhatiannya tercurah pada tanaman layu yang sekarang mulai menghijau kembali. “Tanamannya kembali hidup,” Song Yi tak dapat menyembunyikan kegembiraannya.”
Hwi Kyung heran melihat mood Song Yi yang tiba-tiba berubah. Song Yi menjelaskan kalau Min Joon pasti sudah tiba dengan selamat. “Sekarang dia pasti baik-baik saja. Tak akan pernah sakit lagi.”
Hwi Kyung heran dengan ucapan Song Yi yang tak ia mengerti. Tapi Song Yi tak menjelaskan, malah bicara pada daun-daun yang menghijau, “Tanaman, jangan sakit lagi. Mulai sekarang aku akan merawatmu.”
Hwi Kyung pulang dan menelepon ibu Song Yi, memberitahu kalau Song Yi sudah mau makan. Setelah menutup telepon, Hwi Kyung menghela nafas panjang mengingat Min Joon, “Pria brengsek.”
Song Yi pulang dan melihat Yoon Jae sedang membersihkan teleskop milik Min Joon. Ternyata Min Joon memberikan teleskop itu padanya.
Kok bisa?
Ternyata Min Joon pernah mengundang Yoon Jae ke rumahnya. Min Joon memberitahu Yoon Jae yang disuguhi minum susu coklat (aww.. cute), kalau ia akan pergi untuk melakukan sebuah perjalanan.
Yoon Jae pun berbisik konspiratif, “Apakah perjalanan ini adalah perjalanan yang seperti aku pikirkan?” Min Joon bingung mendengarnya, maka Yoon Jae memperjelas, “Apakah kau butuh sepeda dengan keranjang di depan?”
Bwahaha… LOL.. ET lagi? Dan Yoon Jae pun mengacungkan telunjuknya lagi mengharap bertemu dengan telunjuk Min Joon. Haduhh nih anak, untung dia sukanya ET dan bukan Mars Attack.
Min Joon tersenyum tapi menurunkan telunjuk adik pacarnya itu. Ia menjelaskan kalau perjalanan yang akan ia lakukan itu butuh waktu cukup lama, maka ia butuh bantuan Yoon Jae.
Yoon Jae langsung antusias mendengarkan Min Joon yang berkata, “Dengarkanlah kakakmu selama aku pergi.” Yoon Jae langsung mengerang enggan mendengarnya, apalagi mendengar permintaan Min Joon yang berikutnya, “Bersikaplah yang baik padanya dan lakukan apa yang kakakmu perintahkan.”
“Itu sedikit.. Bahkan jika kau yang memintaku..” Yoon Jae mencari kata-kata yang tepat untuk menolak Min Joon. Tapi Min Joon memotongnya dengan berkata akan memberikan teleskopnya pada Yoon Jae. Mata Yoon Jae langsung berbinar, “Kedua-duanya? Aku akan mati jika ia memintaku untuk melakukannya.”
Min Joon terkekeh geli dan menambahkan, “Jangan menyulitkannya. Lindungilah ia dengan terus berada di sisinya.”
Yoon Jae mengangguk-angguk dan meminta agar diperbolehkan memeluk Min Joon. Tapi belum sempat Min Joon menolak, Yoon Jae sudah menubruk hyung-nya.
Song Yi heran dengan Min Joon yang memasrahkan dirinya di tangan banyak pria. Dan lagi-lagi ia tak menjawab pertanyaan Yoon Jae yang hampir sama dengan Hwi Kyung sebelumnya. Kemana Min Joon pergi dan kapan perjalanan Min Joon berakhir?
Sutradara kesal karena Song Yi kembali berulah. Walau Song Yi sudah diberi cuti selama 2 minggu, tapi Song Yi masih tak mau datang ke lokasi syuting. “Dia sekarang jadi sok karena sekarang dia populer lagi. Apa perlu aku memecatnya?!”
Se Mi yang mendengarnya langsung mendekati si sutradara dan menyarankan agar sutradara memecat Song Yi saja. Se Mi membaca banyak artikel yang memberitakan kalau Song Yi mendapat banyak tawaran naskah. Orang-orang ingin Song Yi kembali.
Se Mi pun melakukan psikologi terbalik. “Jujur aku tak menyukainya. Bagaimana kalau kita pecat saja Song Yi? Film ini akan menjadi box office cukup dengan aku saja. Apa kau pikir film ini akan gagal?”
Dan misi Se Mi pun berhasil karena sutradara bicara dengan memaksakan senyum, kalau ia tak bermaksud memecat Song Yi. Sutradara pun meminta Se Mi untuk menghubungi Song Yi karena mereka berdua kan bersahabat. Se Mi menjawab pendek kalau mereka tak berteman.
Bok Ja yang patah hati pergi ke salon dan meminta kapster untuk memotong pendek rambutnya. Kapster itu tentu saja bengong, mau lebih pendek bagaimana lagi? Bok Ja menjawab dengan nada sedih, “Aku ingin memotong rambutku dan memotong perasaan yang menghinggapiku.”
Kapster itu heran karena lagi-lagi masalah pria. Ia bertanya pria mana lagi yang membuat Bok Ja patah hati? Bok Ja menjawab,”Kukira aku bermain tarik ulur dengannya. Ternyata aku hanya tarik-tarik-tarik saja. Dan kemudian teman yang paling aku percayai…” orang salon itu terkejut mendengar kisah klasik tentang cinta segitiga antar sahabat. “Aku yang memberinya nasihat. Semuanya berlangsung mulus karena aku.”
“Ia benar-benar gadis yang jahat!” seru wanita itu berapi-api.
Dan gadis jahat itu tak terduga duduk di sebelah Bok Ja. Bok Ja frustasi melihat Song Yi. Tapi Song Yi lebih frustasi lagi. Dengan nada stress, Song Yi meminta, “Aku juga ingin potong rambut. Jangan..” Song Yi tiba-tiba mewek dan berteriak, “Gundul saja! Sampai licin!”
“Heh! Nggak boleh!” Bok Ja yang menolak kasar, membuat kapster itu bingung dan mencerna apa yang sedang terjadi. “Kau pikir semua orang bisa kelihatan cantik dengan rambut pendek? Sebagian tampang cantikmu itu berasal dari rambutmu. Nggak boleh!”
Bok Ja heran melihat Song Yi yang tertawa-tawa mendengar bagaimana Min Joon menganggapnya penjual burung kertas. Song Yi merasa cerita Bok Ja itu sangat lucu, “Aku tak mau membelinya. Aku tahu pasti mukanya seperti apa saat ia mengatakan itu. Ceritakan lagi.”
“Apa lagi?”
“Ceritakan padaku tentangnya lagi,” pinta Song Yi masih tertawa-tawa, bahkan sampai cegukan. Tapi Bok Ja tak memiliki cerita tentang Min Joon. Hanya itu saja pertemuannya dengan Min Joon. Tapi Song Yi tetap minta Bok Ja mengulang cerita itu lagi.
Bok Ja akhirnya menyadari kalau Song Yi tidak tertawa, bahkan Song Yi tidak cegukan. “Song Yi-ahh.. apakah kau menangis?” Bok Ja menghela nafas, kasihan pada temannya yang sekarang menangis sesegukan.
Terdengar bunyi bel. Ternyata Se Mi yang datang dan mengenali teman lamanya, Bok Ja. Bok Ja hanya bisa pasrah, “Sudah 10 tahun sejak aku mengganti nama. Panggil aku Hae In. Kumohon padamu.”
Se Mi kaget melihat kondisi Song Yi. Bok Ja berbisik, “Karena Do Min Joon.” Se Mi datang dengan membawa jadwal syuting Song Yi beserta ancaman dari sutradara yang akan memecatnya jika Song Yi besok tak datang.
Tapi Song Yi tak peduli. Ia terus menangis dan bertanya apakah Se Mi tak memiliki cerita yang lain. “Kau juga pernah bertemu dengan Do Min Joon, kan? Apakah kau tak punya cerita lucu tentangnya? Kau pasti punya kan? Apa saja, ceritakan padaku.”
Se Mi terbelalak melihat kondisi Song Yi yang sudah sampai dalam taraf seperti ini. Ia hanya bisa berpandang-pandangan dengan Bok Ja, kasihan.
Di tempat tidur, Song Yi berbaring dan menggumamkan nama Do Min Joon, memanggilnya. Tiba-tiba pintu terbuka, membuat Song Yi langsung bangun. Min Joon pernah melakukan hal ini sebelumnya, muncul tiba-tiba.
Tapi yang muncul adalah Se Mi. Song Yi pun berbaring lagi. Se Mi bertanya apakah ia benar-benar Chun Song Yi? Song Yi malah balik bertanya butuh berapa lama sampai hatinya tak sakit saat membicarakan Min Joon? Apakah saat itu pasti akan datang?
Se Mi menggambarkan perasaan yang dirasakan Song Yi sekarang. “Kau tak dapat berhenti memikirkannya. Dan rasanya jauh lebih sulit untuk tak memikirkannya. Hingga pada suatu saat, kau tiba-tiba menyadari kalau kau teringat padanya. Dan kemudian kau berpikir, ‘Ahh.. aku sedang memikirkan hal lain sampai aku memikirkannya.’ Dan pada saat itulah rasanya tak sakit lagi.”
Song Yi pun bertanya pada Se Mi yang terdengar ahli dalam masalah ini. “Dan butuh berapa lama untuk melakukannya?”
“Lima belas tahun?”
“Apa kau bercanda?”
“Aku butuh 15 tahun. Dan sekarang tak terasa sakit lagi.”
Song Yi bersimpati pada Se Mi, “Pasti rasanya sangat berat.” Ia menghela nafas panjang, “Jika membutuhkan waktu selama itu, bagaimana aku bisa hidup?”
Dan Song Yi duduk di perpustakaan. Sepertinya ia mulai ikut menulis di jurnal milik Min Joon, karena ia berkata, “Se Mi benar. Sekarang, sangat sulit untuk berusaha tak memikirkannya daripada memikirkannya. Karena itulah aku pergi ke tempat-tempat dimana kami pergi sendirian.”
Song Yi pun berjalan-jalan di pulau sunyi. Di tempat jatuhnya mereka, di tempat saat mereka berdua berteriak tanpa ada orang yang mendengar, di tempat saat Min Joon menggenggam tangannya, di tepi pantai saat Song Yi memintanya untuk pergi ke suatu tempat agar Min Joon tak menghilang. “Saat aku melihatnya kembali, aku jadi merindukannya. Aku jadi mencari jejaknya dan menunggunya.”
“Dan hari itu tiba. Perayaan 100 hari kami. Kami berencana pergi ke Namsan Tower.”
Song Yi menunggu kedatangan Min Joon di restoran tempat Min Joon pernah membawanya kencan. Ia selalu menoleh setiap ada tamu yang datang. Tapi tak satupun dari mereka adalah Min Joon. Min Joon tak pernah muncul hingga restoran sepi dan pelayang membersihkan meja terakhir.
Hingga seseorang tiba-tiba muncul dan duduk di kursi di hadapannya.
Min Joon.
Song Yi menatap Min Joon yang tersenyum kepadanya. Kali ini ia tak berteriak kegirangan ataupun menyapa Min Joon. Ia hanya tersenyum dan mengangguk pada Min Joon, walau air mata menetes di pipinya.
Pelayan selesai membersihkan meja, dan kita melihat kalau tak ada siapapun di hadapan Song Yi. Kali ini Song Yi tak terkejut dan mencari-cari Min Joon.
Ia hanya diam dan memandangi langit, mengingat Min Joon.
Song Yi berkata kalau perayaan 100 hari hubungan mereka telah tiba dan rencana mereka adalah Namsan Tower. Song Yi meneruskan, “Kupikir, saat itulah semua bermula. Kupikir kejadian itu adalah halusinasi. Tapi aku merasa kalau aku benar-benar bisa melihatnya. Tidak, aku memang melihatnya. Aku melihat Do Min Joon. Tapi tentu saja hal itu mustahil. Apakah aku sekarang menjadi gila?”
Tapi yang merasakan hal ini tak hanya Song Yi. Pengacara Jang pun merasakannya.
Suatu kali, Pengacara Jang ke rumah Min Joon dan sangat bahagia melihat tanaman Min Joon. Sambil menyirami ia berkata pada tanaman itu, “Anda nampak sangat sehat sekarang. Saya merasa lega.”
“Pengacara Jang?”
“Ya,” Pengacara Jang otomatis berbalik, dan berlari memeluk sosok Min Joon yang tersenyum padanya, “Tuan..”
Tapi Min Joon telah menghilang ditelan udara kosong.
Pengacara Jang terkekeh mengingat hal itu. Song Yi pun merasa aneh karena hal itu. Maka ia pergi ke rumah sakit untuk konsultasi dengan psikiater dan menurut psikiater, yang mereka alami adalah stress akut karena berduka atas sebuah perpisahan yang tak akan pernah bertemu lagi yang sama dengan kematian. Dan Song Yi tersenyum pada Pengacara Jang yang mengalami hal yang sama dengannya, “Ia pasti juga sangat berarti bagi Anda.”
Yoon Jae memberitahu ibunya kalau ia menemukan asteroid baru. Dengan menggunakan teleskop milik Min Joon, ia melihat ada asteroid baru yang muncul. Mulanya ia tak tahu benda apa itu, tapi benda itu terus muncul saat ia meneropong. Ia pun melaporkan temuan ini ke lembaga yang berwenang yang diteruskan ke IAU (International Astronomical Union), lengkap dengan posisi dan rotasinya. Dan sekarang ia mendapat nomor sementara untuk penamaan asteroiditu.
Ibu tak mengerti apa yang dikatakan Yoon Jae. Tapi ia senang mendengar Yoon Jae bisa menamai asteroid yang ditemukan. Ia pun mengusulkan namanya sebagai nama asteroid itu. Tapi Yoon Jae sudah memiliki calon nama, “Do Min Joon.”
Ibu kesal mendengar nama itu, nama si alien atau penipu yang membuat hati kakak Yoon Jae hancur. Yoon Jae membela Min Joon yang katanya sedang melakukan sebuah perjalanan. Dan ia berharap agar ia bisa mendapatkan hak penamaan itu, karena butuh waktu 3 tahun untuk IAU mem-verifikasi hasil temuannya.
Dan waktu pun berjalan tanpa henti. Tiga tahun kemudian iklan yang memasang wajah Se Mi, sekarang berganti dengan wajah Song Yi. Yang berarti Song Yi kembali ke puncak popularitasnya.
Yoon Jae pun menjadi orang Korea yang ke-21 yang menemukan asteroid baru dan berhak menamai asteroid itu. Seorang wartawan yang mewawancarainya, memuji Yoon Jae yang bekerja keras dan professional selama setahun pertama dan hal itu sulit jika dilakukan oleh orang biasa. “Jadi bagaimana Anda bisa melakukannya?”
Yoon Jae berkata kalau semua itu berkat pembimbingnya, orang yang paling ia hormati, yang paling banyak membantunya. Wartawan itu bertanya apakah pembimbing Yoon Jae adalah orang yang namanya dijadikan nama asteroid baru itu. Yoon Jae membenarkan. “Beliau adalah Do Min Joon, yang namanya saya jadikan untuk nama asteroid.”
Wawancara berakhir dan Bok Ja muncul dengan rambut cukup panjang (yang berarti ia sudah lama tak patah hati). Dan melihat Bok Ja yang bersikap manis pada Yoon Jae, sepertinya ia naksir Yoon Jae.
Yoon Jae bertanya mengapa Bok Ja datang padahal ada toko yang harus dijaga. Bok Ja menjawab kalau citra Yoon Jae akan lebih baik jika ada orang yang mengurusnya. Dan Bok Ja pun sepertinya menjadi Manajer Yoon Jae karena ia yang menerima telepon dari pewawancara Yoon Jae yang berikutnya.
Setelah Bok Ja menutup telepon, dengan acuh Yoon Jae mengajak Bok Ja pergi. Tapi Bok Ja malah menariknya dan berkata kalau tokonya sudah bisa berjalan baik tanpanya. “Kau tumbuhlah dewasa datanglah padaku. Oke?”
Yoon Jae menarik tangannya dan berkata, “Aku tak mau menghancurkan hidupku.” Ia pun berlalu pergi, tapi Bok Ja malah tersenyum mendengar penolakan itu, “Berhentilah main tarik ulur.”
Haduhh.. Bok Ja kayaknya mencontoh Song Yi, nih yang dulu terus menempel pada Min Joon.
Detektif Park dan Jaksa Yoo makan siang bersama dan membicarakan kasus Jae Kyung yang tiba-tiba Jae Kyung menghentikan usahanya untuk naik banding. Dan anehnya, Grup S&C sedikit memberi bantuan hukum pada Jae Kyung. Kuasa hukum Jae Kyung sekarang minta agar kliennya dipindahkan ke sel khusus, karena kliennya di sel lamanya Jae Kyung menangis karena melihat korban yang pernah dibunuhnya terus mendatanginya.
Jaksa Yoo menduga kalau penjahat yang memiliki kelainan psikologis dan sekarang menjalani hukuman seumur hidup, orang tersebut akan mengalami gejala bipolar. Bukannya kasihan, Detektif Park malah mensyukuri hal itu.
Hanya saja ada keanehan dari kesaksian Jae Kyung di penjara baru-baru ini. “Ia melihat Do Min Joon.” Detektif Park berkomentar kalau Jae Kyung sekarang sudah gila.
Hmm… atau..apakah Jae Kyung juga merasa sangat kehilangan Min Joon, sama seperti Song Yi dan Pengacara Jang?
Popularitas Song Yi benar-benar sudah kembali, karena Beom dan Mina sekarang yang menemaninya. Hwi Kyung mengunjungi Song Yi di lokasi syuting yang penuh dengan fans dan merasa senang karena Song Yi sudah populer lagi.
Tapi Song Yi mendengar gosip kalau separuh biaya produksi drama ini dibiayai oleh perusahaan Hwi Kyung. Hwi Kyung berlagak tak tahu, karena perusahaannya memang berinvestasi banyak hal. Tapi Song Yi tak percaya, “Apa hanya kebetulan? Lima produksi berturut-turut? Perusahaanmu selalu berinvestasi di proyekku.”
“Masa sih? Lima proyek berturut-turut?” tanya Hwi Kyung polos. “Aku tak tahu karena semua itu bukan urusanku.” Ia pun berpikir dan menyimpulkan,”Ini pasti bukan kebetulan. Ini adalah takdir.”
Benarkah ini adalah jodoh? Semuanya terjawab saat produser drama menyapa Hwi Kyung dan berterima kasih karena Hwi Kyung mau mensponsori drama mereka tanpa banyak tuntutan. Song Yi hanya nyengir sementara Hwi Kyung salah tingkah. Hwi Kyung semakin salah tingkah saat mereka pergi sambil tak lupa mengucapkan terima kasih atas katering yang Hwi Kyung kirimkan untuk mereka.
“Bukan urusanmu? Takdir?” sindir Song Yi.
“Nalurimu tajam, membuat kau selalu memilik proyek yang terbaik,” jawab Hwi Kyung ngeles membela diri. “Ini adalah investasi."
Song Yi mencibir kelakuan Hwi Kyung, tapi jelas ia tak marah.
Namun tiba-tiba pandangannya tertumbuk pada kerumunan fans yang mengambil fotonya dan melambaikan tangan padanya. Hanya satu orang yang tak melakukan itu, malah menatap penuh kerinduan padanya.
Min Joon!
Song Yi segera berlari menghampiri kerumunan fans yang mengarahkan kameranya ke Song Yi. Tapi Song Yi tak peduli. Ia menatap mereka satu per satu, mencari dan berteriak memanggil Do Min Joon. Namun Song Yi tak dapat menemukannya dan akhirnya hanya bisa menangis dan terus berteriak memanggil namanya.
Hwi Kyung segera berlari menghampiri dan memeluk Song Yi yang terisak-isak di dalam pelukannya, “Tak apa-apa. Tenanglah..”
Ibu dan Ayah mendatangi rumah Song Yi karena khawatir mendengar Song Yi menangis di lokasi syuting dan sebelum acara penganugerahan penghargaan. Apakah Song Yi baik-baik saja?
Dengan mata berkaca-kaca Song Yi menjawab kalau ia merindukan Min Joon. “Aku ingin bertemu dengannya.. Aku ingin menyentuhnya… Aku sangat ingin bersama dengannya..” Dan tangisnya pun pecah.
Malam itu adalah malam penganugerahan Korean Film Awards 2017, dan banyak selebritis berjalan di red carpet. Se Mi datang dengan membawa pasangannya, dan para fans berteriak menyambutnya.
Tapi teriakan lebih kencang saat Song Yi turun dari mobil. Mengenakan gaun malam yang anggun walau sedikit terbuka, Song Yi berjalan di red carpet dengan percaya diri. Teriakan pujian dan kilatan lampu kamera menghujani Song Yi yang berdiri di panggung red karpet dan melambaikan tangan pada kerumunan itu.
Dan tiba-tiba waktu berhenti dan semua orang mematung. Namun anehnya, Song Yi tak ikut menjadi patung. Song Yi heran melihat sekitarnya.
Akhirnya ia melihat sesuatu yang bergerak. Tepatnya hanya satu sosok yang bergerak. Seorang pria berjalan pelan, tanpa terburu-buru, muncul dari kerumunan patung dan menatapnya.
Min Joon.
Tak percaya pada penghilatannya dan tak sanggup berkata apapun, Song Yi menghampiri Min Joon yang menaiki tangga. Lidahnya masih kelu saat Min Joon memakaikan jas ke bahunya dan berkata, “Sudah kubilang agar kau tidak pergi keluar dengan menunjukkan kulitmu.”
Song Yi ragu-ragu mengulurkan tangan, ingin menyentuh pipi Min Joon. Nafasnya hampir berhenti saat tangannya merasakan wajah Min Joon. Ia tak bermimpi. Min Joon mengusap air mata yang tak terasa menetes di pipi Song Yi.
“Do Min Joon?”
“Ya, ini aku,” jawab Min Joon memastikan kalau kali ini bukanlah imajinasi Song Yi. “Ini aku.”
Ucapan dan sentuhan Min Joon menghapuskan keraguan di hati Song Yi. Ia langsung memeluk Min Joon dan menangis tersedu-sedu. Min Joon minta maaf datang terlambat dan menciumnya.
Dan waktu pun berjalan kembali, membuat semua orang berteriak kaget karena tiba-tiba melihat Song Yi sudah berpindah tempat dan mencium Min Joon yang tiba-tiba muncul. Semua kamera langsung mengarah pada mereka dan kilatan blitz menyilaukan, tapi Min Joon dan Song Yi tak peduli. Mereka terus berciuman.
Kali ini Song Yi dan Min Joon duduk di perpustakaan berdua. Min Joon tak dapat menjawab apakah ia kembali untuk selamanya. Ia hanya menjawab kalau ia tak tahu bagaimana menjelaskannya.
Song Yi yang menjawab. “Oh.. ia kembali. Tapi kemudian ia menghilang lagi.” Min Joon tersenyum salah tingkah.
Karena memang benar kenyataanya seperti itu. Ciuman itu belum selesai saat Song Yi merasakan Min Joon menghilang dari pelukannya. Song Yi hanya bisa menatap tangannya yang hanya memeluk udara, sementara orang-orang langsung ribut mempertanyakan kemana hilangnya Min Joon.
Song Yi mencari-cari sosok Min Joon di antara kerumunan wartawan dan fans. Begitu pula yang lainnya, mencari sosok Min Joon. Tapi Min Joon memang menghilang, meninggalkannya sendiri lagi.
Min Joon menjelaskan kalau tiga tahun yang lalu saat ia menghilang, ia tersedot ke suatu tempat yang disebut wormhole atau lubang cacing. Setelah ia kembali dan sadar, ia berusaha keras mencari cara untuk kembali. Dan setelah mencoba berkali-kali, ia akhirnya berhasil kembali ke Bumi, tapi ia hanya bisa tinggal selama 5 – 10 detik.
Dan pertemuan di Namsan itu adalah keberhasilan pertamanya. “Tentu saja saat itu aku menghilang tanpa bisa mengucapkan satu kata pun.”
Song Yi tersenyum dan menambahkan, “Ternyata aku tak salah lihat ataupun halusinasi.”
Pada keberhasilan keduanya, Min Joon masih sempat mengucapkan sebuah kata, sayangnya pertemuan kedua itu bukan dengan Song Yi.
Ternyata pertemuan kedua itu adalah saat ia bertemu Pengacara Jang yang sedang menyirami tanaman dan ia menyapa Pengacara Jang. “Setelah aku mencoba dan gagal berkali-kali, akhirnya aku berhasil walau aku tak sengaja menakut-nakuti seseorang.”
Dan orang itu adalah Jae Kyung yang terpana ketakutan melihat sosok Min Joon yang berkata, “Apakah kau kehilangan segalanya? Uang, keluarga, ketenaran dan orang-orangmu. Aku kembali untuk memeriksa semuanya.”
Jae Kyung terduduk di lantai, dan menutupi telinganya. Dan mungkin itulah mengapa Jae Kyung minta dipindahkan ke sel lain.
Min Joon berkata, terlepas dari semua itu, yang penting adalah ia bisa tinggal lebih lama dan lebih lama lagi. Sambil menggenggam tangan Min Joon, Song Yi berkata kalau memang itulah yang terpenting. “Kali ini ia sudah tinggal selama setahun 2 bulan.”
Dan Song Yi bersantai di rumah Min Joon, menemaninya membaca buku favorit Min Joon dan berkata, “Aku benar-benar bahagia.”
Ia menoleh pada Min Joon. Tapi sosok Min Joon sudah tak ada di sana. Min Joon telah menghilang, meninggalkannya. Song Yi menatap kursi yang sebelumnya ditempati Min Joon, merasa sedikit kehilangan. Ia kemudian menatap langit, pada sebuah bintang yang berkedip cukup terang.
Song Yi pun tersenyum. Di samping, buku yang baru saja terbuka menampakkan halaman yang baru saja dibaca Min Joon, “Pada suatu ketika ada seekor kelinci, yang menemukan sebuah jalan untuk kembali ke Bumi.”
Epilog
Song Yi bertanya, “Apakah sulit rasanya melihatnya menghilang tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dulu?” Ia pun menjawab, “Tentu saja. Tapi hal itu membuatku merasa semakin mencintainya, karena setiap momen kami bersama bisa menjadi momen terakhir kami. Dan hal itu membuat membuat setiap momen menjadi berharga.”
Song Yi tertidur di kamar Min Joon. Saat ia membuka mata, ia melihat kalau Min Joon sudah ada di sampingnya lagi, tersenyum dan berkata, “Aku pulang.”
Song Yi tersenyum dan memeluk Min Joon.
Karena namanya adalah epilog, maka tambahan epilog ini hanya satu menit, jadi total epilog untuk episode 21 adalah 2 menit.
Tak ada kalimat yang terucap, jadi tak diperlukan subtitle. Hanya bahasa tubuh mereka yang mengungkapkan bagaimana Song Yi akan menghabiskan sisa hidupnya.
Epilog My Love From Another Star Episode 21 - Final
Song Yi bertanya, "Apakah sulit rasanya melihatnya tiba-tiba menghilang tanpa pemberitahuan terlebih dulu?" Ia pun menjawab, "Tentu saja. Tapi hal ini membuatku merasa semakin mencintaina, karena setiap momen kebersamaan kami bisa menjadi momen terakhir kami. Dan hal itu membuat setiap momen menjadi berharga.
Song Yi tertidur di kamar Min Joon. Saat ia membuka mata, Min Joon sudah berbaring di sisinya, tersenyum dan berkata, "Aku pulang."
Song Yi tersenyum dan menyurukkan kepalanya pada Min Joon yang memeluknya.
Di sebuah rumah dengan halaman yang luas, Song Yi keluar menyambut Min Joon yang Joon datang dengan truk, membawa barang-barang mereka.
Ini saatnya mereka pindah ke rumah baru, rumah besar yang lengkap dengan halaman yang luas.
Seperti biasa Min Joon membaca buku dan Song Yi bersantai di pangkuannya. Min Joon menatap Song Yi yang tampak bahagia. Ia pun bahagia.
(Tamat)